Anda di halaman 1dari 30

PLENO THT

RADANG TONSIL
KELOMPOK 4

Nama Kelompok

Nabila Malawat (2011-83-009)


Amanda J. Rumalatu (2011-83-010)
Muhammad Panser Sotja (2011-83-021)
Asty Dwiningsih (2011-83-022)
Natalia J. Tetelepta (2011-83-033)
Luses S. Haryanto (2011-83-034)
Griselda Tomasila
(2011-83-042)
Fenska Soumeru (2011-83-043)
Devi Harianto Udiata (2009-83-042)
Leberina Tunjanan
(2009-83-044)
Milka M. Tan
(2009-83-047)

SKENARIO

Wawan 28 tahun datang ke poliklinik THT


dengan keluhan odinofagi yang telah dialami
selama 4 hari. Gejala ini disertai demam dan
bau mulut. Menurut wawan gejala ini juga
pernah dirasakannya beberapa kali dalam
kurung waktu setahun terakhir ini. Pada
pemeriksaan faringoskopi tampak tonsil
membesar melewati arcus posterior tetapi
belum mencapai linea mediana, permukaan
berbenjol ada detritus.

STEP 1

Identifikasi Kata Sulit :

Odinofagia :
Nyeri

pada saat menelan makanan atau minuman

Detritus :
Bahan

partikular yang dihasilkan atau tersisa


setelah disintegrasi pada substansi jaringan
Pengumpulan bahan bahan leukosit atau bakteri
yang telah matai atau sel sel yang sudah mati

Next . . .

Kata Kunci :

Wawan 28 tahun
Memiliki keluhan odinofagia, demam dan bau
mulut
Memiliki riwayat yang pernah dialami
beberapa kali dalam setahun
Pemeriksaan faringoskopi terdapat tonsil
membesar melewati arcus aorta, tetapi belum
mencapai linea mediana
Permukaan ada benjolan dan detritus

STEP 2
Identifikasi Masalah/Pertanyaan :
1. Anatomi dari tonsil ?
2. Anamnesis lebih lanjut untuk pasien tersebut ?
3. Penyebab yang menyebabkan keluhan yang dialami ?
4. Hubungan odinofagia dengan permukaan yang berbenjol dan
adanya detritus ?
5. Bagaimana mekanisme terjadinya detritus, demam, dan bau
mulut ?
6. Diagnosis apa saja yang dapat diambil ?
7. Bagaimana cara mendiagnosis dan menentukan derajat
pembesaran tonsil ?
8. Bagaimana penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien
tersebut ?
9. Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus ini ?

STEP 3
Jawaban Pertanyaan Step 2 :

1. Anatomi tonsil :
Tonsil terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :

Tonsil Palatina : suatu massa jaringan limfoid yang


terletak di dalam fosa tonsil pada kedua sudut
orofaring & dibatasi oleh pilar anterior (otot
palatoglosus) & pilar posterior (otot palatofaringeus).
Tonsil Faringeal (Adenoid) : masa limfoid yang berlobus
& terdiri dari jaringan limfoid yang sama dengan yang
terdapat pada tonsil. Lobus/segmen tersebut tersusun
teratur seperti suatu segmen terpisah dari sebuah
ceruk dengan celah atau kantong diantaranya.
Tonsil Lingual : terletak di dasar lidah & dibagi menjadi
dua oleh ligamentum glosoepiglotika.

Next . . .
2.

Anamnesis lebih lanjut :

Riwayat kebiasaan (makanan dan minuman


yang dikonsumsi sehari hari)
Riwayat pengobatan (apakah ada pengobatan
yang pernah dilakukan dan reaksi dari
pengobatan tersebut bagaimana)
Faktor pemicu yang menyebabkan terjadinya
nyeri saat menelan

Next . . .
3.

Penyebab dari kasus :

Mengacu pada faktor predisposisi, seperti


makan makanan yang terlalu padas, dingin
atau pun juga yang pedas pedas dan juga
higiens mulut yang buruk
Disebabkan oleh kuman grup A streptokokus
hemolitikus yang dikenal sebagai strep throat,
pneumokokus,
streptokokus
viridan
dan
streptokokus piogenes.

Next . . .
4.
Hubungan
odinofagia
dengan
permukaan yang berbenjol dan adanya
detritus :

Karena pada kasus ditemukan adanya tonsil


yang membesar dan berbenjol sehingga
membuat pasien tersebut odinofagia dan
detritus
yang
semakin
memperparah
odinofagianya.

Next . . .
5. Mekanisme terjadinya detritus, demam,
dan bau mulut :

Pada saat terjadi tonsilitis adanya infiltrasi


limfosit PMN yang nantinya bentuk detritus.
Detritus merupakan kumpulan limfosit, epitel
yang terlepas dan bakteri bakteri mati yang
membuat pasien tersebut bau mulut.
Sedangkan untuk demamnya menyebabkan
respons tubuh terhadap infeksi yang terjadi
sehingga imunitas tubuh menurun.

Next . . .
6.

Diagnosis yang diambil :

Tonsilitis akut (tonsilitis bakterial)


Tonsilitis kronik
Adenotonsilitis
Faringitis

Next . . .
9. Cara mendiagnosis dan menentukan derajat pembesaran
tonsil :
Lihat pada kasus, pasien ini mengalami tonsilitis, dan tonsilitis
dikarenakan adanya peradangan. Dilihat dari derajatnya, tonsil
memiliki derajat : T0 T4 (area linea media dan dapat dipatokan pada
uvula) :

T0
T1
T2
T3
T4

:
:
:
:
:

Pasien yang dioperasi


Ukuran tonsil yang normal
pembesaran tonsil tapi tidak samapi digaris tengah
pembesaran mencapai garis tengah
pembesaran melewati garis tengah

Pada kasus, pasien ini masuk pada tonsil dengan derajat T 2

Next . . .
8. Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien
ini :

Pemberian antiboitika spektrum lebar penisilin,


eritromisin.
Antipiretik dan obat kumur yang mengandung
desifektan
Melakukan kultur, yaitu dengan menentukan
resistensi obat dan sensivitas dari obat tersebut
Jika derajat pembesaran sudah melebihi batas
normalnya pada dilakukan tindakan bedah yaitu
dengan tonsileptomi

Next . . .
9. Komplikasi yang terjadi :

Otitis media akut, sinusitis, abses peritonsil,


abses parafaring dan bronkitis
Bisa juga menyebabkan pasien bernapas
melalui
mulut,
tidur
mendengkur,
gangguan tidur karena terjadinya sleep
apnea yang dikarenakan akibat hipertrofi
tonsil.

STEP 4

STEP 5
LO
1.
2.
3.

4.
5.

Anatomi tonsil
Pembagian derajat pembesaran tonsil
Perbedaan diagnosis diferensial (tonsilitis
akut/tonsilitis bakterial, tonsilitis kronik,
adenotonsilitis, faringitis)
Pemeriksaan fisik pada faring
Komplikasi yang terjadi

STEP 6

Belajar Mandiri !!!

STEP 7
Hasil Belajar Mandiri
Jawaban Learning Objective

1. Anatomi Tonsil

2. Pembagian Derajat Tonsil

T0 : Tonsil sudah diangkat (bila


sudah dioperasi)
T1 : Tonsil masih di dalam
fossa tonsilar
T2 : Tonsil sudah melewati
pilar posterior belum
melewati garis para median
T3 : Tonsil melewati garis
paramedian belum lewat garis
median (pertengahan uvula)
T4 : Tonsil melewati garis
median, biasanya pada tumor

3. Perbedaan Differential Diagnostic

Tonsilitis akut
Tonsilitis bakterial
Tonsilitis kronik
Tonsilitis dipteri
Faringitis

DD

Etiologi

Gej. klinis

1. Tonsilitis
bakterial

Streptococcu -Demam
s hemolitik -Nyeri menelan
-Nyeri
tenggorok
-Rasa lesu
-Otalgia

-Tampak
tonsil
membengk
ak
-Hiperemis
-Detritus
Bntuk
folikel

-Antibiotik
sprektrum
luas
penisilin,
eritromisin
-Antipitetik
-Obat kumur

2. Tonsilitis
kronik

-Nafas berbau
Sama
dengan
-Rasakering
penyebab
tenggorokan
tonsilitis akut

-Tonsil
membesar
-Kriptus
melebar

Terapi lokal
pd higiene
mulut
obat
kumur

PERBEDAAN DD

pemeriksa
an

terapi

Next . . .
DD

etiologi

gej. klinis

3. Faringitis

Virus
bakteri

4. Tonsilitis
dipteri

Coryne
-deman
bacterium -nyeri
diphteriae menelan
-tidak nafsu
makan
Nyeri kepala

-Rasa kering
- gatal
- suhu
sedikit
menigkat

pemeriksaan

terapi

Faringoskopi :
Mukosa kering,
edema dan
hiperemis

Simptomatik
dan kausal

-tonsil
membengkak
ditutupi bercak
putih
membran semu

-anti difteri
serum
-Antibiotik
-Kortikosteroi
d
-Antipiretik
-Diisolasi
-istirahat

4. Pemeriksaan Fisis
INSPEKSI FARING

Menekan lidah dengan spatula


lidah

Meminta
pasien
membuka
mulutnya selebar mungkin

Menjulurkan lidahnya

Pemeriksa memegang spatula


dengan tangan kanan dan
sumber cahaya di tangan kiri

Spatula
diletakkan
sepertiga tengah lidah

Lidah ditekan dan dibawa ke


depan

Adakah kandidiasis?

pada

INSPEKSI TONSIL

Periksalah ukuran tonsil


Pembesaran tonsil infeksi atau tumor

Apakah ada membran di atas tonsil (berkaitan dengan


tonsilitis akut, infeksi mononukleosis atau difteri.
Interperetasi pd kasus :
T2/T2
hiperemi,
berbenjol-benjol,
permukaan tidak rata

INSPEKSI DINDING POSTERIOR FARING


o

Apakah ada pengeluaran


sekret, massa, ulserasi ?
Minta pasien mengatakan
aahhh untuk mengamati
elevasi palatum molle.
Lidah : Amati gerakannya dan
apakah ada massa tumor,
atau adakah berselaput
Palpasi
rongga
mulut
diperlukan bila ada massa
tumor, kista dan lain-lain.
Palpasi kelenjar liur mayor
(parotis dan mandibula)

5. Komplikasi

Pada anak sering


menimbulkan komplikasi :
Otitis media akut
Sinusitis
Abses peritonsil (Quincy
throat)
Abses parafaring
Bronchitis
Glomerulonephritis akut
Miokarditis
Artritis
Septicemia akibat infeksi
V.Jugularis Interna
(sindrom Lemierre)

Akibat hipertrofi tonsil akan menyebabkan :

Bernapas melalui
mulut
Tidur mendengkur
Gangguan tidur
karena terjadinya
sleep apnea atau
Obstructive Sleep
Apnea Syndrome
(OSAS).

Tonsilitis Akut

Next . . .

Rinitis kronik

Sinusitis

Otitis media

Endocarditis

Artritis

Myositis

Tonsilitis Kronik

Nefritis

Uveitis

Iridosiklitis

Dermatitis

Pruritus

Urtikaria

Furunkolosis

Anda mungkin juga menyukai