Oleh :
Anita Febriana
Pembimbing :
Dr. Soehartono, Sp.THT-KL(K)
1
FARINGITIS
2
PENDAHULUAN
3
Anatomi
• Cincin Waldeyer
merupakan jaringan
limfoid yang
membentuk lingkaran
di faring yang terdiri
dari tonsil palatina,
tonsil faringeal
(adenoid), tonsil
lingual, dan tonsil tuba
4
FARINGITIS AKUT TONSILOFARINGITIS AKUT
5
LATAR BELAKANG
6
Epidemiologi
Mulai terkena saat usia 6 bulan imunitas ibu menurun
30-70% faringitis disertai infeksi saluran nafas
Metode penyebaran : close contact (virus di sekresi
nasal atau saliva)
Gonococcal pharingitis child abuse & sexual active
adolescent
Infeksi fungal neonatus & immunocompromised
Difteri sering terjadi karena imunisasi yang tidak lengkap
7
ETIOLOGI
Virus Bakteri
• Terbanyak Streptokokus
• Terbanyak ≤3 tahun
beta hemolitikus grup A (15-
• Influenzae A dan B
20%)
• Parainfluenzae • Streptococcus non group A
• Adenovirus • Staphylococcus aureus
• Rhinovirus • Haemophilus influenzae
• Jarang: virus coxsackie, • Moraxella catarrhalis
echovirus, herpes simplex • Bacteroides fragilis
dan Epstein-Barr • Corynebacterium diphtheriae
• Neisseria gonorrhoeae
• Kuman atipikal (klamidia dan
mikoplasma)
Pechere, 1994; Bisno, 2001 6
Gambaran klinis
10
Manifestasi klinis
Beberapa penyakit memiliki ciri khas tertentu
◦ Adenovirus demam faringoconjungtival
◦ Faringitis herpetic ulkus dangkal pada palatum, mukosa bibir dan
bucal, gingivostomatitis
◦ Herpangina vesikel 1-2 mm pada palatum molle, uvula, tonsil →
nyeri telan >> → disfagia
◦ Sindroma Hand, Foot Mouth vesikel 3-7 mm pada tangan, kaki
dan mukosa oral
◦ GABHS nyeri faring, disfagia, demam, eksudat pada tonsil dan
dinding faring, sakit kepala, leukositosis
◦ Influenza dan mononukleosis infeksiosa faringotonsilitis, nyeri,
adenopati, demam
◦ C. Diphteriae membran tipis, melekat erat, berwarna abu-abu,
menutupi tonsil, faring uvula palatum molle sampai tracheobronchial
11
...faringitis
Choby, 2009 12
PENEGAKAN DIAGNOSIS
8
ANAMNESIS dan PEMERIKSAAN FISIK
10
Diagnosis Banding
16
Faringitis eksudat:
S. pyogenes
C. diphtheriae
EBV
Skin rash:
S. pyogenes
HIV
EBV
Konjungtivitis:
Adenovirus
17
Mononucleosis Infectiosa
Herpangina
TATALAKSANA
16
TATA LAKSANA UMUM
Istirahat cukup
18
Golongan penisilin (pilihan utk faringitis streptokokus)
• penisilin V oral 15-30 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis selama
10 hari atau
• Amoksisilin 50mg/kgBB/hari dibagi 2 selama 6 hari.
Bila alergi penisilin dapat diberikan
• Eritromisin etil suksinat 40 mg/kgBB/hari atau
• Eritromisin estolat 20-40 mg/kgBB/hari dengan
pemberian
• 2,3 atau 4 kali perhari selama 10 hari.
Makrolid baru misalnya azitromisin dosis tunggal 10
mg/kgBB/hari
Tidak selamagolongan
dianjurkan: antibiotik 3 hari sefalosporin generasi I
dan II karena resiko resistensi lebih besar.
Alberta, 2001; Bisno, 2001 ; Diaz MCG, 2004
19
Jika setelah terapi masih didapatkan streptokokus persisten,
perlu dievaluasi :
• Kepatuhan yang
Adanya infeksi ulang
• kurang
• Adanya komplikasi misal: abses
• Adanya peritonsilar kuman beta
laktamase.
Penanganan faringitis streptokokus persisten :
• Klindamisin oral 20-30 mg/kgBB/hari (10 hari) atau
• Amoksisilin clavulanat 40 mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis
selama 10 hari atau
• Injeksi benzathine penicillin G intramuskular, dosis
tunggal 600.000 IU (BB<30 kg) atau 1.200.000 IU
(BB>30
kg). 20
Bisno, 2001 ; Alberta, 2001
25
• Carrier of strep:
→ Clindamycin ,Amoxicillin clavulanic
• Retropharyngeal abscesses:
→ Drainage + Antibiotics
• Peritonsilar abscesses:
→ penicillin + Aspiration
Faringitis Kronis
Karakteristik
• Kondisi inflamasi kronik di faring
• Hipertrofi mukosa, glandula seromusinus, folikel limphoid
subepithelial dan muscular coat di pharing
• Ada 2 type :
1. Faringitis catarral kronis
2. Faringitis hipertropi kronis (granular)
27
Etiologi
Infeksi persisten di lingkungan sekitar
Pernafasan mulut
Iritan kronis
Polusi lingkungan
Produksi suara yang salah
28
Gejala
29
Pemeriksaan fisik
30
Pemeriksaan fisik
Faringitis hipertropi kronis (granular)
• Dinding faring tampak menebal dan edema disertai
kongestif mukosa dan dilatasi pembuluh darah
• Dinding posterior faring penuh dengan nodul kemerahan
ok hipertrofi folikel lymphoid subepitelial
• Dinding lateral faring tampak hipertrofi
• Uvula tampak elongasi dan edema
31
Terapi
32
Faringitis Rekuren
• Etiology: Non penicillin treatment, Different strain, Another
cause pharyngitis
33
Komplikasi Suppurative dari Group
A Streptococcal faringitis
Otitis media
Sinusitis
Peritonsillar and retrofaringeal abses
Suppurative cervical adenitis
Streptococcal Cervical
Adenitis
Komplikasi Non-Suppurative dari Group
A Streptococcus
2
Anatomi
Ring Of Waldeyer
→ Jaringan limfoid pada
nasofaring, oropharing
dan laryngopharing
→ Terdiri dari :
Tonsil palatina
Tonsil faringeal
(adenoid)
Tonsil lingual
Tonsil tubal
38
...tonsilitis
Derajat pembesaran tonsil
Regauer, 2010 39
TONSILITIS AKUT
Definisi :
Infeksi akut jaringan tonsil
Etiologi :
Virus (tersering)
H. influenzae
Strep. beta-hemolitikus (30 – 40%)
Insiden :
Anak 5 – 10 tahun (sering)
Dewasa
4
0
Patologi :
· Radang jaringan limfoid (folikel)
· Oedema, hiperemia
· Eksudat detritus
4
1
4
2
4
3
Gejala Klinis :
· Tenggorok terasa kering
· Nyeri telan hebat – mendadak
· Anak tidak mau makan
· “ Referred pain “ sakit di telinga
· Panas tinggi anak kejang
· Sakit kepala
· Mual / muntah / nyeri perut
( Strep. beta-hemolitikus )
4
4
Pemeriksaan :
· suara penderita seperti mulut penuh
makanan “Plummy voice“
· mulut berbau busuk “Foetor ex ore“
· Ptialismus
· Tonsil oedem, hiperemi, detritus
· Ismus fausium menyempit
· Palatum mole, arkus ant./post.
udim, hiperemi
· Kelenjar limfe membesar – nyeri tekan
4
5
Diagnosa Banding :
DIFTERI TONSIL pseudomembrane sampai
keluar tonsil , Bull neck
Penyulit :
1. Lokal
- Peritonsilitis (infiltrat peritonsil)
- Abses peritonsil
- Abses parafaring
2. Sistemik (Strep. beta-hemolitikus)
- Glomerulonefritis akut
- Penyakit jantung rematik
- Endokarditis bakterial sub akut
4
6
Pengobatan :
ANTIBIOTIKA
Istirahat
Makan lunak
Minum hangat
BERAT :
Analgesik / antipiretik PP 2x0.6 – 1.2 juta IU/hr im
(Asetosal, Parasetamol Fenoksimetil pen. 4x500mg/hr
3 – 4 x 500 mg ) selama 10 hari
RINGAN :
Fenoksimetil penisilin
7.5 – 12.5 mg/kgbb/hari
4x sehari selama 10 hari
4
7
Bila terjadi komplikasi :
indikasi tonsilektomi
4
8
Edukasi
1. Mencegah penularan
Tidak menggunakan alat makan /
minum secara bergantian
Menutup mulut dan hidung ketika
batuk / bersin
2. Meningkatkan kondisi badan
Olahraga teratur
Makan makanan bergizi
3. Meningkatkan daya tahan lokal
Menghindari iritan
4
9
TONSILITIS KRONIS
Definisi :
5
0
51
5
2
Gejala klinis :
A. Keluhan penderita :
Nyeri telan ringan hebat ( eksaserbasi akut )
Rasa mengganjal
“foetor ex ore“
Hidung buntu ( ngorok ) adenoid membesar
“adenoid face“
Gangguan pendengaran (Adenoid membesar)
5
3
B. Pemeriksaan :
Tonsil membesar, hiperemi
Kripta melebar detritus (+) atau bila ditekan
Arkus anterior & posterior hiperemi
“adenoid face“
Fenomena palatum mole (-)
5
4
PEMERIKSAAN FISIK
55
Penyulit :
· Adenotonsilitis kronik
· Bronkitis kronik
5
6
Penatalaksanaan :
· Tonsilektomi / adenotonsilektomi
58
TONSILEKTOMI
Definisi
Tonsilektomi adalah tindakan
pembedahan mengangkat satu atau
kedua tonsila palatina
INDIKASI TONSILEKTOMI
Serangan tonsillitis berulang > 3x/tahun
Hipertrofi tonsil yang menyebabkan maloklusi gigi dan
menyebabkan gangguan pertumbuhan orofasial
Sumbatan jalan napas
Rhinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses
peritonsil yang tidak menghilang dengan pengobatan
Napas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan
Tonsilitis berulang yang disebabkan bakteri group A
Streptococcus ß hemoliticus
Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan
Otitis media efusa/otitis media supuratif
60
TONSILOFARINGITIS DIFTERI
61
Gambaran klinik :
- Malaise, panas badan subfebril, sakit kepala, nyeri telan
tidak hebat
- Lokal : membrana/beslag keabu2an : tonsil, faring & uvula
- Serviko limfadenopati : regio jugulo digastrik (=bull neck)
- Membrana dapat menyebar ke laring obstruksi laring
Bahaya :
Jangka Pendek : Bila ke laring obstruksi jalan nafas (akibat
edema dan beslag) perlu trakeotomi
Jangka Panjang:
Parese otot perifer pada palatum mole dan otot
pernafasan
Myokarditis gangguan kontraksi jantung, aritmia
63
Corynebacterium
Diphtheriae
Beslag
64
Penatalaksanaan
1. Antitoksin : Anti-Diphtheria Serum (ADS)
Antitoksin harus diberikan segera setelah diagnosis
difteria ditegakkan.
66
Diagnosis Banding :
Tonsilitis oleh karena streptokokus, mononukleosis
Komplikasi :
- Sistemik ok penyebaran eksotoksin
- Dapat terjadi kematian :
* Toxaemia
- miokarditis
- defek konduksi pd jantung
- aritmia kegagalan sirkulasi akut
- trombositopenia
- Neurologi :- 3-6 minggu ssd onset difteri
- paralisa : pal molle, diafragma, otot
mata
67
CORPUS ALIENUM
68
DEFINISI
Benda asing yang berasal dari luar tubuh, dalam
keadaan normal tidak ada
69
FAKTOR PREDISPOSISI
Usia
Kesadaran menurun
70
PATOFISIOLOGI
Benda Teraspirasi
asing
Trakea Laring Bronkus Bronkus utama kanan
71
Benda asing dlm bronkus
OBSTRUKSI
Resorpsi udara
Ekspirasi terjadi
Udara dapat lewat paru-paru
distal ke dalam
kontraksi bronkus di
disekitarnya baik sekeliling benda
darah
inspirasi maupun asing
ekspirasi
Atelektasis perifer Udara terperangkap
dalam paru-paru distal
Mengi
Emfisema di perifer
72
DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan Fisis
• Awalnya timbul batuk • Penyumbatan jalan napas
mendadak, hebat, bertubi- tampak gelisah, sesak,
tubi dan sampai biru stridor inspirasi, retraksi
• Fase tenang benda asing (supraklavikular, interkostal,
berhenti pada sala satu epigastrial, supra sternal),
cabang bronkus sianosis
• Riwayat yang perlu • Benda asing berhenti pada
ditanyakan perkiraan waktu salah satu cabang gerak
aspirasi, durasi timbulnya napas satu sisi berkurang
gejala respiratory sejak dan suara napas satu sisi
terjadinya aspirasi berkurang
73
Pemeriksaan Penunjang
Foto rontgen
Fluoroskopi
74
Penatalaksanaan
• Digunakan pada bayi dan anak-anak mempertahankan jalan
napas dan pemberian oksigen yang adekuat krn diameter jalan
napas pada bayi dan anak-anak sempit
Bronkoskopi • Keuntungan: ukuran lebih besar variasi cunam lebih banyak;
mengekstraksi benda asing tajam,
kaku • Kerugian : tidak dapat mengambil benda asing di distal, dpt
menyebabkkan edema subglotik, trauma mukosa, perforasi bronkus
dan perdarahan
75
7
6