Anda di halaman 1dari 11

BAB I

LAPORAN KASUS

1.1. Status Ilmu Penyakit Mulut


Tanggal Kunjungan : 18 April 2012

1.2. Data Pasien


Nama Pasien : Tn. Zulham
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 24 tahun
Alamat : Lampaseh

1.3. Anamnesis
Pasien laki-laki usia 24 tahun datang ke RSGM UNSYIAH dengan keluhan adanya
warna kehitaman pada gusinya. Terutama pada gusi bagian depan atas dan bawah. Warna
kehitaman pada gusinya tersebut semakin jelas terlihat. Pasien mengaku memiliki
kebiasaan merokok dan merupakan seorang perokok yang aktif. Dalam satu hari pasien
bisa menghabiskan dua bungkus rokok bahkan lebih dan kebiasaan tersebut sudah
dilakukannya sejak SMA, berarti sekitar ± 7 tahun pasien mempunyai kebiasaan merokok.
Tidak ada rasa sakit dan tidak pernah terkena benturan atau trauma.

1.4. Riwayat Penyakit Sistemik


Penyakit Jantung : Ya / Tidak
Hipertensi : Ya / Tidak
Diabetes Melitus : Ya / Tidak
Kelainan Darah : Ya / Tidak
Penyakit Hepar : Ya / Tidak
HIV + / AIDS : Ya / Tidak
Kelainan Pernafasan : Ya / Tidak
Kelainan GIT : Ya / Tidak
Penyakit Ginjal : Ya / Tidak
Atopsi (asma, eksim, alergi) : Ya / Tidak
Alergi (makanan, obat, logam) : Ya / Tidak
Hamil : Ya / Tidak
Kontrasepsi : Ya / Tidak
Lain-lain : Ya / Tidak
1.5. Pemeriksaan Ekstra Oral
Kelenjar Limfe
Submandibula : kanan : Teraba +/ - Lunak/Kenyal/Keras Sakit +/ -
Kiri : Teraba +/ - Lunak/Kenyal/Keras Sakit +/ -

Submental : Teraba +/ - Lunak/Kenyal/Keras Sakit +/ -

Servikal : kanan : Teraba +/ - Lunak/Kenyal/Keras Sakit +/ -

Kiri : Teraba +/ - Lunak/Kenyal/Keras Sakit +/ -

Bibir : TAK

Wajah : Simetri / Asimetri

Sirkum Oral : TAK

Lain-lain : TAK

1.6. Pemeriksaan Intra Oral


Mukosa Bukal : Fordyce’s granule +/ -
Cheek Biting +/ -
Mukosa Labial : TAK
Palatum Durum : Torus Palatinus +/ -
Palatum Molle : TAK
Lidah : Warna coating : dorsum : TAK
ventral : TAK
Dasar mulut : TAK
Gingiva : Adanya patch yang meluas di bagian gingival fasial
Saliva : TAK
Lain-lain : TAK
Halitosis :+/ -

1.7. Pemeriksaan Penunjang


Radiologi :-
Darah :-
Mikrobiologi : -
1.8. Masalah Klinis
Adanya patch dengan warna kehitaman yang menonjol pada gingival fasial pada rahang
atas dan rahang bawah, dengan ukuran ± 3cm. Tidak ada rasa sakit. Lesi tersebut sangat
jelas terlihat karena pasien tidak menghentikan kebiasaan merokoknya.

Gambar 1.1. Terlihat adanya patch abu-abu kehitaman pada gingival rahang atas
dan rahang bawah.

1.9. Diagnosis
Smokers Melanosis
DD : Pigmentasi Fisiologis
1.10. Rencana Perawatan dan Perawatan
 KIE : Menjelaskan kepada pasien penyebab warna kehitaman yang terdapat pada
gusinya dan menyarankan kepada pasien untuk menghentikan kebiasaan
merokoknya.
 Apabila mengganggu estetis dapat dilakukan abrasi gingival.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi dan Etiologi


Pigmentasi pada rongga mulut dapat terjadi secara fisiologis dan patologis.
Pigmentasi fisiologis menunjukkan warna kecoklatan. Namun dalam kondisi patologis
perubahan warna yang terjadi dapat bervariasi seperti coklat, biru, abu-abu dan kehitaman.
Perubahan warna tersebut diakibatkan oleh adanya deposisi, produksi atau peningkatan
akumulasi dari faktor eksogen dan endogen.1
Hemoglobin, hemosiderin dan melanin merupakan faktor endogen yang biasanya
dapat mengakibatkan perubahan warna pada mukosa. Pengendapan di bagian submukosa
dari hemoglobin dan hemosiderin dapat menyebabkan lisis pada pembuluh darah dan
akhirnya menunjukkan perubahan warna menjadi merah, biru atau coklat. Sebaliknya
perubahan warna yang disebabkan oleh melanin, yang mensistesis melanosit
memperlihatkan perubahan warna coklat, biru atau hitam, namun tergantung juga pada
jumlah melanin dan letaknya di dalam jaringan terluar (superficial) atau di bagian
terdalam.1
Perubahan warna eksogen biasanya berupa trauma yang secara langsung
mengenai jaringan submukosa terutama pada bagian gingiva. Faktor eksogen antara lain
yaitu chromogenic bacteria yang dapat menyebabkan pigmentasi pada mukosa oral atau
dapat juga disebabkan oleh makanan dan minuman tertentu serta bahan-bahan yang dapat
menstimulasi melanin yang pada akhirnya menyebabkan perubahan warna.1
Smokers melanosis merupakan pigmentasi abnormal yang terjadi pada mukosa
oral yang dihubungkan dengan kebiasaan merokok.1,2,3 Paparan polycyclic amine pada oral
mukosa seperti nicotine dan benzypirenes dapat menstimulasi produksi melanin oleh
melanocyt yang berikatan kuat dengan nicotine sehingga menghasilkan perubahan warna. 3
Smokers melanosis memiliki presentase yang besar terjadi pada wanita dibandingkan pada
pria dikarenakan oleh pigmentasi pada wanita selain disebabkan oleh rokok namun juga
terdapat peranan hormon didalamnya.2,3

2.2. Gambaran Klinis


Gambaran klinis dari smokers melanosis memperlihatkan macula melanosis yang
biasanya dapat ditemukan pada mukosa bukal, lateral lidah, palatal dan dasar mulut.1
Namun, area utama yang sering menunjukkan terjadinya perubahan warna akibat paparan
rokok adalah anterior gingival.2,3,4
Terlihat secara klinis merupakan lesi datar, kecoklatan dengan tepi yang irregular
dan menyebar. Bentuk lesi ini dapat meyerupai gambaran peta (map-like, geographic-
1,4
like). Area yang mengalami perubahan warna secara signifikan akan meningkat dan
lebih menonjol apabila kebiasaan merokoknya tidak dihentikan dan juga berhubungan
dengan jumlah banyaknya konsumsi rokok per hari.3

Gambar 1. Smokers Melanosis pada gingival anterior rahang bawah

Gambar 2. Smokers Melanosis pada gingival anterior rahang atas


Gambar 3. Smokers Melanosis yang terlihat pada bagian mukosa bukal

2.3. Histologi
Biopsi yang dilakukan pada spesimen perokok aktif menunjukkan peningkatan
melanin di lapisan basal pada permukaan epithelium. Secara mikroskopik juga
memperlihatkan kemiripan dengan pigmentasi fisiologis dan macula melanotic.
2.4. Diagnosis Banding
Beberapa kelainan yang dapat dijadikan diagnosis banding untuk smokers
melanosis antara lain :
 Pigmentasi Fisiologis
Pigmentasi fisiologis merupakan lesi yang simetris dan persisten dan tidak
mengganggu struktur normal pada gingiva. Gambaran lesi ini dapat terlihat pada
semua individu dan tidak dibedakan pada jenis kelamin. Pigmentasi fisiologis
dapat terlihat pada semua bagian mukosa oral namun sering ditemukan pada
bagian gingiva.2
Pigmentasi fisiologis diakibatkan oleh peningkatan jumlah melanosit namun tidak
disertai dengan peningkatan jumlah melanin. Terlihat macula yang berwarna
kecoklatan dan menyebar seperti jala. Biasanya juga dapat terlihat pada anak-anak
dan tidak mengalami perkembangan.1,2

Gambar 4. Pigmentasi fisiologis yang biasanya terdapat pada orang berkulit hitam.

 Makula Melanotic
Makula melanotik merupakan atau melanosis fokal merupakan lesi pigmentasi
fokal yang dapat menggambarkan adanya intraoral freckle atau ephelis,
pigmentasi setelah inflamasi atau berhubungan dengan Peutz-Jeghers syndrome
or Addison's disease.2
Pada lesi ini terjadi pigmentasi karena peningkatan melanin yang disintesis oleh
melanosit lapisan basal, tanpa disertai dengan peningkatan jumlah melanosit.
Gambaran lesinya berupa macula dengan ukuran yang bervariasi dari yang kecil
sampai dengan diameter yang besar. Ephelis merupakan macula melanotic yang
terjadi di intra oral, biasanya terdapat pada vermilion bibir bawah dikarenakan
oleh pada area ini cenderung menerima paparan dari luar dibandingkan bibir atas.
Beberapa pasien melaporkan pernah mengalami trauma pada area tersebut. Jarang
terlihat pada anak-anak. Lesinya oval dengan tepi yang irregular, berwarna coklat
bahkan kehitaman yang cenderung terjadi pada gingiva, palatal, mukosa bukal.1
Gambar 5. Makula melanotik fokal pada gingival.

Gambar 6. Makula melanotik pada vermillion bibir bawah

2.4. Perawatan
Perawatan untuk lesi ini yaitu dengan menghentikan kebiasaan merokok yang
diamati secara berangsur-angsur lesi pigmentasi tersebut hilang lebih dari 3 tahun. Apabila
lesi juga tidak menghilang dan terjadi peningkatan densitas melanin serta peninggian
permukaan sebaiknya dilakukan biopsi untuk dapat mendeteksi perubahan ke arah
malignan.1,2,3
Selain menghentikan kebiasaan merokok, berbagai macam perawatan estetis
untuk pigmentasi pada gingiva telah banyak dipaparkan diantaranya dengan menggunakan
bahan kimia dengan menggabungkan 90% phenol dan 95% alcohol yang telah banyak
digunakan untuk menghancurkan jaringan pada lapisan sel basal yang mengalami
pigmentasi, namun cara ini tidak digunakan lagi karena dapat membahayakan jaringan dan
kemungkinan untuk kembali lagi mengalami pigmentasi sangat cepat.5
Berbagai macam bedah periodontal yang konvensional telah digunakan seperti
gingivektomi dan menghilangkan perlekatan gingiva dan prosedur ini melibatkan
kehilangan tulang alveolar serta penyembuhan yang lama, rasa sakit yang berlebihan.
Tehnik ini dilakukan untuk alasan estetis tetapi tidak menawarkan hasil yang permanen.5
Free gingival graft adalah prosedur bedah tambahan yang dapat dilakukan untuk
menghilangkan pigmentasi pada gingiva namun, kesesuaian warna dan adanya garis batas
merupakan masalah estetis yang nantinya akan diahadapi. Bur abrasi atau
deepitheliazation yaitu tehnik bedah dengan menggunakan bur telah digunakan juga
tetapi tehnik ini sulit untuk dikontrol kedalaman untuk pengambilan epitelnya serta
perdarahan dan rasa sakit setelah pembedahan juga harus diantisipasi.5
Laser ablation pada hyperpigmentation epitel merupakan metode perawatan lain
yang efektif untuk menghilangkan pigmentasi yang terjadi pada gingiva. Berbagai
macam laser dental yang telah digunakan dan berhasil menghilangkan pigmentasi
diantaranya adalah carbon dioxide laser, Nd : YAG laser, semiconductor diode laser,
argon laser selain itu sekarang dikenal alat laser non heat producing lasers Er,Cr:YSGG
yang efektif dan aman serta ketidaknyamanan setelah pembedahan minimal dan
penyembuhan luka yang cepat.5
Prosedur pembedahan dilakukan di bawah topical anestesi menggunakan
lidocaine cream 2,5% dan pilocorpine cream 2,5% diletakkan 5 menit sebelum dilakukan
tindakan dan diulangi selama prosedur untuk menstabilkan efek analgesiknya. Ujung
alatnya dipegang dengan jarak 1-1,5 menjauhi jaringan dengan sudut 135-150 derajat
terhadap ujung gagang dan permukaan yang akan di laser. Prosesnya dimulai dari gingiva
cekat yang mengalami pigmentasi selanjutnya naik ke pertengahan tepi gingiva bebas
sampai ke muccogingival junction. Ujung alatnya digerakkan lurus garis vertical, naik
dan turun dan bertindihan untuk mengambil lebih banyak lapisan yang mengalami
pigmentasi dan kemudian diarahkan ke mesial dan distal.5
Pertama area pembedahan dilakukan pada gingival cekat, kedua, pada area yang
berdekatan dengan muccogingival junction, dan ketiga pada area yang dekat dengan tepi
gingival bebas. Area yang mengalami sebaiknya dihilangkan sebanyak mungkin. Tahap
kedua perawatan direkomendasikan pada pasien dengan pigmentasi yang dalam dan
prosedur diulang dalam dua minggu. Prosedur depigmentasi pertama dilakukan selama
45 menit dan prosedur kedua dilakukan selama 15 menit. Setelah proses deepiteliallisasi,
bekas luka dari laser harus menggunakan dressing biologic dengan menggunakan air dan
udara 11% dan 0,5 watt power. Ujung alatnya berjarak 1 cm menjauhi permukaan. Pada
area luka yang besar dilapisi dengan protein coagulum.5

BAB III
PEMBAHASAN KASUS

Pasien datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Unsyiah pada tanggal 8 April 2012 dengan
keluhan terlihat warna pada gusi bagian rahang atas dan rahang bawah yang kehitaman. Pasien
menyadari timbul warna kehitaman beberapa bulan yang lalu dan semakin terlihat jelas. Pasien
mengaku memiliki kebiasaan merokok dan merupakan seorang perokok yang aktif. Dalam satu
hari pasien bisa menghabiskan dua bungkus rokok bahkan lebih dan kebiasaan tersebut sudah
dilakukannya sejak SMA, berarti sekitar ± 7 tahun pasien mempunyai kebiasaan merokok. Tidak
ada rasa sakit dan tidak pernah terkena benturan atau trauma. Pasien datang dalam kondisi sehat
dan tidak sedang menderita penyakit sistemik apapun.
Pada pemeriksaan ekstra oral tidak ditemukan adanya kelainan. Namun pada
pemeriksaan intra oral ditemuka pada bagian gingiva rahang atas dan rahang bawah terlihat
adanya warna kehitaman yang disebut sebagai patch yaitu lesi datar dengan diameternya lebih
besar dari 1 mm, dan ukuran lesi ini sekitar ± 3 mm. Lesi ini menyebar namun tidak merata
beberapa terlihat menonjol. Berdasarkan pada anamnesa dan gambaran klinis diagnosa pada
pasien ini adalah smokers melanosis. Smokers melanosis merupakan abnormal pigmentasi yang
diinduksi oleh faktor eksogen sehingga merangsang melanosit bersintesis menghasilkan melanin
dalam jumlah banyak dan akhirnya menyebabkan perubahan warna pada area yang terpapar.
Penyebab utamanya adalah rokok.
Pada saat dilakukan anamnesa diketahui bahwa pasien merupakan seorang perokok aktif
dan dapat menghabiskan dua bungkus rokok bahkan lebih dalam sehari. Dari pernyataan tersebut
dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki faktor resiko untuk terjadinya perubahan warna.
Perubahan warna pada mukosa yang disebabkan oleh rokok, tergantung pada jumlah dan
frekuensi merokok. Pada kasus ini, pasien mengkonsumsi rokok dalam jumlah yang banyak dan
frekuensinya dilakukan setiap hari, oleh karena itu kemungkinan besar untuk terjadi perubahan
warna yang disebut sebagai smokers melanosis.
Tidak ada terapi khusus yang diberikan kepada pasien, namun hanya dijelaskan mengenai
penyebab timbulnya perubahan warna pada gingiva pasien dan menjelaskan bahwa lesi yang
diderita oleh pasien tidak berbahaya. Untuk menghilangkan lesi tersebut disarankan kepada
pasien untuk menghentikan kebiasaan merokoknya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Greenberg,M.S. dkk. 2008. Burket’s Oral Medicine (8th ed). BC Dekker Inc : Hamilton.
2. Regezi,J.A. dkk. 2003. Oral Pathology : Clinical Pathologic Correlation (4th ed).
Elseiver Science. St.Louise, Missouri. USA.
3. Nevile, W.B. dkk. 2002. Oral and Maxillofacial Pathology (2nd ed). Saunders Company.
USA.
4.
5. Suthprasertporn, S. Treatment of Gingival Melanin Hyperpigmentation by Er,Cr:YSGG
Laser: Report of 2 Cases. 2007. Thai Journal Periodontal. Vol 1. 46:55.

Anda mungkin juga menyukai