Abses Submandibula
Preseptor :
dr. Hadjiman, Sp. THT-KL
Disusun Oleh :
Aulina Putri Damayanti
DATA PASIEN
PENGKAJIAN AWAL MEDIS RAWAT INAP
BANGSAL BEDAH KHUSUS
(kunjungan : 11 April 2023)
DATA PASIEN
Tanda Vital
: 115/75 mmHg
Tekanan Darah
: 86 x/ menit
Nadi
: 36.8 C
Suhu
: 20 x/menit
Pernapasan
Pemeriksaan THT-KL
Telinga
- Daun telinga kanan dan kiri : Normotia, nyeri tekan
tragus (-), tidak ditemukan benjolan dan trauma dan
tanda-tanda infeksi, abses dan fistula tidak
ditemukan.
- Liang telinga luar kanan dan kiri : menyerupai
kulit, sekret (-), tidak ditemukan benjolan atau bisul
dan trauma, nyeri tekan tragus (-), kelainan lain tidak
ditemukan.
- Membran timpani kanan dan kiri : Edema (-),
massa (-), hematoma (-), hiperemis (-)
Hidung - Bagian luar hidung : Tidak ditemukan tanda trauma,
edema (-).
- Bagian dalam hidung kanan dan kiri : Rongga hidung
tidak menyempit, warna konka tidak hiperemis.
Mulut - Mulut normal, tidak pucat, mukosa bibir lembab, tidak
ada pembengkakan atau pun perdarahan pada gusi,
karies (-), abses (-), nyeri (-), trismus (+).
- Tonsil : warna normal, tidak ada pembesaran, detritus
(-), kripta (-), perlengketan (-).
Kepala - Normochepal.
Leher - Teraba benjolan (+), edema (+), nyeri tekan (+).
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Nilai Normal Satuan Tanggal
06/04/23
Hematologi Rutin
Leukosit 5-10 Ribu/ul 23,42
Eritrosit 3,08-5,05 Juta/ul 5,22
Hemoglobin 12-16 g/dl 15,0
Hematokrit 37-48 % 43,2
Mcv 80-92 Fl 88,2
Mch 27-31 Pg 29,6
Mchc 32-36 g/dl 33,4
Trombosit 150-450 Ribu/ul 246
Rdw 12,4-14,4 % 12,7
Mpv 7,3-9 Fl 8,40
Kimia Klinik
GDS <140 Mg/dl 102
Ureum 19-44 Mg/dl 35,2
Kreatinin 0,9-1,3 Mg/dl 1,20
Hemostasis
Massa Perdarahan (BT) 1’00” – 6’00” Menit 5’00”
Massa Pembekuan (CT) 9’00” – 15’00” Menit 10’00”
Serologi
HbsAg Non Reaktif Non Reaktif
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
- Abses Submandibula
- Angina Ludovici
- Abses Parafaring
Diagnosis Kerja :
Abses Submandibula
Penatalaksanaan
IVFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 2 x 1gr
Inj. Omeprazole 1 x 40mg
Inj. Ketorolac 3 x 30mg
Prognosis
Inj. Metronidazole 3 x 500mg
Inj. Gentamicin 3 x 8mg Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Pada daerah leher, terdapat beberapa ruang
ANATOMI LEHER potensial yang dibatasi oleh fascia servikal. Fascia
servikal dibagi menjadi dua yaitu fascia servikalis
superfisial dan profunda. Fascia servikalis superfisial
terletak di bawah dermis dan terdiri dari jaringan
fibroadiposa. Fascia ini membungkus saraf sensoris,
pembuluh darah superfisialis, kelenjar limfe, muskulus
platisma dan otot mimik.
Fascia servikalis profunda terdiri dari
jaringan ikat fibrus dan dibagi menjadi tiga lapisan yaitu
lapisan superfisial, media dan profunda. Lapisan
superfisial fascia profunda disebut juga investing layer.
Rule of two dari lapisan superfisial ini adalah
membungkus dua otot yang terletak diatas tulang hyoid
yaitu muskulus masseter dan venter anterior muskulus
digastrikus, dua otot leher yaitu muskulus trapezius dan
muskulus sternokleidomastoideus, dua kelenjar ludah
yaitu kelenjar parotis dan submandibula, dua ruang yaitu
ruang parotis dan mastikator.
ANATOMI LEHER
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan didapatkan adanya pembengkakan di daerah submandibula,
fluktuasi dan nyeri tekan. Pada insisi didapatkan cairan nanah atau
purulent, angulus mandibula dapat diraba.
- Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan Radiologis
- CT Scan
Differential Diagnosis
Diagnosis banding penyakit abses submandibula, antara lain :
• Angina Ludovici
Angina ludovici atau angina ludwig merupakan infeksi ruang submandibula berupa selulitis dengan tanda khas berupa
pembengkakan seluruh ruang submandibula, tidak membentuk abses, sehingga keras pada pembesaran submandibula.
Gejala klinis berupa nyeri tenggorokan dan leher disertai pembengkakan di daerah submandibula yang hiperemis dan
keras pada perabaan, dasar mulut yang membengkak dapat mendorong lidah ke atas belakang sehingga menimbulkan
sesak napas.
• Abses parafaring
Diagnosis abses parafaring ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Gejala klinis berupa demam, nyeri pembengkakan disekitar angulus mandibula, pembengkakan dinding lateral faring
hingga menonjol kearah medial. Pemeriksaan penunjang berupa foto polos jaringan lunak leher dan tomografi
komputer. Pada pemeriksaan foto jaringan lunak leher pada kedua posisi tersebut dapat diperoleh gambaran deviasi
trakea, udara di daerah subkutis, cairan didalam jaringan lunak dan pembengkakan daerah jaringan lunak leher.
Penatalaksanaan
adalah :
• Antibiotik (parenteral) • Analgesik
Antibiotik kombinasi adalah pilihan terbaik karena Analgesik menghilangkan rasa sakit sementara sampai faktor
mikroorganisme penyebabnya adalah campuran. Secara penyebab infeksi terkendali. Pilihan analgesik harus
empiris kombinasi ceftriaxone dengan metronidazole didasarkan pada kesesuaian pasien. Obat antiinflamasi
masih cukup baik. Setelah hasil uji sensistivitas kultur nonsteroid digunakan pada nyeri ringan sampai sedang.
pus telah didapat, pemberian antibiotik dapat Analgesik opioid, seperti dihidrokodein dan petidin,
disesuaikan. digunakan untuk rasa sakit yang parah.
Komplikasi
Prognosis
Proses peradangan dapat menjalar
Pada umumnya prognosis abses submandibula baik
secara hematogen, limfogen atau
apabila dapat didiagnosis secara dini dengan
langsung (perkontinuitatum) ke daerah
penanganan yang tepat dan komplikasi tidak
sekitarnya. Infeksi dari submandibula
terjadi. Pada fase awal dimana abses masih
paling sering meluas ke ruang
kecil maka tindakan insisi dan pemberian
parafaring karena pembatas antara
antibiotika yang tepat dan adekuat
ruangan ini cukup tipis. Perluasan ini
menghasilkan penyembuhan yang sempurna.
dapat secara langsung atau melalui
Apabila telah terjadi mediastinitis, angka
ruang mastikor melewati musculus
mortalitas mencapai 40-50% walaupun dengan
pterygoid medial kemudian ke
pemberian antibiotik. Ruptur arteri karotis
parafaring.
mempunyai angka mortalitas 20-40%
sedangkan trombosis vena jugularis mempunyai
angka mortalitas 60%
KESIMPULAN
Pada kasus ini diagnosis abses submandibula ditegakkan berdasarkan autoamnesis, pemeriksaan
fisik pasien. Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien mengeluh bengkak pada rahang kiri
sejak 1 minggu SMRS. Keluhan ini disertai nyeri pada leher, demam dan sakit kepala.
Pada pemeriksaan fisik leher pasien didapatkan teraba benjolan, edema dan terasa nyeri tekan.
Penatalaksanaan pada pasien ini yaitu IVFD RL 20 tpm, Ceftriaxone 2 x 1gr, Omeprazole 1 x
40mg, Ketorolac 3 x 30mg, Metronidazole 3 x 500mg, Gentamicin 3 x 8mg