Anda di halaman 1dari 11

Diskusi modul lesi

oral
hiperpigmentasi
gingiva

Riska Fitri Febriyanti/20194020061


Preceptor:
Dr. drg. Erlina Sih Mahanani, M.Kes
Identitas Pasien

Nama : Ny. P
No RM : 79057
Usia : 26 tahun
Alamat : Lombok Tengah-NTB
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Karyawan swasta
Pemeriksaan Subjektif

Seorang pasien perempuan berusia 26 tahun datang ke RSGM UMY atas motivasi
operator untuk memeriksakan gusinya yang tampak coklat kehitaman. Pewarnaan tersebut
tampak pada gusi bagian depan pada rahang atas dan bawah. Pasien tidak menyadari hal
tersebut dan tidak mengeluhkan adanya rasa sakit maupun nyeri. Belum pernah dilakukan
pemeriksaan sebelumnya. Pasien menyadari bahwa gusi ibunya juga terdapat warna coklat
kehitaman seperti yang terdapat pada gusinya. Ayah pasien merupakan seorang perokok
aktif. Pasien memiliki kebiasaan menggosok gigi 2-3 kali sehari saat mandi pagi dan sore
hari, terkadang saat sebelum tidur malam. Pasien pernah mengunjungi dokter gigi untuk
mencabutkan gigi geraham kiri bawah sekitar tahun 2013. Pasien tidak pernah merokok.
Pasien merupakan karyawan swasta. Pasien rutin mengkonsumsi buah dan sayur, tetapi
pasien jarang berolahraga. Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit sejak 6 bulan terakhir.
Pasien tidak memiliki alergi obat ataupun makanan dan tidak sedang mengkonsumsi obat
rutin.
Pemeriksaan Objektif
● Pemeriksaan Intra Oral
Terdapat lesi berwarna coklat
kehitaman berbatas jelas, pada
gingival permukaan labial gigi
anterior atas dan gingival permukaan
labial gigi 13-23 dan 33-43 dan tidak
sakit saat di palpasi.
Assestment & Planning

A P
Dx : Hiperpigmentasi
gingiva/ pigmentasi 1. KIE
fisiologis
2. Observasi
Dd : 3. Kontrol dan evaluasi
Smoker’s melanosis
Diagnosis kerja dan diagnosis banding
  Hiperpigmentasi gingiva Smoker’s melanosis
Definisi Pigmentasi mukosa mulut multifokal atau difus yang paling Perubahan warna yang khas pada permukaan mukosa
umum terjadi dan merupakan variasi normal di rongga mulut. perokok.
Etiologi Deposisi melanin yang berlebihan oleh melanosit terutama pada Kandungan asap rokok yang merangsang melanosit untuk
lapisan sel basal. memproduksi melanin lebih banyak sehingga mengalami
deposisi pada sel basal lapisan epitel mukosa mulut.
Gejala Warna coklat-kehitaman yang paling sering ditemui pada Bercak berwarna coklat yang difus, datar dan berukuran
gingiva, menetap dan tidak mengubah struktur jaringan normal asimetris. Biasanya terdapat pada gingiva anterior labial dan
mukosa pipi. Daerah rawan yang lain termasuk palatum,
lidah, mukosa bibir, dan dasar mulut.
Perawatan -Memberi penjelasan bahwa keadaan ini bukan suatu keganasan - Memberi penjelasan bahwa keadaan ini bukan suatu
dan merupakan suatu variasi normal dan tidak perlu perawatan keganasan dan tidak perlu perawatan khusus.
khusus. - Edukasi pasien untuk berhenti merokok agar pigmentasi
-Pada beberapa pasien yang mengeluhkan terganggunya estetik tidak semakin parah.
dapat dilakukan depigmentasi gingiva. - Pada beberapa pasien yang mengeluhkan terganggunya
estetik dapat dilakukan depigmentasi gingiva.
Etiologi
• Faktor Endogen:
- Pigmen utama pewarnaan fisiologis
- Obat atau kontrasepsi oral
- Genetic atau penyakit autoimun

• Faktor Eksogen:
- Logam berat seperti emas, bismuth, merkuri, perak,
timah, timbal dan rokok

• Etiologi pada kasus:


Pada pasien ini terdapat kemungkinan terjadi karena factor
genetic dan paparan rokok, dimana ibu pasien juga
mengalami hal yang sama dan ayah pasien seprang perokok
aktif.
Patofisiologi

Hiperpigmentasi gingiva disebabkan oleh deposisi melanin yang berlebihan oleh melanosit terutama
pada lapisan sel basal dan suprabasal dari epitel. Melanin bertanggung jawab untuk pigmentasi
fisiologis normal dalam rongga mulut. Ditemukan paling sering pada gingiva, palatum durum,
mukosa atau lidah. Penampilannya menyebar, berbentuk bintik-bintik atau makula, dengan berbagai
warna dari cokelat muda sampai hitam. Melanocyte Stimulating Hormone (MSH) meningkatkan
pigmentasi kulit dengan merangsang penyebaran butiran melanin dari melanosit sehingga
menyebabkan penggelapan kulit dan mukosa.
Treatment Planning
1. Komunikasi Infomasi dan Edukasi (KIE)
- Menjelaskan kondisi yang dikeluhkan pasien adalah hiperpigmentasi fisiologis gingiva yang merupakan
variasi normal. Kondisi tersebut bukan merupakan suatu keganasan dan tidak membahayakan.
- Memberitahukan penyebab kondisi pasien kmungkinan akibat genetik/ keturunan dari ayah yang mengalami
hal serupa.
- Memberitahukan faktor predisposisi kondisi pasien
- Edukasi pasien untuk tetap mengobservasi kondisinya dan memeriksakan ke dokter apabila terdapat keluhan
rasa sakit.
- Edukasi untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, menyarankan pasien untuk mengonsumsi buah dan sayur
dan mengurangi makan minum manis.
2. Observasi
3. Kontrol
Daftar Pustaka

1. Lewis, M. A., & Jordan, R. C. (2012). A Color Handbook Oral Medicine (2 ed.). London: Mansion Publishing.

2. Regezi, J., Sciubba, J., & Jordan, R. (2017). Oral pathology: clinical pathologic correlation (7 ed.). St. Louis: Elsevier.

3. Glick, Michael. (2014). Burket’s Oral Medicine (12 ed.). Connecticut: People’s Medical Publishing House.

4. Adityatama, A.P & Ulfah, N. (2015). Penalaksanaan Hiperpigmentasi Gingiva: Laporan Kasus. Makassar Dent J, 4(6),
190-192.

5. Triwidawati, C., & Maduratna, E. (2014). Excessive Melanin Deposition as one of the factors Gingival
Hyperpigmentation and Techniques Management of the Problem. PerioS (pp. 111-123). Surabaya: Airlangga
University Press.

6. Stoopler, E. T., & Alwi, F. (2017). Pigmented Lesions of the Oral Mucosa. In C. Farah, R. Balasubramaniam, & M.
McCullough,Contemporary Oral Medicine (pp. 1188-1191). Switzerland: Springer International Publisher.
Terimak
asih

Anda mungkin juga menyukai