Anda di halaman 1dari 35

ABSES PERITONSIL

dr. Beni Pangihutan Sitorus


Nama Peserta : dr. Beni Pangihutan Sitorus
NamaPendamping : dr. Lusianna Silaban, M.Kes
Nama Wahana : RSUD Dolok Sanggul
Topik : Abses Peritonsil
Tanggal Presentasi : 22 Februari 2017
Tempat Presentasi : RSUD Dolok Sanggul
Deskripsi :Pasien laki- laki 36 tahun
dengan keluhan nyeri menelan.
Tujuan :Mampu menegakkan diagnosa
klinik dan memberikan terapi awal sebelum
melakukan penanganan selanjutnya
Data Utama untuk Bahan Diskusi

Diagnosis : Abses peritonsil

Gambaran klinik :
Pasien Tn.R datang ke poli THT-KL dengan keluhan nyeri
menelan sejak 2 hari SMRS. Pasien juga mengeluhkan
kesakitan bila menelan makanan, minuman bahkan
membuka mulut. Nyeri dirasakan terutama disisi kiri.
Demam (+), sakit kepala (+), batuk (+), pilek (-) suara
serak (-), sesak (-), mual(+) muntah (-) kejang (-), kaku
seluruh tubuh (-) BAK dan BAB tidak ada keluhan.
Riwayat pengobatan
pasien minum obat diwarung keluhan sedikit
berkurang tetapi memberat kembali

Riwayat kesehatan/penyakit : -
Riwayat keluarga : tidak ada keluarga yang
menderita penyakit yang sama
Riwayat pekerjaan : pasien seorang petani
Daftar pustaka
1. Adams, G.L. 1997. Penyakit-Penyakit Nasofaring Dan Orofaring.
Dalam: Boies, Buku Ajar Penyakit THT, hal.333. EGC, Jakarta.
2. Fachruddin, darnila. 2006. Abses Leher Dalam. Dalam: Buku Ajar
Ilmu Kesehatan, Telinga-Hidung-Tenggorokan, hal. 185. Balai Penerbit
FKUI, Jakarta.
3. Soepardi,E.A, Iskandar, H.N, Abses Peritonsiler, Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga, Hidung dan Tenggorokan, Jakarta: FKUl, 2000; 185-
89.
4. Mehta, Ninfa. MD. Peritonsillar Abscess. Available from.
www.emedicine.com. Accessed at Juli 2007.
5. Adrianto, Petrus. 1986. Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan,
296, 308-09. EGC, Jakarta.
HASIL PEMBELAJARAN
Anatomi tonsil dan faring
Etiologi abses peritonsil
Patofisiologi abses peritonsil
Manifestasi klinik dan diagnosa abses peritonsil
Penatalaksanaan abses peritonsil
Komplikasi abses peritonsil
subjektif
Keluhan utama :Nyeri menelan
- keluhan nyeri menelan sejak 2 hari SMRS.
- Pasien juga mengeluhkan kesakitan bila
menelan makanan, minuman bahkan membuka
mulut.
- Nyeri dirasakan terutama disisi kiri.
- Demam (+), sakit kepala (+), batuk (+), pilek (-)
suara serak (-), sesak (-), mual(+) muntah (-)
kejang (-), kaku seluruh tubuh (-) BAK dan BAB
tidak ada keluhan.
objektif
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Tampak lemas
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 130/90mmHg
Frekuensi Nadi : 86x/menit
Frekuensi Nafas : 18x/menit
Suhu Tubuh : 37,3 C
Tenggorokan :
Mukosa mulut : tenang
Lidah : bersih, basah
Palatum mole : tenang
Uvula : terdorong ke kanan
Gigi : karies(-)

Faring
Mukosa : hiperemis
Granula : +
tonsil dekstra sinistra
Mukosa Hiperemis, permukaan hiperemis., permukaan
tidak rata tidak rata
Besar T2 T3
Kripta melebar melebar
Dendritus - +
Perlengketan - -

Status generalis lain dalam batas normal


Hasil laboratorium
WBC 12,2 x 103
Lymph # 2,4 x103
Mid # 0,8 x 103
Gran # 9,0 x 103
Lymph % 19,5 %
Mid % 6,7 %
Gran % 73,8 %
HGB 14,0 g/dl
RBC 4,64 x 106 /uL
HCT 40,3 %
MCV 87,0 %
MCH 30,1 pg
MCHC 34,7 g/dl
RDW-CV 13,8 %
RDW-SD 45,1 um3
PLT 152x 103 uL
MPV 8,6 um3
PDW 15,0
PCT 0,130 %
LED 27 mm/jam
50 mm/2 jam
GDS 97 mg/dL
Terapi
Non medikamentosa
-Diet lunak
Medikamentosa
cefixime 2x200mg
Metronidazole 3x500mg
Na.diclofenac 2x1
Lansoprazole 1x1
Metilprednisolon2x8mg

Anjuran : kontrol ulang 1 minggu lagi dan rencana


insisi tonsil
Definisi

Abses peritonsil sering disebut sebagai


Peritonsillar Abscess (PTA) atau Quinsy adalah
suatu rongga yang berisi nanah didalam jaringan
peritonsil yang terbentuk sebagai hasil dari
tonsillitis supuratif.
Abses peritonsil terbentuk oleh karena
penyebaran organisme bakteri penginfeksi
disekitar faring, dimana infeksi telah menembus
kapsul tonsil tetapi tetap dalam batas otot
konstriktor faring.
Anatomi dan Fisiologi
Tonsila Palatina

Terletak di dalam fosa tonsil pada kedua


sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar
anterior (otot palatoglosus) dan pilar
posterior (otot palatofaringeus)
Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5
cm, masing-masing tonsil mempunyai 10-
30 kriptus yang meluas ke dalam jaringan
tonsil
Adenoid

Adenoid merupakan masa limfoid yang


berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid
yang sama dengan yang terdapat pada
tonsil
Adenoid tidak mempunyai kriptus.
Adenoid terletak di dinding belakang
nasofaring
Tonsila Lingualis

Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan


dibagi menjadi dua oleh ligamentum
glosoepiglotika.
Etiologi
Komplikasi tonsilitis akut
Kuman penyebab :
Aerob :Streptococcus pyogenes (Group A Beta-
hemolitik streptoccus), Staphylococcus aureus, dan
Haemophilus influenzae
Anaerob :Fusobacterium. Prevotella,
Porphyromonas, Fusobacterium, dan
Peptostreptococcus spp
Virus : eipsten-barr, adenovirus, influenza A dan
B, herpes simplex, dan parainfluenza.
Tonsillitis akut (sebelah kiri) dan abses
peritonsil (sebelah kanan).
PATOFISIOLOGI
Pada stadium permulaan (stadium infiltrat), selain
pembengkakan + permukaan yang hiperemis

Supurasi sehingga daerah tersebut lebih lunak dan


berwarna kekuning-kuningan

Pembengkakan peritonsil akan mendorong tonsil ke


tengah, depan, bawah, dan uvula bengkak terdorong ke sisi
kontra lateral

Bila proses terus berlanjut, peradangan jaringan di


sekitarnya akan menyebabkan iritasi pada m. pterigoid
interna, sehingga timbul trismus
GEJALA KLINIS
DIAGNOSIS
GOLD STANDAR PEMERIKSAAN ABSES
PERINTONSIL

Aspirasi jarum
Aspirasi jarum dengan cara Pungsi pada daerah yang
bombans :
Pus (+) abses
Darah (+) infiltrat
Pemeriksaan Penunjang
Hitung darah lengkap (complete blood count),
pengukuran kadar elektrolit (electrolyte level
measurement)
Throat culture atau throat swab and culture
Diagnosis Banding

Infiltrat peritonsil pungsi tidak


didapatkan pus.
Karsinoma tonsil permukaan tonsil
tidak rata/permukaan bunga kubis dan
ada jaringan nekrotik/ulkus.
Abses retrofaring dan abses parafaring.
Infeksi ruang submaksila biasanya
terjadi akibat karies atau infeksi pada gigi
molar.
Penatalaksanaan
Tonslektomi
Komplikasi

1. Abses pecah: perdarahan, aspirasi paru,


piemia
2. Abses parafaring
3. Mediastinitis
4. Penjalaran intrakranial: trombosis sinus
kavernosus, meningitis, abses otak
Pencegahan
Abses peritonsil cenderung untuk berulang,
maka dua/tiga minggu setelah serangan
pertama dilakukan tonsilektomi.

Jika abses berada di belakang tonsil plika


anterior, dapat dilakukan tonsilektomi segera
diikuti dengan pemberian antibiotika
(mencegah septicemia). Tindakan ini juga
dilakukan jika keadaan abses pecah ke dalam
ruang parafaring.
Prognosis

Abses peritonsil merupakan penyakit yang


jarang menyebabkan kematian kecuali jika
terjadi komplikasi berupa abses pecah
spontan dan menyebabkan aspirasi ke paru.
Hampir selalu berulang bila tidak diikuti
tonsilektomi.
Abses peritonsiler yang tidak berkomplikasi
dan mendapat perawatan yang baik akan
sembuh 94%.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai