ULKUS TRAUMATIK
Disusun Oleh :
J530170040
Kepaniteraan Umum 7
2017
1
I. PENDAHULUAN
A. Definisi Penyakit
Ulkus merupakan lesi yang terbentuk oleh kerusakan lokal dari jaringan
epitelium. Cedera pada rongga mulut biasanya bisa mengarah pada pembentukan
permukaan ulserasi. Salah satu penyebab ulkus yang paling sering yaitu trauma.
Ulkus traumatik adalah lesi oral yang sering terjadi dan dapat disebabkan oleh
gigi yang patah atau tajam, tambalan yang kasar , instrumen kedokteran gigi, gigitan,
iritasi gigi tiruan, benda asing yang tajam
B. Etiologi Penyakit
Ulkus traumatik disebabkan oleh trauma baik trauma fisik atau kimiawi.
Menurut Houston (2009),traumatik ulser disebabkan oleh berbagai faktor:
Trauma mekanis : sering ditemukan di mukosa bukal, mukosa labial bibir atas dan
bawah, dan batas lateral lidah. Mocobucofold, gingiva dan mukosan
palatal juga dapat terlihat . contoh: trauma saat menyikat gigi, gigi yang patah
atau tajam, tambalan yang kurang sempurna, iritasi gigi tiruan, iritasi
kawat ortodonti, iritasi bahan kedokteran gigi lainnya.
Trauma kimia : trauma kimia dapat merusak berbagai daerah pada
membran mukosa. Contoh: aspirin, hydrogen peroksida, silver nitrat,dan fenol.
Suhu yang panas : lesi biasanya terjadi pada posterior mukosa bukal dan palatum.
Contoh : makanan atau minuman terlalu panas.
C. Patogenesis
Patogenesis ulserasi berhubungan dengan multifaktorial dan melibatkan 5 fase
biologis yaitu inisiasi, primary damage response, amplifikasi sinyal, ulserasi dan
penyembuhan. Epitel oral mempertahankan integritas struktural oleh proses
pembaharuan sel terus-menerus dimana sel-sel yang dihasilkan oleh pembelahan
mitosis dalam lapisan terdalam bermigrasi ke permukaan untuk menggantikan sel
yang membuka. Pembaharuan sel yang berlangsung cepat maka penyembuhan luka
akan cepat terjadi, namun kemungkinan untuk mutasi sel dan kerusakan pada sel juga
tinggi, disebabkan suplai darah yang melimpah dan kerapuhan sel epitel, resiko untuk
terjadinya infeksi, inflamasi dan trauma meningkat. Pada awal lesi terdapat infiltrasi
limfosit yang diikuti oleh kerusakan epitel dan infiltrasi neutrofil ke dalam jaringan.
2
Sel mononuklear juga mengelilingi pembuluh darah (perivaskular), tetapi tidak
terlihat adanya vaskulitis
D. Gejala
E. Tanda-tanda klinis
Tanda klinis dari ulkus traumatik yaitu Ulser tunggal, Lesi teraba lunak pada
saat di palpasi, ulserbiasanyaterlihat sedikit oval. Zona eritema pada awal terlihat di
bagian tepi, semakin muda warnanya sejalan dengan penyembuhan ulser. Bagian
tenagh biasanya berwarna abu-abu kuning.
3
II. LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS
Nama Pasien : Luthfi Ahmad Awaluddin
Tanggal Lahir : Cemani baru, 20 Juli 1997
Usia : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Cemani baru, Grogol Sukoharjo
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
A. Pemeriksaan Subjektif
CC :
Pasien datang dengan keluhan adanya sariawan pada gusi depan bawah
PI :
-Pasien mengaku merasakan keluhan tersebut sejak 5 hari yang lalu
-Pasien belum pernah mengobati keluhan tersebut
-Pasen mengaku mengalami sariawan tersebut setelah menggsok gigi
-Pasien mengaku sariawan yang dialami tersebut mengganggu saat makan
PDH :
Pasien mengaku belum pernah kedokter gigi sebelumnya
PMH :
-Pasien mengaku pernah dirawat di RS karena disentri selama seminggu sekitar 5
tahun yang lalu
-Pasien mengaku memiliki riwayat penyakit maag.
-Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan, obat-obatan ataupun
FH :
Umum :
Pasien mengaku bahwa ayah dan Ibunya tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
4
Gigi dan Mulut :
Ayah : pasien mengaku bahwa ayahnya memiliki riwayat gigi berlubang
Ibu : pasien mengaku bahwa ibunya tidak memiliki riwayat penyakit gigi dan
mulut.
SH :
-Pasien mengaku menggosok gigi 2x sehari pagi dan sore hari ketika mandi,
-Pasien mengaku tidak merokok dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol,
-Pasien mengaku memiliki kebiaasaan mengunyah satu sisi sebelah kanan.
B. Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan Ekstraoral
Kesan Umum Kesehatan Penderita
Jasmani : Sehat.
Mental : Sehat (komunikatif dan kooperatif)
Vital Sign
Tekanan Darah: 120/80 mmHg (Normal)
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : afebris
Berat Badan : 55 kg
Tinggi Badan : 167cm
5
Pemeriksaan Ekstra Oral
Pemeriksaan Intraoral
- Mukosa bibir : T.A.K
- Mukosa Pipi : terdapat gasis putih setinggi oklusal gigi M1-M3
kanan dan kiri.
- Dasar Mulut : T.A.K
- Gingiva :- terdapat lesi ulseratif berwarna kekuningan dengan
tepi eritema multifom ireguler dengan diameter kurang
lebih <2mm
- terdapat edema pada gingiva disertai perubahan warna
- Orofaring : T.A.K
- Oklusi : Open bite anterior
- Torus palatinus : Tidak Ada
- Bentuk palatum : V, Tinggi
- Frenulum
Frenulum Labialis RA : Sedang
Frenuum Labialis RB : Sedang
6
Frenulum Lingualis RA : Sedang
Frenulum Lingualis RB : Sedang
Frenulum Bukalis RA : Sedang
Frenulum Bukalis RB : Sedang
- Lidah : Normal
- Alveolus
Rahang Atas : Tinggi
Rahang Bawah : Tinggi
- Supernumerary teeth : Tidak Ada
- Diastema : Tidak Ada
- Gigi Anomali : Tidak Ada
- Gigi Tiruan : Tidak Ada
- Oral Hygiene : 7 (Buruk)
2 dan 4 : terdapat garis putih setinggi oklusal gigi M1- M3 kanan dan kiri
D/ Linea Alba bucalis
17 :- terdapat lesi ulseratif berwarna kekuningan dengan tepi eritema multifom
ireguler dengan diameter kurang lebih <2mm pada regio 3 dan 4 anterior
labial.
D/ Traumatic Ulcer
7
- terdapat edema pada gingiva disertai perubahan warna, berdarah saat palpasi,
tidak ada perdarahan spontan, melibatkan papila.
14 dan 17 : terdapat warna kecoklatan, linier, kontinyu di regio 13-23 dan 33-34
D/ Rasial Pigmentasi
Pemeriksaan OHI
8
Pemeriksaan Gigi Geligi
28 Terdapat kavitas pada D/ Karies email K02.2 Tp/ Restorasi kavitas klas I
bagaian bukal dengan GV Black dengan Resin
kedalaman email Komposit
9
dan fissur oklusal Komposit
kedalaman email
C. Pemeriksaan Penunjang : -
D. Diagnosis
D/ Ulkus Traumatik
E. Rencana Perawatan
TP/ 1. KIE
2. Medikasi
3. Kontrol
Medikasi
R/ Alloclair gel 10 mg tube No. I
S .2.d.d lit in oris PC
10
c. Aloclair gel : obat untuk mengurangi rasa sakit karena ulcer dan
melindungi agar ulcer tidak semakin parah.
TAHAPAN PERAWATAN
a. Pasien dipersilahkan duduk di dental unit
b. Asisten operator menyiapkan alat dan bahan
c. Pemeriksaan subjektif (anamnesis CC, PI, PDH, PMH, FH dan SH )
d. Pemeriksaan Objektif
Ekstraoral : pemeriksaan kepala, wajah, bibir, pipi, TMJ, neuromuskular
dan tulang rahang.
Intraoral : pemeriksaan jaringan lunak, mukosa, gingiva, dasar mulut ,
orofaring, oklusi, torus palatinus, torus mandibular,
palatum,frenulum, lidah dan OHI.
e. Penentuan diagnosis dan differential diagnosis
D/ Ulkus Traumatik
Gambaran Umum : terdapat lesi ulcerative berwarna kekuningan , tepi
kemerahan, irregular di sebelah kanan.
DD/ Recurrent Aptho Stomatitis
f. Menentukan rencana perawatan
1. KIE
2. Medikasi
R/ Alloclair gel tube no. I
s.2 d.d lit in oris pc
3. Kontrol
11
IV. Pembahasan
Perawatan yang dilakukan berhasil, karena pada saat kontrol pasien sudah tidak
mengeluhkan mengenai rasa sakit pada gingiva depan bawah. Diagnosis ditetapkan
berdasarkan pada pemeriksaan subjektif pasien yang menyatakan bahwa muncul ulkus
traumatik karena menyikat gigi yang terlalu keras. Pemeriksaan objektif menunjukkan
terdapat lesi ulseratif berwarna kekuningan dengan tepi eritema multifom ireguler dengan
diameter kurang lebih <2mm pada regio 3 dan 4 anterior labial, sehingga dapat ditetapkan
diagnosis dari kasus tersebut yaitu ulkus traumatik.
Medikasi yang diberikan untuk ulkus traumatik berupa alloclair gel yang dioleskan
pada bagain ulkus. Alloclair gel tube 10 mg ini tersedia dalam bentuk salep. Cara penggunaan
nya dioleskan secara tipis pada bagian ulkus 2 kali sehari yaitu pada saat setelah makan dan
sebelum tidur. Cara kerja alloclair gel sesuai dengan kandungan yang terdapat dalam obat
tersebut yaitu Polivinil phyrolidin (PVP) , Asam Hialuronat dan Aloevera.
PVP berfungsi sebagai protektif yaitu melindungi ulcer dari mikroba (melapisi ulcer) ,
gel ini akan melekat pada permukaan mukosa rongga mulut dan kerongkongan, membentuk
lapisan tipis dan bertindak sebagai barier untuk melindungsi ujung saraf yang terpajan dan
menjadi lebih sensitif dari nyeri yang ditimbulkan dari kegiatan makan, minum dan bahkan
berbicara. Aloevera berfungssi sebagai wound healing yaitu penyembuhan luka untuk
memperbaiki jaringan yang rusak (re-epitelialisasi), serta asam hialuronat dengan
merangsang sintesis matriks ekstraseluler termasuk kolagen pada jaringan dalam proses
penyembuhan luka dan anti-inflamasi.
12
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Pasien di harapkan lebih berhati-hati saat menggosok gigi dan mengetahui cara
menggosok gigi yang baik dan benar. Pasien diharapkan juga tetap menjaga kesehatan gigi
dan mulutnya dan anjuran untuk pemeriksaan rutin ke dokter gigi secara berkala.
13
I. DAFTAR PUSTAKA
Greenberg, M.S. and Glick, M. 2003. Burkets Oral Medicine: Diagnosis andTreatment 10th
ed. Ontario : BC Decker Inc. Pp .51 ; 63 68.
Langlais, Robert P., Craigs S. Miller., Jill S. Nield-Gehrig. 2015. Atlas Berwarna Lesi Mulut
Yang Sering Ditemukan Edisi 4. Jakarta : EGC.
Sunarjo, Lanny., Salikun Hermien., Rimbyastuti. 2015. Peranan Pasta Manggis Terhadap
Kesembuhan Ulkus Akibat Luka Gores (Pemeriksaan Histo Patologi Anatomi).
Semarang : Jurnal Riset Kesehatan. Vol. 4, No.2 : 779-785.
14