Identitas Pasien
Nama pasien Jenis kelamin Umur Alamat Agama Pekerjaan Pemeriksa : An. N.R : Laki-laki : 10 tahun : Kp. Cigombong, RT/RW : 02/07, Bogor : Islam : Pelajar : Nita Yusnia Ningsih
Autoanamnesis kepada pasien dan alloanamnesis kepada orangtua pasien pada tanggal 29 April 2013 jam 09.35 WIB
Keluhan Utama
Nyeri menelan sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan Tambahan
Demam dan sering mengorok saat tidur.
Riwayat Imunisasi
Imunisasi wajib lengkap.
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan. Kesadaran compos mentis. Data antropometri:
BB: 23 kg TB : : 104 cm
Tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg Pernafasan Nadi Suhu : 20 x/menit, regular : 80 x/menit, regular, isi cukup : 36,80C
Kepala : Bentuk dan ukuran kepala normal, rambut hitam terdistribusi merata.
Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil isokor, reflex cahaya +/+ Leher : Trakea letaknya di tengah, teraba pembesaran kelenjar limfa jugularis profundi superior dextra et sinistra, nyeri tekan (-). Thorax : Jantung : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-) Paru : Suara nafas vesikuler, wheezing (-), ronki (-)
Abdomen : Supel, perkusi timpani, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas
Status T.H.T
OROFARING 1. Gigi geligi 2. Warna mukosa buccal 3. Lidah 4. Arkus faring anterior 5. Arkus faring posterior 6. Tonsila palatina (ukuran, warna) Hiperemis Hiperemis T3, hiperemis Dextra Karies (+) pada M2 atas Merah muda Normal Hiperemis Hiperemis T2, hiperemis Sinistra Normal
Normal (-)
Normal (-)
Resume
Pasien seorang anak berusia 10 tahun diantar orangtuanya ke poliklinik THT RSUD Ciawi dengan keluhan nyeri menelan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga mengalami demam seminggu yang lalu dan menurut orangtuanya, pasien sering mengorok saat tidur. Pasien sudah berobat ke dokter umum dan mendapat dua jenis obat, yakni dexamethasone dan satu jenis obat lain yang tidak diketahui obat apa karena orangtuanya lupa nama obat tersebut. Demamnya menurun setelah minum obat dari dokter tersebut, namun keluhan nyeri menelan dan mengorok tetap masih ada.
Resume (2)
Pasien pernah mengalami keluhan serupa sewaktu kelas 1 SD dan mendapat pengobatan dari dokter umum. Riwayat alergi terhadap obat dan makanan disangkal. Riwayat tonsilitis pada ibu pasien, namun sudah menjalani tonsilektomi. Pada pemeriksaan T.H.T, tampak pembesaran tonsila palatina T3-T2, detritus (-), arkus faring anterior dan posterior hiperemis serta warna mukosa dinding posterior faring hiperemis. Ditemukan juga karies pada gigi M2 atas dan teraba pembesaran kelenjar limfa jugularis profundi superior dextra et sinistra dengan ukuran 2 cm, soliter, batasnya tegas, konsistensi kenyal dan nyeri tekan (-).
Diagnosa Kerja
Tonsilitis kronis eksaserbasi akut.
Diagnosa Banding
Tidak ada.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan dilakukan untuk persiapan tonsilektomi :
Periksa lab, meliputi : Hb, Ht, eritrosit, hitung jumlah dan jenis leukosit, LED, trombosit, waktu perdarahan, waktu pembekuan, SGOT, SGPT dan protein total Rontgen thorax
Penatalaksanaan
Amoxycilin tablet 250 mg 3 kali sehari Dexamethasone 1/3 tablet + vitamin B6 tablet pulveres 3 kali sehari Anjuran untuk dilakukan tonsilektomi
Prognosis
Ad vitam Ad fungsionam Ad sanationam Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
PENDAHULUAN
Cincin Waldeyer
Susunan kel. Limfe yg terdapat di dalam rongga mulut, terdiri atas :
- tonsil pharingeal (adenoid / Luschka's tonsil) - tonsil tuba (lateral pharingeal band's / Gerlach's) - tonsil palatina (tonsil faucia)
- tonsil lingual
Fungsi :
- benteng pertahanan pertama terhdp patogen yg terhirup /
termakan
Terletak di belakang nasofaring. Mencapai ukuran maksimal antara usia 3-7 tahun regresi.
Suplai darah oleh A. carotis interna & A. maxillaris, darah vena dialirkan sepanjang plexus faringeus V.
jugularis interna.
Tonsil Tuba
Dibentuk
terutama
oleh
perluasan
nodulus
Terutama
nodulus
ditemukan
pd
mukosa
tuba
Tonsil Palatina
Terletak di dlm fosa tonsilaris pd kedua sudut orofaring, dibatasi oleh M. palatoglossus & M. palatopharingeus.
Bentuk
oval,
panjang
2-5cm,
masing
tonsil
Batas : M. konstriktor pharingeus superior, ruang orofaring, palatum mole & 1/3 posterior lidah.
Perdarahan :
Aliran limfe bergabung dgn nodi lymphoidei profundi. Persarafan oleh N.IX.
Tonsil Lingua
Kumpulan jar. Limfoid tidak berkapsul & terdpt pd basis lingua di antara ke 2 tonsil palatina.
Pd permukaannya terdpt kripta dangkal. Perdarahan oleh A. lingualis; darah vena dialirkan sepanjang V. lingualis V. jugularis interna.
TONSILITIS
Definisi
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil. Penyebaran infeksi melalui air borne droplets, tangan & ciuman.
Epidemiologi
Tonsilitis merupakan salah satu penyakit ISPA yg banyak ditemukan di Indonesia dgn prevalensi 234/1000 anak, sdgkn prevalensi tonsilitis kronis 36/1000 anak.
Tonsilitis
yg
disebabkan
oleh
Streptococcus
umumnya terjadi pada anak usia 5-15 tahun dan tonsilitis viral lebih umum pada anak yg lebih muda.
Tonsilitis Akut
Etiologi : Virus dan Bakteri Invasi mikroorganisme ke dalam tubuh infiltrasi pd epitel tonsil tonsil bereaksi reaksi radang infiltrasi PMN detritus mengisi kriptus tampak sbg bercak kuning (tonsilitis folikularis).
Bercak
detritus
bersatu
alur
tonsilitis
lakunaris,
sedangkan
jika
melebar
Manifestasi klinis : Menyerupai common cold Nyeri tenggorok dan menelan Demam Lesu & tidak nafsu makan Otalgia Coxsackie luka kecil pada palatum & tonsil yg sgt nyeri.
29
30
Detritus
Palatum molle dan uvula edema dan hiperemis
32
Tonsilitis Kronis
Faktor predisposisi :
rangsangan menahun dari rokok makanan tertentu higiene mulut yang buruk cuaca tertentu kelelahan fisik pengobatan tonsilitis akut yg tidak adekuat
Patofisiologi :
proses peradangan berulang epitel mukosa jaringan limfoid terkikis proses penyembuhan jaringan limfoid diganti dengan jaringan parut jaringan limfoid mengerut kripta tonsil melebar.
Tanda & gejala : tonsil membesar dgn permukaan tidak rata, kripta melebar (beberapa kripta terisi detritus) rasa mengganjal & kering di tenggorok napas berbau
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah Swab Rontgen Dll
DD
Penatalaksanaan (Akut)
Obat kumur
Pemberian ADS 20.000 100.000 unit Isolasi pasien
Penatalaksanaan (Kronis)
Obat kumur
Tonsilektomi
Indikasi absolut :
tonsilitis yang menyebabkan kejang demam tonsil yang akan dilakukan biopsi untuk pemeriksaan patologi
Indikasi relatif :
terjadi 3 kali / lebih infeksi tonsil per tahun, meskipun telah diberi
halitosis akibat tonsilitis kronis yang tidak respon terhadap pengobatan medik tonsilitis kronis atau berulang pada karier streptococcus yang tidak membaik
Kontraindikasi : riw. Penyakit perdarahan, resiko anestesi yang buruk atau riw. Penyakit yang tidak terkontrol, anemia dan infeksi akut.
Komplikasi
OMA,
abses
peritonsil,
abses
parafaring,
glomerulonefritis akut, miokarditis, artritis, obstruksi jalan nafas atas & obstructive sleep apnea syndrome
(OSAS).
Prognosis
Daftar Pustaka
Ballenger JJ. Ballenger's Otorhinolaryngology, 16thedition. Ontario : BC
http://digilib.unsri.ac.id/download/tonsilektomi.pdf