Anda di halaman 1dari 15

DISKUSI MODUL

LESI ORAL
ULKUS
TRAUMATIK
Nama : Farah Azza Soufana
NIPP : 20194020002
DPJP : drg. Dwi Suhartiningtyas, MDSc
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. SB
Usia : 24 tahun 1 bulan 13 hari
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Mahasiswa S2 Hukum UGM
Alamat : Yogyakarta
Nomor RM : 52527
Tanggal Kunjungan : 19/02/21
SUBJEKTIF
● CC: Pasien mengeluhkan terdapat sariawan pada gusi bagian dalam sebelah kiri
atas, dibawah gigi M2nya (27)
● PI:
- Keluhan tsb dirasakan sejak malam satu hari sebelumnya.
- Awalnya daerah tsb pernah tersodok sikat gigi
- Sariawan tersebut terasa sedikit sakit dan agak mengganggu ketika mengunyah
makanan atau menyikat gigi, dengan skala sakit 2 (1-5)
- Selama 1tahun ini, pasien belum pernah mengalami sariawan
- Pasien tdk pernah mengalami riwayat sariawan berulang sebelumnya
- Sariawan yang dirasakan pasien belum diobati.
SUBJEKTIF
● PDH: Pasien pernah ke dokter gigi utk melakukan pemeriksaan gigi rutin ±1,5 th yg lalu.
Pasien menyikat gigi dalam sehari sebanyak 3x, ketika pagi setelah sarapan, sore ketika
mandi dan malam sebelum tidur
● PMH: Pasien tdk dicurigai memiliki riwayat penyakit sistemik & alergi
● FH: Bapak, Ibu & kakak perempuan pasien tdk memiliki keluhan yg sama serta tidakk
dicurigai memiliki riwayat penyakit sistemik
● SH:
- Pasien merupakan mahasiswa semester awal denga aktifitas rendah (kuliah 80% lewat
online saja)
- Pasien mengkonsumsi buah & sayur setiap hari (ibu pasien selal memasak sayur di menu
makan setiap hari dan sebelum makan pasien selalu memakan buah (jeruk, apel, anggur,
strawberry))
- Pasien mengkonsumsi kopi hitam dlm seminggu ±3 kali
- Pasien berolahraga gym setiap 4x dalam seminggu dengan waktu ±2jam
- Pasien tidak mempunyai kebiasaan buruk.
- Pasien sudah berhenti merokok ±2 tahun
OBJEKTIF

Terdapat lesi ulserasi dg dasar berwarna


putih kekuningan pada gingiva bagian
kiri atas dibawah gigi 27. Lesi
berjumlah multiple, berbentuk bulat dg
diameter masing-masing ±1 mm,
berbatas jelas, tepi irreguler &
haloeritematous.
ASSESSMENT

Dx: Ulkus traumatik


DD: SAR minor, SAR mayor, SAR herpetiform
Etiologi: Trauma mekanis
PLANNING
01 KIE

Komunikasi Informasi Edukasi


Menyampaikan pada pasien Dan terjadi pada - Instruksikan pasien untuk kontrol 1 minggu lagi
bahwa keluhan yg dirasakan pasien karena utk memastikan proses penyembuhan berjalan dg
pasien dalam istilah kedokteran area tsb terluka baik
gigi adalah ulkus traumatik. Ulkus akibat tersodok - Perbanyak konsumsi sayur & buah utk membantu
traumatik bukanlah sebuah sikat gigi. proses penyembuhan luka
keganasan & dapat sembuh dg - Sikat gigi 2 kali sehari, pagi setelah sarapan &
sendirinya setelah 10 – 14 hari, malam sebelum tidur, dg durasi selama 2 menit &
jika etiologi dihilangkan. diajarkan cara menyikat gigi yg benar, agar tidak
tersodok kembali

02 Observasi

03 Kontrol
KONTROL (18 Maret 2021)

● S: Pasien datang tanpa keluhan,


sudah tidak ada rasa sakit &
sariawan sudah sembuh serta tdk
ada keluhan serupa yg muncul
kembali di area rongga mulut
● O: Terdapat permukaan mukosa
berwarna merah muda
● A: Mukosa normal
● P: Kontrol
DISKUSI

Definisi
Ulkus merupakan lesi primer yang terbentuk
karena hilangnya jaringan lapisan epitelium
hingga melebihi membran basalis dan
terbukanya jaringan ikat dibawahnya
(Rahmawati et al., 2018).
DISKUSI
Etiologi: trauma, sumber trauma biasanya terlihat jelas di dekat lesi (Langlais,2015)

Mekanik Kimia Iatrogenik Termal

- Contoh: tergigit, tersodok sikat - Contoh: aspirin Contoh: etsa, hidrogen Permukaan mukosa
gigi, kontak dg gigi atau - Pada luka peroksida terkena benda panas
restorasi yg patah, ill fitting bakar akibat
denture aspirin batas
- Gambaran: bervariasi sesuai kurang jelas,
dg intensitas & ukuran agen mengandung
penyebabnya permukaan
- Ulser biasanya biasanya putih yg
terlihat sedikit depresi & oval melekat
- Haloeritema terlihat pada longgar &
bagian tepi pada awalnya & mengalami
semakin muda seiring proses koagulasi
penyembuhan
- Bagian tengah ulser biasanya
berwarna abu – abu kuning
PATHOGENESIS

● Ulkus  keadaan patologis ditandai dengan hilangnya jaringan epitel (lapisan


epitelium), akibat dari ekskavasi permukaan jaringan yg lebih dalam dari
jaringan epitel (Dorland, 2002)
● Ulkus  hilangnya jaringan epitel sehingga jaringan ikat terbuka  disebabkan
oleh peradangan yg menembus membran mukosa/kulit. Terbukanya ujun saraf
bebas pada lamina propria  rasa sakit ( Regezi, 2008)
DIAGNOSA BANDING
● Gambaran klinisnya: ulserasi yg muncul berulang, nyeri, tunggal atau multipel
dan bulat atau oval dengan dasar nekrotik.
● Tiga subtipe klinis telah ditetapkan sesuai dengan ukurannya, jumlah & durasi
terjadinya ulserasi ini yaitu, minor, mayor, dan herpetiform
(Preeti, dkk., 2011).
SAR Minor SAR Mayor SAR Herpetiform
- Varian yang paling umum - Ulserasi berdiameter lebih dari - Ulserasi yang jumlahnya
- Ukuran yang bervariasi dari 8-10 1cm mencapai 100
mm - Paling Umum terjadi di mukosa - Berukuran Kecil dengan
- Paling sering terlihat pada labial, palatum molle, & ujung Diameter 2-3 mm
permukaan mukosa yang tidak tenggorokan, terkadang dapat - Ulserasi ini dapat menyatu untuk
berkeratin seperti mukosa labial, terjadi di mukosa pengunyahan membentuk tukak besar yang
mukosa bukal, & dasar mulut seperti dorsum lidah atau gingiva tidak teratur
- Ulserasi ini dapat sembuh dalam - Waktu penyembuhan hingga 6 - Bertahan sekitar 10-14 Hari
10-14 hari tanpa jaringan parut. minggu dengan jaringan parut. - Lebih sering terjadi pada Wanita
& Orang Tua
PENANGANAN & TERAPI
● Penatalaksanaan pengobatan ulkus tergantung dari ukuran, durasi & lokasi
-Ulkus ini akan sembuh dg sendirinya dalam waktu 10 hingga 14 hari apabila
iritan penyebab dihilangkan karena terjadi proses keratinisasi dan pembaharuan
sel-sel epitel mukosa oral (Langlais, 2015).
● Terapi simptomatik: kortikosteroid seperti Triamcinolone Acetonide 0,1%
sebagai antiinflamasi.
● Terapi suportif: mengkonsumsi makanan yg lunak & tdk terlalu panas, pemberian
obat kumur mengandung antiseptik seperti Klorheksidin Gluconat 0,2 % (jika
pasien kesulitan sikat gigi, lesi multiple/besar), pemberian vitamin C 500 mg
sebanyak 10 tablet diminum 1 kali sehari setelah makan.

(Lewis & Jordan, 2004; Sunarjo, dkk., 2015)


DAFTAR PUSTAKA
● Dorland WA, Newman. (2002). Kamus Kedokteran Dorland. Andy Setiawan
dkk., penerjemah; Hemi Koesoemawati, penyunting. Ed ke-29. Jakarta: EGC,
Terjemahan dari Dorland’s Illustrated Medical Dictionary.
● Langlais, R. P., Miller, C. S., & Nield-Gehrig, J. (2015). Lesi Mulut yang Sering
Ditemukan. Jakarta: EGC.
● Lewis & Jordan. (2004). A Colour Handbook of Oral Medicine. London, UK:
Manson Publishing.
● Preeti, L., Magesh, K. T., Rajkumar, K. & Karthik, R. (2011). Recurrent
Aphthous Stomatitis. Journal of Oral and Maxillofacial Pathology, 15(3), pp.
252-256.
● Regezi JA, JJ Sciubba, RCK Jordan. (2008). Oral Pathology: Clinical Pathologic
Correlations 5th Edition. St. Louis: Sauders Elsevier.
● Sunarjo L, Hendari R, Rimbyastuti H. (2015).Manfaat xanthone terhadap
kesembuhan ulkus rongga mulut dilihat dari jumlah sel PMN dan fibroblast.
Odonto Dental Journal,2(2):14-21.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai