PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama : Tn. G
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Nganjuk
Masuk Rumah Sakit : 16/8/23
B. Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri pada buah zakar kanan & kiri 5 hari SMRS
Keluhan Tambahan
Benjolan pada buah zakar kanan & kiri 5 hari SMRS
Riwayat Sosial:
Pasien tidak mengkonsumsi alkohol, merokok, tidak pernah jajan di luar
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4 V5 M6 = 15
Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
RR : 22 kali/menit
T : 36,6 ° C
Status Generalis
Kepala : Mesosefal
Mata : Conjungtiva palpebra pucat (-/-),
Hematopalpebra (-/-) ikterik (-/-)
Hidung : nafas cuping (-) sekret (-)
septum deviasi(-)
Telinga : discharge (-/-), hematom aurikula (-)
Mulut : bibir sianosis (-)
Tenggorokan : T1-T1, faring hiperemis (-).
Leher : simetris, pembesaran limfonodi(-)
Thorax : Dinding dada mencembung kanan-kiri
retraksi dinding dada (-)
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak,
Palpasi : Ictus cordis kuat angkat di ICS V, 2 cm ke
medial linea midclavicularis sinistra.
Batas jantung
kanan atas : SIC II linea para sternalis kanan
kiri atas : SIC II linea para sternalis kiri
kanan bawah : SIC IV linea parasternalis kanan
kiri bawah : SIC VI 2 cm lateral mid klavikula kiri
Status Lokalis:
Inspeksi: Tak tampak discharge, tampak tanda peradangan pada kedua testis,
kedua testis tampak membesar, ukuran testis bervariasi, testis kiri
ukuran 7cm x 4cm, testis kanan 4cm x 3cm
Palpasi: Teraba bengkak pada kedua scrotum, terdapat nyeri tekan, Phren test
positif, Refleks kremaster positif
D. Pemeriksaan Penunjang
E. Diagnosa Banding
- Orchitis
- Tumor testis
- Hernia skrotalis
- Hidrokel
- Epididimitis
- Torsio testis
F. Diagnosis
Orchitis Dextra & Sinistra
G. Usulan Pemeriksaan
- Darah Rutin
- Analisa urin
- Kultur urin
- VDRL
- USG testis
H. Penatalaksanaan
Inf RL 20 tts/m
ofloxacin 2x400mg
Antalgin 3x1
I. Progosis
Ad Vitam:Dubia ad bonam
Ad Sanationam:Dubia ad malam
Ad Functionam :Dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi testis
Testis merupakan sepasang struktur organ yang berbentuk oval dengan
ukuran 4x2,5x2,5 cm dan berat kurang lebih 20 gr. Terletak di dalam scrotum
dengan axis panjang pada sumbu vertical dan biasanya testis kiri lebih rendah
diabnding kanan, Letak anatomis testis adalah caudolateral dan craniomedial.
Testis diliputi oleh tunica albuginea pada 2/3 anterior kecuali pada sisi dorsal
dimana terdapat epidiymis dan pedikel vaskuler. Sedangkan epididymis
merupakan organ yang berbentuk kurva yang terletak di sekeliling bagian dorsal
dari testis. Suplai darah arteri pada testis dan epididimis berasal dari arteri renalis.
Jaringan ikat testis dibagi menjadi 250 lobus pada bagian anterior dan
lateral testis dibungkus oleh suatu lapisan serosa yang disebut tunica vaginalis
yang meneruskan diri menjadi lapisan parietal. Lapisan ini langsung berhubngan
dengan kulit terutam skrotum. Di sebelah posterolateral testis berhubungan
dengan epididimis, terutama pada pool atas dan bawahnya.
B. Definisi Orchitis
infeksi. Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong, namun
virus lain dan bakteri dapat menyebabkan orchitis. Orchitis (inflamasi pada testis)
dapat disebabkan oleh bakteri atau akibat septicemia. Biasanya kedua testis
terkena, dan jika terjadi bilateral kemandulan sering diakibatkannya, steril tidak
Orchitis bisa disebabkan oleh sejumlah bakteri dan virus. Virus yang
lainnya meliputi Coxsackie virus, varicella, dan echovirus. Bakteri yang biasanya
D. Epidemiologi
dan terjadi pada laki-laki yang aktif secara seksual lebih tua dari 15 tahun
atau pada pria lebih tua dari 50 tahun dengan hipertrofi prostat jinak (BPH).
E. Faktor resiko
Instrumentasi dan pemasangan kateter merupakan factor resiko yang
umum untuk epididimis akut. Urethritis atau prostatitis juga bisa menjadi factor
resiko. Refluks urin terinfeksi dari urethra prostatic ke epidiymis melalui saluran
sperma dan vas deferens bisa dipicu melalui valsava atau pendesakan kuat.
Uretritis gonore (gonnorheae) merupakan penyakit hubungan seksual yang
disebabkan oleh kuman neiserria gonorrheae yang menyerang uretra pada laki-
F. Patofisiologi
Peradangan pada testis bisa disebabkan oleh berbagai virus ataupun
bakteri. Hal ini akan menimbulkan proses inflamasi pada testis yang meliputi
kalor, rubor, dolor, tumor, dan function laesa. Orchitis paling umum disebabkan
oleh infeksi bakteri. Virus maupun trauma. Infeksi virus (mumps) bisa
G. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala Orchitis dapat berupa demam, semen mengandung darah,
keluar nanah dari penis, pembengkakan skrotum, testis yang terkena terasa berat,
membengkak, dan teraba lunak, serta nyeri ketika berkemih, buang air
nyeri.
H. Pemeriksaan penunjang
I. Diagnosis
Anamnesis
Sebagian besar pasien dengan orchitis datang dengan keluhan nyeri dan
bengkak pada testis. Keluhan biasanya disertai dengan demam. Keluhan
tambahan berupa nyeri dan panas saat berkemih. Kadang disertai pembesaran
getah bening.
Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi ditemukan tanda-tanda radang pada testis yaitu: testis
berwarna kemerahan, suhu raba terasa hangat, bengkak dan nyeri saat
dipalpasi.
Laboratorium
Pada orchitis yang disebebabkan oleh bakteri dan virus terjadi peningkatan
leukosit.
Ultrasonografi
J. Differensial Diagnosis
1. Torsio Testis
Torsio testis adalah terpuntirnya funikulus spermatikus, sehingga terjadi
hambatan aliran darah ke testis, sehingga apabila 5-6 jam (golden period) tidak
mendapatkan terapi akan terjadi atrofi testis. Karena perfusi oleh vasa spermatika
interna menurun. Torsio paling sering terjadi pada usia pubertas. Torsi dimulai
dari kontraksi testis sebelah kiri, dimana testis kiri berputar berlawanan dari arah
jarum jam sehingga terjadi oedem testis dan funikulus spermatikus akibatnya
terjadi iskemia.
Gambaran klinis torsio testis, biasanya pasien mengeluh nyeri hebat di
daerah skrotum, yang sifatnya mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis.
Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal.
Pada pemeriksaan fisik tampak testis membengkak, letaknya lebih tinggi
dan lebih horizontal daripada testis kontralateral. Kadang-kadang pada torsio
yang baru aja terjadi. Dapat diraba adanya lilitan atau penebalan funikulus
spermatikus. Keadaan ini biasanya tidak disertai dengan demam. Pemeriksaan
sedimen urine tidak menunjukkan adanya leukosit dalam urine dan pemeriksaan
darah tidak menunjukkan tanda inflamasi. Pada torsio testis tidak didapatkan
adanya aliran darah ke testis sedangkan pada keradangan akut testis lainnya
terjadi peningkatan aliran darah ke testis.
Terapi torsi testis: (1) detorsi manual, yaitu dengan mengembalikan posisi
testis ke asalnya dengan memutar testis kea rah berlawanan dengan arah torsio,
dengan local anastesi (lidokain 1%) pada funikulus spermatikus di annulus 10-20
ccbila gagal dilakukan operasi. (2) operasi, tujuannya adalah untuk
mengembalikan testis kea rah yang benar. Bila testis viabeldilakukan
orkidopeksi pada tunica dartos, dilanjutkan orkidopeksi sisi kontralateral pada 3
tempat. Bila testis nekrosisdilakukan orkidektomi disusul orkidopeksi sisi
kontralateral.
2. Epididimitis
Epididimitis adalah reaksi inflamasi yang terjadi pada epididimis. Reaksi
inflamasi ini dapat terjadi secara akut atau kronis. Diduga reaksi inflamasi ini
berasal dari bakteri yang berada di dalam buli-buli, prostat atau uretra yang
secara ascending menjalar ke epididimis. Dapat pula terjadi refluks urine melalui
duktus ejakulatorius atau penyebaran bakteri secara hematogen atau langsung ke
epididimis. Mikroba penyebab infeksi pada pria dewasa muda (<35 tahun) yang
tersering adalah chlamidia trachomatis atau neisseria gonorhoika, sedangkan pada
anak-anak dan orang tua yang tersering adalah E.coli atau ureoplasma
ureolitikum. Biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri mendadak pada daerah
skrotum diikuti dengan bengkak pada kauda hingga caput epididimis. Tidak
jarang disertai demam, malese, dan nyeri dirasakan hingga ke pinggang. Pada
pemeriksaan menunjukkan pembengkakan pada hemiskrotum dan kadang kala
pada palpasi sulit memisahkan antara epididimis dengan testis. Reaksi inflamasi
dan pembengkakan dapat menjalar ke funikulus spermatikus pada daerah
inguinal. Gejala klinis epididimitis akut sulit dibedakan dengan torsio testis. Pada
epididimitis akut jika dilakukan elevasi (pengangkatan) testis, nyeri akan
berkurang; hal ini berbeda dengan torsio testis.
3. Hidrokel
Hidrokel adalah penumpukkan cairan yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan visceralis tunica vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang
berbeda di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara
produksi dan reabsorbsi oleh system limfatik disekitarnya. Hidrokel bisa
disebabkan oleh (1) belum sempurnanya penutupan processus vaginalis atau (2)
belum sempurnanya system limfatik di daerah skrotum dalam melakukan
reabsorbsi cairan hidrokel. Keluhan utama pada hidrokel adanya benjolan yang
tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong
skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan
menunjukkan adanya transiluminasi.
J. Penatalaksanaan
Contoh antibiotik:
1. Ceftriaxone
2. Doxycycline
3. Azitromisin
Mengobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh strain
rentan mikroorganisme. Diindikasikan untuk klamidia dan infeksi gonorrheal
pada saluran kelamin. Dewasa 1 g sekali untuk infeksi klamidia, 2 g sekali
untuk infeksi klamidia dan gonokokus. Anak: 10 mg / kg PO sekali, tidak
melebihi 250 mg / hari
4. Trimetoprim-sulfametoksazol
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis asam
dihydrofolic. Umumnya digunakan pada pasien > 35 tahun dengan orchitis.
Dewasa 960 mg q12h untuk 14 hari. Anak 15-20 mg / kg / hari, berdasarkan
TMP, PO tid / qid selama 14 hari
5. Ciprofloxacin
Fluorokuinolon dengan aktivitas terhadap pseudomonas, streptococci,
MRSA, S epidermidis, dan gram negatif sebagian besar organisme, namun tidak
ada aktivitas terhadap anaerob. Menghambat sintesis DNA bakteri dan
akibatnya pertumbuhan bakteri terhambat. Dewasa tab 500 mg PO selama 14
hari. Anak tidak dianjurkan
K. Komplikasi
Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat
atrofi testis.
Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13%.
Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orchitis unilateral.
Hidrokel communican atau pyocele mungkin memerlukan drainase bedah
untuk mengurangi tekanan dari tunika.
Abscess scrotalis
Infark testis
Rekurensi
Epididymitis kronis
Impotensi tidak umum setelah epididymitis akut, walaupun kejadian
sebenarnya yang didokumentsikan tidak diketahui. Gangguan dalam kualitas
sperma biasanya hanya sementara.
Yang lebih penting adalah azoospermia yang jauh lebih tidak umum, yang
disebabkan oleh gangguan saluran epididymal yang diamati pada laki-laki
penderita epididymitis yang tidak diobati dan yang diobati tidak tepat.
Kejadian kondisi ini masih belum diketahui.
L. Prognosis
• Sebagian besar kasus orchitis karena mumps menghilang secara spontan
dalam 3-10 hari.
• Dengan pemberian antibiotik yang sesuai, sebagian besar kasus orchitis
bakteri dapat sembuh tanpa komplikasi.
M. Kesimpulan
Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi,
penyebab orchitis adalah virus (mumps) dan bakteri (e.coli, N.gonorrea,
chlamidia,klebseilla, pseudomona dll). Gejala yang ditimbulkan adalah bengkak
dan nyeri pada testis dan kadang disertai demam. Penatalaksanaan orchitis
adalah dengan terapi suportif yaitu bed rest dan elevasi skrotum. Terapi spesifik
yaitu dengan pemberian antibiotic.
DAFTAR PUSTAKA