Anda di halaman 1dari 35

PRESENTASI KASUS

“TONSILOFARINGITIS”
Disusun Oleh:
dr. Irvina Wanda Noviastri

Pembimbing:
dr. S. Suzi Ratnawati
dr. Solvia Yanuarita

RUMKIT TK IV RS SALAK BOGOR


2019
IDENTITAS PASIEN
Nama: umur: Agama:
Nn. DTS 15th Islam

Tgl Masuk: Tgl Periksa:


5-12-19 5-12-19
Anamnesis
Keluhan Utama:

• Nyeri menelan

RPS

• Nyeri menelan sejak 4 hari SMRS, keluhan dirasakan memberat sejak 2 hari yang lalu.
Pasien mengeluhkan rasa sakit saat menelan makanan, namun tidak mengalami kesulitan
dalam menelan makanan lunak dan minum.
• nafsu makannya juga menurun. Mual (+) muntah >3x sejak tadi pagi.Karena rasa sakit
saat menelan, pasien mengaku nafsu makannya juga menurun. Mual (+) muntah >3x
sejak tadi pagi.
• Pasien juga mengalami demam sejak 3 hari lalu
• Pasien tidak mengeluh gejala lain seperti batuk, pilek, pusing dan kelainan pada telinga,
tidur mendengkur (-) sesak napas (-) gigi lubang (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat ISPA : beberapa kali dalam 1 tahun
• Riwayat alergi : disangkal
• Riwayat penyakit serupa : keluhan yang sama dalam 1 tahun terakhir (± 1x dalam setahun).
• Riwayat sakit gigi : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat alergi : disangkal
• Riwayat penyakit serupa : disangkal
Riwayat Pengobatan
• Saat sakit seperti ini sebelumnya, pasien berobat ke puskesmas, lalu sembuh. Untuk sakit yang saat ini
dialaminya, pasien belum melakukan pengobatan.

Riwayat Kebiasaan
• Pasien mengaku sering jajan chiki dan minum es.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak sakit Sedang


Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital
TD : 121/83 mmHg
Nadi : 100 x/min
Respirasi: 20 x/min
Suhu : 38.4 °C
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis
Kepala
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
Telinga : serumen prop -/-, MT intak (+)
Hidung : secret -/- deviasi septum hidung -/-
Leher : KGB tidak teraba.
Thorax
Pulmo : VBS N/N , Rhonkie -/-, Wheezing -/-
Cor : BJ S1,S2, murni, reguler
Abdomen
Inspeksi : distensi abdomen (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : supel, defans muscular (-)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2’’
PEMERIKSAAN FISIK
Status Lokalis
Tenggorokan

Lidah Ulkus (-), Stomatitis (-)


Uvula Bentuk normal, posisi di tengah
Tonsil Dextra Sinistra
Ukuran T3 T3
Permukaan Tidak Rata Tidak Rata
Warna Hiperemis (+) Hiperemis (+)
Kripte Melebar (+) Melebar (+)
Detritus (+) (+)
Faring Mukosa hiperemis (+)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Hb : 12,4 g/dL
Ht : 38 gr%
Leukosit : 21.000/mm3
Trombosit : 214.000/mm3
Diagnosis Penatalaksanaan

Konsul dr. Sp. THT


Tonsilofaringitis Bakterial Akut • IVFD RL 20 tpm
• Ceftriaxone 1x2 gr drip
• Paracetamol 3x500 mg
• Domperidone 2x10 mg
Prognosis
Quo ad vitam ad bonam
Quo ad functionam ad bonam

Quo ad sanactionam ad bonam


FOLLOW UP (7-12-2019)
S/

• Demam (+) naik turun


nyeri menelan (+), mual (+), muntah (-), nafsu makan membaik

O/

• KU: sedang, Kes: CM, GCS 15


• TD: 110/70 mmHg; HR: 92x/min; RR: 20x/min, S: 37°C
• Status Lokalis: Tonsil T3-T3, detritus +/+, kriptae +/+, faring hiperemis (+)

A/

• Tonsilofaringitis Bakterial

P/

• Terapi Lanjut
FOLLOW UP (8-12-2019)
S/

• Demam (-) nyeri menelan (+) berkurang, mual (-) muntah (-) nafsu makan membaik (+)

O/

• KU: sedang, Kes: CM, GCS 15


• TD: 100/80 mmHg; HR: 92x/min; RR: 20x/min, S: 37°C
• Status Lokalis: Tonsil T2-T2, detritus -/-, kriptae -/-, faring hiperemis (-)

A/

• Tonsilofaringitis Bakterial

P/

• Terapi Lanjut
FOLLOW UP (9-12-2019)
S/

• Demam (-) nyeri menelan (-) nafsu makan (+) mual (-) muntah (-)

O/

• KU: sedang, Kes: CM, GCS 15


• TD: 110/70 mmHg; HR: 92x/min; RR: 20x/min, S: 37°C
• Status Lokalis: Tonsil T1-T1, faring hiperemis (-)

A/

• Tonsilofaringitis Bakterial

P/

• Konsul dr. Sp.THT, advice:


• BLPL
• Cefadroxil 2x500 mg
• Asam mefenamat 3x500 mg
• Omeprazole 2x20 mg
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Tonsil
Tonsil adalah massa yang terdiri jaringan limfoid dan ditunjang oleh
jaringan ikat dengan kriptus di dalamnya terdapat 3 macam tonsil, yaitu :
• Tonsil faringal (adenoid)
• Tonsil palatine
• Tonsil lingual

Permukaan tonsil palatine (“tonsil”) bentuknya beraneka ragam dan


mempunyai celah disebut “kripta”.

Epitel yang melapisi tonsil adalah epitel skuamosa.

Di dalam kriptus ditemukan leukosit, limfosit, epitel yang terlepas,


bakteri dan sisa makanan disebut dengan detritus.

Permukaan lateral melekat pada fasia faring “kapsul tonsil”


Fisiologi Tonsil
Tonsil lingual & tonsil
palatine membentuk
Tonsil bagian dari system
Berperan dalam imunitas cincin waldayer sbg
limfatik
agregat limfoid pertama
pada saluran aerodigestif

Tonsil akan menghasilkan


Tonsil akan membengkak
limfosit & aktif mensintesis
saat berespons terhadap
immunoglobulin saat
infeksi
terjadinya infeksi di tubuh
Definisi
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil palatine yang merupakan
bagian dari cincin Waldayer, yang disebabkan oleh bakteri/virus

Peradangan seringkali bersamaan dengan faring, disebut


Tonsilofaringitis

Penyebaran: air borne, tangan & ciuman


Etiologi
• Eipstein Barr
Virus (Penyebab
Virus tersering)
• Haemophillus
Influenzae

• SBHGA
Menyebabkan 15-
• Streptokokus
Bakteri viridian
• Streprokokus
30% kasus
Tonsilofaringitis
piogenes
Klasifikasi

Tonsilitis
Akut

Tonsilitis Tonsilitis
Viral Bakterial
Tonsilitis Viral

Menyerupai common cold disertai nyeri


tenggorok

Terapi: Istirahat & minum air cukup,


pengobatan secara simptomatik
Tonsilitis Bakterial
Infiltrasi bakteri pada
Detritus: kumpulan leukosit,
lapisan epitel jaringan tonsil
bakteri yang mati & epitel Tonsilitis Folikularis:
akan menimbulkan reaksi
yang lepas. Tampak sebagai Tonsilitis akut + detritus
radang berupa keluarnya
bercak kuning
leukosit PMN  Detritus (+)

Tonsilitis Lakunaris: bercak- Bercak detritus melebar


bercak detritus ini menyatu yang menutupi tonsil
& membentuk alur-alur (Pseudomembran)
Anamnesis

Pemeriksaan
Fisik

Pemeriksaan
Penunjang
Onstruksi Jalan Napas:
mendengkur saat tidur atau

Gejala Klinis berhenti bernapas

Pada anak-
Rasa nyeri di
anak
telinga (otalgia)
Nyeri menelan terkadang
Masa inkubasi: Penurunan Referred pain
& Nyeri Demam disertai
2-4 hari nafsu makan melalui saraf n.
tenggorokan drooling (air lir
glossofaringeus
menetes
(N.IX)
keluar)
Pemeriksaan Fisik
Tonsil Membengkak

Hiperemis pada tonsil

Detritus  folikel, lacuna,


pseudomembran
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lab : terjadi peningkatan leukosit

Gold standard pemeriksaan tonsil adalah kultur dari dalam


tonsil

Kuman terbayak yang ditemukan yaitu Streptokokus beta


hemolitikus & S. aureus
Therapy
Administering oral penicillin for 10 days is the best treatment of acute GABHS pharyngitis. [18]
Intramuscular penicillin (ie, benzathine penicillin G) is required for persons who may not be
compliant with a 10-day course of oral therapy.
Penicillin is optimal for most patients (barring allergic reactions) because of its proven safety,
efficacy, narrow spectrum, and low cost.
Other antibiotics proven effective for GABHS pharyngitis are the penicillin congeners, many
cephalosporins, macrolides, and clindamycin.
Clindamycin may be of particular value because its tissue penetration is considered equivalent
for both oral and IV administration.
Penatalaksanaan
Penisilin V 500 mg p.o selama 10 hari
Dewasa
Amoksisilin 2x500-875 mg / 3x250-500 mg p.o selama 10 hari

Benzathine penisilin G 1,2 jt U IM

Penisilin V 25-50 mg/kg/hari p.o selama 10 hari


Anak
Amoksisilin 50 mg/kg/hari dibagi dalam 2 / 3 dosis p.o selama 10 hari

Benzathine penisilin G 25.000 U/kg sekali suntikan IM


Bila Alergi Penisilin
Dewasa Anak

Azitromycin 1x500 mg PO selama 5 hari Azitromycin 1x12mg/kg PO selama 5 hari


Clarithromycin 2x250 mg PO selama 10 hari Clarithromycin 2x250 mg PO selama 10 hari
Erythromycin 4x500 mg PO selama 10 hari Erythromycin 4x20 mg/kg PO selama 10 hari
Clindamycin 20 mg/kg/hari dlm 3 dosis slm 10 hari Clindamycin 20 mg/kg/hari dlm 3 dosis slm 10 hari
Levofloxacin 1x500 mg, PO selama 7 hari
Indikasi Tonsilektomi
Mengalami Tonsilitis >6x dalam 1 tahun

5 episode dalam 2 tahun berturut-turut

tonsillitis >3x per tahun selama 3 tahun

Sumbatan jalan napas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan napas, sleep apnea,
gangguan menelan, gangguan bicara
Komplikasi

Akibat hipertrofi tonsil akan


rhinitis kronis, sinusitis, dan otitis menyebabkan pasien bernapas
media akut, abses parafaring, melalui mulut, tidur mendengkur,
bronchitis, Glomerulonefritis akut, gangguan tidar karena terjadinya
miokarditis,artritis serta septikemia. sleep apnea yang dikenal OSAS
(Obstructive Sleep Apnea Syndrome)
KASUS-TEORI

Anamnesis Teori
• Nyeri menelan (+) • Masa inkubasi: 2-4 hari
• Demam (+) • Nyeri menelan & Nyeri tenggorokan
• Penurunan nafsu makan (+) • Demam
• Tidur mendengkur (-) • Penurunan nafsu makan
• Mulut terasa bau (-)

Pemeriksaan Fisik Teori


• Tonsil membesar, dengan ukuran T4-T2 • Tonsil Membengkak
• Hiperemis tonsil (+) • Hiperemis pada tonsil
• Faring hiperemis (+) • Detritus  folikel, lacuna,
• Detritus (+) pseudomembran
KASUS-TEORI

Pemeriksaan Penunjang Teori


• Hb : 12,4 g/dL • Tonsilitis bacterial  leukosit
• Ht : 38 gr% meningkat
• Leukosit : 21.000/mm3
• Trombosit : 214.000/mm3

Teori
Penatalaksanaan
• Terapi utama: antibiotik golongan beta
• IVFD RL 20 tpm lactam seperti penisilin atau
• Ceftriaxone 1x2 gr drip amoksisilin atau amoksiklav, jika alergi
• Paracetamol 3x500 mg diberikan
• Domperidone 2x10 mg azitromicin/eritromisin/klindamisin
• Terapi lain secara simptomatik

Anda mungkin juga menyukai