Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS BESAR

Seorang Perempuan usia 49 Tahun dengan


Ranula Dasar Mulut Bilateral

Penguji Kasus :
drg. Devi Farida Utami, Sp.BM

Penyaji Kasus :
Albertus Johan Edy / 220101220078
Hernanda Haudzan / 22010118220079
Achmad Khoiru Zadit T. / 22010118220152
Rara Badriya Agustin / 22010118220182
Pendahuluan
Obstruksi
Glandula
Sublingualis

Obstruksi
Glandula Saliva
Mayor

Bicara

Menguyah-
Menelan
Dapat Membesar

Bernafas

Terangkatnya
Lidah 2
Pendahuluan
Obstruksi
Kelenjar Saliva

Ranula
Trauma

Aneurisma
duktus glandula
saliva

Anomali
kongenital duktus
saliva

3
Pendahuluan
Simple Ranula :
• Terbatas pada
dataran oral
M.Mylohyoideus
• Pembengkakan
lunak
• Tidak melewati
ruang
RANULA submandibular
• Tidak berpenetrasi
ke M.mylohyoideus

Plunging Ranula :
• Menerobos bawah
M.Mylohyoideus
• Menimbulkan
pembengkakan
submental
4
Pendahuluan

Prevalensi :
• 0,2% setiap 1000 orang

• Rangking 41 yang paling


RANULA
sering diderita

• Laki : Perempuan = 1 : 1,4

5
Pendahuluan
Penanggulangan
Cegah Rekurensi
Faktor Penyebab

Ranula

Pembedahan EKSISI

MARSUPIALISASI

DISSECTING

6
Identitas Pasien

▷ Nama : Ny. S
▷ Jenis Kelamin : Perempuan
▷ Usia : 49 tahun
▷ Pekerjaan : Ibu rumah tangga
▷ Alamat : Ungaran Timur
▷ No. RM : C642675
Skrining dan Tanda Vital

▷ Alergi : Tidak ada


▷ Nyeri : Nyeri (-)
▷ Gizi : Baik
▷ Tekanan Darah : 120/80 mmHg
▷ Nadi : 80 x/menit
▷ Laju Pernafasan : 20 x/menit
▷ TB : 151 cm
▷ BB : 66 kg
Anamnesis

▷ Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di Ruang Pemeriksaan Poli Gigi


dan Mulut RSDK pada tanggal 17 mei 2019 pada pukul 14.00 WIB.
▷ Keluhan Utama : benjolan di bawah lidah
▷ Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien mengeluhkan terdapat benjolan yang
mengganjal di bawah lidah. Benjolan dirasakan sejak 1,5 bulan yang lalu.
Benjolan tidak nyeri namun makin lama makin membesar. Benjolan membuat
pasien susah makan dan mulut menjadi kering. Pasien telah melakukan
penyedotan cairan dibenjolan 1 bulan yang lalu di RS karas, dan sekarang
benjolan membesar lagi, pasien dirujuk ke Kariadi untuk melakukan
pengangkatan benjolan. Selain itu,. Pasien telah melakukan pencabutan 9 gigi,
dicabut karena sudah berlubang besar.
Riwayat Penyakit Dahulu :
▷ Riwayat DM disangkal
▷ Riwayat hipertensi disangkal
▷ Riwayat penyakit jantung disangkal
▷ Riwayat trauma sebelumnya di daerah gigi dan mulut disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
▷ Riwayat keluarga yang menderita DM disangkal
▷ Riwayat keluarga yang menderita hipertensi disangkal
▷ Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi :
▷ Pasien bekerja sebagai Pegawai Swasta. Pembiayaan
menggunakan JKN PBI.
▷ Kesan : sosial ekonomi cukup
Pemeriksaan Objektif

Status Generalis
▷ Kondisi umum : Baik
▷ Sistem Kardiorespirasi :
● Inspeksi: Jejas (-), pengembangan dada
normal, simetris, RR normal, sesak (-)
● Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri, ictus
cordis teraba di SIC V linea midclavicula
sinistra
● Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru,
batas jantung normal
● Auskultasi : Suara dasar vesicular
(+/+),Bunyi jantung I=II regular, suara
abnormal jantung (-/-)
Pemeriksaan Fisik

Ekstra Oral
▷ Kelenjar limfe submandibular kiri : pembesaran (-), nyeri (-)
▷ Kelenjar limfe submandibular kanan : pembesaran (-), nyeri (-)
▷ Asimetri muka : (+) dagu bawah edem
Intra Oral
▷ Mukosa pipi kanan dan kiri : hiperemis (-), nyeri (-)
▷ Mukosa palatum : Edema (-), hiperemis (-), perdarahan (-), pucat (-)
▷ Mukosa dasar mulut / lidah :Benjolan (+), hiperemis (-), perdarahan (-), kebiruan (+)
▷ Mukosa pharynx : Edema (-), hiperemis (-), perdarahan (-), pucat (-)
▷ Mukosa labial : Edema (-), hiperemis (-), perdarahan (-), luka (-)
Kelainan Periodontal
▷ Gingiva RA : Edema (-), Hiperemis (-),Perdarahan (-), Pucat (-), Resesi (-)
▷ Gingiva RB : Edema (-), Hiperemis (-),Perdarahan (-), Pucat (-), Resesi (-)
▷ Kalkulus/plak : (-)
Status Lokalis
▷ Benjolan

Inspeksi : Terlihat benjolan di dasar mulut, warna kebiruan


Palpasi : Ukuran sekitar 1,5 cm x 3,5 cm x 3,5 cm , lunak,
permukaan rata, tidak berbenjol-benjol,nyeri tekan
(-)

▷ Status Dental
● Tampak karies gigi 2.2/ 3.3/ 3.4
● Missing teetht 2.6/ 2.8/ 3.5/ 3.6/ 3.7/
3.8/4.3/4.6/4.7
● Tampak sisa akar 1.8/4.4/4.5
Pemeriksaan Penunjang

Interpretasi :

Struktur tulang mandibular bauk


Tampak karies gigi 2.2/ 3.3/ 3.4
Missing teetht 2.6/ 2.8/ 3.5/ 3.6/
3.7/ 3.8/4.3/4.6/4.7
Tampak sisa akar 1.8/4.4/4.5
Tampak periapical lusensi gigi
3.1/ 4/1/4.2
Tak tampak impaksi gigi
Tak tampak tumpatan
Canalis alveolaris kanan kiri baik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang

● Tampak lesi isohipodens multilobulated batas sebagian


tegas tepi sebagian reguler pada regio sublingual (ukuran
AP 3,42 x LL 3,96 x CC 4,79 cm). Pasca injeksi kontras tak
tampak enhancment.
● Tampak multiple limfadenopati regio colli kanan kiri level
2 (ukuran terbesar 1,28 x 0,7 cm kiri)
● Tak tampak lesi litik, sklerotik maupun destruksi pada os
mandibula
● Pada potongan brain yang tervisualisasi :
● Tak tampak lesi hiperdens maupun hipodens patologis
pada parenkim otak
● Pasca injeksi kontras tak tampak gyral enchancment
● Tampak lesi isodens bentuk relatif bulat pada sinus
spheronoid kiri (ukuran 0,93 x 0,93 cm), pasca injeksi
kontras tak tampak enchacment
Pemeriksaan Penunjang

● Massa kistik multilobulated pada regio


sublingual (ukuran AP 3,42 x LL 3,96 x CC
4,79 cm)  Masih mungkin ranula
● multiple limfadenopati regio colli kanan
kiri level 2 (ukuran terbesar 1,28 x 0,7 cm
kiri)
● Tak tampak lesi litik, sklerotik maupun
destruksi pada os mandibula
● Massa solid enhanced bentuk bulat pada
sinus sohenoid kiri (ukuran 0,93 x 0,93
cm)  DD / kista mucocele
Tampak
Odontogram karies
gigi 2.2/
3.3/ 3.4

Missing
teetht 2.6/
2.8/ 3.5/
3.6/ 3.7/
3.8/4.3/4.6/
4.7

Tampak
sisa akar
1.8/4.4/4.5
▷ Diagnosis kerja : ranula dasar mulut

○ Tatalaksana
▷ Tatalaksana sebagai dokter umum
▷ Merujuk ke dokter gigi bedah mulut untuk dilakukan
pengangkatan ranula
▷ Memberikan edukasi kepada pasien antara lain :
▷ Edukasi mengenai penyakit yang diderita pasien yaitu
ranula yangharus dilakukan pengangkatan
▷ Edukasi mengenai oral hygene
Anatomi Glandula Saliva
▷ Glandula saliva atau kelenjar saliva merupakan organ yang terbentuk dari sel-sel
khusus yang mensekresi saliva yang mempunyai saluran sendiri. Saliva adalah cairan
oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri dari campuran sekresi dari
kelenjar besar dan kelenjar kecil (mayor dan minor) yang ada pada mukosa oral.
▷ Kelenjar parotis adalah sepasang kelenjar liur terbesar yang menyekresikan air liur
melalui duktus Stensen menuju kavum oral untuk membantu mengunyah dan
menelan. Kelenjar ini merupakan glandula terbesar yang letaknya pada permukaan
otot masseter yang berada di belakang ramus mandibula, di anterior dan inferior
telinga. Glandula parotis menghasilkan hanya 25% dari total saliva yang sebagian
besar merupakan cairan serus.
▷ Glandula submandibularis merupakan glandula terbesar kedua setelah glandula
parotis. Letaknya di bagian medial sudut bawah mandibula. Glandula submandibula
menghasilkan 60-65% dari total saliva di rongga mulut, yang merupakan campuran
cairan serus dan mucus.
▷ Glandula sublingualis adalah glandula yang letaknya pada fosa sublingualis, yaitu
dasar mulut bagian anterior. Merupakan glandula saliva mayor yang terkecil yang
menghasilkan 10% dari volume total saliva di rongga mulut yang sekresinya
didominasi oleh cairan mucus.
▷ Glandula saliva minor terdiri dari 1000 kelenjar diameternya 1-2 mm yang tersebar
pada lapisan mukosa rongga mulut, terutama di mukosa pipi, palatum, baik palatum
durum maupun palatum molle, mukosa lingual, mukosa bibir, dan juga terdapat di
uvula, dasar mulut, bagian posterior lidah, dasar atau ventral lidah,
RANULA

Definisi
▷ Ranula adalah istilah yang digunakan untuk menyebut
mukokel yang letaknya di dasar mulut.11,12
▷ Merupakan pembengkakan dasar mulut yang
berhubungan dan melibatkan glandula sublingualis,
dapat juga melibatkan glandula salivari minor.4,5
▷ Ukuran ranula dapat membesar, dan apabila tidak
segera diatasi akan memberikan dampak yang buruk,
karena pembengkakannya dapat mengganggu fungsi
bicara, mengunyah, menelan, dan bernafas.1,15
Etiologi

Etiologinya tidak diketahui namun diduga


ranula terjadi akibat trauma, obstruksi kelenjar
saliva, dan aneurisma duktus glandula saliva.6
Post traumatic ranula terjadi akibat trauma pada
glandula sublingual atau submandibula yang
menyebabkan ekstravasasi mukus, sehingga
terbentuk pseudokista. Ranula juga dikatakan
berkaitan dengan penyakit kelenjar saliva dan
anomali kongenital dimana duktus saliva tidak
terbuka.6,15
Epidemiologi Ranula

▷ Prevalensi Ranula yaitu 0,2% setiap 1000 orang dan merupakan


penyakit rongga mulut dengan ranking 41 yang paling sering di
derita berdasarkan data Minnesota Oral Disease Prevalence Study.4
Dalam salah satu penelitian terhadap 1303 kista pada glandula
saliva, hanya ada 42 ranula yang terjadi.7 Pada beberapa penelitian,
prevalensi plunging ranula belum diketahui secara pasti namun
diduga berkisar antara 1-10% dari total penderita ranula.
▷ Pada umumnya, ranula sering terjadi pada anak-anak dan remaja,
namun penderita ranula juga sering ditemukan pada dekade ke-3
kehidupan. Perbandingan antara penderita laki laki dan perempuan
relatif berbeda-beda dari segi jumlah perbandingannya, namun
sebuah penelitian di China menunjukkan jumlah perbandingan
antara laki-laki dan perempuan yaitu 1:1,4 yang menunjukkan
penderita perempuan lebih banyak dibanding laki-laki.
Patogenesis Ranula
Klasifikasi
Berdasarkan letaknya ranula dibedakan menjadi dua, yaitu ranula simpel dan
ranula plunging.
Ranula simpel yang juga disebut dengan oral ranula merupakan ranula yang terbentuk
karena obstruksi duktus glandula saliva tanpa diikuti dengan rupturnya duktus tersebut.
Letaknya tidak melewati ruang submandibula, dengan kata lain tidak berpenetrasi ke
otot milohioideus.
Ranula plunging atau sering disebut ranula diving merupakan massa yang terbentuk
akibat rupturnya glandula saliva tanpa diikuti rupturnya ruang submandibula yang
kemudian menimbulkan plug pseudokista yang meluas hingga ke ruang submandibula
atau dengan kata lain berpenetrasi ke otot milohioideus.

Ranula juga dapat dibedakan atas fenomena ekstravasasi mukus dan kista
retensi mukus. Ekstravasasi mukus merupakan akibat dari trauma, sedangkan
kista retensi mukus terjadi akibat obstruksi duktus glandula saliva.
Selain tipe ranula di atas, dikenal pula ranula kongenital, yaitu ranula yang
diakibatkan anomali kongenital, misalnya atresia duktus saliva atau kegagalan
pada proses pembentukan kanal/duktus ekskresi, tetapi kasus seperti ini sangat
jarangditemui.
Gambaran Klinis, Radiografi, dan Histopatologi

▷ Gambaran klinis ranula merupakan massa lunak yang berfluktusi dan


berwarna translusen kebiruan, yang membedakannya dengan mukokel
adalah letaknya di dasar mulut atau bagian bawah lidah .
▷ Apabila dipalpasi, massa ini tidak akan berubah warna menjadi pucat.
Diameternya mulai dari 1 sampai dengan beberapa sentimeter.
▷ Ranula tidak diikuti rasa sakit. Keluhan yang paling sering diungkapkan
pasien adalah mulutnya terasa penuh dan lidah terangkat ke atas.
▷ Apabila tidak segera diatasi akan terus mengganggu fungsi bicara,
mengunyah, menelan, dan bernafas.
▷ Ranula yang berukuran besar akan menekan duktus glandula saliva dan
menyebabkan aliran saliva menjadi terganggu. Akibatnya muncul gejala
obstruksi glandula saliva seperti sakit saat makan atau sakit pada saat
glandula saliva terangsang untuk mengeluarkan saliva dan akhirnya
kelenjar saliva membengkak.
Ranula plunging akan menimbulkan pembengkakan pada leher. Dan
biasanya berdiameter 4-10 cm dan melibatkan ruang submandibula.4 Terdapat
juga laporan yang menunjukkan ruang submental, daerah kontralateral leher,
nasofaring, retrofaring, dan juga mediastinum.6
Secara histopatologi,
kebanyakan ranula tidak
mempunyai lapisan epitel dan
dinding dari ranula terdiri dari
jaringan ikat fibrous yang
menyerupai jaringan granulasi.
Penemuan histopatologi
menunjukkan ruang dalam kista
dan dindingnya didominasi oleh
histiosit, dan juga dijumpai mucin.
Diagnosa

Untuk menegakkan diagnosa ranula dilakukan prosedur-prosedur yang


meliputi beberapa tahap.
▷ Pertama melakukan anamnese dan mencatat riwayat pasien.
▷ Kedua melakukan pemeriksaan fisik intraoral dan ekstra oral
▷ Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pendukung meliputi pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan radiografi (MRI (Magnetic Resonance
Imaging), CT Scan (Computed Tomography Scan), ultrasonografi,
sialografi, dan juga radiografi konfensional)
Diagnosa Banding

- kista dermoid
- Sialolithiasis
- thyroglossal duct cyst
- cystic hygroma
- neoplastic thyroid disease
Perawatan
▷ Perawatan yang dilakukan meliputi
penanggulangan faktor penyebab dan
pembedahan massa.
▷ Penanggulangan faktor penyebab
dimaksudkan untuk menghindarkan
terjadinya rekurensi.
▷ Pembedahan massa dibagi atas tiga jenis,
yaitu eksisi, marsupialisasi, dan dissecting.
Pemilihan teknik pembedahan tergantung
kepada ukuran dan massa.
RESUME
Seorang perempuan 49 tahun datang dengan keluhan
benjolan di bawah lidah sejak 1,5 bulan yang lalu. Benjolan
tidak nyeri namun makin lama semakin membesar. Benjolan
membuat pasien susah makan dan mulut menjadi kering.
Pasien telah melakukan penyedotan cairan dibenjolan 1
bulan yang lalu di RS Kensaras, dan sekarang benjolan
membesar kembali, pasien dirujuk ke Kariadi untuk
melakukan pengangkatan benjolan. Pasien telah melakukan
pencabutan 12 gigi karena sudah berlubang besar. Riwayat
DM, hipertensi, dan trauma pada daerah gigi dan mulut
disangkal.
RESUME
Pemeriksaan fisik :
- Intraoral  terdapat benjolan berwarna kebiruan ukuran
3,42 x 3,96 x 4,79 cm, perabaan lunak, permukaan halus,
tidak terdapat nyeri tekan.
- Status dentalis didapatkan karies gigi 2.2, 3.3, 3.4,
missing teeth 2.6/ 2.8/ 3.5/ 3.6/ 3.7/ 3.8/4.3/4.6/4.7,
sisa akar gigi 1.8/4.4/4.5.
RESUME
Pemeriksaan penunjang :
▷ X-foto panoramic :
- struktur tulang mandibular dan alveolar baik
- karies gigi 2.2/ 3.3/ 3.4
- missing teeth 2.6/ 2.8/ 3.5/ 3.6/ 3.7/ 3.8/4.3/4.6/4.7
- sisa akar 1.8/4.4/4.5
- periapical lusensi gigi 3.1/ 4/1/4.2.

▷ CT-scan mandibula dengan kontras :


- Tampak gambaran massa kistik multilobulated pada regio sublingual (ukuran
AP 3,42 x LL 3,96 x CC 4,79 cm
- multiple limfadenopati regio colli kanan kiri level 2 (ukuran terbesar 1,28 x
0,7 cm kiri) massa solid enhanced bentuk bulat pada sinus sohenoid kiri
(ukuran 0,93 x 0,93 cm).
RESUME

▷ Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang, diagnosis : ranula dasar mulut.
▷ Tatalaksana  pemeriksaan darah rutin, pemberian
rujukan ke dokter gigi spesialis bedah mulut untuk
tindakan eksisi, biopsi ranula, dan tatalaksana lainnya.
Pembahasan
▷ Diagnosis  Ranula dasar mulut.

▷ Ranula merupaka istilah yang digunakan untuk menyebut mukokel yang letaknya

di dasar mulut yang berhubungan dan melibatkan glandula sublingualis, dapat juga

melibatkan glandula salivari minor. Etiologinya tidak diketahui namun diduga

ranula terjadi akibat trauma, obstruksi kelenjar saliva, dan aneurisma duktus

glandula saliva. Post traumatic ranula terjadi akibat trauma pada glandula

sublingual atau submandibula yang menyebabkan ekstravasasi mukus, sehingga

terbentuk pseudokista. Ranula juga dikatakan berkaitan dengan penyakit kelenjar

saliva dan anomali kongenital dimana duktus saliva tidak terbuka.


Pembahasan

▷ Terapi definitif : eksisi dan biopsy ranula.

▷ Terapi preventif : penanggulangan faktor penyebab untuk

menghindarkan terjadinya rekurensi.

38
Daftar Pustaka

▷ Whelton H. Ranula introduction: anatomy and physiology of salivary


glands; 2010 : 1-16
▷ Shehata EA, Hussain H. Surgical treatment of ranula : comparison
between marsupialization and sublingual sialadenectomy in pediatric
patients. Ann Pediatr Surg 2008 (4): 89-93
▷ Manimaran JS, Kannan, Mabel C. Ranula a case report. J Indian Acad
Dent Spec 2010;1(3):52-3.
▷ Moosa B. A huge of oral ranula. Oman Med J 2009; 24(4):79-80
▷ Randall MP, Zahoor A, Prabha J. Plunging ranula: congenital or
acquired. Am Acad Otolaryngol-Head Neck Surg Foundation
2010;142(3):104-7
▷ Gaurav V. Ranula: a review of literature. Arch Craniorofac Sci 39
2013;1(3):44-9

Anda mungkin juga menyukai