Anda di halaman 1dari 45

Presentasi Kasus 'Tonsilitis'

Kepaniteraan Klinik I. P. THT


RSUD Ciawi Bogor
Nita Yusnia Ningsih 406127110

Identitas Pasien
Nama pasien Jenis kelamin Umur Alamat Agama Pekerjaan Pemeriksa : An. N.R : Laki-laki : 10 tahun : Kp. Cigombong, RT/RW : 02/07, Bogor : Islam : Pelajar : Nita Yusnia Ningsih

Autoanamnesis kepada pasien dan alloanamnesis kepada orangtua pasien pada tanggal 29 April 2013 jam 09.35 WIB

Keluhan Utama
Nyeri menelan sejak 1 minggu yang lalu.

Keluhan Tambahan
Demam dan sering mengorok saat tidur.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan nyeri menelan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga mengalami demam seminggu yang lalu dan menurut orangtuanya, pasien sering mengorok saat tidur.

Pasien sudah berobat ke dokter umum dan mendapat dua


jenis obat, yakni dexamethasone dan satu jenis obat lain yang tidak diketahui obat apa karena orangtuanya lupa nama obat tersebut. Demamnya menurun setelah minum obat dari dokter tersebut, namun keluhan nyeri menelan dan mengorok tetap masih ada.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien pernah mengalami keluhan serupa sewaktu kelas 1 SD dan mendapat pengobatan dari dokter umum. Riwayat alergi terhadap obat dan makanan disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu pasien pernah menderita tonsilitis sewaktu kelas 4 SD dan menjalani tonsilektomi. Saat ini, di keluarga pasien semuanya sehat.

Riwayat Imunisasi
Imunisasi wajib lengkap.

Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan. Kesadaran compos mentis. Data antropometri:

BB: 23 kg TB : : 104 cm

Tanda vital

Tekanan darah : 100/70 mmHg Pernafasan Nadi Suhu : 20 x/menit, regular : 80 x/menit, regular, isi cukup : 36,80C

Kepala : Bentuk dan ukuran kepala normal, rambut hitam terdistribusi merata.

Status Generalis (2)

Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil isokor, reflex cahaya +/+ Leher : Trakea letaknya di tengah, teraba pembesaran kelenjar limfa jugularis profundi superior dextra et sinistra, nyeri tekan (-). Thorax : Jantung : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-) Paru : Suara nafas vesikuler, wheezing (-), ronki (-)

Abdomen : Supel, perkusi timpani, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal

Ekstremitas

: Akral hangat, pulsasi nadi dan perfusi

Status T.H.T
OROFARING 1. Gigi geligi 2. Warna mukosa buccal 3. Lidah 4. Arkus faring anterior 5. Arkus faring posterior 6. Tonsila palatina (ukuran, warna) Hiperemis Hiperemis T3, hiperemis Dextra Karies (+) pada M2 atas Merah muda Normal Hiperemis Hiperemis T2, hiperemis Sinistra Normal

7. Kripta tonsil 8. Detritus 9. Dinding faring posterior

Normal (-)

Normal (-)

Normal, granul (-), post nasal drip (-) Hiperemis (+)

10. Warna mukosa dinding faring posterior


11. Gerakan palatum molle

Resume
Pasien seorang anak berusia 10 tahun diantar orangtuanya ke poliklinik THT RSUD Ciawi dengan keluhan nyeri menelan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga mengalami demam seminggu yang lalu dan menurut orangtuanya, pasien sering mengorok saat tidur. Pasien sudah berobat ke dokter umum dan mendapat dua jenis obat, yakni dexamethasone dan satu jenis obat lain yang tidak diketahui obat apa karena orangtuanya lupa nama obat tersebut. Demamnya menurun setelah minum obat dari dokter tersebut, namun keluhan nyeri menelan dan mengorok tetap masih ada.

Resume (2)
Pasien pernah mengalami keluhan serupa sewaktu kelas 1 SD dan mendapat pengobatan dari dokter umum. Riwayat alergi terhadap obat dan makanan disangkal. Riwayat tonsilitis pada ibu pasien, namun sudah menjalani tonsilektomi. Pada pemeriksaan T.H.T, tampak pembesaran tonsila palatina T3-T2, detritus (-), arkus faring anterior dan posterior hiperemis serta warna mukosa dinding posterior faring hiperemis. Ditemukan juga karies pada gigi M2 atas dan teraba pembesaran kelenjar limfa jugularis profundi superior dextra et sinistra dengan ukuran 2 cm, soliter, batasnya tegas, konsistensi kenyal dan nyeri tekan (-).

Diagnosa Kerja
Tonsilitis kronis eksaserbasi akut.

Diagnosa Banding
Tidak ada.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan dilakukan untuk persiapan tonsilektomi :

Periksa lab, meliputi : Hb, Ht, eritrosit, hitung jumlah dan jenis leukosit, LED, trombosit, waktu perdarahan, waktu pembekuan, SGOT, SGPT dan protein total Rontgen thorax

Penatalaksanaan

Amoxycilin tablet 250 mg 3 kali sehari Dexamethasone 1/3 tablet + vitamin B6 tablet pulveres 3 kali sehari Anjuran untuk dilakukan tonsilektomi

Prognosis
Ad vitam Ad fungsionam Ad sanationam Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam

PENDAHULUAN

Cincin Waldeyer
Susunan kel. Limfe yg terdapat di dalam rongga mulut, terdiri atas :
- tonsil pharingeal (adenoid / Luschka's tonsil) - tonsil tuba (lateral pharingeal band's / Gerlach's) - tonsil palatina (tonsil faucia)

- tonsil lingual

Fungsi :
- benteng pertahanan pertama terhdp patogen yg terhirup /
termakan

Tonsil Pharingeal (Adenoid)

Berupa massa limfoid berlobus, tidak mempunyai kriptus.

Terletak di belakang nasofaring. Mencapai ukuran maksimal antara usia 3-7 tahun regresi.

Suplai darah oleh A. carotis interna & A. maxillaris, darah vena dialirkan sepanjang plexus faringeus V.

jugularis interna.

Tonsil Tuba

Dibentuk

terutama

oleh

perluasan

nodulus

lymphaticus pharingeal tonsil ke anterior mukosa dinding lateral nasofaring.

Terutama

nodulus

ditemukan

pd

mukosa

tuba

eustachius & fossa rossenmuler.

Tonsil Palatina

Terletak di dlm fosa tonsilaris pd kedua sudut orofaring, dibatasi oleh M. palatoglossus & M. palatopharingeus.

Bentuk

oval,

panjang

2-5cm,

masing

tonsil

mempunyai 10-30 kriptus.

Batas : M. konstriktor pharingeus superior, ruang orofaring, palatum mole & 1/3 posterior lidah.

Perdarahan :

A. tonsilaris Vena bergabung dgn v. palatina externa, v. pharingealis v. facialis.

Aliran limfe bergabung dgn nodi lymphoidei profundi. Persarafan oleh N.IX.

Tonsil Lingua

Kumpulan jar. Limfoid tidak berkapsul & terdpt pd basis lingua di antara ke 2 tonsil palatina.

Pd permukaannya terdpt kripta dangkal. Perdarahan oleh A. lingualis; darah vena dialirkan sepanjang V. lingualis V. jugularis interna.

Aliran limfe menuju ke nodi lymphoidei cervicalis profunda.

TONSILITIS

Definisi

Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil. Penyebaran infeksi melalui air borne droplets, tangan & ciuman.

Epidemiologi

Tonsilitis merupakan salah satu penyakit ISPA yg banyak ditemukan di Indonesia dgn prevalensi 234/1000 anak, sdgkn prevalensi tonsilitis kronis 36/1000 anak.

Tonsilitis

yg

disebabkan

oleh

Streptococcus

umumnya terjadi pada anak usia 5-15 tahun dan tonsilitis viral lebih umum pada anak yg lebih muda.

Tonsilitis difteri sering dialami oleh anak < 10 thn &


frekuensi tertinggi 2 5 thn.

Tonsilitis Akut

Etiologi : Virus dan Bakteri Invasi mikroorganisme ke dalam tubuh infiltrasi pd epitel tonsil tonsil bereaksi reaksi radang infiltrasi PMN detritus mengisi kriptus tampak sbg bercak kuning (tonsilitis folikularis).

Bercak

detritus

bersatu

alur

tonsilitis

lakunaris,

sedangkan

jika

melebar

pseudomembran yang menutupi tonsil.

Manifestasi klinis : Menyerupai common cold Nyeri tenggorok dan menelan Demam Lesu & tidak nafsu makan Otalgia Coxsackie luka kecil pada palatum & tonsil yg sgt nyeri.

29

30

Pemeriksaan status lokalis : Tonsil membengkak & hiperemis

Detritus
Palatum molle dan uvula edema dan hiperemis

Pembengkakan & nyeri tekan pada kel.


Submandibula

Pseudomembran warna putih kotor

32

Tonsilitis Kronis
Faktor predisposisi :
rangsangan menahun dari rokok makanan tertentu higiene mulut yang buruk cuaca tertentu kelelahan fisik pengobatan tonsilitis akut yg tidak adekuat

Patofisiologi :

proses peradangan berulang epitel mukosa jaringan limfoid terkikis proses penyembuhan jaringan limfoid diganti dengan jaringan parut jaringan limfoid mengerut kripta tonsil melebar.

Tanda & gejala : tonsil membesar dgn permukaan tidak rata, kripta melebar (beberapa kripta terisi detritus) rasa mengganjal & kering di tenggorok napas berbau

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah Swab Rontgen Dll

DD

Abses peritonsil (Quinsy) Angina Plaut Vincent (stomatitis ulsero membranosa)

Penatalaksanaan (Akut)

Istirahat Asupan cairan yg adekuat AB broad-spectrum Antipiretik & analgetik

Obat kumur
Pemberian ADS 20.000 100.000 unit Isolasi pasien

Penatalaksanaan (Kronis)

Obat kumur

Tonsilektomi

Indikasi absolut :

pembesaran tonsil yang menyebabkan sumbatan jalan nafas atas, disfagia

berat, gangguan tidur atau terdapat komplikasi kardiopulmonal

abses peritonsilar yang tidak respon terhadap pengobatan medik dan

drainase, kecuali jika dilakukan pada fase akut

tonsilitis yang menyebabkan kejang demam tonsil yang akan dilakukan biopsi untuk pemeriksaan patologi

Indikasi relatif :

terjadi 3 kali / lebih infeksi tonsil per tahun, meskipun telah diberi

penatalaksanaan medis yang adekuat

halitosis akibat tonsilitis kronis yang tidak respon terhadap pengobatan medik tonsilitis kronis atau berulang pada karier streptococcus yang tidak membaik

dengan pemberian antibiotik terhadap kuman yang resisten terhadap betalaktamase

Kontraindikasi : riw. Penyakit perdarahan, resiko anestesi yang buruk atau riw. Penyakit yang tidak terkontrol, anemia dan infeksi akut.

Komplikasi

OMA,

abses

peritonsil,

abses

parafaring,

glomerulonefritis akut, miokarditis, artritis, obstruksi jalan nafas atas & obstructive sleep apnea syndrome

(OSAS).

Prognosis

Gejala tonsilitis akibat radang biasanya akan membaik

2-3 hari setelah pemberian AB.

Bisa muncul berbagai komplikasi. Dapat berulang kronis.

Daftar Pustaka
Ballenger JJ. Ballenger's Otorhinolaryngology, 16thedition. Ontario : BC

Decker Inc, 2003.


Gleeson M. Scott-Brown's Otorhinolaryngology, Head and Neck Surgery, 7thedition, Volume 2. London: Hodder Arnold, 2008.

Snell, Richard S. Clinical Anatomy for Medical Student. 6thed. USA:


Lippincott Williams & Wilkins Inc, 2000. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL, edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2007. www.google.co.id

http://digilib.unsri.ac.id/download/tonsilektomi.pdf

Anda mungkin juga menyukai