Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN KASUS

DOKTER INTERNSHIP

TONSILITIS KRONIK+HIPERTROPI ADENOID+OBSTRUCTIVE


SLEEP APNEA

Oleh :
dr. Shanaz Tasha Lamonda Aodah
Pembimbing :
dr. Nurazizah, Sp.THT
Pendamping
dr. Hj. Nanie Rusanty, M.Kes
dr. Hj. Rima Budiarti

PROGRAM DOKTER INTERNSIP


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN BENGKALIS
2018
Pendahuluan
• Tonsillitis kronik maupun hipertrofi adenoid merupakan kasus
yang sering dijumpai dibidang Telinga Hidung Tenggorakan
Kepala Leher (THT-KL).
• Berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Raden Mattaher Provinsi Jambi jumlah penderita tonsillitis
kronis pada tahun 2010 berjumlah 978 dari 1365 jumlah
kunjungan dan pada tahun 2011 berjumlah 789 dari 1144
jumlah kunjungan.2
Tinjauan Pustaka
• Peradangan kronis tonsil
setelah serangan akut yang
terjadi berulang-ulang atau
infeksi subklinis.
• Streptococcus
B hemoliticus
• Pneumococcus
Etiologi • streptococcus
Definisi
viridans
• streptococcus
piogenes
• EBV, hemofilus
influenza

• Rokok
• Makanan Faktor
• Higienitas Risiko
mulut buruk
TONSILITIS
• Cuaca KRONIS
• Kelelahan fisik
• Pengobatan
tonsilitis yang
tidak adekuat
Anatomi

Gambar 2.1.Letak anatomi tonsil yang membentuk cincin Waldeyer


Patofisiologi
Infeksi bakteri
lapisan epitel
jaringan
tonsil reaksi keluarnya
radang lekosit PMN

detritus

Detritus ini merupakan


kumpulan lekosit,
bakteri yang mati, dan
epitel yang terlepas
detritus

mengisi kripta tonsil dan


tampak sebagai bercak
kuning
mengganj
al
ditengoro
Nyeri kan Nyeri pada
menelan telinga

Nafas
anoreksia
berbau
Manifestasi Klinis

snoring muntah

pembesaran
suara serak
kelenjar
limfe
Pemeriksaan
Fisik dan Penunjang
• kultur dan uji resistensi
(sensitifitas) kuman dari
sediaan apus tonsil
• Biakan swab
Diagnosis Banding

Tonsilitis
Faringitis
difteri

Angina
Faringitis
Plaut
TB
Vincent
Penatalaksanaan

Antibiotik
Perbaiki
spektrum
higienitas Tonsilektomi
luas 1
mulut
minggu
American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery (AAO-HNS)

Indikasi absolut Indikasi relatif


• Pembengkakan tonsil yang • Terjadi 3 episode atau lebih infeksi
menyebabkan obstruksi saluran tonsil per tahun dengan terapi
napas, disfagia berat, gangguan tidur antibiotik adekuat.
dan komplikasi kardiopulmoner. • Halitosis akibat tonsilitis kronik yang
• Abses peritonsil yang tidak membaik tidak membaik dengan pemberian
dengan pengobatan medis dan terapi medis.
drainase. • Tonsilitis kronik atau berulang pada
• Tonsilitis yang menimbulkan kejang karier streptokokus yang tidak
demam. membaik dengan pemberian
• Tonsilitis yang membutuhkan biopsi antibiotik β-laktamase resisten.
untuk menentukan patologi anatomi. • Pembesaran tonsil unilateral yang
diduga keganasan
Indikasi tonsilektomi menurut The American of Otolaryngology-head and Neck Surgery Clinical
Indicators Compendium 1995 adalah: 20

Kontraindikasi relatif Kontraindikasi absolut


– Palatoschizis, – Diskariasis darah,
– Radang akut, termasuk leukemia, purpura,
tonsilitis, anemia aplastik,
– Poliomielitis epidemika, hemofilia,
– Umur kurang dari 3 – Penyakit sistemis yang
tahun tidak terkontrol.
Komplikasi Prognosis
• Sleep Apnea • Tonsilitis biasanya dapat sembuh dalam waktu
beberapa hari dengan beristirahat
• Abses Peritonsil dan pengobatan suportif.
• Abses Parafaring • Penanganan gejala klinis
dapat membuat penderita Tonsilitis lebih
• Abses Intratonsilar nyaman bila antibiotika diberikan untuk
• Otitis Media Akut mengatasi infeksi.
• Tonsilolith (kalkulus tonsil)
• Pada kasus-kasus yang jarang, tonsilitis dapat
menjadi sumber dari infeksi serius seperti
• Kista tonsil demam rematik atau pneumonia.20
• Fokal infeksi dari demam rematik
dan glomerulonefritis
2.3 Obstructive Sleep Apnea

Definisi Faktor Risiko


sindrom gangguan tidur terjadi • Hipertropi adenoid dan
obstruksi jalan napas komplit tonsil tersering
ataupun parsial yang dapat
disebabkan kolapsnya faring saat • Disproporsi kraniofacial
tidur yang menyebabkan pasien • obesitas
mendengkur keras atau tersedak,
terjaga.
Gejala Klinis
• Pada siang hari Pada pemeriksaan fisik ditemukan
• Rasa ngantuk yang berlebihan
kelainan seperti:
• Kurang konsentrasi
• Pembesaran atau malformasi
• Daya ingat menurun
• Sakit kepala dari tonsil palatine, adenoid dan
• Perubahan mood uvula.
• Mudah cemas atau marah • Adanya celah, penyempitan atau
• Pada malam hari kompresi palatum dan faring.
• Cegukan atau tersedak
• Sering terbangun waktu malam
• Mendengkur 3x/lebih dalam 1
minggu
Penatalaksanaan Sleep Apnea

Bedah Non Bedah


• tonsilektomi dan/atau • diet pada anak dengan obesitas
adenoidektomi • pemakaian nasal CPAP
(Continous Positive Airway
Pressure).
Hipertropi Adenoid

Adenoid
ETIOLOGI
• FISIOLOGI
• INFEKSI
Fisiologi Patogenesis
Imunitas
tubuh
(IgA)
Hipertropi Obstruksi jalan
merupakan respon udara nasal
terhadap
Alergen kolonisasi dari (mempengaruhi
Ke lambung yang flora normal dan suara)
terhirup mikropatogen

Mendorong Ke lapisan
lendir yang permukaan
berisi adenoid
alergen (epitel
turun ke bersilia dan
faring lendir)
Gejala klinis Pemeriksaan fisik
• Mengorok • Direk-> retraksi
• Nafas melalui mulut palatum mole,
• Facies adenoid mengucapkan
• Sumbatan tuba kata i
eustachiusOMS,O • Indirek
MATuli konduktif
• Sleep apnea
• Nasofaringoskop
• Palpasi
Pemeriksaan penunjang

• Radiologi • Endoskopi
mendiagnosis adenoid
Foto polos leher hipertrofi, infeksi pada
lateral menunjukan adenoid, dan insufisiensi
ukuran adenoid dan velopharyngeal (VPi), juga
dalam menyingkirkan
derajat obstruksi. penyebab lain dari obstruksi
nasal.
Penatalaksanaan

• Antibiotik x • Efusi telinga tengah


yang persisten atau
• Steroid otitis media yang
mengecilkan rekuren, adeinoidektomi
adenoid (sampai meminimalkan
terjadinya rekuren. 
10%).
Indikasi adenoidektomi
• Sumbatan hidung yang menyebabkan bernafas
melalui mulut
• Sleep apnea
• Gangguan menelan
• Gangguan berbicara
• Kelainan bentuk wajah muka dan gigi (adenoid face) 
• Infeksi
• Kecurigaan neoplasma jinak/ganas
Komplikasi
• Perdarahan
• kerusakan dinding belakang faring
• torus tubarius rusak  oklusi tuba
eustachius dan timbul tuli konduktif.
Identitas Pasien

• Nama : Nn. AR
• Umur : 16 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Pelajar
• Alamat : Bengkalis
• Agama : Islam
KELUHAN UTAMA

Auto dan Alloanamnesis

KU : Nyeri menelan yang semakin berat sejak


3 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang

Nyeri menelan yang semakin berat sejak 3 hari yang lalu


awalnya dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri menelan
membuat pasien sulit untuk makan dan setiap kali makanan
masuk sering dimuntahkan, awalnya nyeri dirasakan terutama
saat menelan makanan padat seperti nasi, nyeri tidak hilang
walaupun pasien sudah selesai makan, keluhan dirasa semakin
hebat bila pasien mengkonsumsi makanan pedas dan gorengan.
Nyeri sedikit berkurang apabila pasien meninum air hangat serta
nyeri yang dirasakan pada tenggorokan, menjalar ke telinga (+)
Sambungan RPS…
Pasien juga mengeluh perasaan tidak enak di
tenggorokan. Menurut orang tuanya, pasien terlihat
lemas sejak 3 hari yang lalu, tidur mengorok (+),
terbangun dimalam hari karena susah bernapas (+),
Demam sejak 1 minggu yang lalu, hilang timbul, suara
serak (-), sesak napas (-), batuk (-), pilek (-), BAB dan
BAK normal.
RPD RPK RPO R.Operasi Riwayat Sosial
• Riwayat • Keluhan sama (-) • Pasien diberi •Appendisitis 3 Ekonomi
demam, batuk, obat yang dibeli tahun yang lalu •Pasien sering
pilek berulang di apotik oleh mengkonsumsi
(+) sejak 3 tahun orangtuanya, es dan gorengan
yang lalu tetapi keluhan yang dijual
belum berkurang disekolah.
• Alergi obat (+) •pelajar
ranitidin,
•asma (-)
•maag (+)
•DM (-)
Pemeriksaan Umum
• STATUS GENERALISATA
• Keadaan umum : Sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Status Gizi : Baik
• Nadi : 84x/menit
• Tensi : 110/70 x/menit
• RR : 18 x/menit
• Suhu : 36,5 O C
Pemeriksaan Fisik
Umum Kepala Toraks Abdomen Ekstrimitas
• KU : sakit •Normocephali • Gerakan simetris • Perut datar, • Edema (-)
sedang •Rambut hitam, • Retraksi (-) supel • Akral hangat
• Kesadaran: merata, tidak • ictus cordis • Turgor baik • CRT <2 detik
Composmentis mudah di cabut. terlihat di SIC 5 • Nyeri tekan (-)
• TD : 110/70 •Mata: midclavicula • Timpani seluruh
mmHg konjungtiva sinistra lapangan
• HR : 84 x/i anemis (-/-), • Vocal fremitus abdomen
(reguler, isi sklera ikterik(-), simetris • BU (+) normal
cukup) mata cekung(-) • Batas jantung
• RR : 18 x/i normal
• T :36,50C • Napas vesikuler,
•Leher: ronki (-/-),
pembesaran wheezing (-/-)
KGB (-), massa • BJ S1-S2
dileher (-). reguler, murmur
(-) gallop (-)
STATUS LOKALISATA
    Auris
TELINGA Kelainan Dekstra Sinistra

Preaurikula Kelainan kongenital - -


Radang - -
Tumor - -
Trauma - -
Nyeri tekan - -
Aurikula Kelainan kongenital - -
Radang - -
Tumor - -
Trauma - -
Helik sign - -
Tragus sign - -
Retroaurikula Edema - -
Hiperemis - -
Nyeri tekan - -
Radang - -
Tumor - -
Sikatriks - -
Canalis Akustikus Kelainan kongenital - -
Eksternus Kulit - -
Sekret - -
Serumen
Edema - -
Jaringan granulasi - -
Massa - -
Cholesteatoma - -
- -

Membrana Intak + +
Timpani Refleks cahaya +
Perforasi +
-
Kolesteatoma
- -
-

Garputala Rhinne  
Weber Tidak diperiksa
Schwabach
HIDUNG Kanan Kiri
Deformitas (-) (-)
Nyeri tekan :    
-          Pangkal hidung (-) (-)
-          Pipi (-) (-)
-          Dahi (-) (-)
Krepitasi (-) (-)
Vestibulum Lapang Lapang
Rambut (+) Rambut (+)
Mukosa:Hiperemis (-) Mukosa :Hiperemis (-)
Sekret (-) Sekret (-)
Massa (-) Massa (-)
Septum deviasi (-) (-)
Dasar hidung Sekret (-) Sekret (-)
Krusta (-) Krusta (-)
Konka inferior Oedem (-) Oedem (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Konka media Oedem (-) Oedem (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Sekret (-) Sekret (-)
Rhinoskopi Posterior Adenoid Hipertrofi (+)
Nasofaring Massa (-)
Post Nasal Drip (-)
TENGGOROKAN Kelainan Keterangan
Mukosa mulut Lembab
Lidah Bersih
Mulut Palatum molle Tenang
Gigi geligi Baik
Uvula Simetris
Mukosa Hiperemis
Permukaan Tidak rata
Tonsil Ukuran T4/T4
Kripta Melebar +/+
Detritus +/+
 
Mukosa Hiperemis (-)
Faring Granula (+)
Post nasal drip (-)
 
Bentuk normal, hiperemi (-),
Uvula  
edema (-)
Laring Epiglotis Tidak diperiksa
Glotis
Aritenoid
Pita suara
 
 
 
 
Pemeriksaan Labor
21/02/2018
• Hb : 11,0 g/dl
• Leukosit : 7000 K/ul
• Eritrosit: 4,10/mm3
• HT 31.7%
• Trombosit : 237000 k/ul
• GDS : 124 mg/dl
RESUME
• Nyeri menelan yang semakin berat sejak 3 hari yang lalu awalnya dirasakan sejak 1
minggu yang lalu. Nyeri menelan membuat pasien sulit untuk makan dan setiap
kali makanan masuk sering dimuntahkan, keluhan dirasa semakin hebat bila pasien
mengkonsumsi makanan pedas dan gorengan. Nyeri yang dirasakan pada
tenggorokan, menjalar ke telinga (+) Menurut orang tuanya, pasien terlihat lemas
sejak 3 hari yang lalu, tidur mengorok (+), terbangun dimalam hari karena susah
bernapas (+), Demam sejak 1 minggu yang lalu, hilang timbul, suara serak (-),
sesak napas (-), batuk (-), pilek (-), BAB dan BAK normal.
• Pemeriksaan objektif :
Tonsil : T4/T4 hiperemis, kripte melebar, tidak rata, detritus+
Pemeriksaan laboratorium:
• Darah rutin
• Hb : 11,0 g/dl
• Leukosit : 7000 10^3/ ul
• Eritrosit : 4,10/mm3
• Ht : 31,7%
• Trombosit : 237000/ul
• Kimia klinik
• GDS : 124 mg/dl
DIAGNOSA KERJA
• Tonsilitis kronik eksaserbasi akut + Hipertropi adenoid + Obstructive Sleep Apnea
ANJURAN
• Rawat inap
PENATALAKSANAAN
Medika Mentosa:
• IVFD RL 18 tpm
• Paracetamol infus 3x500mg
• Inj. Rantidin 2x50mg
• Inj. Dexametasone 3x1/2 amp
• Inj. Ceftriaxone 1x 1gr (IV) (skintest)
Non Medika Mentosa:
• Diet makanan cair
• Tirah baring
KOMPLIKASI
• Abses peritonsiler
• Oklusi tuba kronik : OMA, OMSK, OME
• Adenotonsilitis, rhinitis kronik, sinusitis
 
PROGNOSIS
• Ad Sanationam : Dubia ad bonam
• Ad Functionam : Dubia ad bonam
• Ad Vitam : Dubia ad bonam
22/02/2018 23/02/2018
S : nyeri menelan berkurang, demam (-), S : nyeri menelan (-), demam (-), sesak napas (-).
sudah bisa makan sedikit-sedikit, demam (-),
O: KU: sakit sedang
nyeri ulu hati (+)
Kes: CM
O: KU: sakit sedang
TD: 110/70 mmHg
Kes: CM
• Follow up
N: 96 x/m
TD: 110/60 mmHg
S: 37,1 C
N: 95 x/m
RR: 20x/m
S: 36,7 C
Status lokalis:
RR: 20x/m
Tonsil:
Status lokalis: T4/T4 hiperemis (-), kripte melebar.
Tonsil: A: Tonsilitis kronik eksaserbasi akut+hipertropi
T4/T4 hiperemis. adenoid+ Obstructive Sleep Apnea
A: Tonsilitis kronik eksaserbasi
P:
akut+hipertropi adenoid+Obstructive Sleep
Apnea - Cefadroxil syr 2xcth II
- PCT syr 3xcth II
P: - IVFD RL 18 tpm
- Lansoprazole tab 20mg 1x1
- Inj ceftriaxone 1X1gr - Sukralfat syr 3x1C
- Inj dexametasone 2x1/2 amp - Boleh pulang
- Inj. Ranitidin 2x50mg - Kontrol poli tanggal 02 februari 2018
- Paracetamol syr 3xcth II  
02/03/2018 03/03/2018 04/03/2018
S : Rencana operasi S : Telah dilakukan tindakan operasi S : nyeri daerah tenggorokan (+), demam (-)
tonsilektomi + adenoidektomi
O: KU: sakit sedang O: KU: sakit sedang
O:
Kes: CM Kes: CM
TD: 110/60 mmHg
TD: 110/70 mmHg TD: 110/60 mmHg
N: 93 x/m
N: 84 x/m N: 95 x/m
S: 36,9 C
S: 36,7 C S: 36,7 C
RR: 20x/m
RR: 20x/m RR: 20x/m
Status lokalis:
Status lokalis: Status lokalis:
Tonsil:
Tonsil: T0/T0, perdarahan (-) Tonsil:
T4/T4 hiperemis (-). A: Post tonsilektomi + adenoidektomi T0/T0, perdarahan (-)
A: Tonsilitis kronik eksaserbasi A: Post tonsilektomi + adenoidektomi hari 1
akut+Hipertopi adenoid+ Obstructive Sleep P:
Apnea P:
- IVFD RL 18 tpm
P: - Ceftriaxone 1x1 - Cefixime 2x200mg
- Paracetamol tab 3x500mg (bila sadar - Paracetamol tab 3x500mg
- Rencana operasi besok pukul 08.00 penuh) - Kontrol 09/03/2018
WIB - Kompres dingin dileher
- IVFD RL 18 tpm  
- Miring satu sisi sampai sadar penuh
- Ceftriaxone 1x1 (ST) -> 1 jam preop - Diet makanan cair bila sadar penuh.
- Puasa 6 jam preop  
- Informed consent
pembahasan
Anamnesis: Teori:
• Nyeri menelan • rasa gatal atau kering
• perasaan tidak enak di ditenggorokan
tenggorokan menjalar • anoreksia
ketelinga
• kebiasaan memakan
• otalgia
gorengan dan jajan • Nyeri menelan
sembarangan • kadang muntah
• demam, batuk, pilek • Pembesaran dari kelenjar
berulang
getah bening
• Nyeri pada telinga
Faktor Risiko

KASUS TEORI
• Berdasarkan penelitian di poliklinik
• Usia 16 tahun THT-KL BLU RSUP Prof. dr. R.D.
Kandou Manado november 2012 -
januari 2013 didapat 20 pasien
dengan diagnosis tonsilitis kronik
maupun akut, dengan hasil berupa
kelompok umur 0-12 tahun terdapat
9 pasien (45%), 13-17 tahun
terdapat 2 pasien (10%), 18-59
tahun terdapat 8 pasien (40%) dan
pada usia > 60 tahun terdapat 1
pasien (5%).
Anamnesis Hipertropi Teori
Adenoid dan OSA OSA
• lemas • Pada siang hari
• Rasa ngantuk yang berlebihan

• tidur mengorok • Kurang konsentrasi


• Daya ingat menurun

• terbangun dimalam • Sakit kepala


• Perubahan mood
hari karena susah •
• Mudah cemas atau marah
Pada malam hari
bernapas • Cegukan atau tersedak
• Sering terbangun waktu malam
Hipertropi Adenoid

• Tidur mengorok
• Bernafas melalui mulut.
• Facies adenoid
• otitis media serosa rekuren maupun otitis medis akut
residif
• otitis media kronik
• tuli konduktif
Pemeriksaan Fisik

KASUS
• Mukosa hiperemis
Teori:
• Pembesaran tonsil berbagai ukuran
• Permukaan tidak rata • Kripta melebar
• Ukuran T4-T4 • Tonsil ditutupi oleh eksudat yang
• Kripta melebar +/+ purulen atau seperti keju
• Detritus +/+ • Tepi hiperemis
• Rhinoskopi Posterior-> • Direk-> retraksi palatum mole,
Adenoid Hipertrofi (+) mengucapkan kata i
• Indirek
• Nasofaringoskop
• Palpasi
Penatalaksanaan

Kasus Teori
• Anjuran Rawat inap • tonsilitis akut-> perbaiki higiene mulut,
antibiotika spektrum luas selama 1
• IVFD RL 18 tpm minggu dan Vitamin C dan B kompleks.
• Paracetamol infus 3x500mg • Pada tonsilitis yang berulang,
• Inj. Rantidin 2x50mg penggunaan antibiotik ciprofloxacin dan
• Inj. Dexametasone 3x1/2 amp gentamisin perlu dipertimbangkan
• Pada pasien anak, amoxicillin atau
• Inj. Ceftriaxone 1x 1gr (IV)
kombinasi amoxicillin-asam klavulanat
(skintest) adalah pilihan pertama pada tonsilitis
• Diet lunak berulang
• Tirah baring • Tonsilektomi
• Rencana
Tonsilektomi+Adenoidektomi
American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery (AAO-HNS)

Indikasi absolut Indikasi relatif


• Pembengkakan tonsil yang • Terjadi 3 episode atau lebih infeksi
menyebabkan obstruksi saluran tonsil per tahun dengan terapi
napas, disfagia berat, gangguan tidur antibiotik adekuat.
dan komplikasi kardiopulmoner. • Halitosis akibat tonsilitis kronik yang
• Abses peritonsil yang tidak membaik tidak membaik dengan pemberian
dengan pengobatan medis dan terapi medis.
drainase. • Tonsilitis kronik atau berulang pada
• Tonsilitis yang menimbulkan kejang karier streptokokus yang tidak
demam. membaik dengan pemberian
• Tonsilitis yang membutuhkan biopsi antibiotik β-laktamase resisten.
untuk menentukan patologi anatomi. • Pembesaran tonsil unilateral yang
diduga keganasan
Indikasi adenoidektomi :
• Sumbatan hidung yang menyebabkan bernafas melalui mulut
• Sleep apnea
• Gangguan menelan
• Gangguan berbicara
• Kelainan bentuk wajah muka dan gigi (adenoid face) 
• Infeksi
• Kecurigaan neoplasma jinak/ganas
Kesimpulan

Tonsilitis adalah suatu proses inflamasi atau peradangan pada


tonsil yang disebabkan oleh virus ataupun bakteri. Tonsilitis
kronis adalah peradangan kronis tonsil lebih dari 3 bulan. Terapi
pada tonsilitis kronis, berupa terapi lokal, ditujukan pada higiene
mulut dengan menggunakan obat kumur. Dapat juga dilakukan
tindakan operasi tonsilektomi sesuai dengan indikasinya.

Anda mungkin juga menyukai