Oleh:
Kartika Wulandari
1210342026
Pembimbing :
drg. Surya Nelis, Sp. PM
A. Data Pasien
Tanggal : 18 Juli 2018
Nama Pasien : Chairunisa
Usia : 18 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pariaman
Agama : Islam
Pekerjaan : Siswa
Status : Belum Menikah
No. RM : 008915
B. Pemeriksaan Subjektif
Pasien datang dengan keluhan terasa kasar dan tidak nyaman pada gigi rahang
bawah depan bagian dalam arah ke lidah dan ingin memberihkan karang gigi. Pada saat
pemeriksaan ditemukan adanya bercak berwarna coklat kehitaman pada gingiva anterior
rahang atas dan rahang bawah dan terdapat bintik hitam kecoklatan pada bibir bagian
kiri.
Pasien menyadari adanya pigmentasi (bercak) berwarna coklat kehitaman pada
gingiva anterior rahang atas dan rahang bawah sejak masih duduk dibangku SMP
(kurang lebih 10 tahun yang lalu), tidak mengganggu dan tidak ada keluhan. Pasien
menyadari adanya bintik hitam kecoklatan pada bibir bagian kiri, tidak mengganggu dan
tidak ada keluhan.
Riwayat kesehatan umum baik. Pasien tidak pernah dirawat dirumah sakit.
Pasien mempunyai riwayat alergi udang, kambuh terakhir kali sekitar 2 tahun yang lalu.
Pasien mempunyai riwayat alergi debu dan dingin (kambuh berupa hidung tersumbat,
bersin-bersin dan mata berair), biasanya pasien akan membiarkan saja sampa gejala
hilang, namun jika terasa parah dan pasien merasa perlu melakukan kegiatan lain maka
pasien akan meminum obat (CTM/Procold), terakhir kali kambuh parah dan pasien
meminum obat sekitar 2 bulan lalu. Pasien juga mempunyai riwayat asma sejak kecil,
sering kambuh setidaknya 1 bulan sekali, namun dalam 1 tahun terakhir asma sering
kambuh (3-4 kali/bulan), asma biasanya kambuh pada malam hari dan mengganggu
tidur, biasanya pasien akan meminum obat (salbutamol) jika asma kambuh.
Pasien menyikat gigi dua kali sehari (pagi dan malam), bulu sikat soft, dengan
gerakan kombinasi, dengan tekanan sedang, sikat lidah (-), benang gigi (-), pernah
menggunakan obat kumur (-). Pasien mempunyai kebiasaan mengunyah satu sisi (kanan)
sejak 4 tahun terakhir karena gigi sebelah kiri berlubang dan sakit jika masuk makanan.
Pasien juga mempunyai kebiasaan bernafas melalui mulut karena hidung sering
tersumbat dan juga karena sudah terbiasa. Keluhan Gusi berdarah (-), sering sariawan (-),
mulut kering (-), rasa terbakar (-), bau mulut (+). Perawatan dental rutin ke dokter gigi
(-), pasien pernah datang ke dokter gigi 2 tahun yang lalu untuk membersihkan karang
gigi ke RSGMP Unand.
Ayah pasien mempunyai riwayat hipertensi dan alergi udang. Ibu pasien
mempunya riwayat penyakit asma dan asam urat. Saudara kandung pasien mempunyai
riwayat alergi udang, alergi debu dan dingin, dan asma. Kakek dan nenek dari ayah dan
ibu mempunyai riwayat asma. Saudara sekandung ibu mempunyai riwayat DM dan
hipertensi.
Pasien adalah siswa kelas XII, baru saja selesai ujian nasional SMA dan sedang
sibuk persiapan ujian masuk perguruan tinggi. Pasien aktif organisasi baik dalam
maupun luar sekolah. Makan rutin dan teratur (-), olah raga rutin (-), sering begadang (-),
Tidur cukup 7 jam/hari konsumsi buah dan sayur (-), minum air putih cukup 8 gelas/hari,
merokok (-), lingkungan terpapar rokok (+), alkohol (-), narkoba (-).
C. Pemeriksaan Objektif
Keadaan pasien saat ini baik, pengukuran tekanan darah 90/65 mmHg, nadi
78x/menit, pernafasan 18x/menit, berat badan 56 kg, tinggi badan 160 cm, wajah simetri,
bibir kompeten, bukaan mulut normal dan TMJ tidak ada kelainan. Pemeriksaan kelenjar
limfe tidak teraba dan tidak sakit, warna kulit sawo matang.
Mukosa bukal
Kanan : ditemukan garis putih bentuk memanjang, batas tepi difus,
single,berwarna putih dengan lebar ± 2 mm, dimukosa bukal sepanjang garis
oklusal dari commisura ke gigi paling posterior,tidak dapat dikerok dan tidak sakit.
Kiri : ditemukan garis putih bentuk memanjang, batas tepi difus, single,berwarna
putih dengan lebar ± 2 mm, dimukosa bukal sepanjang garis oklusal dari
commisura ke gigi paling posterior,tidak dapat dikerok dan tidak sakit.
Gingiva :
Ditemukan macula berbentuk pita pada bagian gingiva gigi anterior posterior rahang
atas dan anterior rahang bawah yang menghitam dan memanjang dari gigi 15-25 pada
rahang atas dan memanjang dari gigi 33-43 pada rahang bawah. Tidak ada
pembesaran gingiva, sakit saat palpasi (-).
Bibir
Pada sudut bibir terdapat pigmentasi kecil bewarna coklat kehitaman, lebar ±2 mm,
focal, berbentuk bundar dan tidak ada keluhan
Lidah
Dorsal lidah ditemukan lesi plak bewarna keputihan sepanjang 2/3 posterior lidah, tidak
terasa sakit, dapat dihapus dan tidak meninggalkan daerah eritema. Ditemukan adanya
fissure linear pada midline 2/3 dorsal lidah bagian anterior.
Palatum
Ditemukan penonjolan tulang yang terletak di garis tengah palatum
Lain-lain : Genangan saliva (+), mukosa labial dan bukal cukup lembab, konsistensi
saliva tidak terlalu kental dan tidak terlalu encer.
Pada pemeriksaan gigi geligi ditemukan adanya atrisi pada sebagian besar gigi (gigi
15, 14, 13, 23, 24, 25, 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43 dan 44). Terdapat karies superfisial di
oklusal (gigi 14, 37 dan 47) dan Impaksi gigi 38 dan 48
Gambar
Pembahasan:
Pada kasus ini, penegakan diagnosa dilakukan dengan pemeriksaan subjektif dan
objektif. Pada pemeriksaan subjektif,
Diagnosis pigmentasi gingiva fisiologis ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis
dan pemeriksaan klinis pada pasien. Pada anamnesa didapatkan pasien menyadari
adanya pigmentasi (bercak) berwarna coklat kehitaman pada gingiva anterior rahang atas
dan rahang bawah sejak masih duduk dibangku SMP (kurang lebih 10 tahun yang lalu),
tidak mengganggu dan tidak ada keluhan.
Rencana Perawatan
KIE : menginformasikan kepada pasien bahwa bercak berwarna coklat kehitaman
pada gingiva anterior rahang atas dan rahang bawah disebut pigmentasi gingiva dan ini
merupakan variasi normal yang tidak perlu di khawatirkan. Tidak ada perawatan yang
diperlukan
Pembahasan
Diagnosis nevus labialis ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan
klinis pada pasien. Pada anamnesa didapatkan pasien menyadari adanya bintik hitam
kecoklatan pada bibir bagian kiri, tidak mengganggu dan tidak ada keluhan.
Malformasi jinak melanosit dan sel-sel nevus yang umumnya terjadi di kulit, namun
jarang terjadi pada mukosa (laskaris)
Nevus melanositik termasuk sebuah lesi yang beragam yang berbeda secara klinis
maupun mikroskopis. tidak seperti melanotik macule yang merupakan hasil dari
peningkatan sintesis pigmen melanin, nevus timbul sebagai akibat dari pertumbuhan dan
proliferasi dari melanositic. pada rongga mulut, intramucosal nevus paling sering erjadi,
diikutu dengan blue nevus.
Gambaran morfologi nevus yang berbeda masih terus berkembang. Relatively little is
known about the pathogenesis of the various melanocytic nevi. In fact, there is still debate
as to whether “nevus cells” are a distinct cell type derived from the neural crest or if they
are simply a unique or immature form of melanocyte.4,28 Nonetheless, the lesional nevus
cells are cytologically and biologically distinct from the melanocytes that colonize the
basal cell layer of the epidermis and oral epithelium. Whereas native melanocytes tend to
have a dendritic morphology, most nevic melanocytes tend to be round, ovoid, or spindle
shaped.37 Additional differences include the tendency for nevus cells to closely
approximate one another, if not aggregate in clusters, and their ability to migrate into
and/or within the submucosal tissues.6
Relatif sedikit yang diketahui tentang patogenesis berbagai nevi melanosit. Faktanya,
masih ada perdebatan mengenai apakah “sel nevus” adalah tipe sel yang berbeda yang
berasal dari krista neural atau jika mereka hanya merupakan bentuk melanosit yang unik
atau belum matang. Namun, sel-sel nevus lesi secara sitologis dan biologis berbeda dari
melanosit yang menjajah lapisan sel basal epidermis dan epitel oral. Sedangkan melanosit
asli cenderung memiliki morfologi dendritik, sebagian besar melanosit nevic cenderung
berbentuk bulat, bulat telur, atau berbentuk gelendong.37 Perbedaan tambahan termasuk
kecenderungan sel nevus untuk mendekati satu sama lain, jika tidak agregat dalam
kelompok, dan kemampuan mereka untuk bermigrasi ke dalam dan / atau dalam jaringan
submukosa
Literatur menerangkan bahwa nevus labialis merupakan
Nevus:
Nevi are occurs due to benign proliferation of melanocytes.There are two major types
based on
histology and these two types tend to show differences clinically .They are junctional nevi
and compound
nevi.Both are tend to be appear as brown in colour and may be flat macules or nodular
,sharply defined borders
and asymptomatic and most common sites are palate and gingiva (4)(2).
Nevus:
Nevi terjadi karena proliferasi jinak dari melanosit. Ada dua jenis utama berdasarkan
histologi dan cenderung menunjukkan perbedaan secara klinis, yaitu junctional nevi dan
compound nevi. Keduanya cenderung tampak berwarna cokelat dan mungkin berupa
makula pipih atau nodular, berbatas tegas dan asimptomatik.
Melanotic Macule:
Melanotic macule occurs mainly due to trauma common in females and common sites is
lower lip
(2).The colour may be light or dark brown and homogenous with in each lesion .Macules
usually smaller than
1cm in diameter and they are usually single lesions
Makula melanotik:
Makula melanotik terjadi terutama karena trauma dan umumnya terjadi pada wanita dan
tempat paling umum adalah bibir bawah. Warna mungkin coklat tua hingga coklat terang
dan homogen dengan di setiap lesi. Berdiameter 1 cm dan biasanya berupa lesi tunggal
Rencana Perawatan
KIE : menginformasikan kepada pasien bahwa bintik hitam kecoklatan pada bibir
bagian kiri dekat sudut disebut melanocytic nevus dan ini merupakan variasi normal.
melanocytic nevus tidak membutuhkan perawatan lebih lanjut karena timbul tanpa gejala.
KEPUSTAKAAN
1. Greenberg M.S, Michael G, Jonathan. 2008. Burket’s Oral Medicine. 11th Edition.
Hamilton : BC Deecker Inc.
2. laskaris
3. regezi
4. scully
5. alawi2013
6.
7.
8. Langlais Robert P, et.al. 2009. Color Atlas of Common Oral Disease fourth edition.
Lippincott William & Wilkins, a Wolters Kluwer Business: Philadelphia