Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

Kelainan kongenital merupakan manifestasi penyimpangan pertumbuhan dan

pembentukan organ tubuh. Penyebab kelainan kongenital tidak diketahui dengan

pasti, tetapi dapat diduga karena penyimpangan kromosom, pengaruh hormonal,

lingkungan-endometrium yang kurang subur, kelainan metabolisme, pengaruh obat

teratogenik, dan infeksi khususnya infeksi virus. Salah satunya adalah himen

imperforata. 1

Himen adalah suatu membran tipis tidak utuh yang melingkari orifisium

vagina dan mempunyai satu atau beberapa lubang yang memungkinkan keluarnya

aliran darah menstruasi. Himen imperforata adalah kelainan kongenital ringan sering

dijumpai, yaitu tidak terbentuk lubang himen (hiatus himenalis). Sehingga tidak

mungkin terjadi aliran darah pada saat menstruasi, molimina menstruasi (rasa sakit

saat waktunya menstruasi tanpa diikuti pengeluaran darah) terjadi tiap bulan. Suatu

kegagalan perkembangan vagina untuk membuat suatu saluran pada lingkaran himen.

Kelainan ini tidak diketahui sebelum menarche. 1

Gambaran klinik himen imperforata merupakan manifestasi dari tidak

tersalurnya darah menstruasi sehingga terjadi timbunan yang dapat mencapai ruangan

abdomen yaitu hematokolpos,hematometra dan hematosalping. Penanganan untuk

kasus himen imperforata adalah dengan dilakukan insisi berbentuk silang.1

1
BAB 2
LAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. A

Usia : 17 tahun

Agama : Islam

Suku : Aceh

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Ds. Blang Rheue, Baktiya Barat

Tanggal Masuk RS : 19 Februari 2014

Tanggal Pemeriksaan : 20 Februari 2014

No. MR : 37.62.78

2.2 ANAMNESIS

KU : Nyeri perut bagian bawah

RPS : Nn.P0A0 datang ke Poli Obgyn RSU Cut Meutia dengan keluhan

nyeri perut bagian bawah yang dirasakan sejak 4 bulan terakhir.

Nyeri dirasakan semakin memberat dalam 2 minggu ini. Pasien juga

merasakan benjolan di perut kiri bawah yang dirasakan semakin hari

semakin membesar sejak 1 bulan SMRS, awalnya benjolan sebesar

kepalan tangan kemudian membesar menjadi 2x lipatnya. Benjolan

2
dirasakan keras dan nyeri jika ditekan. Pasien sempat tidak bisa

BAK selama 1 hari, kemudian berobat ke dokter dan dipasang

selang, setelah itu bisa BAK lagi. Riwayat keluar darah dari

kemaluan (-), riwayat sudah pernah haid sebelumnya (-). Riwayat

BAB (+) normal. Riwayat demam (-). 10 hari SMRS pasien merasa

benjolan semakin nyeri, nyeri terus menerus dan nyeri menjalar ke

punggung kiri. Muntah (-), mual (-), pusing (-), nyeri ulu hati (-),

pegal (+) di pinggang.

RPD : Riwayat penyakit kista disangkal

Riwayat penyakit tumor disangkal

RPK : Riwayat penyakit tumor/keganasan di keluarga disangkal

Riwayat penyakit yang sama di keluarga disangkal

R. Perkawinan : Belum pernah kawin

R. Persalinan : Belum pernah melahirkan

R. Pengobatan : Tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan

R. Operasi : Disangkal

R. Haid :

 Menarke : -

 Siklus haid: -

 Lama haid : -

 Nyeri haid : -

3
2.3 Pemeriksaan Fisik

A. Status Present :

 KU : Tampak sakit sedang

 Kesadaran : Compos mentis

 TD : 110/70 mmHg

 Nadi : 80 x/menit

 Pernapasan : 20 x/menit

 Suhu : 36,80 C

 BB : 45 kg

 TB : 155 cm

B. Status Generalis :

1. Kepala : normochepali

2. Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), radang (-/-), pupil

isokor , refleks cahaya (+/+)

3. Hidung : simetris, deformitas (-), sekret (-), darah (-)

4. Mulut : tidak ada gangguan dalam membuka rahang, tampak arkus faring,

uvula dan palatum molle, Tonsil T1/T1, darah (-), susunan gigi baik, gigi

palsu (-)

5. Telinga : nyeri tekan tragus (-), serumen (-)

6. Leher : Simetris, deviasi trakea(-), pembesaran KGB (-)

4
7. Thoraks

a. Pulmo

Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kiri kanan

Palpasi : stem fremitus kanan = kiri

Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru

Auskultasi : vesikuler (+) normal, suara tambahan (-)

b. Jantung

Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis teraba di SIC V linea midclavicula sinistra

Perkusi : batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : S1-S2 reguler, bising (-)

8. Abdomen

Inspeksi : tampak cembung

Palpasi : teraba massa at regio suprapubis ampai hipokondrium sinistra,

ukuran 10x5x3 cm, konsistensi keras, terfiksir, permukaan

rata, nyeri tekan (+).

Perkusi : timpani

Auskultasi : peristaltik (+) normal

9. Ekstremitas

Superior : tanda trauma (-/-), deformitas (-/-), oedem (+/+) sianosis (-/-)

Inferior : tanda trauma (-/-), deformitas (-/-), oedem (+/+) sianosis (-/-)

5
C. Status Ginekologi

 Inspeksi :Tampak hymen menutupi seluruh introitus vagina, warna

kemerahan, hymen buldging (+), darah (-), Labia mayor :

dalam batas normal, Labia minor : dalam batas normal,

klitoris : dalam batas normal.

 Inspekulo & VT : Tidak diperiksa

RT : Tidak diperiksa

2.4 Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan darah (tanggal 19 Februari 2014) :

Jenis Pemeriksaan Nilai Satuan Nilai Normal

L : 13-18
HB 12.7 g%
P : 12-16

LED - - -

L : 4,5-6,5
6 3
Eritrosit 4,1 10 /mm
P : 3,8-5,8

Leukosit 5,4 103/mm3 4-11

HCT 37,8 % 37 – 47

MCV 81,9 Fl 80 – 94

MCH 26,6 Pg 27 – 31

MCHC 33 g/dl 33 – 37

6
PLT 219 103/mm3 150 – 450

RDW 12,7 % 10 - 15

2. Pemeriksaan USG :

 Kandung kemih terisi baik

 Tampak gambaran hipoechoic di dalam cavum uteri, kesan : hematometra

 Tampak gambaran hipoechoic pada kanalis servikalis dan vagina,

 Kesan : hematokolpos

 Kedua adneksa dalam batas normal

 Tidak tampak cairan bebas

Kesan :

Hematometra + Hematokolpos

7
2.5 Resume

Nn. P0A0 mengeluh nyeri perut bagian bawah yang dirasakan sejak 4 bulan

terakhir yang memberat dalam 2 minggu SMRS. Disertai benjolan di perut kiri bawah

yang dirasakan semakin hari semakin membesar sejak 1 bulan SMRS, awalnya

benjolan sebesar kepalan tangan kemudian membesar menjadi 2x lipatnya, keras dan

nyeri jika ditekan. Pasien sempat tidak bisa BAK selama 1 hari, kemudian berobat ke

dokter dan dipasang selang, setelah itu bisa BAK lagi. Riwayat keluar darah dari

kemaluan (-), riwayat sudah pernah haid sebelumnya (-).10 hari SMRS benjolan

semakin nyeri terus menerus dan menjalar ke punggung kiri.

Pemeriksaan abdomen: Palpasi teraba massa at regio suprapubic sampai

hipokondrium sinistra, ukuran 10x5x3 cm, konsistensi keras, terfiksir, permukaan

rata, nyeri tekan (+). Pemeriksaan ginekologi : Tampak hymen menutupi seluruh

introitus vagina, warna kemerahan, hymen buldging (+), darah (-). Pemeriksaan USG

menunjukkan kesan : Hematometra + Hematokolpos.

2.6 Diagnosa Banding

1) Hymen Imperforata

2) Ateresia Vagina

3) Kista Vagina

2.7 Diagnosis Kerja

Hymen Imperforata

8
2.8 Penatalaksanaan

a. Rencana Penatalaksanaan

- Rencana hymenektomi (insisi silang)

- Observasi KU, TTV, perdarahan, dan lab ulang post hymenektomi

- USG post hymenektomi

- Antibiotik dan analgetik oral

b. Penatalaksanaan

- Hymenektomi (insisi silang)

- IVFD RL 20 gtt/i

- Dower Cateter

- Cefadroxil 2 x 500 mg

- Asam mefenamat 3 x 500 mg

c. Laporan Operasi

- Jenis Operasi : Hymenektomi

- Diagnosis Pra operatif : Hymen Imperforata

- Diagnosis Post Operatif : Post hymenektomi

- Tanggal : Kamis, 20 Februari 2014

- Jam Operasi mulai : 12.30 WIB

- Prosedur Operasi :

 Pasien dibaringkan di atas meja operasi dengan infus dan kateter terpasang

baik.

9
 Dibawah anestesi spinal dilakukan vulva hygiene lalu ditutup dengan doek steril

kecuali lapangan operasi.

 Identifikasi dengan spuit 10 cc pada hymen  keluar darah berwarna merah

kecoklatan kental.

 Dilakukan insisi pada septum dimulai dari arah jam 12 ke jam 3, lalu ke arah

jam 6, kemudian ke arah jam 9 lalu berakhir pada arah jam 12.

 Keluar darah haid dengan volume + 500 cc

 Pinggir septum / hymen diaproksimasi (dilipat keluar) dengan mempergunakan

benang vicryl no.3/0 secara kontinyu interlocking.

 Evaluasi perdarahan  t.a.a

 KU pasien post op : baik

2.9 Follow Up

Tanggal S O A P

Rabu, 19 Nyeri perut Ku : Baik, lemas Hymen - Rencana Tindakan


Feb 2014 (+), Nyeri TD : 110/80 Imperforata + Himenektomi
pinggang (+), mmHg Hematometra+ - Cek darah rutin,
BAK tertahan, N : 80 x/menit Hematokolpos Gol.darah
BAB normal P : 20 x/menit
S : 36,5ºC
S.Ginekologis :
Hymen menutupi
seluruh Introitus
vagina, darah (-)

10
Kamis, Nyeri perut Ku : Baik Hymen - Tindakan Hymenektomi
20 Feb (+), Nyeri TD : 110/80mmHg Imperforata + hari ini.
2014 panggul (+) N : 86 x/menit Hematometra+ - Konsul Sp.An (+)
P : 24 x/menit Hematokolpos - Hb : 12,7
S : 36,5ºC - Th/
- IVD RL 20 gtt/i
- Pemasangan D/C (+)

Jumat, 21 Perdarahan Ku : lemas Post - IVD RL 20 gtt/i


Feb 2014 pervaginam (+) TD : 110/80mmHg Hymenektomi - D/C (+)
sedikit N : 82 x/menit hari ke I - Inf Metronidazole 1 fls/
nyeri perut (+), P : 20 x/menit 12 jam
º
nyeri panggul T : 37 C - Cefotaxime 1 gr/12 jam
(-) Hb post op : 11,7 - Metolon 1 amp/12 jam
Luka post op - Tramadol 1amp/8 jam
kering
Sabtu, 22 Perdarahan (-) Ku : Baik Post - PBJ
Feb 2014 nyeri perut (-) TD : 110/80mmHg Hymenektomi - Aff IVFD Aff D/C
nyeri panggul N : 80 x/menit hari ke II - Obat oral :
(-) P : 20 x/menit - Cefadroxil 2 x 500 mg
T : 36,8ºC - As.mefenamat 3x500
mg

2.10 Prognosis

 Quo ad vitam : bonam

 Quo ad fungtionam : bonam

 Quo ad sanationam : bonam

11
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Embriologi

Hymen imperforata merupakan suatu malformasi kongenital tetapi dapat juga

terjadi akibat jaringan parut oklusif karena sebelumnya terjadi cedera atau infeksi.

Secara embriologi, hymen merupakan sambungan antara bulbus sinovaginal dengan

sinus urogenital, berbentuk membrane mukosa yang tipis. Hymen berasal dari

endoderm epitel sinus urogenital, dan bukan berasal dari duktus mullerian. Hymen

mengalami perforasi selama masa embrional untuk mempertahankan hubungan antara

lumen vagina dan vestibulum. Hymen merupakan lipatan membrane irregular dengan

berbagai jenis ketebalan yang menutupi sebagian orifisium vagina, terletak mulai dari

dinding bawah uretra sampai ke fossa navikularis. 2

Embryologic origin of the hymenal membrane

12
Hymen Imperforata terbentuk karena ada bagian yang persisten dari membran

urogenital dan terjadi ketika mesoderm dari primitive streak yang abnormal terbagi

menjadi bagian urogenital dari membran cloacal. Hymen Imperforata tanpa

mukokolpos yang berasal dari jaringan fibrous dan jaringan lunak antara labium

minora sulit dibedakan dengan tidak adanya vagina. Aplasia dan atresia vagina terjadi

karena kegagalan perkembangan duktus mullerian, sehingga vagina tidak terbentuk

dan lubang vagina hanya berupa lekukan kloaka. Pokorny & Kozinetz (1988)

menerangkan bahwa secara anatomi, hymen pada wanita usia prepubertas (anak-

anak) dengan masalah organ genitalia, dijumpai konfigurasi berupa hymen fimbrae,

sirkumferensial dan posterior ring.2

2.2 Definisi

Hymen imperforata/ Atresia hymen merupakan hymen dengan membrane

yang solid tanpa lubang. Hymen imperforata merupakan salah satu dari penyebab

Pseudoamenorrhea / Cryptomenorrhea (haid ada, tetapi darah haid tidak keluar) yang

bersifat kongenital dan abnormalitas ini terjadi pada bagian distal saluran genitalia

wanita.2

Pada Kasus :

- Tampak hymen menutupi seluruh introitus vagina, warna kemerahan, hymen

buldging (+), darah (-).

- Usia pubertas tapi belum menarche

13
2.3 Epidemiologi

• Insiden terjadinya hymen imperforata adalah sebesar 0.1% dari seluruh wanita

usia pubertas.

• 1 kasus dari 1000 populasi sampai 1 kasus dari 10.000 populasi.

• Dari 147 gadis premenstruasi dengan usia 63 bulan, < 1% mengalami hymen

imperforata dan 2% mengalami septa hymen.3

2.4 Etiologi

Anomali traktus genitalia akibat perkembangan embriologi yang abnormal

atau kurang sempurna. Hymen imperforata merupakan suatu malformasi kongenital

tetapi dapat juga terjadi akibat jaringan parut oklusif karena sebelumnya terjadi

cedera atau infeksi. Secara embriologi, hymen merupakan sambungan antara bulbus

sinovaginal dengan sinus urogenital, berbentuk membrane mukosa yang tipis. Hymen

berasal dari endoderm epitel sinus urogenital, dan bukan berasal dari duktus

mullerian. Hymen mengalami perforasi selama masa embrional untuk

mempertahankan hubungan antara lumen vagina dan vestibulum. Hymen merupakan

lipatan membrane irregular dengan berbagai jenis ketebalan yang menutupi sebagian

orifisium vagina, terletak mulai dari dinding bawah uretra sampai ke fossa

navikularis.2

Hymen Imperforata terbentuk karena ada bagian yang persisten dari

membrane urogenital dan terjadi ketika mesoderm dari primitive streak yang

abnormal terbagi menjadi bagian urogenital dari membran cloacal. Hymen

14
Imperforata tanpa mukokolpos yang berasal dari jaringan fibrous dan jaringan lunak

antara labium minora sulit dibedakan dengan tidak adanya vagina. Aplasia dan atresia

vagina terjadi karena kegagalan perkembangan duktus mullerian, sehingga vagina

tidak terbentuk dan lubang vagina hanya berupa lekukan kloaka.2

2.5 Gejala Klinis

Sebagian kelainan ini tidak dikenali sebelum menarche, setelah itu akan

terjadi molimenia menstrualia (nyeri yang siklik tanpa haid), yang dialami setiap

bulan. Sesekali hymen imperforata ditemukan pada neonatus atau anak kecil. Vagina

terisi cairan (sekret) yang disebut hidrokolpos. Bila diketahui sebelum pubertas, dan

segera diberi penanganan asimptomatik, serta dilakukan hymenektomi, maka dari

vagina akan keluar cairan mukoid yang merupakan kumpulan dari sekresi serviks.

Kebanyakan pasien datang berobat pada usia 13-15 tahun, dimana gejala mulai

tampak, tetapi menstruasi tidak terjadi. Darah menstruasi dari satu siklus menstruasi

pertama atau kedua yang terkumpul di vagina belum menyebabkan peregangan

vagina dan belum menimbulkan gejala.2

Hymen Buldging

15
Darah yang terkumpul di dalam vagina (hematokolpos) menyebabkan hymen

tampak kebiru-biruan dan menonjol (hymen buldging) akibat meregangnya membran

mukosa hymen. Keluhan yang timbul pada pasien adalah rasa nyeri, kram pada perut

selama menstruasi dan haid tidak keluar. Bila keadaan ini dibiarkan berlanjut maka

darah haid akan mengakibatkan over distensi vagina dan kanalis servikalis, sehingga

terjadi dilatasi dan darah haid akan mengisi kavum uteri (Hematometra).2

Hematometra dan Hematokolpos dengan Ultrasonografi

Tekanan intra uterin mengakibatkan darah dari kavum uteri juga dapat

memasuki tuba fallopi dan menyebabkan hemotosalfing karena terbentuknya adhesi

(perlengketan) pada fimbriae dan ujung tuba, sehingga darah tidak masuk atau hanya

sedikit yang dapat masuk ke kavum peritoneum membentuk hematoperitoneum.2

Gejala yang paling sering terjadi akibat over distensi vagina, diantaranya

rasa sakit perut bagian bawah, nyeri pelvis dan sakit di punggung bagian belakang.

Gangguan buang air kecil terjadi karena penekanan dari vagina yang distensi ke

uretra dan menghambat pengosongan kandung kemih. Rasa sakit pada daerah supra

16
pubik bersamaan dengan gangguan air kecil menimbulkan disuria, urgensi,

inkontinensia overflow, selain itu juga dapat disertai penekanan pada rectum yang

menimbulkan gangguan defekasi.2

Gejala teraba massa di daerah supra pubik karena terjadinya pembesaran

uterus, hematometra, distensi kandung kemih, hematoperitoneum, bahkan dapat

terjadi iritasi menyebabkan peritonitis. Rock dkk (1997), mengamati 13 pasien

hymen imperforata, 10 pasien diantaranya mengalami distensi uterus dan vagina yang

luas, setelah diamati sampai usia dewasa, seluruh pasien mengalami endometriosis

pelvik, diduga akibat menstruasi retrograde yang terjadi ke dalam rongga abdolmen,

saat hymen imperforata belum tertangani.2

Pada Kasus :

• Benjolan di perut kiri bawah yang dirasakan semakin hari semakin membesar,

keras dan nyeri jika ditekan

• Benjolan semakin nyeri dan nyeri menjalar ke punggung kiri

• Pasien sempat tidak bisa BAK selama 1 hari

Pemeriksaan Fisik

• Teraba massa at regio suprapubic sampai hipokondrium sinistra, ukuran

10x5x3 cm, konsistensi kistik, terfiksir, permukaan rata, nyeri tekan (+)

• Hymen buldging (+)

17
2.7 Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

 Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan pemeriksaan darah rutin, dan

urinalisa. 3

b. Pemeriksaan Imaging

 Foto abdomen (BNO-IVP), USG abdomen serta MRI Abdominal dan pelvis

dapat memberikan gambaran imaging untuk uterovaginal anomali.

 Dengan USG dapat segera didiagnosis hematokolpos atau

hematometrokolpos, Selain itu, transrectal ultrasonography dalam membantu

delineating complex anatomy. Apabila dengan USG tidak jelas, diperlukan

pemeriksaan MRI.

 USG dan MRI sebagai pemeriksaan penunjang untuk mengetahui apakah ada

kongenital anomali traktus urinaria yang menyertai. 3

c. Pemeriksaan Tambahan Lain

 Pemeriksaan invasif tidak perlu dilakukan untuk membantu menegakkan

diagnosis sampai terapi definitif dilakukan, mengingat pasien akan merasa

cemas (kebanyakan pasien usia muda/usia pubertas).

 Laparoskopi direkomendasikan pada beberapa kasus tertentu untuk

mengevakuasi menstruasi retrograde yang memasuki rongga pelvik dan intra-

abdominal. Prosedur ini diharapkan dapat meminimalisir potensi terjadinya

endometriosis sekunder pada usia dewasa.3

18
2.7 Diagnosis Banding

- Adhesi labium congenital

- Septum vagina

- Kista vagina

- Vaginal agenesis (Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser syndrome)

- Testicular feminization syndrome 3

2.8 Penatalaksanaan

TINDAKAN PEMBEDAHAN

Apabila hymen imperforata dijumpai sebelum pubertas, membran hymen

dilakukan insisi/ hymenotomi dengan cara sederhana dengan melakukan insisi silang

(gambar 1) atau dilakukan pada posisi 2, 4, 8 dan 10 arah jarum jam disebut insisi

stellate (gambar 2).4

Pendapat lain mengatakan, bila dijumpai hymen imperforata pada anak kecil/

balita tanpa menimbulkan gejala, maka keadaan diawasi sampai anak lebih besar dan

keadaan anatomi lebih jelas, dengan demikian dapat diketahui apakah yang terjadi

hymen imperforata atau aplasia vagina.4

Pada insisi silang tidak dilakukan eksisi membrane hymen, sementara pada

insisi stellate setelah insisi dilakukan eksisi pada kuadran hymen dan pinggir mukosa

hymen di aproksimasi dengan jahitan mempergunakan benang delayed-absorbable.

Tindakan insisi saja tanpa disertai eksisi dapat mengakibatkan membrane hymen

menyatu kembali dan obstruksi membrane hymen terjadi kembali.5

19
Untuk mencegah terjadinya jaringan parut dan stenosis yang mengakibatkan

dispareunia, eksisi jaringan jangan dilakukan terlalu dekat dengan mukosa vagina.

Setelah dilakukan insisi akan keluar darah berwarna merah tua kehitaman yang

kental. Sebaiknya posisi pasien dibaringkan dengan posisi fowler. Selama 2-3 hari

darah tetap akan mengalir, disertai dengan pengecilan vagina dan uterus. Selain itu,

pemberian antibiotik profilaksis juga diperlukan.4

Evaluasi vagina dan uterus perlu dilakukan sampai 4-6 minggu paska

pembedahan, bila uterus tidak mengecil, perlu dilakukan pemeriksaan inspeksi dan

dilatasi serviks untuk memastikan drainase uterus berjalan dengan lancar. Bila

hematokolpos belum keluar, instrumen intrauterine jangan dipergunakan karena

bahaya perforasi dapat terjadi akibat peregangan uterus yang berlebihan.5

Insisi Silang Insisi Stellate

20
Insisi Stellate dilakukan pada posisi arah jam 2, 4, 8 dan 10
Tiap kuadran dieksisi ke arah lateral, tepi dari mukosa hymen dijahit dengan benang
delayed absorbable.

Beberapa Teknik Hymenektomi : 5

(1) The patient is placed in the dorsal (2) The hymenal tags are grasped by
lithotomy position. The perineum tissue forceps, and a small Metzenbaum
is prepped and draped. The labia scissors is inserted through the opening.
are retracted. Stellate incisions are made to open the
vaginal canal. If mucus is present, it is
gently irrigated away with saline
solution.

21
(3) As each stellate tag is elevated with
tissue forceps, it is excised at the
introital level, and its base is sutured
with interrupted 3-0 synthetic
absorbable suture.

Atlas of Pelvic Surgery (online edition) Clifford R. Wheeless, Jr., M.D. and Marcella
L. Roenneburg, M.D.

2.9 Komplikasi

• Penanganan dengan teknik operasi yang baik jarang menimbulkan komplikasi

• Hematocolpos faktor resiko terjadinya PID yang akan berimplikasi terhadap

terjadinya infertilitas, nyeri pelvis dan kehamilan ektopik. 3

2.10 Prognosis

Prognosis secara klinis umumnya baik. Angka kesembuhan mencapai 90%

kasus setelah dilakukan pembedahan. Dari hasil studi menunjukkan wanita dengan

hymen imperforata dapat mengalami siklus menstruasi normal dan kehamilan seperti

biasanya. Terdapat 10% kasus hymen dapat dapat tertutup kembali pada teknik

pembedahan tidak tepat.3

22
BAB 4
KESIMPULAN

Kelainan kongenital merupakan manifestasi penyimpangan pertumbuhan dan

pembentukan organ tubuh. Himen adalah suatu membran tipis tidak utuh yang

melingkari orifisium vagina dan mempunyai satu atau beberapa lubang

memungkinkan keluarnya darah menstruasi. Sedangkan kelainan hymen imperforata

merupakan

DAFTAR PUSTAKA

1. Derek, Llewellyn. 2001. Obstetri dan Ginekologi Edisi 6. Jakarta: Hipokrates

2. Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

3. http://emedicine.medscape.com/article/269050-workup#a0720 diakses pada

12 Maret 2014.

4. Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

5. Wim, de Jong dan Sjamsuhidayat. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:EGC

23

Anda mungkin juga menyukai