Anda di halaman 1dari 16

BLOK 12 – MUKOSA DAN PERIODONTAL

PEMICU 5

“Kasian Anak ku”

Disusun Oleh:

Shadrina

200600238

KELOMPOK 12

FASILITATOR:

drg. Aini Hariyani Nst., Sp.Perio(K)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Deskripsi Topik


Nama Pemicu : Kasian Anak ku
Penyusun : drg. Ami Angela Harahap, Sp.KGA, MSc.; drg. Indri Lubis, MDSc; drg.
Zulkarnain, M.Kes
Hari/Tanggal : Jumat/ 4 Maret 2022
Pukul : 07.30 – 09.30 WIB

Seorang anak usia 5 bulan dibawa ibunya ke RSGM FKG USU untuk memeriksakan
lidah anak. Ibu mengatakan pada awalnya lidah berwarna putih kemudian kuning dan
sekarang seperti ada rambut berwarna kehitaman pada daerah tengah sampai belakang lidah
anak. Ibu juga mencium bau yang kurang enak pada mulut anak. Aktifitas menyusu ASI
ekslusif anak masih seperti biasa. Anak sering diberikan antibiotik dan parasetamol yang
dijual bebas oleh ibunya karena anak suka demam dan pilek. Ibu sering tidak teratur dalam
pemberian obat tersebut. Hasil anamnesis, anak sudah dibawa ke dokter gigi dan diberikan
obat acetaminofen dan antifungal selama 5 hari namun tidak ada perubahan pada lidah. Anak
tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik, tidak dalam perawatan dokter. Ibu belum pernah
melakukan pembersihaan mulut anak karena ibu tidak mengetahui bahwa mulut anak harus
dibersihkan. Hasil pemeriksaan klinis terlihat pemanjangan papila filiformis 5mm berwarna
putih kekuningan dan kehitaman, tidak dapat dikerok pada daerah 2/3 dorsum lidah, dan
asimtomatik
Info tambahan: Ibu juga membawa serta kakaknya yang berusia 12 tahun, dengan keluhan
gusi mudah berdarah bila disikat. Hasil pemeriksaan diperoleh gingiva pada regio anterior
bawah odem dengan OHIS sedang, BOP (+), dan tanpa kehilangan perlekatan.

Pertanyaan:
1. Jelaskan seluruh diagnosis pada kasus tersebut dan alasannya!
2. Jelaskan etiologi kelainan lidah pada kasus tersebut!
3. Jelaskan patogenesis kelainan lidah kasus tersebut!
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan OHIS sedang!
5. Jelaskan rencana perawatan seluruh kasus tersebut!
6. Jelaskan instruksi oral higiene yang harus diberikan dokter gigi pada kasus tersebut!
7. Jelaskan prognosis seluruh kasus tersebut!
BAB II

PEMBAHASAN

1. Jelaskan seluruh diagnosis pada kasus tersebut dan alasannya!


 Pada bayi 5 bulan
Diagnosisnya adalah hairy tongue
Hairy tongue merupakan suatu kelainan dimana terdapat pertumbuhan papila
filiformis berlebih pada permukaan dorsal lidah. Hairy Tongue didefinisikan sebagai
kumpulan dari struktur seperti benang/rambut dari epitel berkeratin yang berkembang
dari papila filiformis pada dorsum lidah. Hairy tongue merupakan kondisi idiopatik atau
tidak diketahui penyebabnya. Faktor predisposisi yang dapat dihubungkan dengan
timbulnya hairy tongue yaitu infeksi candida albicans, oral hygiene yang buruk,
penggunaan antibiotic spektrum luas seperti eritromisin atau penggunaan obat
antipsikotik olanzapine, terapi radiasi pada kepala dan leher, kebiasaan merokok,
mengonsumsi alkohol, peminum kopi dan teh, diet lunak dan lain lain.
Hairy tongue ditandai dengan pemanjangan papila filiformis yang tidak dapat
dikerok. Panjang papila filiformis normal berukuran 2-3 mm, sedangkan pada hairy
tongue panjang papila filiformis lebih dari 3 mm. Hairy tongue ditemukan umumnya
pada sepertiga posterior dorsum lidah dengan warna bervariasi dari putih, kuning
kecoklatan, sampai hitam. Warna hairy tongue tergantung pada faktor ekstrinsik misalnya
rokok, kopi, teh, makanan, dan faktor intrinsik yaitu organisme kromogenik di flora
normal dalam rongga mulut.
Pada kasus diketahui bahwa hasil pemeriksaan klinis anak terlihat pemanjangan
papila filiformis 5mm berwarna putih kekuningan dan kehitaman, tidak dapat dikerok
pada daerah 2/3 dorsum lidah, dan asimtomatik, yang sesuai dengan gambaran klinis dari
Hairy Tongue. Ibu pasien juga sering memberikan antibiotik dan parasetamol yang dijual
bebas yang termasuk faktor predisposisi. Serta ibu pasien belum pernah melakukan
pembersihaan mulut anak karena ibu tidak mengetahui bahwa mulut anak harus
dibersihkan, hal tersebut oral hygiene buruk yang termasuk faktor predisposisi dari Hairy
Tongue.
 Pada kakak 12 tahun
Diagnosisnya adalah gingivitis
Gingivitis adalah peradangan pada gingiva yang merupakan reaksi jaringan
gingiva terhadap akumulasi plak bakteri. Gingivitis merupakan penyakit periodontal
dengan gejala klinis berupa gingiva berwarna merah, gusi tampak eritematosa, edema,
membengkak dan mudah berdarah tanpa ditemukan kerusakan tulang alveolar, serta
terjadi pendarahan saat dilakukan probing. Gingivitis dapat berkembang dengan onset
yang tiba-tiba dan memiliki durasi yang singkat, serta dapat menimbulkan rasa sakit.
Diagnosis gingiva ditentukan berdasarkan perdarahan dan perubahan warna,konsistensi,
dan kontur gingiva. Ciri-cirinya mencakup gingiva tepi yang membengkak dan merah,
hilangnya stippling, papila interdental yang membulat dan berwarna ungu-merah, serta
meningkatnya aliran cairan dari sulkus gingiva. Penyikatan gigi dan pemeriksaan dengan
sonde yang ringan dapat menimbulkan perdarahan dan sakit. Gambaran klinis gingivitis
adalah munculnya warna kemerahan pada margin gingiva muncul sebagian dari agregasi
dan pembesaran pembuluh darah di jaringan ikat subepitelial dan hilangnya keratinisasi
permukaan gingiva, terjadinya pembengkakan dan hilangnya tekstur gingiva bebas yang
mengindikasikan hilangnya jaringan ikat fibrosa dan semi likuiditas zat interfibrilar,
secara individual dan kolektif, gejala klinis gingivitis kronis agak kabur, dan biasanya
tidak menyakitkan, disertai pendarahan biasanya dipicu karena margin gingiva dikenai
instrumen tumpul seperti saat menyikat gigi. Penyebab utama dari gingivitis adalah
bakteri pada plak gigi yang terjadi apabila pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut tidak
terjaga dengan baik. Gingivitis dapat bersifat kronis dan akut, yang lebih sering terjadi
adalah gingivitis kronis yang bersifat persisten, berjalan lama dan umumnya tidak nyeri.
Berdasarkan skenario di atas, pasien yang berusia 12 tahun memiliki keluhan gusi mudah
berdarah bila disikat. Hasil pemeriksaan diperoleh gingiva pada regio anterior bawah
odem dengan OHIS sedang, BOP (+), dan tanpa kehilangan perlekatan. Hasil anamnesis
dan pemeriksaan klinis tersebut menunjukkan bahwa pasien mengalami gingivitis.

Referensi :
1. Jontell M, Holmstrup P. Red and white lesions of the oral mucosa. In: Greenberg MS,
Glick M, Ship JA. eds. Burket’s oral medicine, 11th ed., Hamilton: BC Decker Inc.,
2008: 84-106.
2. Vañó-Galván S, Jaén P. Black hairy tongue. Cleveland Clin Journal Med. 2008;
75(12): 847-8.
3. Fitri H, Fajrin FN, Kasuma N, Suharti N. Efek Pemberian Zink Pasca Scaling Root
Planning Terhadap Kadar MMP-8 Saliva Pada Pasien Gingivitis. B-Dent: Jurnal
Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah 2019; 6 (2): 132 – 41.
4. Langlais RP, Miller CS, Nield-Gehrig JS. Lesi Mulut yang Sering Ditemukan. 4th ed.
Jakarta: EGC, 2013: 84.

2. Jelaskan etiologi kelainan lidah pada kasus tersebut!


Etiologi black hairy tongue (BHT) adalah idiopatik atau belum diketahui pasti
penyebabnya tetapi kemungkinan multifaktorial akibat kombinasi dari faktor lokal dan
sistemik. Faktor lokal yang dapat menyebabkan BHT, yaitu penggunaan jangka panjang
dari aplikasi topikal antibiotik, tembakau, lozenges, obat kumur (chlorhexidine dan
hydrogen peroxide), oral hygiene buruk, peningkatan derajat keasaman saliva, gangguan
gastrointestinal, konsumsi alkohol, kopi, teh, diet lunak, dan infeksi Candida albicans.
Faktor sistemiknya, yaitu penggunaan jangka panjang antibiotik sistemik, kortikosteroid,
antipsikotik olanzapine, anemia dan general debilitation, infeksi HIV atau imunosupresi
lainnya, serta xerostomia pada pasien yang menjalani terapi radiasi.
Berdasarkan kasus, etiologi atau penyebab BHT pada anak tersebut adalah
penggunaan obat antibiotik yang tidak teratur dan oral hygiene anak yang buruk.
Penggunaan obat sistemik dan lokal sering terlibat dalam proses terjadinya BHT.
Antibiotik, termasuk penicillin, aureomycin, erythromycin, doxycycline, dan neomycin
yang paling sering dikaitkan dengan gangguan ini. Secara khusus, penggunaan antibiotik
lokal atau sistemik dapat secara signifikan mengubah flora rongga mulut, sehingga
berpotensi menjadi predisposisi pasien dalam perkembangan BHT salah satunya adalah
terjadinya pertumbuhan jamur yang berlebihan. Antibiotik mengganggu flora bakteri
normal dan menginisiasi pembentukan koloni Candida albicans yang akan
mengakibatkan hipertrofi pada papila filiformis. Di sisi lain, perubahan anatomi yang
jelas pada papila filiformis dapat mempengaruhi lidah pasien untuk menjebak bahan
asing dan merangsang pertumbuhan mikroba lokal yang berlebihan yang menyebabkan
perubahan warna khas yang terlihat pada pasien dengan kondisi ini. Namun, perlu
diperhatikan bahwa faktor sebab akibat antara antibiotik dan perkembangan black hairy
tongue perlu dipelajari lebih lanjut.
Kondisi BHT pada pasien diperparah dengan oral hygiene pasien yang buruk.
Diketahui bahwa ibu pasien belum pernah melakukan pembersihaan mulut pasien karena
ibunya tidak mengetahui bahwa mulut anak harus dibersihkan. Pasien dengan kebersihan
mulut yang buruk diketahui lebih mungkin untuk mempercepat perkembangan BHT.
Tidak adanya pembersihan rongga mulut secara tepat menyebabkan terakumulasinya
debris yang akan mendorong pertumbuhan mikroba lokal pada lidah dan merangsang
perkembangan black hairy tongue pada pasien.

Refrensi:
1.Hernawati S. Management of hairy tongue with oral candidiasis in active smokers.
Health Nations 2020; 4(2): 43.
2.Gurvits GE, Tan A. Black hairy tongue syndrome. WJG 2014; 20(31): 10846-7.
3.Rajarammohan K, Narayanan M, Ravikumar PT, Fenn SM, Gokulraj S. Hairy tongue-
A series of 4 cases. J Evolution Med Dent Sci 2020; 9(35): 2569.

3. Jelaskan patogenesis kelainan lidah kasus tersebut!


Hairy tongue disebabkan oleh oleh cacat deskuamasi permukaan dorsal lidah,
biasanya di sepertiga posterio lidah. Kecacatan deskuamasi ini mencegah pembersihan
normal pada lidah sehingga menyebabkan pertumbuhan berlebihan dan penebalan
papilla filiform yang kemudian mengumpulkan puing-puing, bakteri, jamur atau
bahan asing lainnya yang berkontribusi terhadap perubahan warna. Permukaan lidah
dilapisi oleh sebuah lapisan protektif terhadap sel-sel mati yang disebut “keratin”. Keratin
pada lidah merupakan kandungan yang sama yang membentuk rambut dan kuku.
Biasanya lapisan permukaan keratin dari papila lidah terus deskuamasi melalui gesekan
lidah dengan makanan, permukaan kasar langit-langit mulut dan gigi anterior atas.
Setelah deskuamasi, papila lidah digantikan oleh sel-sel epitel baru dari bawah.
Kurangnya gerakan lidah dapat terjadi karena penyebab lokal maupun sistematis,
kurangnya stimulasi mekanik serta penumpukan debridement, dapat mengganggu proses
biasa deskuamasi papila lidah, terutama papilla filiform, yang memperpanjang dan
menghasilkan penampilan berbulu pada permukaan lidah. Papila yang hipertrofi (tumbuh
terlalu besar) dapat mengakumulasi jamur, bakteri, makanan, pigmen cair, atau kotoran
lain yang dapat menyebabkan perubahan warna pada lidah dengan mempertahankan
pigmen dari makanan, obat-obatan dan bakteri kromogenik, dll. Kondisi ini sering terjadi
pada individu dengan kebersihan mulut yang buruk seperti ibu dari pasien yang tidak
membersihkan mulut anak.
Gangguan ini juga sering diamati pada pasien yang menjalani terapi antibakteri
seperti pasien pada kasus yang diberikan antibiotik secara tidak teratur. Berdasarkan studi
saat ini dan laporan kasus Black Hairy Tongue yang diinduksi antibiotik, empat hipotesis
untuk patogenesis BHT yang dapat dipertimbangkan. Pertama, gambaran klinis seperti
rambut diperkirakan berkembang dari deskuamasi keratin yang tertunda dan tidak
memadai di atas papila filiformis. Ini mungkin disebabkan oleh kurangnya gerakan dan
gesekan lidah. Penggunaan antimikroba dapat mengubah flora normal mulut, dan
pertumbuhan bakteri kromogenik dapat mengubah warna lidah. Porphyromonas
gingivalis, bakteri batang anaerob gram negatif, menghasilkan porfirin, yang dapat
menghitamkan lidah. Kedua, antimikroba dapat menghitamkan lidah, dan deskuamasi
yang tidak memadai dapat menyebabkan penampilan berbulu. Yang ketiga, penggunaan
antimikroba jangka panjang dapat menyebabkan infeksi jamur sekunder pada lidah.
Spesies Candida seperti Saccharomyces cerevisiae ditemukan pada kultur usap
tenggorokan atau lidah pada tiga pasien dari tujuh pasien. Keempat, keluaran
nikotinamida urin menurun secara substansial selama terapi penisilin oral, menunjukkan
bahwa penisilin menghambat pertumbuhan organisme usus yang terlibat dalam sintesis
nikotinamida.
Refrensi:
1. Psika. Hairy Tongue (Lidah Berambut).
https://www.scribd.com/document/369362619/HAIRY-TONGUE-Lindah-Rambut (2
Maret 2022)
2. Ren J, Zheng Y, et al. Antibiotic-induced black hairy tongue: two case reports and a
review of the literature. Journal of International Medical Research 2020; 48(10): 1-1.

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan OHIS sedang!


Greene dan Vermillion menyatakan bahwa kebersihan gigi dan mulut dapat
dinilai dengan menggunakan oral hygiene index (OHI) dan oral hygiene index simplified
(OHI-S). Nilai OHI-S terdiri atas penambahan debris index simplified (DI-S) dan
calculus index-simplified (CI-S). Debris index merupakan lapisan lunak yang terdapat
pada permukaan gigi, mengandung mucin, dan bakteri sisa-sisa makanan berwarna putih
kehijauan hingga oranye. Sedangkan calculus index merupakan endapan yang mengalami
kalsifikasi/mineralisasi pada permukaan gigi, berwarna putih kekuningan hingga hijau
kecoklatan.
Pada penilaian OHI, semua gigi diperiksa, baik maksila maupun mandibula.
Setiap rahang dibagi menjadi 3 segmen yang terdiri dari: (1) segmen pertama, dimulai
dari bagian distal gigi kaninus sampai ke gigi molar ketiga kanan maksila; (2) segmen
kedua, berada di antara gigi kaninus kanan hingga kaninus kiri; (3) segmen ketiga,
dimulai dari bagian mesial gigi kaninus sampai ke gigi molar ketiga kiri. Untuk
pemberian skor DI-S dan CI-S pada setiap segmen hanya diwakili oleh satu gigi. Dalam
pemeriksaan OHI-S, gigi yang diperiksa yaitu gigi 16, 11, 26, 31, 36, dan 46 yang
masing-masing mewakili setiap segmen.

a. Penilaian Debris Index-Simplified


Penentuan skor untuk setiap gigi adalah sebagai berikut.

Skor 0 Gigi bersih, terbebas dari debris


Skor 1 Apabila gigi tertutup debris kurang dari 1/3 permukaan gigi atau tidak
terdapat debris namun terdapat stain, baik pada bagian vestibular
maupun oral
Skor 2 Apabila gigi tertutup debris lebih dari 1/3 permukaan gigi namun kurang
dari 2/3 permukaan gigi
Skor 3 Apabila gigi telah tertutup debris lebih dari 2/3 permukaan gigi

Tabel 1.1 Skor debris pada penilaian OHI-S1

Debris index merupakan jumlah seluruh skor segmen dibagi dengan jumlah segmen (6
segmen).
b. Penilaian Calculus Index-Simplified
Pengukurannya sama dengan pengukuran DI-S, antara lain sebagai berikut.

Skor 0 Gigi bersih, terbebas dari kalkulus


Skor 1 Apabila terdapat kalkulus kurang dari 1/3 permukaan gigi mulai dari
permukaan servikal
Skor 2 Apabila terdapat kalkulus supragingival lebih dari 1/3 permukaan gigi,
namun kurang dari 2/3 permukaan gigi atau terdapat sedikit kalkulus
subgingiva
Skor 3 Apabila terdapat kalkulus lebih dari 2/3 permukaan gigi atau terdapat
kalkulus subgingiva yang mengitari bagian servikal gigi

Tabel 1.2 Skor kalkulus pada penilaian OHI-S1

Calculus index diperoleh dari jumlah seluruh skor segmen dibagi dengan jumlah segmen
(6 segmen).
c. Penentuan Nilai OHI-S
Skor OHI-S tiap individu didapatkan dari penambahan skor DI-S dan CI-S dengan nilai
kisaran antara 0–3. Dengan begitu nilai OHI-S berada pada rentang 0–6. Berikut rumus skor
OHI-S secara umum.

OHI-S = DI-S + CI-S

d. Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian debris dan kalkulus menurut Greene dan Vermillion adalah sama,
dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut.
Baik 0–0,6
Sedang 0, 7–1,8
Buruk 1,9–3,0

Tabel 1.3 Kriteria penilaian debris dan kalkulus pada indeks OHI-S (Greene & Vermillion)1

Baik 0–1,2
Sedang 1,3–3,0
Buruk 3,1–6,0

Tabel 1.4 Kriteria penilaian OHI-S (Greene & Vermillion)1

Dengan demikian, yang dimaksud dengan OHI-S sedang adalah apabila skor DI-S dan CI-S
pasien dijumlahkan akan menghasilkan nilai OHI-S dengan rentang antara 1,3 sampai 3,0.

Refrensi:
1. Puspita FE. Karya tulis ilmiah: Gambaran pengetahuan menyikat gigi dan status OHI-S
pada siswa sekolah dasar. Yogyakarta: Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Yogyakarta, 2019: 13–5.

5. Jelaskan rencana perawatan seluruh kasus tersebut!


 Perawatan pada anak 5 bulan (hairy tongue)
Kondisi ini dapat diobati dengan mnyikat lidah, kebersihan mulut yang baik dan
eliminasi faktor faktor yang mungkin berkontribusi yang dapal diidentifikasi. Pertama-
tama, lidah harus dibersihkan dua kali sehari dengan antiseptik ringan dan sikat gigi.
Kemudian dapat dilakukan usaha scrapping untuk menghilangkannya Jika tidak berhasil,
aplikasi 50% trichlorscetic setiap hari selama beberapa hari mungkin diperlukan.
Menggosok dengan menggunakan pasta abrasif dan agen topikal antifungal biasanya
menyebabkan resolusi Pasien perlu diinstruksikan untuk menggosok lidah mereka setiap
hari setelah resolusi.
Beberapa cara yang paling umum untuk mengobati hairy tongue adalah :
- Memiliki kebersihan mulut yang baik: Menyikat dengan benar dan berkumur.
- Mengikis lidah: Membeli alat pengikis lidah khusus untuk membantu membersihkan
lidah dan menghilangkan papila filiformis yang mati.
- Hentikan obat-obatan yang menjadi penyebab: Dalam beberapa kasus, setelah berhenti
menggunakan obat, hairy tongue akan hilang. Segera berkonsultasi dengan dokter untuk
penghentian obat yang dicurigai penyebab hairy tongue.
- Hentikan kebiasaan buruk: Merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan beberapa obat
dapat menyebabkan hairy tongue.
- Pertimbangkan makanan dan minuman: Cairan dan makanan berwarna gelap dapat
mewarnai papila filiformis di lidah seperti kopi dan teh. Pilihlah cairan yang lebih jernih
seperti air.
Jika perawatan ini tidak berhasil, segera berkonsultasi dengan dokter untuk
mendapatkan perawatan medis seperti :
- Resep obat anti jamur;
- Resep obat kumur antiseptik; dan
- Perawatan bedah untuk pemotongan papila filiformis di lidah dengan pembakaran oleh
laser.

 Perawatan pada anak 12 tahun (gingivitis)


Rencana perawatan penyakit periodontal pasien dapat dilakukan melalui beberapa
fase yaitu:
1. Fase I (Initial Phase Therapy- Disease Control Phase)
Fase I merupakan fase etiotropik atau fase nonbedah yang bertujuan untuk
menghilangkan/mengurangi, ataupun mencegah penyakit periodontal tahap dini. Initial
phase therapy meliputi DHE (dental health education) dan scaling.
 Dental Health Education (DHE) atau Edukasi
Edukasi kepada pasien berupa penjelasan kepada pasien terkait cara menjaga
kesehatan mulut dan instruksi kepada pasien untuk melakukan kontrol plak di rumah
yaitu dengan menyikat gigi, dental flossing, berkumur-kumur. Menyikat gigi dengan
pasta gigi berfluoride akan memperlambat perkembangan penyakit dan dapat membantu
resolusi dental plak. 
 Scaling
Tujuan terapeutik dari scaling adalah untuk menghilangkan plak dan kalkulus
untuk mengurangi bakteri subgingiva di bawah ambang batas yang dapat memicu
inflamasi klinis.
2. Fase II (Fase bedah/ fase surgical): tidak diperlukan tindakan pembedahan pada
pasien.
3. Fase III (Terapi Restoratif): terapi restoratif tidak diperlukan.
4. Fase IV (Fase Pemeliharaan - Supportive Periodontal Therapy)
Rencana perawatan pada fase ini meliputi pemeliharaan berkala untuk mencegah
kekambuhan penyakit. Pasien dijadwalkan untuk kunjungan berikutnya yaitu 3 bulan
sekali pada tahun pertama untuk dilakukan kontrol dan evaluasi terhadap perawatan yang
telah diberikan sebelumnya sehingga tidak terjadi kekambuhan penyakit.

Referensi:
1. Schlager E, St Claire C, Ashack K, Khachemoune A. Black Hairy Tongue:
Predisposing Factors, Diagnosis, and Treatment. Am J Clin Dermatol. 2017
Aug;18(4):563-569.
2. Gurvits GE, Tan A. Black hairy tongue syndrome. World J Gastroenterol.
2014;20(31):10845-850.

6. Jelaskan instruksi oral higiene yang harus diberikan dokter gigi pada kasus
tersebut!
Prinsip yang harus diterapkan pada setiap pasien yaitu antara lain memberikan
instruksi secara sederhana dan mudah dipahami, jangan memberi instruksi/materi
terlampau banyak dalam satu waktu, selalu berikan semangat kepada pasien, lakukan
pengawasan yang berkesinambungan, dan bersikap fleksibel.
 Hairy Tongue
a. Bagi wali bayi, insiden hairy tongue mungkin mengkhawatirkan dan perlu
diberitahu bahwa lesi tersebut termasuk jinak dan kasus tersebut pada bayi
dapat dihilangkan dengan kebersihan mulut yang baik.
b. Dokter harus mendidik dan menasihati pasien, dalam hal ini orang tuanya
untuk harus mulai membersihkan mulut anak terutama lidah secara rutin
dengan perawatan konservatif seperti menggores atau menyikat lidah dengan
lembut (menggunakan sikat lidah atau sikat gigi yang lembut) terutama
setelah konsumsi ASI.
c. Diberitahu bahwa salah satu penyebab kelainan lidah tersebut adalah
penggunaan antibiotic maka penghentian faktor predisposisi yang dalam kasus
ini yaitu konsumsi antibiotik yang tidak perlu harus selalu dipertimbangkan
sebagai pilihan pertama untuk perawatan. Orang tua pasien juga perlu
diedukasi mengenai ritme penggunaan antibiotic yang tidak boleh
sembarangan dan tidak teratur.
 Gingivitis
a. Diedukasikan pada anak dan orang tua bahwa penyebab utama dari penyakit
tersebut adalah sisa makanan yang menumpuk karena tidak dibersihkan dan
juga bakteri, sehingga pelaksanaannya dapat dilakukan dengan membersihkan
mulut secara teratur atau control plak yang apabila dilakukan secara
menyeluruh akan berdampak signifikan.
b. Diinstruksikan untuk membiasakan anak menggosok gigi minimal 2 kali
sehari selama kurang lebih 2 (dua) menit sesudah makan dan sebelum tidur
dengan benar serta gunakan kain kassa basah untuk membersihkan gigi, gusi
dan lidah, juga dapat dibantu dengan penggunaan dental floss. Penting untuk
menegaskan pemilihan sikat gigi yang baik serta penggunaanya, cara
menyikat gigi yang baik, frekuensi dan lama penyikatan, dan penggunaan
pasta fluor. Pada anak, dapat didemonstrasikan cara menyikat gigi dengan
benar. Terdapat 5 metode menyikat gigi yaitu Bass, S stilman, Horizontal,
Vertical, dan Roll. Metode Bass dan Roll yang paling sering
direkomondasikan. Metode yang umum digunakan adalah metode horizontal,
metode roll, dan metode vertical.
c. Untuk memaksimalkan upaya peningkatan kebersihan gigi dan mulut, pasien
diinstruksikan untuk membantu pembersihan gigi secara mekanis dengan
penggunaan obat kumur yang dapat mencapai daerah yang tidak dapat dicapai
oleh pembersihan dengan sikat gigi.
d. Diberitahu pada pasien, untuk kasus plak yang sudah mengeras menjadi
kalkukus, penghilangannya harus dilakukan dengan scaling oleh dokter gigi.
Setelah scaling, diharapkan pada pasien untuk tetap memelihara kebersihan
mulut dengan melakukan kunjungan berkala 3 bulan sekali selama setahun.

Refrensi:
1. Owzcarek-Drabinska JE, Radwan-Oczko M. A Case of Lingua Villosa Nigra (Black
Hairy Tongue) in a 3-Month-Old Infant. American Journal of Case Reports 2020; 21:
926362.
2. Riyanti E. PENATALAKSANAAN TERKINI GINGIVITIS KRONIS PADA ANAK.
https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/06/penatalaksanaan_terkini_gingivit
is_kronis_pada_anak.pdf (2 Maret 2022).

7. Jelaskan prognosis seluruh kasus tersebut!


 Gingivitis
Penilaian untuk menentukan prognosis :
a. Penyingkiran iritan lokal
Penilaian prognosis dengan apakah iritan lokal dapat disingkirkan secara tuntas.
Pasien tidak menunjukkan tanda bahwa plak sulit untuk dihilangkan seperti dengan
adanya malposisi.
b. Kontur gingiva yang kondusif bagi kesehatan
Pada saat gingivitis, terjadi pembesaran gingiva akibat inflmasi. Dapat dinilai apakah
pada pasien terdapat konsistensi yang odematous atau fibrous. Jika terdapat pembesaran
gingiva dengan konsisrensi odematous, dengan dilakukannya scaling dan dihilangkan
semua iritan lokal, maka pembesaran gingiva akan menyusut. Sehingga pasien dalam
kasus yang memiliki konsistensi odematous dapat dikatakan memiliki prognosis yang
baik. Juga dapat dilakukan tes untuk melihat apakah perlekatan gingiva cekat masih
adekuat atau tidak.
c. Kooperatif pasien
Tingkat kooperatif dari pasien dapat dilihat dengan kemauan dan kemampuan pasien
untuk melakukan program control plak dan menjalani fase pemeliharaan secara teratur.
Pengamatan dilakukan terhadap respon pasien saat dokter memberi edukasi mengenai
control plak.
Untuk prognosis jangka panjang, dilihat dengan dapat atau tidaknya kondisi sistemik
yang berperan dikontrol atau dihilangkan. Secara keseluruhan, prognosis pasien dalam
kasus dikatakan baik.
 Hairy Tongue
Prognosis untuk BHT adalah baik. Menyikat lidah dengan lembut atau mengikis serta
menghilangkan faktor predisposisi biasanya menghasilkan penghentian lesi. BHT
merupakan lesi jinak dan kondisi sementara yang tidak berbahaya. Mempraktikkan
kebersihan mulut yang baik dan menghilangkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan
kondisi tersebut. Selain itu, penggunaan topikal baking soda atau hidrogen peroksida,
retinoid topikal dan oral, obat antijamur, 40% urea, gentian violet, asam salisilat, vitamin
B kompleks, dan bahkan triamcinolone atau podophyllin topikal telah dijelaskan dalam
literatur dengan sukses menyelesaikan BHT.

Refrensi:
1. OCW USU. Prognosis penyakit gingiva dan periodontal.
http://ocw.usu.ac.id/course/download/6110000048-periodonsia-i/pe_142_slide_prognosis
_penyakit_gingiva_dan_periodontal.pdf (2 Maret 2022).
2. Owzcarek-Drabinska JE, Radwan-Oczko M. A Case of Lingua Villosa Nigra (Black
Hairy Tongue) in a 3-Month-Old Infant. American Journal of Case Reports 2020; 21:
926362.

Anda mungkin juga menyukai