Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERIODONSIA

FRENEKTOMI

Disusun oleh :

M. Akbar Zein Ghozali

Rachma Dewi

Tri Wahyuni

Pembimbing :

drg. Ika Andriani, Sp. Perio

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
PENDAHULUAN
 Landasan Teori

Frenulum adalah lipatan kecil dari membran mukosa yang mengakibatkan


bibir atau pipi ke prosesus alveolaris dan berfungsi membatasi pergerakan pipi
atau bibir (Carranza, 1996).

Perawatan frenulum tinggi di atasi dengan pemotongan frenulum (frenektomi)


atau dengan membuang seluruh bagian dari frenulum (frenektomi). Frenektomi
adalah prosedur bedah yang dilakukan untuk menghilangkan sebagian atau
seluruh frenulum yang tinggi dengan menggunakan pisau bedah atau
electrosurgery.

Anatomi Gingiva :

1. Margin Gingival/Gingiva Bebas

Yaitu bagian gingival yang mengelilingi leher gingival. Tidak melekat secara
langsung pada gigi dan membentuk dinding jaringan lunak sulkus gingiva.

2. Ceruk Gingiva

Yaitu garis dangkal atau lekukan pada permukaan gingival yang memisahkan
gingiva bebas dan gingiva cekat.

3. Gingiva berkeratin

Yaitu bagian gingival yang berkeratin yang meluas dari tepi gingival ke
pertemuan mukogingiva

4. Gingiva Cekat

Yaitu bagian gingival yang meluas ke apical dari daerah ceruk gingival bebas
(free gingival groove) kea rah pertemuan gingival.

5. Pertemuan mukogingival

Yaitu garis berlekuk-lekuk yang memisahkan gingival berkeratin dan mukosa


alveolar.

6. Ceruk interdental
Yaitu ceruk vertical sejajar dengan sumbu panjang gigi, terdapat pada daerah
interdental gingiva cekat.

7. Papila interdental

Yaitu bagian gingival yang mengisi ruang interproksimal antara dua gigi yang
bersebelahan.

8. Sulkus Gingiva (Krevis)

Yaitu ruang atau celah yang dibatasi oleh gigi dan gingival bebas serta didasari
oleh epithelium junctional (penghubung)

9. Frenulum
yaitu lipatan kecil dari membran mukosa yang mengikat bibir atau pipi ke
prosessus alveolaris dan berfungsi membatasi pergerakan pipi atau bibir
(Carranza,1996).
Frenulum labialis superior adalah sisa dari struktur embrio yang menghubungkan
tuberkula bibir atas ke papilla palatina. Frenulum labial pada masa bayi normalnya mempunyai
daerah perlekatan yang rendah di dekat puncak prosesus alveolaris atas di garis tengah. Pada periode
gigi susu, frenulum labialis superior sering terlihat melekat pada prossesus alveolaris di
antara gigi - gigi insisivus sentral atas.

Bersamaan dengan pertumbuhan dentoalveolar yang normal, prossesus alveolaris atas


akan tumbuh ke bawah dan daerah perlekatan frenulum labialis superior akan semakin
rendah pada maksila ( Foster,1997). Pada kasus ini daerah perlekatan yang rendah tetap
ada, dan frenulum tampak menyebabkan terbentuknya celah di garis tengah, antara gigi-gigi
incisivus sentral atas 11 dan 21. Letak frenulum yang normal terhadap jaringan periodontal
adalah melekat pada gingiva cekat sehingga pada waktu berfungsi tidak menimbulkan tarikan yang
berlebih (Grant, 1986). Perlekatan frenulum tinggi pada bibir atas terjadi pada permukaan
labial antara insisivus sentralis maksila, adanya perlekatan ini berakibat timbulnya
gingivitis dan diastemasentral. Perlekatan frenulum tinggi pada area insisivus sentralis
maksila ini lebih banyak insidensinya dibanding pada mandibula baik pada sisi labial
maupun lingualnya.

 Tujuan Frenektomi

- Mencegah relapsnya perawatan orthodonsi

- Mencegah resesi jaringan

- Membantu fungsi bicara

- Estetik

- Pembaruan jaringan sekitar gigi meliputi kontur gingiva, posisi gingiva dan papilla.

 Klasifikasi perlekatan frenulum terbagi menjadi 3 macam menurut Gunadi


(1995) :
a) Frenulum rendah : seluruh frenulum melekat pada mukosa alveolar

b) Frenulum sedang : seluruh frenulum melekat pada mukosa alveolar sampai dengan
gingiva cekat

c) Frenulum tinggi : seluruh frenulum melekat pada mukosa alveolar sampai dengan
gingiva cekat dan gingiva tepi.

 Indikasi dan Kontraindikasi frenektomi

a) Indikasi

- Perlekatan frenulum yang tinggi yang memperhebat inflamasi gingiva dan poket

- Diastema sentralis yang dapat menghambat perawatan orthodonsi

- Ankiloglossia *untuk frenulum lingualis

b) Kontraindikasi

- Pasien dengan riwayat penyakit sistemik (ex : DM, Hemofilia, dll)

- Psikologis pasien tidak mendukung (takut, cemas, tekanan darah rendah, takikardi)
LAPORAN KASUS

 Identifikasi
Nama : Intan Suci Nuraini

Umur : 15 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku : Jawa

Alamat : Sidorejo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul

No. RM : 30982

 Pemeriksaan Subjektif :
CC : Pasien mengeluhkan terdapat gusi yang terlihat besar pada sekitar gigi seri
atasnya.

PI : Pasien mengeluhkan terdapat gusi yang terlihat besar pada sekitar gigi seri
atasnya. Keluhan tersebut dirasakan pasien sejak 3 minggu yang lalu. Ketika pasien
ingin dilakukan pemotongan gusi, dokter gigi yang menangani menyarankan jika
perlekatan gusi di antara gigi depan atas diambil atau dipotong terlebih dahulu supaya
ketika dilakukan pemotongan pada gusi yang membesar tersebut bisa berjalan dengan
baik.

PDH : Pasien pernah ke dokter gigi untuk membersihkan karang giginya 1 bulan
yang lalu. Pasien pernah dilakukan pencabutan gigi geraham kiri 4 bulan yang lalu.

PMH : Pasien tidak dicurigai mempunyai riwayat penyakit sistemik. Tidak sedang
konsumsi obat apapun, tidak memiliki alergi obat.

FH : ayah dan ibu pasien tidak dicurigai memiliki penyakit sistemik

Pemeriksaan Objektif :
a. Pemeriksaan Ekstra oral

Tidak ada kelainan/ keluhan pada jaringan sekitar kepala, leher, TMJ dan jaringan
limponodi pasien.

b. Pemeriksaan intra oral

Terdapat frenulum labialis sedang, tebal. Jaringan disekitar frenulum normal dan
sehat.

c. Pemeriksaan penunjang

Vital Sign :
- Tekanan darah : 100/80 (Normal)
- Nadi : 82 X/menit
- Respirasi : 20 X/menit
- Suhu : Afebris

Penampakan Klinis :

d. Assesment

Frenulum sedang dan tebal

e. Treatment

- Foto klinis

- Frenektomi

- Kontrol – observasi
PROSEDUR KERJA DAN TAHAPAN PERAWATAN
 Persiapan fisik pasien :
Pasien dalam kondisi sehat, cukup tidur, telah makan, tidak dalam kondisi
lelah, tidak ada penyakit sistemik (jika ada, harus dalam keadaan terkontrol).

 Persiapan Alat dan bahan


Alat :

- Spuit injeksi

- Needle holder

- Scalpel

- Blade no 12 dan 15

- Jarum suturing (2 buah)

- Kuret

- Hemostat

- Rasparatorium kecil

Bahan :

- Pehacain

- Kassa

- Kapas

- Periodontal pack

- Benang suturing

- Povidon iodin

- Salin

 Tahapan Perawatan
1. Desinfeksi area atau daerah yang akan dibedah dengan iod.

2. Pemberian lokal anastesi pada distal dan mesial frenulum masing-masing 1 cc, serta
injeksi anastesi ½ cc di bagian palatal untuk injeksi nervus nasopalatina.

3. Tempatkan hemostat menjepit di tengah frenulum


4. Insisi horizontal dibuat dengan menggunakan pisau Swan-morton no. 15 pada
mukogingival-junction. Insisi pertama dibagian superior dari hemostat untuk
melepaskan perlekatan dengan bibir.

5. Kemudian bagian frenulum labialis di daerah inferior hemostat kita insisi untuk
melepaskan dari mukosa alveolaris maupun dasar frenulum. Mukosa tersebut
dihilangkan sampai dasar periosteum termasuk serabut-serabutnya juga dihilangkan.
Lalu suturing dengan interupted suturing.

6. Untuk mencegah relaps dilakukan fenetrasi di daerah permukaan tulang dengan alat
kuret dikerok dan dibersihkan semua jaringan dan serabut periosteum diambil supaya
tidak ada pertemuan serabut bagian koronal dengan bagian apikal.

7. Irigasi dengan saline.

8. Aplikasikan dengan periodontal pack

9. Resepkan analgetik dan antibiotik

10. Kontrol

Setelah 1-2 minggu jahitan dan dressing dapat dilepas. Proses pemulihan yang
sempurna berlangsung selama ±1 bulan.

 Penatalaksanaan Post Frenektomi :


Instruksi pada pasien :

- Minum obat yang telah diresepkan secara teratur.

- Hindari makan dan minuman panas.

- Jangan berkumur terlalu sering.

- Hindari aktifitas fisik yang berlebihan.

- Hindari minuman beralkohol dan merokok post-frenektomi.

- Jangan menyentuh area post-frenektomi dengan menggunakan tangan atau lidah.

Evaluasi tindakan :

1. Pada saat menginsisi muksosa frenulum, lakukan dengan mantap, dan diusahakan dalam
sekali incisi.
2. Saat meretraksi bibir atas, pastikan tidak menutupi hidung sehingga tidak mengganggu
pernapasan pasien.
3. Daerah pasca insisi harus diperiksa kembali untuk mengetahui tidak ada mukosa yang
tertinggal pada daerah incisi.
4. Kerja sama tim sangat diperlukan

PROGNOSA
Diperkirakan hasil perawatan baik, jika frenektomi dilakukan tanpa meninggalkan
jaringan frenulum. Penyembuhan diperkirakan baik karena :

- Pasien tidak mengalami kelainan dalam proses penyembuhan.

- OHI pasien baik.

- Pasien kooperatif.

KESIMPULAN
Frenektomi yang dilakukan untuk menunjang perawatan gingivektomi pada gingiva
yang membesar di dekat frenulum akan memberikan hasil perawatan yang baik
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, Putri Ferina. 2011. Frenektomi. nitnopinky.blogspot.com/2011/12/frenektomi.html.
Carranza jr & newman G.M : Clinical Periodontology, 9th . ed., W. B saunders Company,
Philadelphia, 2002 : 112-113.

Devishree, Sheela Kumar Gujjari, & P.V. Shubhashini. 2012. Frenectomy: A Review with the
Reports of Surgical Technique. J Clin Diagn Res.
Foster T. D. 1999. Buku Ajar Ortodonsi, ed. III. Jakarta : EGC.
Grant D. A., Stern I. B., & Everett F. G. 1972. Orban’s Periodontics, 4thed. Mosby Company,
St. Louis.
Hamzah, Muhammad. 2014. Anatomi Gingiva.
http://hamzahcorner.blogspot.com/2014/01/anatomi-gingiva.html.
Juliatri. 2013. Gingiva atau Gusi. http://www.juliatri.com/2013/05/gingiva.html
Koora K., Muthu M.S, & Rathna P.V. 2007. Spontaneous Closure of Midline Diastema
Following Frenectomy. J Indian Soc Pedod Prev Dent.
Peter F. Fedi, Arthur R. Vernino, & John L. Gray. 2012. Silabus Periodonti Ed. 4. Jakarta :
EGC.
Suproyo hartati, drg. 2009. Penatalaksanaan Penyakit Jaringan Periodontal Edisi 2. Kanwa
Publisher. Yogyakarta

Yogyakarta,

Mengetahui,

Pembimbing

drg. Ika Andriani, Sp. Perio

Anda mungkin juga menyukai