Anda di halaman 1dari 7

Pathway Tonsilitis, Gambar dan

Penjelasannya
Berikut ini adalah pathway tonsilitis dimulai dari perjalanan bakteri atau virus,
patologi, hingga penatalaksanaan penyakit, disertai penjelasan singkat tiap bagiannya.

Pathway Tonsilitis.

Penjelasan:

Mekanisme infeksi dimulai dari serangan bakteri atau virus khususnya melalui rongga
mulut dan tenggorokan. Bakteri atau virus patogen yang menginfeksi daerah di
sekitarnya seperti tonsil dan faring akan mengakibatkan inflamasi yang ditandai
pembengkakan, warna merah, dan suhu meningkat pada tonsil. Ini adalah gejala awal
yang umum terjadi pada tonsilitis akut.

Gejala lainnya dapat mengikuti, seperti:


 suhu badan naik dan badan mengalami demam
 pengeluaran keringat yang melebihi biasanya
 batuk atau pilek
 luka pada tonsil, sehingga menyebabkan nyeri saat menelan
 sulitnya menelan akan menurunkan nafsu makan dan akibatnya tubuh
kekurangan nutrisi
 nutrisi yang kurang menyebabkan tubuh lemas dan penurunan aktivitas
Saluran ke arah telinga, begitu juga dengan saluran nafas menjadi sempit dan akibat
tonsil dan adenoid yang membesar. Saat saluran menuju telinga terganggu, maka
terjadi penurunan pendengaran. Sedangkan jalur nafas yang menyempit otomatis akan
menyulitkan penderita dalam menghirup dan menghembuskan nafas. Nafas yang
terganggu membuat mereka mengorok saat tidur dan kadang mengeluarkan suara
sengau atau bindeng saat berbicara.

Penatalaksanaan:

Penatalaksanaan dan asuhan keperawatan tonsilitis dilakukan dengan menyesuaikan


karakteristik penyakit dan kondisi pasien. Antibiotik digunakan untuk membasmi bakteri
patogen, sedangkan jika penyebab tonsilitisnya adalah virus, biasanya tubuh akan
menangani sendiri, didukung dengan pola makan dan istirahat yang baik.

Analgesik dan antipiretik untuk meredakan sakit yang menyebabkan sulit menelan, juga
menurunkan suhu saat tubuh mengalami hipertermi. Obat kumur juga dapat diberikan
sebagai desinfektan, untuk menjaga kebersihan rongga mulut. Sedangkan obat
simptomatik dipakai untuk menghilangkan gejala yang menyertai tonsilitis, misalnya
obat batuk saat batuk, dan decongestan saat tonsilitis diikuti dengan pilek. Termasuk
obat tetes telinga jika diikuti oleh infeksi sekunder (otitis media)

Sebagai pemulih nutrisi dan kebugaran tubuh penderita, digunakan cairan adekuat dan
asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Penyajian makanan yang lunak dan lembut juga
hangat dapat mengundang nafsu makan.

Peninjauan:

Sekalipun pasien sudah menunjukkan progress yang baik dan dapat beraktivitas normal
kembali, masih perlu dilakukan pemeriksaan dan peninjauan setidaknya dalam kurun
waktu 6 bulan setelah pasien sembuh. Jika dalam jangka waktu tersebut terjadi infeksi
berulang dan gejala muncul lagi, apalagi setelah 1 tahun mengalaminya beberapa kali,
dan antibiotik sudah tidak efektif dalam menyembuhkannya, maka operasi pembedahan
perlu dilakukan.

Demikian pathway tonsilitis yang didapat dari beberapa sumber dan dirangkum secara
singkat. Semoga bermanfaat dan saran dapat diberikan pada kotak comment di bagian
bawah halaman ini.

http://askeptonsilitis.blogspot.co.id/2015/05/pathway-tonsilitis-gambar-dan-penjelasan.html

Rabu, 22 April 2015

Askep Tonsilitis
Berikut ini adalah Asuhan Keperawatan atau Askep penyakit tonsilitis dari berbagai
sumber yang dirangkum secara singkat dan tetap informatif.

A. Pengertian Tonsilitis

Tonsilitis adalah peradangan dan pembengkakan pada tonsil - suatu kumpulan


jaringan getah bening di dalam rongga mulut yang berfungsi untuk melindungi tubuh
dari infeksi yang masuk melalui hidung, mulut, atau tenggorokan.

Tonsilitis dapat bersifat akut maupun kronis. Bentuk tonsilitis akut yang belum parah
biasanya berlangsung selama 4-6 hari dan cenderung menyerang anak-anak berusia 5-
10 tahun. Pengobatan yang kurang tepat, disertai dengan daya tahan tubuh yang lemah,
dapat menyebabkan tonsilitis semakin parah dan menjadi tonsilitis kronis.

Pada tonsilitis kronis, serangan terjadi berulang-ulang dan dalam kurun waktu yang
lama. Jika sudah demikian, diperlukan tindakan pembedahan (tonsilektomi) sebagai
pengobatan yang paling efektif.

B. Etiologi Tonsilitis

Tonsilitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dari kelompok A streptokokus beta
hemolitik. Infeksi tersebut dapat menular melalui sekret hidung maupun ludah. Selain
itu, dapat disebabkan juga oleh bakteri lain, virus, atau dari oral anaerob.
C. Patologi Tonsilitis

Bakteri atau virus pada awalnya masuk melalui mulut atau hidung dan melewati saluran
pernafasan bagian atas. Tonsil yang berperan sebagai filter dan alat pertahanan tubuh
bereaksi dengan mengirimkan sel darah putih untuk menyerang bakteri dan virus
tersebut.

Saat serangan bakteri dan virus sangat kuat, hingga dapat masuk ke jaringan tonsil,
maka terjadilah peradangan dan pembengkakan tonsil. Peradangan ini menyebabkan
ukuran tonsil membesar dan mempersempit ruang tenggorokan sehingga akan
mengganggu pernafasan ataupun menimbulkan rasa sakit saat menelan makanan.

Tonsil yang meradang biasanya membentuk eksudat (cairan radang) yang terlihat
seperti kotoran putih kekuningan di permukaan tonsil. Kotoran itu berisi sel darah putih,
bakteri yang mati, dan lapisan epitel tonsil yang lepas akibat serangan bakteri tersebut.

D. Manifestasi Klinis Tonsilitis

Tanda dan gejala tonsilitis akut biasanya dimulai dengan sakit tenggorokan ringan
hingga menjadi parah. Pada saat itu, anak kecil akan mengeluh kesakitan pada bagian
tenggorokannya dan sulit menelan makanan. Tanda-tanda lainnya adalah:

 tonsil yang bengkak


 banyak berkeringat
 mengorok atau sulit bernafas pada saat tidur
 seluruh badan terasa sakit dan lemas
 suara sengau atau ‘bindeng’
 sakit kepala dan telinga
 demam
 bau mulut

Tanda-tanda ini umumnya berlangsung selama 72 jam.

Sedangkan gejala tonsilitis kronis adalah sakit tenggorokan yang terus kambuh dan
dalam kurun waktu yang panjang, diikuti dengan keluarnya nanah pada lekukan tonsil.
Selain membengkak dan memerah, pada permukaan tonsil muncul bintik-bintik
berwarna putih kekuningan karena telah terjadi abses.
E. Pemeriksaan Tonsilitis

Pemeriksaan fisik biasanya dilakukan terlebih dahulu, seperti menentukan derajat


distress pada jalan nafas dan kemampuan menelan, serta membuka mulut untuk
memeriksa faring dan tonsil. Pada tonsil dilakukan pengamatan pada warna dan
ukurannya.

Pemeriksaan laboratorium dapat dimulai dengan mengambil sampel air liur, atau usapan
tonsil untuk mengetahui jenis bakteri atau virus patogen yang menyebabkan tonsilitis.
Selain itu dapat dilakukan melalui RADT (Rapid Antigen Detection Test) dan pemeriksaan
serum tubuh untuk penentuan antibodi.

F. Penatalaksanaan Kasus Tonsilitis

Penatalaksanaan yang dilakukan untuk meredakan atau menyembuhkan tonsilitis dapat


ditempuh melalui penatalaksanaan medis maupun non-medis:

Penatalaksanaan Medis

Umumnya, obat-obat yang diberikan adalah sebagai berikut:

 Antibiotik atau antivirus, tergantung dari penyebab spesifik tonsilitas tersebut.


Dapat diberikan secara oral maupun injeksi jika tidak dimungkinkan melalui oral.
Contoh: penisilin, cefotaxim, klindamisin, eritromisin, dll.
 Analgetik dan antipiretik, untuk meredakan nyeri dan peradangan tonsil serta
menurunkan suhu tubuh karena demam. Contoh: parasetamol dan ibuprofen.
 Obat kumur yang mengandung desinfektan untuk meng-higienis-kan daerah
mulut.
 Obat simptomatik, tergantung gejala yang terjadi. Misalnya jika sakit disertai
dengan batuk maka diberikan obat pereda batuk, atau decongestan apabila disertai
dengan pilek, dan gejala-gejala lainnya.

Penatalaksanaan Non-Medis

 Memberi cairan adekuat atau diet ringan. Hindari minuman dingin dan perbanyak
minum air hangat.
 Menghindari makanan yang mengandung banyak bahan pengawet atau pemanis
buatan karena akan membuat peradangan semakin parah.
 Mengompres dengan air hangat untuk menurunkan demam
 Istirahat yang cukup, kurangi aktivitas sehari-hari
 Tindakan lain yang disesuaikan dengan gejala yang mengikuti, misalnya jika
terjadi kesulitan dalam bernafas, dapat diberikan oksigen atau nasopharyngeal air way.

Apabila segala penatalaksanaan di atas sudah dilakukan, baik secara medis maupun
non-medis tetapi tidak mampu menghilangkan gejala, bahkan kesakitannya semakin
parah, maka alternatifnya adalah dengan pembedahan.

G. Fokus Pengkajian Askep Tonsilitis

 Keluhan Utama: sakit tenggorokan, sulit menelan


 Riwayat Kesehatan: identifikasi riwayat kesehatan, riwayat imunisasi, riwayat
penyakit sebelumnya, dan riwayat hospitalisasi sebagai faktor pendukung terjadinya
tonsilitis.
 Pernafasan: kesulitan bernafas karena tonsil menghalangi jalur pernafasan,
mengorok, batuk, dsb.
 Nutrisi dan Cairan: nafsu makan menurun disebabkan nyeri pada saat menelan,
mual dan muntah, kehilangan sensasi pengecapan pada lidah, terjadi tanda-tanda
dehidrasi
 Aktivitas: penurunan aktivitas sehari-hari karena tubuh terasa lemas, nutrisi
kurang, sulit beristirahat, menurunnya tingkat kesadaran, dsb.
 Psikologis: tegang, gelisah, takut karena kesakitan dan mengalami proses
hospitalisasi

H. Masalah Umum dan Intervensi


Keperawatan Tonsilitis

Hipertermi: naiknya suhu tubuh melebihi 38oC akibat peradangan pada tonsil dan
faring. Pasien akan banyak berkeringat dan mengeluh badannya panas.

 Intervensi: pantau suhu tubuh dan lingkungan, berikan cairan yang cukup,
kompres, dan kombinasikan dengan pemberian antipiretik

Nyeri: disebabkan oleh pembengkakan tonsil, ditandai dengan keluhan sakit, menangis,
dan memegangi leher.
 Intervensi: bimbing teknik relaksasi seperti menghirup nafas dari hidung dan
mengeluarkannya dari mulut, alihkan perhatian terutama pada pasien anak untuk
mengurangi rasa sakit, kombinasikan dengan analgesik.

Nutrisi Kurang: asupan berkurang karena nafsu makan menurun dan sakit saat
menelan.
 Intervensi: berikan makanan yang hangat dan mudah ditelan seperti bubur,
menyajikan makanan dengan menarik untuk membangkitkan nafsu makan, menambah
vitamin atau suplemen, dan pantau secara berkala perkembangan berat badan pasien.

Mudah Lemas: dapat disebabkan karena asupan nutrisi yang kurang, atau kelelahan
akibat sulit beristirahat karena merasakan sakit terus-menerus
 Intervensi: lakukan intervensi pada nutrisi dan nyeri agar mampu beristirahat
dengan baik.

Gangguan Pendengaran: disebabkan oleh sakit telinga yang merupakan salah satu
gejala tonsilitis.
 Intervensi: irigasi telinga dengan tetes telinga, berkomunikasi dengan pelan
atau menggunakan alat bantu komunikasi dengan tulisan, melakukan pemeriksaan
audiometri jika kesakitan berlanjut.

Demikian pemaparan Asuhan Keperawatan atau Askep penyakit tonsilitis. Semoga


bermanfaat dan silakan memberikan saran membangun terutama bagi Anda yang
mempunyai kompetensi profesional di bidang ini. Terimakasih.
Diposkan oleh Indah Lidwina di 07.57

Anda mungkin juga menyukai