Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS ORAL MEDICINE

Epulis Granulomatosa

A. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : Hani Rahmania
Tempat/tanggal lahir : Palembang / 26 Mei 2003
Suku : Melayu
Jenis kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum kawin
Agama : Islam
Alamat : Jalan Setunggal No.69A 8 Ilir Palembang
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Pelajar SMP
No. Rekam Medik : 965514
Peserta Asuransi :-

B. ANAMNESA
a. Keluhan Utama
Pasien datang dengan mengeluhkan adanya benjolan pada gusi
bagian belakang kiri bawah sejak 3 tahun yang lalu, benjolan tersebut
berwarna kemerahan, kenyal dan tidak sakit ketika disentuh. Pasien
merasa tidak nyaman karena merasa benjolan tersebut semakin
membesar dan mengganggu saat makan sehingga pasien ingin
dilakukan perawatan.

b. Riwayat Perawatan Gigi


Pencabutan gigi susu 5 tahun yang lalu

c. Kebiasaan Buruk
Mengunyah pada satu sisi disebelah kanan sejak 1 tahun yang lalu.
d. Riwayat Sosial
Pasien merupakan pelajar SMP yang tinggal bersama kedua orang
tuanya dengan tingkat ekonomi menengah kebawah.

e. Riwayat Penyakit Sistemik


Pasien memiliki riwayat kelainan pencernaan, yaitu penyakit maag.

C. PEMERIKSAAN EKSTRAORAL
Wajah : Simetris
Bibir : Sehat
Kelenjar Getah Bening :
a. Kanan : tidak teraba dan tidak sakit
b. Kiri : tidak teraba dan tidak sakit

D. PEMERIKSAAN INTRAORAL
Debris : ada, di regio a, c, d, f
Plak : ada, di regio a, c, d, f
Kalkulus : ada, di regio a, c, d, f
Pendarahan papila interdental : ada, di regio a, c, d, f
Gingiva : - Eritema pada gingival margin di
regio a,c,d,f
- lesi nodular berbentuk irreguler
terletak pada gingiva bagian bukal
gigi 36-37, berukuran 1x1x0,5 cm,
berwarna lebih merah dari jaringan
sekitar, konsistensi kenyal,
permukaannya rata, berbatas jelas,
bertangkai dan dapat digerakkan,
mudah berdarah tapi tidak sakit pada
palpasi.
Mukosa : Sehat
Palatum : Sehat
Lidah : Sehat
Dasar mulut : Sehat
Hubungan rahang : Orthognati
Kelainan gigi geligi : tidak ada
OHI-S : 2 (sedang)
Pemeriksaan Gigi Geligi : Gigi 18, 28, 38, 48 belum erupsi

E. DIAGNOSA SEMENTARA
Diagnosa sementara : Epulis granulomatosa
Diagnosa banding : Epulis fibromatosa

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang untuk kasus ini adalah pemeriksaan patologi
anatomi. Hasil pemeriksaan patologi anatomi yaitu sediaan berasal dari satu
potong jaringan dengan ukuran 1x1x0,5 cm dengan warna putih kecoklatan,
kenyal. Pada potongan terasa tahanan, padat warna putih dengan bintik-
bintik kecoklatan. Hasil mikroskopis menyebutkan sediaan berasal dari
regio bukal, berbentuk polipoid, dilapisi epitel squamous kompleks sebagian
akantonis, subepitel berupa jaringan ikat fibrokolagen sebagian dengan
perubahan miksomatous, dengan pembuluh darah kecil-kecil, lumen berisi
RBC, bersebuk fokal-fokal padat sel radang limfosit sel plasma dan PMN.
Tampak juga kalsifikasi. Tidak dijumpai tanda-tanda ganas pada sediaan ini.
Kesan yaitu epulis granulomatosa pada regio bukal.

G. TINJAUAN PUSTAKA
Epulis adalah pembengkakan pada gingiva. Lesi hiperplastik ini
dihubungkan dengan trauma kronis yang biasanya karena adanya kalkulus
subgingiva. Epulis biasanya terjadi pada wanita. Secara klinis epulis dapat
bertangkai atau tidak bertangkai. Ukuran dari lesi ini bervariasi dari
beberapa milimeter hingga sentimeter. Konsistensi dan warna epulis
bervariasi tergantung vaskularitas dan derajat proliferasi fibrosa didalam
lesi. Sebagian besar epulis adalah fibrosa atau vaskular (pyogenic
granuloma). Epulis fibrosa dapat muncul selama kehamilan dan dapat
disebut sebagai tumor kehamilan. 1,2

Epulis Granulomatosa
Epulis ini terjadi dari suatu reaksi jaringan yang granulomatik karena
iritasi kronik akibat kalkulus, sisa akar, tepi karies. Lesi ini dapat ditemukan
pada gingiva, bibir, lidah, mukosa bukal, palatum dan mukosa alveolar.
Gambaran klinisnya adalah berupa lesi papula asimptomatik atau masa
polipoid nodular. Permukaanya biasanya bisa ulserasi dan mudah berdarah
dengan tekanan atau trauma ringan. Gambaran histopatologi terlihat
proliferasi sel endotelial yang mambentuk ruang kapiler dengan ukuran
yang bervariasi yang didukung oleh stroma fibrosa edematosa dan biasanya
terdapat sel inflamasi.3

Epulis Fibromatosa

Epulis fibromatosa adalah pertumbuhan fibrosa pada gingiva


karena iritasi kronik akibat kalkulus, sisa akar atau tepi karies. Lesi ini biasa
terjadi pada wanita dibanding laki-laki dengan rasio 4:1. Epulis ini biasanya
ditemukan pada gingiva papila interdental. Gambaran klinis yang terlihat
antara lain bertangkai atau tidak bertangkai, warna agak pucat, konsistensi
kenyal, batas tegas, padat, kokoh, dan tidak mudah berdarah. Gambaran
histopatologi menunjukkan jaringan fibrosa seluler yang ditutupi oleh
hiperplastic stratified squamous ephitelium.2,3

Epulis Fissuratum

Epulis fissuratum adalah hiperplasia fibrosa akibat trauma oleh gigi


tiruan yang tidak pas. Sering terjadi pada mukosa vestibulum pada sayap
gigi tiruan. Penatalaksaan pada kasus ini adalah dilakukan eksisi dan
rekonstruksi gigi tiruan setelah dilakukan eksisi.4

Epulis Giant Cell Granuloma

Epulis giant cell granuloma timbul karena iritasi kronik yang


memicu reaksi hiperplasia dari mukoperiosteum dan menghasilkan jaringan
granulasi yang terlalu banyak. Epulis ini disebabkan oleh iritasi lokal atau
trauma. Gambaran histopatologi menunjukkan poliferasi giant cell berinti,
ekstravasasi sel darah merah dan deposisi hemosiderin. Perawatan dilakukan
dengan cara bedah eksisi dan menghilangkan penyebab iritasi.2

Epulis Kongenital

Epulis kongenital adalah pertumbuhan polipoid bawaan pada bayi


baru lahir yang timbul dari gusi linggir alveolar yang tidak bergigi. Secara
klinis lesi tersebut berwarna merah muda, lunak dan dapat ditekan.4

Perawatan epulis secara umum adalah dengan bedah eksisi dibawah


anastesi lokal. Pada kasus epulis kehamilan sebaiknya perawatan ditunda
sampai melahirkan.2

H. DIAGNOSA
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
penunjang, maka diagnosa lesi pada tepi gingiva pasien adalah epulis
granulomatosa.

I. RENCANA PERAWATAN

Fase I (Etiotropik)

Scalling, Kontrol plak dan DHE


(edukasi,motivasi, instruksi)
Scalling
Fase II (BEDAH)

Eksisi epulis granulomatosa

Fase III (RESTORATIF)

Tidak dilakukan

Fase IV (KONTROL BERKALA)


Recall at time (kontrol pasca
bedah)
Kontrol plak dan OHI (Edukasi,
motivasi, instruksi)

J. PEMBAHASAN
Berdasarkan pemeriksaan klinis pada gingiva bagian bukal kiri
bawah pada gigi 36-37 pasien terdapat lesi nodular berbentuk irreguler,
berukuran 1x1x0,5 cm, berwarna lebih merah dari jaringan sekitar,
konsistensi kenyal, permukaannya rata, berbatas jelas, bertangkai dan dapat
digerakkan, mudah berdarah tapi tidak sakit pada palpasi didapat diagnosa
sementara yaitu epulis granulomatosa. Setelah dilakukan eksisi pada pasien
dan massa yang diambil pada saat eksisi dikirim ke laboratorium patologi
anatomi, dan mendapatkan hasil, diagnosa terakhir dari lesi tersebut adalah
epulis granulomatosa.
Diagnosa akhir tersebut juga didukung oleh pemeriksaan klinis
terhadap pasien, yaitu ditemukan kalkulus pada regio a, c, d,dan f. Salah
satu etiologi dari epulis granulomatosa adalah kalkulus. Permukaan kalkulus
yang kasar dan termineralisasi tersebut dapat menimbulkan iritasi dan
trauma pada gingival. Kalkulus yang menempel pada permukaan gigi akan
ikut bergerak bersama gigi tersebut selama berfungsi dan mengiritasi gusi
yang menutupinya. Iritasi dan trauma yang terus berlangsung menyebabkan
terjadinya epulis granulomatosa.
Perawatan epulis meliputi menghilangkan faktor penyebab dan
pembedahan massa. Tujuan menghilangkan faktor penyebab yaitu untuk
menghindarkan terjadinya rekurensi. Perawatan kasus ini yaitu eksisi dan
intruksi DHE agar pasien menjaga kesehatan rongga mulutnya. Setelah
pembedahan, pasien diberikan post medikasi berupa antibiotik untuk
mencegah terjadinya infeksi pasca pembedahan dan analgesik untuk
menghilangkan rasa sakit pasca pembedahan. Setelah tindakan pembedahan,
pasien diminta untuk kontrol satu minggu kemudian.
Pada kontrol pertama, Pengambilan hasil PA, Hasil pemeriksaan PA
menyatakan bahwa massa jaringan merupakan epulis granulomatosa.
Setelah itu, dilakukan pemeriksaan subjektif yaitu pasien tidak ada keluhan
dan hasil pemeriksaan objektif yaitu luka bekas operasi sudah menutup
namun masih terdapat warna kemerahan pada daerah bekas operasi, pada
saat palpasi tidak sakit. Pasien diintruksikan menjaga oral hygiene. serta
diharapkan datang kembali satu minggu kemudian untuk melakukan kontrol
kedua.
Pada kontrol kedua, dari hasil pemeriksaan subjektif yaitu pasien
tidak ada keluhan, hasil pemeriksaan objektif yaitu gingiva berwarna sama
dengan jaringan sekitar, palpasi tidak sakit dan tidak ada inflamasi pada
regio gigi 36-37. Pasien diintruksikan menjaga oral hygiene.
Sebelum perawatan

Kontrol I Kontrol II

K. KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan
penunjang dapat disimpulkan bahwa diagnosa kasus ini adalah epulis
granulomatosa. Lesi pada pasien ini disebabkan adanya kalkulus yang
terdapat di regio d pada gingiva sepanjang gigi 36-37. Perawatan pada
pasien ini adalah eksisi dan instruksi kebersihan mulut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Isaac W. Atlas of oral diseases. Amsterdam: Springer; 2016. p.102-5.
2. Tilakaratne WM, Warnakulasuriya S. Oral medicine and pathology-a
guide to diagnosis & management. New Delhi :Jaypee; 2014. p.180-1.
3. Ghom G A. Text Book Of Oral Medicine. 2nd edition. Newdelhi :
Jaypee; 2010.
4. Langlais, Robert P., dkk. Atlas Berwarna: Lesi Mulut yang Sering
Ditemukan Edisi 4. Jakarta: EGC; 2014.
EPULIS
GRANULOMATOSA

Anda mungkin juga menyukai