Oleh :
Sheilladelia Shavira, S.KG
04074881618019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
I. INFORMASI KASUS
ANAMNESIS
Keluhan utama :
Pasien wanita (27 tahun) mengeluhkan gigi depan kirinya berwarna hitam,
pernah sakit +- 1 bulan lalu hingga tidak dapat tidur, sekarang gigi tersebut nyilu
ketika makan atau minum yang dingin, serta sakit ketika dipakai untuk menggigit
makanan yang keras, sehingga pasien ingin giginya diperbaiki.
Rencana Perawatan : Restorasi pulpektomi, pasak logam cor dan mahkota jaket
akrilik
II. PROSEDUR PENATALAKSANAAN PULPEKTOMI DAN
PERAWATAN SALURAN AKAR
a. Informed consent
Informed consent merupakan persetujuan atau penolakan oleh pasien
terhadap segala tindakan dan pengobatan yang akan diberikan kepadanya
setelah mendapat informasi yang lengkap dan jelas dari dokter tentang
rencana pengobatan tersebut.
b) Injeksi intraligamen
- Injeksikan jarum pada sulkus gingiva, di bagian mesial atau distal gigi
yang akan dianestesi.
- Masukkan jarum ke ligamen periodontal sampai ada tahanan.
Hidrogen
No Bahan irigasi Normal saline Sodium hipoklorit EDTA Chlorhexidine
peroksida
1 Konsentrasi 0,9% 0,5%,1%,2,5%,5,2% 3% 15%, 17% 0,12%, 0,2%,2%
2 pH 7,3 10,8-12 6 7,3-8 5,5-7
3 Mekanisme Pembilasan Bakterisidal Bakterisidal Lubrikasi, Bakteriostatik
aksi fisik emulsifikasi, pada konsentrasi
dan rendah.
membawa Bakterisidal
debris dalam pada konsentrasi
suspense tinggi
4 Keuntungan Tidak ada efek -Memiliki sifat Memiliki sifat Melarutkan Lebih efektif
Membuang unsur
samping desinfectant dentin/debris pada bakteri
organik dari dentin
untuk memperdalam dan anorganik, gram positif
penetrasi medikamen
antibakteri sebagai
-Membuang/
menghilangkan biofilm pelumas,
-Melarutkan jaringan
membuat
pulpa dan nekrotik
-Memiliki efek manipulasi
antibakterial
canal
-Menghasilkan
pelumasan saluran menjadi
-Ekonomis
lebih mudah
-Mudah didapat
5 Kerugian Desinfectant -Karena tegangan Tidak dapat
yang terlalu permukaan tinggi, melarutkan sisa
kemampuan untuk
ringan jaringan nekrotik
membasahi dentin
rendah
-Iritan terhadap jaringan
dan dapat menyebabkan
kerusakan sel yang parah
-Jika berkontak dengan
gingiva, dapat
menyebabkan inflamasi
karena sifatnya yang
tajam (dapat membakar
kulit)
-Dapat membuat putih
pakaian, jika tumpah
-Bau dan rasa tidak enak
-Uap dari NaOCl dapat
mengiritasi mata
-Dapat membuat korosi
instrument
-Tidak dapat
menghilangkan smear
layer
-Kontak yang lama
dengan dentin dapat
mempengaruhi kekuatan
fleksural dentin
Irigasi Rekapitulasi Instrumentasi
k. Medikamen
Medikamen yang digunakan pada kasus ini adalah Chresophen.
Setelah dilakukan ekstirpasi jaringan pulpa, maka dapat diberikan Chresophen
sebagai medikamen. Bulatan kapas kecil yang telah dibasahi dengan
Chresophen diperas dengan kapas kering, diletakkan pada dasar kamar pulpa,
lalu ditumpat sementara. Desinfeksi didapatkan dari penguapan chresophen di
dalam kamar pulpa.Masa aktif chresophen yaitu 3 - 5 hari.
Setelah dilakukan preparasi saluran akar, juga perlu diberikan
medikamen. Medikamen pada kasus ini adalah kalsium hidroksida. Kalsium
hidroksida dapat dicampur dengan aquadest, saline, gliserin, chlorhexidine,
atau anestesi lokal. Kalsium hidroksida diaplikasikan pada saluran akar
dengan menggunakan paper point, spreader, atau lentulo spiral. Masa aktif
kalsium hidroksida yaitu 7-14 hari.
Tabel 2. Ringkasan bahan medikamen yang digunakan pada perawatan
endodonti
Durasi
Bahan Medikamen Keuntungan Kerugian
Aktivitas
Golongan Fenol
Eugenol 3 hari Mengendalikan nyeri Bau dan rasa tidak enak
ChKM 1 hari Antibakteri sprektrum luas, Tidakbermanfaat sebagai
sifat iritasi rendah medikamen antar-kunjungan
Chresophen 3 - 5 hari Antiphlogistikum (mengurangi -
inflamasi)
Aldehid
Formokresol 2-3 bulan Antibakteri Toksisitas, tidak mengendalikan
nyeri, efek nekrosis terhadap
jaringan, merangsang resopsi
internal
Glutaraldehid 14-30 Desinfektan kuat Reaksi bersifat asam, mengiritasi
hari jaringan
Steroid Belum Menurunkan nyeri, tidak Menurunkan regenerasi sel dan
diketahui toksis,mengurangi peradangan jaringan, menghambat
pembentukan fibroblas dan antibodi
Kalsium Hidroksida 7-14 hari Antimikroba, menurunkan Tidak mengendalikan nyeri
inflamasi pada apeks, tidak
toksis
l. Obturasi
Tujuan dari obturasi adalah:
1. Memasukkan suatu bahan pengisi ke ruang pulpa yang sebelumnya diisi oleh
jaringan pulpa untuk mencegah infeksi berulang,
2. Menciptakan kerapatan yang sempurna sepanjang sistem saluran akar (dari
korona sampai ujung apeks).
Syarat boleh dilakukannya obturasi adalah saat tidak adanya keluhan pasien
dari gigi yang dirawat (rasa sakit, palpasi dan perkusi negatif), saluran akar
telah kering, tidak berbau (cotton pellet), steril, tumpatan sementara tidak
terbuka, lesi periapikal tidak berkembang, pada RO MAC sudah sesuai dengan
panjang kerja. Untuk melihat saluran akar sudah kering atau belum, dapat
dilihat dengan cara mengambil kalsium hidroksida dengan menggunakan file
dari saluran akar dan diletakkan di atas glass slab. Jika kalsium hidroksida telah
kering saat diletakkan di atas glass slab, maka selanjutnya dapat dilakukan
obturasi.
Material yang dapat dilakukan adalah gutta percha dengan semen saluran
akar (sealer). Pengaplikasian semen saluran akar (sealer) menggunakan lentulo.
Fungsi semen saluran akar adalah sebagai antimikroba, mengisi celah antara
bahan pengisi dengan dinding dentin, sebagai pelumas dan memberikan efek
radiopak. Jenis semen saluran akar yang digunakan adalah kalsium hidroksida.
SOLID
Gutta percha Plastis, bersifat opak, kerapatannya Tidak beradhesi ke dentin (diperlukan sealer),
adekuat, mudah dikeluarkan dari mengkerut jika dingin, tidak bisa digunakan
saluran akar, antimikrobial. pada saluran akar yang sangat bengkok.
Kon Perak Kerapatan yang adekuat untuk Tidak mampu beradapatsi, korosi, toksisitas,
jangka waktu pendek. susah dikeluarkan kembali.
SEMISOLID
ZOE Bersifat opak, antimikrobial, mudah Pengkerutan saat mengeras, toksis, sukar
dimanipulasi mengendalikan panjang kerja, kerapatan tidak
konsisten.
Berbasis resin Material obturasi tunggal, mudah Toksis, sukar menentukan panjang kerja,
dimanipulasi mudah larut
Berbasis Resin
2-seal Sifat sealing jangka panjang, adhesif, Toksisitas, sulit dibersihkan, adhesif
radiopak yang sangat tinggi. kurang baik dengan gutta percha.
AH26 Antimikroba, adhesif, waktu kerja lama, Mewarnai dentin, tidak larut dalam
kerapatan sangat baik. pelarut, sedikit toksis saat belum
mengeras.
Glass ionomer Adhesi baik ke dentin Sulit larut jika dilakukan perawatan
cement ulang (pembuatan pasak).
Kalsium Merangsang terbentuknya barrier kalsium Toksisitas.
Hidroksida di apeks, antimikroba, kerapatan jangka
pendek yang adekuat.
Silicone
Gutta flow Bersifat radiopak, toksisitas rendah, Tidak adhesif dengan dentin.
adaptasi baik.
m. Tumpatan Sementara
Penumpatan sementara menggunakan teknik double seal, yaitu diatas
guttapercha diaplikasikan cotton pellet kemudian bahan tumpatan sementara
diletakkan diatasnya, lalu ditumpat dengan GIC. Setelah itu lakukan rontgen
terhadap hasil obturasi.
n. Kontrol
Kontrol dilakukan 1 minggu setelah perawatan saluran akar. Pada saat
kontrol dilakukan pemeriksaan subjektif, objektif, dan radiografis.
Pemeriksaan subjektif: untuk melihat ada atau tidaknya keluhan pasien
setelah dilakukan obturasi
Pemeriksaan objektif: dilakukan pemeriksaan visual untuk melihat
adanya perubahan warna pada gigi atau tidak, pemeriksaan palpasi,
perkusi serta tes mobilitas gigi
Pemeriksaan radiografis: untuk melihat keadaan periapikal pada gigi
yang dirawat saluran akar
o. Restorasi Akhir
Restorasi yang dilakukan pada kasus ini adalah pasak + mahkota jaket.
Disetujui oleh
Dokter Pembimbing Konservasi