Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

ANGINA LUDWIG

DISUSUN OLEH:
METI DESTRIYANA 1618012047
NIDA NABILAH NUR 1618012129
SERAFINA SUBAGIO 1618012053

PERSEPTOR:

DR. HADJIMAN YOTOSUDARMO, SP. THT

KEPANITERAAN KLINIK SMF TELINGA HIDUNG TENGGOROK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RSUD JENDRAL AHMAD YANI METRO
2018
PENDAHULUAN

Pada 88,4 % kasus,


penyebab selulitis fasialis
Infeksi gigi merupakan
adalah infeksi
penyaki yang umum
odontogenik yang berasal
terjadi
dari pulpa dan
periodontal

Terdapat beberapa Angina Ludwig


klasifikasi selulitis, salah merupakan selulitis
satunya adalah selulitis bilateral yang mengenai 3
difus akut, yang termasuk spasium yaitu spasium
didalamnya adalah submandibula, sublingual,
angina Ludwig dan submental
IDENTITAS PASIEN

No. MR 331500
Tanggal Masuk Selasa, 9 Januari 2018
Nama Tn. A
Jenis Kelamin Laki-laki
Usia 26 Tahun
Alamat Bina Karya Utama Putra, Rumbia
Pekerjaan Tidak bekerja
Suku Jawa
Alamat Islam
Status Belum menikah
ANAMNESIS

Keluhan Utrama
• Nyeri dan bengkak pada gusi sejak 3 hari yang lalu yang tidak
berkurang

Keluhan Tambahan
• Bengkak di rahang bawah, nyeri menelan, sulit makan, dan demam

Riwayat Penyakit Sekarang


• Pasien datang ke RSUD A. Yani pada tanggal 9 Januari 2018 dengan
keluhan nyeri dan bengkak pada gusi sejak 3 hari SMRS. Gusi bengkak
pertama kali dirasakan setahun yang lalu hilang timbul, hilang ketika
meminum obat nyeri yang dibeli di warung. Namun sejak 3 hari SMRS,
nyeri yang dirasakan tidak hilang sesudah pasien meminum obat. Nyeri
dirasakan makin memberat saat pasien membuka mulut. Keluhan lain
adalah sulit menelan dan sulit untuk makan makanan sehari hari. Pasien
hanya bisa minum, dan terdapat pembengkakan pada daerah rahang
bawah disertai demam
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu


• Sering mengalami gusi bengkak sejak setahun terakhir yang
hilang timbul
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama
dengannya, riwayat alergi (-), riwayat hipersensitif dingin, panas
(-)

Riwayat Sosial Ekonomi


• Jarang menggosok gigi, jarang berolahraga, riwayat merokok
disangkal, riwayat minum alkohol disangkal
Riwayat Operasi
• Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan Umum:
• Tampak sakit sedang
• Kesadaran:
• Compos mentis (GCS
E4V5M6)
• Suhu: 37.6 0C
• Frekuensi Nadi:
• 100 x/menit, regular, isi dan
tegangan cukup
• Frekuensi Napas:
• 20 x/menit
• Tekanan Darah:
• 120/70 mmHg
• SpO2: 97 %
PEMERIKSAAN FISIK

Rongga Mulut dan Orofaring Leher

Bagian Kelainan Keterangan • Trakea:


Mulut Mukosa Terdapat pus
mulut Bersih, basah, nyeri bila • Deviasi trachea (-), letak
Lidah digerakkan normal
Palatum
molle
Tenang, simetris
Caries (+) Calculi (+) Impaksi 48
• KGB:
Gigi geligi Simetris • Tidak teraba pembesaran
Uvula (-) pada KGB leher
Halitosis
Tonsil Mukosa Tenang • Inspeksi:
Besar T1 – T1
Kripta Normal - Normal
• Terdapat selulitis dorsum,
Detritus (-/-) pembengkakan,
Perlengketa (-/-) hiperemis, teraba hangat,
n fluktuasi (+) pada region
Faring Mukosa
Granula
Hiperemis
(-)
submandibula dan
Post nasal (-)
submental
drip (-)
Darah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Foto OPG, kondisi


cukup. Hasil:
• Tampak carries dentis
36
• Tampak missing gigi
18 28 46
• Tampak impaksi 38
• Tampak impaksi dan
gangrene radix 48
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Foto cranium AP dan


lateral views, kondisi
cukup; pada pasien
dengan klinis tidak
disebutkan. Hasil:
• Tabula eksterna dan
interna intak
• Orbital rim, sella turcica
dan dorsum sellae intak
• SPN yang tervisualisasi
normolusen
• Os nasal dan os
Zygomaticus intak
• Os maxilla dan mandibular
intak
• Sutura tak
melebar/menyempit
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Foto soft tissue cervical


AP dan Lateral views,
kondisi cukup; pada
pasien dengan klinis
susp. Retrofaringeal
abses. Hasil:
• Tak tampak soft tissue
mass pada region colli
• Trakea di tengah tak
terdeviasi. Tak tampak
penyempitan trakea.
• Retrofaringeal space tak
melebar, ukuran 5.5 cm
• Sistema tulang servikal
intak
DIAGNOSIS

Angina Ludovici e.c. Impaksi 48 dan


kalkuli

Prognosis

•Quo ad vitam : Dubia ad malam


•Quo ad functionam : Dubia ad bonam
•Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
TATA LAKSANA
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Angina Ludwig dikenal juga sebagai angina Ludovici atau


phlegmon

Pertama kali dijelaskan oleh Wilheim Frederickvon Ludwig pada


tahun 1836 sebagai suatu selulitis atau infeksi jaringan ikat leher
dan dasar mulut yang cepat menyebar

Angina Ludwig merupakan infeksi dan peradangan serius


jaringan ikat (selulitis) pada area di bawah lidah dan dagu

Termasuk dalam grup penyakit infeksi odontogen di mana


infeksi bakteri berasal dari rongga mulut
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

Sekitar 90% kasus phlegmon disebabkan oleh odontogen baik melalui infeksi dental
primer, postekstraksi gigi maupun oral hygiene yang kurang.

Rute infeksi pada kebanyakan kasus ialah dari terinfeksinya molar ketiga rahang
bawah atau dari perikoronitis

Selain gigi molar ketiga, gigi molar kedua bawah juga menjadi penyebab
odontogenik dari phlegmon

Penyebab lain yang sedikit dilaporkan antara lain sialadenitis kelenjar submandibula,
fraktur mandibula terbuka, abses peritonsilar, trauma leher, infeksi saluran pernafasan
atas, dll.
RUANG SUBLING UAL
RUANG SUBMANDIBULAR
SEGITIGA SEGMENTAL
PATOFISIOLOGI

Pada 88,4 % kasus selulitis fasialis


disebabkan infeksi odontogenik
yang berasal dari pulpa dan
periodontal

Periodontitis apikalis akut atau


kelanjutan dari infeksi/abses
periapikal, menyebar ke segala
arah saat mencari jalan keluar.

Biasanya periosteum ruptur dan


infeksi menyebar ke sekitar
jaringan lunak intra dan/atau
kstra oral, menyebabkan selulitis
GEJALA KLINIS

Gejala • Malaise, lemah, lesu


• Malnutrisi

umum • Stridor, kesulitan bernapas

Gejala • Eritema, pembengkakan


• Perabaan keras seperti papan (board

esktraoral
like), hangat
• Disfonia (ht potato voice)

Gejala • Pembengakakan, nyeri, peninggian


lidah

intraoral
• Disfagia, hipersalivasi, disartria
GEJALA KLINIS

Infeksi bilateral/ lebih dari Adanya gangren dengan


1ruang jaringan infiltrat serosangius

4 Tanda Kardinal
Angina Ludwig

Melibatkan jaringan ikat


Meluas secara
longgar, fascia, dan otot,
perkontinutum, tidak dengan
namun idak dengan struktur
cara lifatik
kelenjar
DIAGNOSIS
Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

•Demam, takikardi dengan karakteristik dasar mulut yang tegang dan keras,
edem jaringan leher depan di atas os hyoid yang memberikan gambaran
seperti bull neck
•Karies pada gigi molar bawah dapat dijumpai
•Biasanya ditemui pula indurasi dan pembengkakkan ruang submandibular
yang dapat disertai dengan lidah yang terdorong ke atas
•Trismus dapat terjadi dan menunjukkan adanya iritasi pada m. masticator
•Tanda-tanda penting seperti pasien tidak mampu menelan air liurnya sendiri,
dispneu, takipneu, stridor inspirasi, sianosis, dan postur tubuh mengendus
menunjukkan adanya hambatan pada jalan napas yang perlu mendapat
penanganan segera

Pemeriksaan Penunjang

•Meskipun diagnosis phlegmon dapat diketahui berdasarkan anamnesa dan


pemeriksaan fisik, beberapa metode pemeriksaan penunjang seperti
laboratorium maupun pencitraan dapat berguna untuk menegakkan
diagnosis.
DIAGNOSIS

Laboratorium Leukositosis: indikasi infeksi


Pemeriksaan
Elektrolit
darah
Peningkatan LED

Untuk menentukan bakeri yang


Kultur menginvasi serta menentukan
sensitivitas antibiotik untuk terapi

Pencitraan Letak fokal infeksi dan struktur yang


Rontgen terinfeksi

Lokasi dan ukuran pus, serta metastasis


USG abses

Mendeteksi akumulasi cairan,


CT Scan penyebaran infeksi, deraajat obstruksi

Resolusi lebih baik untuk jaringan lunak


MRI
TATA LAKSANA

• Jaga patensi jalan


napas
1
• Terapi antibiotik
progresif: bakteri gram
positif dan bakteri
2 anaerob rongga mulut

• Dekompresi ruang
submandibular,
sublingual, dan
3 submental
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS

Komplikasi Prognosis

Asfiksia
• Tergantung pada
proteksi segera
Trombosis sinus kavernosus
jalan napas
Abses serebri • Tingkat kematian
Mediastinitis berkurang menjadi
Efusi perikard atau pleura 5% semenjak ada
antibiotik
Ostemielitis mandibula
PEMBAHASAN
DASAR DIAGNOSIS

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pasien sering mengalami
bengkak dan nyeri hilang
timbul pada gusi dalam 1 Pemeriksaan Penunjang
Pasien tampak lemah dan
tahun terakhir lesu, sulit untuk berbicara
Pasien mengeluh leher ketika diajak berkomunikasi Leukositosis
bengkak, sulit membuka Trismus, lidah terangkat, traba Foto OPG: tampak carries
mulut, sulit menelan, demam pembengkakan yang keras dentis, tampak impaksi dan
Sesuai dengan teori dan hangat pada daerah gangrene radix 48
submental dan
submandibular Foto cranium AP lateral
Sesuai dengan teori Foto cervical AP lateral: tak
tampak soft tissue mass regio
colli, tak tampak pelebaran
retrofaringeal space
DASAR TATA LAKSANA

Pasien Teori

• Diet TKTP • Patensi jalan nafas


• bed rest, tidur terlentang • Pemberian antibiotik secara agresif,
• Drainase abses pada terapi awal ditargetkan untuk
• Farmakologi: bakteri gram positif dan bakteri
anaerob pada rongga mulut
• Ceftriaxone
• Pemberian dexamethasone masih
• Metronidazole
menjadi kontroversi
• Betadine gargle
• Drainase surgikal diindikasikan jika
• Paracetamol terdapat infeksi supuratif, ditandai
• Omeprazole dengan adanya penumpukan cairan
• Ondansetron di dalam soft tissue, krepitus, atau
aspirasi jarum purulen; diindikasikan
juga apabila tidak ada perbaikan
setelah pemberian antibiotik
• Mencabut gigi yang terinfeksi
TERIMA KASIH
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai