Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KASUS

ULKUS TRAUMATIK

Nama Operator : Rachma Dewi, S.KG


Pembimbing : drg. Afryla Femillian, MDSc

MODUL LESI ORAL


PROGRAM PROFESI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

i
LAPORAN KASUS
LESI ORAL

A. DATA PASIEN
Nama Pasien : Arnika Ayuningrum
No. RM : 052357
Usia : 23 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pakem, Sleman
B. PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Subjektif
Pasien datang mengeluhkan sariawan pada bagian bibir bawah sebelah kiri
sejak 4 hari yang lalu dan terasa sakit. Keluhan tersebut pertama kali muncul setelah
bibir bawahnya terbentur kepala keponakannya saat bermain. Sesaat setelah
terbentur, warna bibirnya berubah menjadi kemerahan selama kurang lebih 2 hari,
kemudian setelah itu berubah menjadi berwarna putih dan terasa sakit. Rasa sakit
tersebut meningkat saat berbicara dan makan. Pasien meredakan rasa sakitnya
dengan tidak banyak berbicara dan makan. Keluhan tersebut belum pernah
diperiksakan ke dokter gigi dan belum pernah diobati rasa sakitnya. Pasien jarang
sekali mengalami sariawan. Pasien rutin menyikat giginya sehari sebanyak 2x pagi
setelah makan dan malam sebelum tidur. Pola makan pasien biasanya teratur yaitu
3 kali sehari setiap harinya dan senang makan nasi beserta lauk pauk seperti ikan,
tempe dan tahu. Namun saat mengalami sariawan, pola makan pasien terganggu
yaitu menjadi 2 kali sehari setiap harinya dan sering makan yang berkuah selama
sariawan untuk mengurangi rasa sakitnya. Pasien jarang mengkonsumsi sayur
mayur. Pasien juga rutin minum air putih setiap hari. Saat sariawan, pasien juga
tidak sedang mengalami stress.
2. Pemeriksaan Objektif
Terdapat lesi ulser berjumlah 1 pada bibir bawah sebelah kiri berdiameter <1
cm, berbentuk oval dengan tepi eritematous.

i
Gambar 1. Gambaran klinis Ulkus Traumatic pada pasien

C. ASSESSMENT
Dx : Ulkus Traumatik

D. TERAPI
Berdasarkan hasil pemeriksaan subjektif dan objektif yang telah dilakukan, maka
pada kasus di atas dapat dilakukan observasi pada ulkus traumatik pasien.
Treatment planning:
1. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
a. Kondisi yang dialami pasien bukan suatu keganasan dan tidak menular
b. Memberikan informasi kepada pasien terkait penyebab ulser tersebut adalah
trauma akibat benturan dari kepala keponakannya saat bermain.
c. Edukasi kepada pasien untuk lebih berhati-hati ketika keponakannya bermain di
dekatnya sehingga hal serupa tidak terjadi lagi.
d. Luka akan sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu 6-10 hari.
2. Observasi
3. Kontrol dan evaluasi

i
E. PEMBAHASAN
Traumatik ulser adalah lesi yang paling sering terjadi pada jaringan lunak
rongga mulut karena trauma/cedera fisik, termal, ataupun kimia. Traumatik ulser
dapat disebabkan oleh gigi yang tajam, tambalan yang kasar, instrume dental,
tergigit, iritasi gigi tiruan, benda asing yang tajam, maupun piranti ortodonti cekat.
Traumatik ulser juga bisa disebabkan oleh praktisi kesehatan secara tidak sengaja
melalui perawatan medis atau prosedur diagnostik yang salah seperti tekanan
berlebihan dari saliva ejector, atau menusuk mukosa secara tidak sengaja dengan
instrumen dental. Secara klinis traumatic ulser memiliki ciri: tunggal, sakit,
permukaan berwarna merah muda atau putih kekuningan dan dikelilingi oleh lapisan
tipis eritematosa. Traumatik ulser sembuh tanpa bekas luka dalam 6-10 hari secara
spontan setelah meghilangkan faktor penyebabnya. Jika dalam 10-12 hari ulser masih
ada, harus dilakukan biopsi untuk mencegah terjadinya kanker. (Regezi JA, dkk.
2017)

F. KESIMPULAN
Traumatik ulser adalah lesi yang paling sering terjadi pada jaringan lunak rongga
mulut karena trauma fisik, termal, ataupun kimia. Traumatik ulser sembuh tanpa bekas
luka dalam 6-10 hari secara spontan setelah meghilangkan faktor penyebabnya.

Yogyakarta, 6 Maret 2019

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Mahasiswa

drg. Afryla Femilian, MDSc Rachma Dewi,S.KG

i
i

Anda mungkin juga menyukai