Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

TONSILITIS
KRONIK
Pembimbing :
dr. Pratiwi Indar Palupi
Disusun oleh:
dr. Dini Marini
IDENTITAS PASIEN

• Nama : An. N
• Umur : 8 tahun
• Jenis Kelamin : laki-laki
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Pelajar
• Berat Badan : 30 kg
ANAMNESA

Keluhan Utama

• Amandel yang makin membesar sejak 1 tahun yang


lalu dan sering berulang

Keluhan Tambahan

• Rasa mengganjal ditenggorokan (+), nyeri menelan


(+), tidur mendengkur (+)
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dibawa ibunya ke IGD RSUD Kota Tangerang dengan
keluhan amandel yang makin membesar sejak 1 tahun yang lalu. Pasien
merasakan seperti ada yang mengganjal ditenggorokan terutama saat
makan padat. Saat ini pasien mengeluhankan nyeri menelan. Keluhan
demam (-), batuk (-), pilek (-), suara serak (-), sulit membuka mulut (-),
sesak nafas (-). Pasien mengatakan jika tidur mendengkur.
ANAMNESA TAMBAHAN
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien mengalami beberapa kali keluhan yang sama sejak 1 tahun belakangan ini

Riwayat Penyakit Keluarga


• Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan pasien.

Riwayat Pengobatan
• Pasien belum pernah berobat ke dokter, hanya beli obat di apotek saja untuk
meringankan gejala
Riwayat Alergi
• Pasien tidak memiliki alergi obat-obatan, makanan, cuaca atau debu.
Riwayat Psikososial
• Pasien biasa mengkonsumsi es krim dan minuman dingin. Pasien juga suka
mengkonsumsi gorengan dan jajanan yang menggunakan bumbu-bumbu perasa.
PEMERIKSAAN FISIS
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tanda-tanda Vital
– Nadi : 96 x/menit, reguler
– Pernafasan : 20 x/menit, reguler
– Suhu : 37.6º C
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Generalis • Leher : Jvp meningkat (-), KGB
membesar (-)
• Kepala : Normocephal.
• Thorax : Simetris, Retraksi (-/-), Vesikuler
• Rambut : Alopesia (-), distribusi merata (+/+),Wheezing (-/-), Rhonki (-/-), BJI = BJII murni
(+) reguler
• Mata :Konjungtiva anemis (-/-), • Abdomen : Datar, bising usus (+), nyeri tekan (-)
sklera ikterik (-/-)
• Hidung : Secret(-) • Ektremitas :
• Telinga : Normotia, perdarahan(-) – Atas : Akral hangat (+/+), CRT ≤ 2 detik
(+/+), edema (-/-)
• Mulut : T3,/T3 hiperemis (+/+), kripta
– Bawah : Akral hangat (+/+), CRT ≤ 2 detik
melebar, detritus (-)
(+/+), edema (-/-)
RESUME
An. N, usia 8 tahun datang ke IGD RSUD Kota Tangerang dengan keluhan tonsil semakin
membesar sejak 1 tahun yang lalu. Pasien merasakan seperti ada yang mengganjal ditenggorokan
terutama saat makan padat. Saat ini pasien mengeluhankan nyeri menelan. Pasien mengatakan
bahwa pasien jika tidur mendengkur.
Pada pemeriksaan fisik, TTV dan status generalisata dalam batas normal. Pada pemeriksaan
tonsil didapatkan :
• Besar : T3/T3
• Warna : Hiperemis +/+
• Kripta : Melebar +/+
• Detritus : Tidak ada
DIAGNOSIS KERJA
Tonsilitis Akut

TATALAKSANA IVFD RL 20 tpm


Non Medikamentosa Paracetamol drip 150 mg
Pasien APS
Kurangi makanan dan (Kemudian IC ke orangtua untuk
minuman pemicu. segera berobat ke poli THT besok
pagi)

PROGNOSIS
Ad sanationam : dubia ad Ad fungsionam : dubia ad
Ad vitam : dubia ad bonam
bonam bonam
T I N J A U A N P U S TA K A

TONSILITIS
ANATOMI TONSILA PALATINA
Tonsila palatina berbentuk dua massa
jaringan limfoid, masing-masing terletak
di dalam cekungan di dinding lateral
oropharynx di antara arcus palatoglossus
dan palatopharyngeus

Arteri yang mendarahi tonsil adalah


ramus tonsilaris arteria facialis.

Aliran Limfe Tonsil mengalir dari tonsil


ke nodi lymphoidei cervicales profundi
bagian atas,
DEFINISI
Tonsilitis adalah peradang pada tonsil. Sebagian besar kasus tonsilitis bakteri
disebabkan oleh Streptococcus pyogenes beta-hemolitik kelompok A (GABHS)

ETIOLOGI
• Tonsillitis dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, etiologi virus adalah yang paling
umum.
• Patogen virus yang umum termasuk Virus Epstein-Barr (EBV), adenovirus, rhinovirus,
respiratory syncytial virus (RSV), influenza, dan virus parainfluenza.
• Infeksi bakteri, Grup A beta-hemolytic streptococcus (GABHS) adalah penyebab paling umum.
EPIDEMIOLOGI
• Angka kejadian pada kelompok usia praremaja (usia 6-12 tahun) sebanyak
69%, kelompok remaja (13-18 tahun) sebanyak 18%, anak-anak (4-5 tahun)
sebanyak 17%.
• Angka kejadian laki-laki (58%) , perempuan (42%).
• Angka kejadian menurut keadaan sosial ekonomi, sebanyak 66% kasus terjadi
pada kelompok sosial ekonomi rendah,34% pada kelompok sosial ekonomi
sedang, dan 7% pada kelompok sosial ekonomi tinggi.
KLASIFIKASI

Tonsilitis akut Tonsilitis kronik

Tonsillar Hipertropi
Neoplasms Adenotonsilar
Gejala dan Pemeriksaan Fisik
MANIFESTASI KLINIS PEMERIKSAAN FISISK
• Sakit tenggorokan yang • Tonsila meradang dan
konstan membesar
• Disfagia (Pada kasus yang • Tonsila biasanya berbercak-
berat, penderita dapat menolak bercak dan kadang-kadang
untuk minum atau makan diliputi oleh eksudat.
melalui mulut) • Adenopati servikalis disertai
• Penderita tampak sakit akut nyeri tekan.
dan malaise.
• Napas berbau (Halitosis)
• Otalgia dalam bentuk nyeri
alih.
• Kelelahan
• Pengeluaran dari debris tonsil.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan gram : untuk menentukan terapi antibiotik.
• Pemeriksaan kultur dan apusan tenggrorok (gold standart)
• Uji kultur diindikasikan bila dicurigai adanya infeksi GABHS
• Pemeriksaan radiologis atau CT scan tanpa kontras : untuk pasien tonsillitis akut
yang diduga telah menyebar ke struktur leher dalam (di luar bidang fasia
oropharynx)
PENATALAKSANAAN
• Pengobatan tonsilitis akut sebagian besar berfokus pada mempertahankan hidrasi dan asupan
kalori yang memadai serta mengendalikan rasa sakit dan demam.
• Kortikosteroid intravena dapat diberikan untuk mengurangi edema faring
• Obstruksi jalan nafas mungkin membutuhkan alat bantuan jalan nafas melalui nasal,
kortikosteroid intravena dan oksigen. Observasi dilakukan sampai obstruksi jalan nafas
mengalami perbaikan.
• Antibiotik menyembuhkan sebagian besar pasien dengan tonsilitis bakteri, dan pembedahan
biasanya menyembuhkan pasien dengan infeksi dan komplikasi yang sulit disembuhkan
dengan manajemen medis.
• Pembedahan dilakukan bila ada indikasi
PENATALAKSANAAN
Indikasi Bedah Tonsilektomi dan Adenoidektomi

Penyakit menular Tonsilitis akut berulang, dengan lebih dari 6-7 episode 1 tahun, 5 episode per
tahun selama 2 tahun, atau 3 episode per tahun untuk 3 tahun Tonsilitis akut
berulang, dengan kejang demam berulang, atau penyakit katup jantung
Tonsilitis kronis, tidak responsif terhadap terapi medis atau local Pengukuran
Abses peritonsillar dengan riwayat infeksi tonsil
Penyakit Obstruktif Mendengkur dengan pernapasan mulut kronis, Apnea tidur obstruktif atau
gangguan tidur, Hipertrofi adenotonsillar dengan disfagia atau kelainan
bicara, Hipertrofi adenotonsillar dengan pertumbuhan kraniofasial atau
oklusif kelainan Mononukleosis dengan hipertrofi tonsil obstruktif, tidak
responsif terhadap steroid
Lain Pertumbuhan asimetris atau lesi tonsil mencurigakan untuk neoplasma.
KOMPLIKASI BEDAH
• Perdarahan pasca operasi adalah komplikasi paling umum dari
adenotonsilektomi.
• Pada periode pasca operasi segera, pasien dapat mengalami mual, muntah, dan
nyeri orofaringeal yang dapat menyebabkan dehidrasi
• Cidera gigi, dislokasi sendi temporomandibular, ekstubasi yang tidak disengaja,
dan luka bakar kauter adalah komplikasi intraoperatif potensial lainnya
• Obstruksi jalan napas dapat terjadi sekunder akibat edema.
• Stenosis nasofaring dan orofaringeal merupakan komplikasi jangka panjang,
walaupun jarang terjadi, akibat dari pengambilan jaringan secara berlebihan.
PROGNOSIS
• Tonsillitis akut merupakan penyakit akut yang dapat sembuh sendiri dalam waktu 1
minggu (self limiting disease)
• Beberapa pasien dapat mengalami tonsillitis berulang dan membutuhkan tindakan
tonsilektomi.
• Pada pasien bayi, orang tua, immunocompromised, tonsillitis mungkin dapat
berkembang menjadi berat.
• Tonsillitis akut dapat memberikan komplikasi seperti demam reumatik dan akut
glomerulonephritis (sangat jarang)
THANKYOU 

Anda mungkin juga menyukai