Anda di halaman 1dari 13

LESI NON TERAPI

(LAPORAN SOCA ILMU PENYAKIT MULUT)

Oleh :
HARDIYANTI
NIM. 10617045

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MULUT


RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2021
2

i. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny.Anggun
Tempat/Tanggal Lahir : Kediri, 09 Agustus 1990
Foto Pasien
Usia : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Pemandian 1, Bandar Lor
Kota. Kediri
No. Rekam Medik : 1207

ii. Anamnesis
 Keluhan Utama :
Seorang wanita 30 tahun datang ke RSGM dengan keluhan adanya
benjolan pada wajahnya
 Riwayat Penyakit :
Pasien mengeluhkan adanya benjolan yang telah tumbuh 1 tahun lebih,
benjolan tersebut tanpa adanya rasa sakit, dan benjolan tersebut terjadi
disisi kanan dibagian bawah wajah pasien
3

 Riwayat perawatan gigi : -


 Keadaan sosial dan kebiasaan : -
 Riwayat Penyakit Sistemik : -
 Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluhan yang sama pada keluarga pasien

iii. Pemeriksaan Obyektif


1. Pemeriksaan Ekstra Oral :
a. Muka : Asimetris
b. Pipi Kanan : Terdapat lesi tumor pada pipi kanan bawah,
berbentuk oval, batas jelas, warna sama dengan daerah sekitar,
tunggal, diameter 2 x 1 x 2 cm, palpasi keras, nyeri tekan -.
Pipi Kiri : Tidak ada abnormalitas
Bibir atas : Tidak ada abnormalitas
Bibir bawah : Tidak ada abnormalitas
Sudut Mulut : Tidak ada abnormalitas
4

c. Kelenjar Limfe :
- Submandibularis Kanan : Tidak ada abnormalitas
- Submandibularis Kiri : Tidak ada abnormalitas
- Submental : Tidak ada abnormalitas
- Leher : Tidak ada abnormalitas
d. Kelenjar Saliva :
- Parotis Kanan : Tidak ada abnormalitas
- Parotis Kiri : Tidak ada abnormalitas
- Submandibularis : Tidak ada abnormalitas
- Sublingualis : Tidak ada abnormalitas
2. Pemeriksaan Intra Oral :
a. Mukosa labial atas : Tidak ada abnormalitas
Mukosa labial bawah : Tidak ada abnormalitas
Komisura kanan : Tidak ada abnormalitas
Komisura kiri : Tidak ada abnormalitas
b. Mukosa bukal kanan : Terdapat lesi tumor pada mukosa bukal
kanan bawah, berbentuk oval, batas jelas, warna sama dengan daerah
sekitar, tunggal, diameter 2 x 1 x 2 cm, palpasi keras, nyeri tekan -.
Dan terdapat ulser pada mukosa bukal kanan atas, berbentuk bulat,
berbatas jelas, warna kemerahan dengan inti berwana putih, diameter
2 mm, nyeri.
c. Mukosa bukal kiri : Tidak ada abnormalitas
d. Labial fold atas : Tidak ada abnormalitas
Labial fold bawah : Tidak adaabnormalitas
e. Bukal fold atas : Tidak ada abnormalitas
Bukal fold bawah : Tidak ada abnormalitas
f. Gingiva rahang atas : Tidak ada abnormalitas
Gingiva rahang bawah : Tidak ada abnormalitas
g. Palatum : Tidak ada abnormalitas
h. Arkus Palatoglosus anterior : Tidak ada abnormalitas
Arkus palatoglosus posterior : Tidak ada abnormalitas
5

i. Lidah : Terdapat lesi fissura, berbentuk memanjang,


berbatas jelas, sewarna dengan daerah sekitar, tunggal, berukuran 1
cm, tidak terdapat peninggian, nyeri tekan -.
j. Dasar Mulut : Tidak ada abnormalitas

iv. Diagnosis Sementara


Suspek : Exsostosis, Bifid Tongue, Ductus Stenson Prominent

v. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Radiologi
Laboratorium Patologi Anatomi : Sitologi

vi. Diagnosis Akhir


Exsostosis, Bifid Tongue, Ductus Stenson Prominent

vii. Rencana Perawatan


Tatalaksana terapi Exsostosis, Bifid Tongue, Ductus Stenson Prominent
pada kasus ini adalah dengan cara melakukan tindakan perawatan, dan KIE
(Komunikasi, Informasi, Edukasi). Tahapan perawatan lesi ini adalah sebagai
berikut :

SOAP (Subjektif, Objektif, Asesmen, Plan)


Subjektif
´ Pasien datang mengeluhkan adanya benjolan atau pembengkakan pada
sisi kanan pipi bagian bawah yang sudah tumbuh sejak 1 tahun yang
lalu, dan tanpa adanya keluhan rasa sakit.
Objektif
Eo :
Terdapat tumor pada pipi kanan bawah, berbentuk oval, batas jelas, warna
sama dengan daerah sekitar, tunggal, diameter 2 x 1 x 2 cm, palpasi keras,
nyeri tekan -.
6

Io :
a. Terdapat lesi tumor pada mukosa bukal kanan bawah, berbentuk
oval, batas jelas, warna sama dengan daerah sekitar, tunggal,
diameter 2 x 1 x 2 cm, palpasi keras, nyeri tekan -. Dan terdapat ulser
pada mukosa bukal kanan atas, berbentuk bulat, berbatas jelas,
warna kemerahan dengan inti berwana putih, diameter 2 mm, nyeri.
b. Terdapat lesi fissura, berbentuk memanjang, berbatas jelas, sewarna
dengan daerah sekitar, tunggal, berukuran 1 cm, tidak terdapat
peninggian, nyeri tekan -.
Asesmen
Exsostosis, , Bifid Tongue, Ductus Stenson Prominent
Plan
Memberitahukan kepada pasien rencana perawatan yang akan dilakukan
yaitu eksposur introral kemudian akan dilakukan eksisi lengkap

KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi )


Komunikasi
Menyampaikan kepada pasien bahwa keluhan yang dialami merupakan,
Exsostosis yakni merupakan suatu pertumbuhan tulang yang berlebih yang
menimbulkan tonjolan pada permukaannya, Bifid Tongue yakni adanya
bentukan lidah belah atau lidah dengan groov atau alur. Ductus Stenson
Prominent yakni kelainan pada pipa yang membawa air liur yang bisa
disebabkan karena adanya sariawan.
Informasi
Informasikan pasien bahwa kelainan yang diderita tidak berbahaya jika
dalam perawatan yang tepat.
Edukasi
1. Melakukan pemberbersihan celah lidah secara teratur
2. Mengurangi makanan atau asupan kafein dari teh dan minuman bersoda
3. Mengurangi makanan kering, bergula, atau asin.
4. Banyak minum air dan mengkonsumsi makanan yang bergizi.
7

viii. Pembahasan
Pada lesi non terapi terdapat gambaran klinis yang merupakan variasi
anatomis normal. Gambaran klinis yang pertama adalah variasi anatomis
normal akan menunjukkan penampakan yang bilateral dan simetris, baik
lokasi maupun tingkat perluasannya. Gambaran klinis yang kedua, biasanya
variasi anatomis normal terletak pada lokasi yang dapat diprediksi. Gambaran
klinis ketiga, variasi anatomis normal muncul tanpa gejala atau asimtomatik.
Gambaran klinis keempat, adalah statis atau tidak menunjukan perkembangan,
hanya lebih terlihat jelas seiring bertambahnya usia. Beberapa lesi non terapi
yang ditemukan pada pasien adalah sebagai berikut
Penegakan diagnosis pada kasus ini dilakukan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan klinis. Dari anamnesis diketahui bahwa Seorang wanita 30
tahun datang ke RSGM dengan keluhan adanya benjolan yang telah tumbuh 1
tahun lebih, benjolan tersebut tanpa adanya rasa sakit, dan benjolan tersebut
terjadi disisi kanan dibagian bawah wajah. Pada pemeriksaan klinis
ditemukan wajah pasien terlihat asimetris dan terdapat pembengkakan pada
pipi kanan bawah, diameter 2 x 1 x 2 cm, palpasi keras, batas jelas, nyeri
tekan -, warna sama dengan daerah sekitPada mukosa bukal kanan t. erdapat
pembengkakan pada pipi kanan bawah, diameter 2 x 1 x 2 cm, palpasi keras,
batas jelas, nyeri tekan -, warna sama dengan daerah sekitar, dan terdapat
lipatan berukuran kecil, palapsi tidak terdapat peninggian, berbatas jelas,
nyeri tekan, warna merah kebiruan. Pada lidah terdapat groove (Alur)
berukuran 1 cm, tidak terdapat peninggian, berbatas jelas, nyeri tekan -,
sewarna dengan daerah sekitar .
Dengan ini dapat disimpulkan berdasarkan pemeriksaan subyektif dan
obyektif pada pasien merupakan ciri-ciri yang menuju ke suspek diagnosa
Exsostosis, , Bifid Tongue, Ductus Stenson Prominent
8

a. Exsostosis
Eksostosis adalah tonjolan tulang yang mengalami kalsifikasi yang
ditandai menurut lokasi anatomi yang khas. Eksostosis sisi lingual
mandibula dan sisi bukal rahang atas relatif sering terjadi. Eksostosis
mandibula bukal sangat jarang terjadi, mungkin memiliki dimensi besar
dan mengubah fitur wajah. Exostosis bukal adalah jenis pertumbuhan
abnormal pada tulang rahang atas atau bawah. Kondisi ini cenderung
muncul pada awal remaja. Exostosis bukal biasanya muncul tanpa rasa
nyeri. Kondisi ini juga bisa menghalangi saat Anda membersihkan gigi.
Exostosis bukal umumnya muncul di dekat bagian belakang mulut, tetapi
mungkin juga ditemukan di bagian lain di mulut Anda. Penyebab exostosis
bukal masih belum diketahui.
Etiologi exsostosis sebenarnya belum diketahui secara pasti tetapi
bebrapa penelitian mengatakan bahwa exsostosis dapat disebabkan karena
adanya tekanan berlebih atau besar dari gigi terhadapt rahang dan juga bisa
disebabkan karen faktor herediter atau faktor genetika atau keturunan.
Prevalensi pada eksostosis lebih sering terjadi pada rahang atas daripada
rahang bawah dan juga lebih sering terjadi pada pria dibandingan dengan
wanita tetapi tidak menup kemungkinan akan terjadi pada kondisi
sebaliknya.
Pada kasus pasien diatas diagnosis bandingnya yaitu Tumor Kelenjar
Saliva
Persamaan dan Perbedaan Exsostosis dengan Tumor Kelenjar Saliva:

Exsostosis Tumor Kelenjar Saliva


Letaknya berada didasar
Letaknya berada didasar
Persamaan rongga mulut rahang
rongga mulut rahang bawah
bawah

Memiliki gejala nyeri dan


Perbedaan Tidak memiliki gejala nyeri
mati rasa

Gambaran klinis eksostosis merupakan sebuah tonjolan yang


asimtomatis dengan diselimuti oleh jaringan mukosa yang terlihat tertarik dan
berwarna seperti mukosa mulut normal
9

Penatalaksanaan pada kasus exsostosis sendiri sebenarnya tidak perlu


dilakukkan tindakan serius, kecuali menggangu kesehatan periodontal
pasiennya, mengganggu penampilan secara estetik, menganggu penempatan
denture, atau menyeybakan ulser traumatic rekuren. Perawatan dilakukan
apabila ada keluhan-keluhan tersebut contohnya pada kasus diskenario ini
terjadinya asimetris wajah maka akan dilakukkan pengangkatan exsostosis
atau dilakukkan eksisi lengkap dan disertai penghilangan faktor penyebab
dari tekanan pada gigi.

b. Bifid Tongue
Bifid tongue adalah lidah dengan alur atau terbelah membujur sepanjang
lidah akibat karena penggabungan bagian sisi kanan dan kiri lidah yang tidak
sempurna. Gambaran klinis bifid tongue yaitu ditemui adanya groov atau alur
yang dalam pada garis tengah dorsum lidah atau nampak lidah seperti
terbelah. Etiologi karena kegagalan fusi archus brachial atau archus phryngeal
atau lateral tubercle yang tidak komplit, proliferasi mesenkim yang gagal
menghilangkan grup atau alur pada lidah atau juga bisa karena penggabungan
distal buds yang tidak sempurna dan komplit atau bisa juga karena terjadinya
trauma yang mengakibatkan terbelahnya lidah.
10

Diagnosis banding bifid tongue yaitu adalah lidah angkyglosisia di mana


lidah dengan keadaan atau kasus angkyglosisia pada saat dilakukan
pemeriksaan atau diminta untuk menjulurkan lidah lidah akan tertahan
terbelah seperti befid tongue sehingga untuk membedakan ankyglossia
dengan bifid tongue adalah pemeriksaan yang harus dilakukan adalah pada
saat kondisi lidah dalam keadaan rileksasi kemudian dilihat apakah adanya
grup atau alur pada lidah tersebut.
Penatalaksanaan yang akan dilakukan tergantung dengan etiologi yang
menyebabkan kondisi bifid tongue tersebut apabila keadaan tersebut
diakibatkan karena trauma maka penatalaksanaan yang bisa dilakukan apabila
pada kasus tersebut terjadi pendarahan yang tidak terkontrol, laserasi lidah
lebih dari 2 cm atau keterlibatan ujung lidah atau keterlibatan otot atau cedera
ketebalan penuh maka dapat dilakukan penatalaksanaan operasi plastik yang
dilakukan oleh dokter spesialis bedah plastik di mana tindakannya adalah
dengan melakukan penjahitan pada bagian lidah yang terbelah tersebut
perawatan lanjutan bisa dilakukan dengan cara memantau masalah jalan nafas
pasien, pemberian analgesia non steroid, dan melakukan diet cair. Apabila
penyebab atau etiologi bifid tongue diakibatkan atau terjadi sejak lahir maka
penatalaksanaan yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya kondisi
tersebut adalah dengan melakukan prenatal sonogram sebelum melahirkan
atau sebelum bayi lahir untuk melihat kondisi atau keadaan bayi di dalam
perut ibu apabila clefting tidak terlihat atau tidak terdeteksi dengan ultrasound
sebelum bayi lahir atau pada saat dilakukan pemeriksaan prenatal sonogram
maka dapat dilakukan pemeriksaan rongga mulut saat bayi tersebut lahir.
Apabial sudah terjadi kasus bifid tongue ini maka pasien harus sering
memebrsihkan celah lidah secara teratur
11

c. Duktus Stension Prominen


Duktus Stension Prominen adalah suatu kelainan yang terjadi pada pipa
yang membawa air liur dari kelenjar parotis atau pipa yang menyalurkan
produksi saliva di mana etiologi atau penyebab dari kelainan ini terjadi akibat
adanya sariawan yang terbentuk di atas duktus stension tersebut yang bisa
mengakibatkan terjadinya peradangan dan sakit akibat bakteri masuk ke
dalam duktus atau pipa yang menyalurkan produksi Saliva sehingga
mengakibatkan terjadinya retrograde karena adanya pembalikan arah aliran
air liur di duktus station tersebut
Gambaran klinis pada kondisi ini yaitu ditemui lipatan berukuran kecil
dengan warna merah kebiruan seperti pada sekitar mukosa bukal, warna
merah pada keadaan ini disebabkan karena adanya peradangan yang
disebabkan oleh aphthous.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis duktus stenson


prominen adalah dengan menggunakan pemeriksaan radiografi sialografi
dengan prosedur yang dilakukan menempatkan pasien dalam posisi
terlentang 0,012 inci atau 0,016 inci jarum suntik yang mengandung non
media kontrasionik (iopamidol, 300 mg yodium per ml). Ujungnya
dimasukkan ke dalam duktus dan kepalapasien tetap dan posisi yang benar
diperiksa pada fluoroskopi. Dua ml media kontras diberikan secara hati-hati
sambil memperoleh gambar pengurangan digital pada tiga bingkai per detik,
sampai media kontras terlihat memenuhi sistem saluran kemudian dilakukan
interpretasi dilihat ada atau tidak kelainan yang ada pada duktus stension.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada kasus ini sebenarnya tidak
perlu dilakukan penatalaksanaan secara serius karena infeksi ini akan hilang
dengan sendirinya akan tetapi apabila pada pasien yang mengalami keadaan
atau kasus xerostomia maka akan mengakibatkan duktus menjadi tersumbat
sehingga membuat kelenjar parotis menjadi sakit meradang dan mengalami
pembengkakan yang bisa terlihat sampai ke sisi wajah pasien
12

ix. Kesimpulan
Exsostosis, bifid tongue dan duktus stenson prominen merupakan suatu
keadaan yang tidak berbahaya didalam rongga mulut serta tidak menimbulkan rasa
sakit. Pada kasus lesi non terapi pada umumnya tidak memerlukan perawatan.
Tetapi apabila pasien merasa terganggu maka dapat di lakukan perawatan. Pada
kasus exsostosis apabila pasien terganggu / menimbulkan asimetris pada wajah
pasien maka dapat dilakukkan tindakan penatalaksanaan dengan cara melakukan
eksisi lengkap terhadap benjolan exsostosis tersebut.
13

DAFTAR PUSTAKA

Bansal M, Rastogi S, Sharma A. Multiple mandibular exostoses: a rare case report. J


Clin Diagn Res 2013; 7: 1802–1803.

Crory. P. V. Mc A. V. Jacobs. 2016 Exostosis deforming face features. British Dental


Journal. Volume 221 No. 2

Horsburgh. Avril., Tarik F. Massoud. 2013.The salivary ducts of Wharton and Stenson:
Analysis of normal variant sialographic morphometry and a historical review.
Annals of Anatomy journal homepage: www.elsevier.de/aanat

Kang. Ajaipal S. Kang., Kevin S. Kang. 2020. Annals of Medicine and Surgery
journal homepage. www.elsevier.com/locate/amsu

M. Seiler, S.L. Massaro, G. Staubli, C. Schiestl, Tongue lacerations in children: to


suture or not? Swiss Med. Wkly. 148 (2018) w14683.

Anda mungkin juga menyukai