PHARYNGITIS
• Faringitis → inflamasi dari mukosa faring, jaringan limfoid, otot – otot dan
jaringan lemak dan fasia disekitarnya
• Gejala Faringitis → sakit tenggorok, odinofagia atau disfagia, kadang diikuti
dengan demam, serak, hidung tersumbat, batuk, nafas berbau dan malaise →
tergantung etiologi
• Viral infection adalah penyebab tersering dari faringitis baik pada anak
maupun orang dewasa. Infeksi bakteri lebih banyak pada anak dari pada orang
dewasa.
ANATOMI
Terbagi menjadi 3 bagian:
• Nasofaring (Epifaring)
• Orofaring
• Laringofaring (Hipofaring)
Bailey, 2014
ANATOMI
Bailey, 2014
M. KONSTRIKTOR FARING SUPERIOR
ANATOMI
SIRKULAR (LUAR) M. KONSTRIKTOR FARING MEDIUS
LONGITUDINAL
(DALAM) M. SALPHINGOPHARYNGEUS
M. STILOFARINGEUS
Bailey, 2014
ANATOMI
ANATOMI
VASKULARISASI FARING
Cabang arteri karotis eksterna →
1. arteri faringealis ascenden
2. cabang dorsal dari arteri lingualis
3. cabang tonsilar dari arteri fasialis
4. cabang palatina dari arteri maksilaris
Bailey, 2014
ANATOMI
VASKULARISASI FARING
Aliran vena →
1. Superior : pleksus pterigoid
(bersama pleksus vertebra)
2. Inferior : vena jugularis interna
Bailey, 2014
ANATOMI
PERSARAFAN
• sensoris faring :
- nasofaring → cabang faringeal
dari n. maksilaris (n.V2)
- orofaring → n. glossofaringeus
(n.IX) lewat pleksus faringealis
- laringofaring → n. vagus (n.X)
Bailey, 2014
SISTEM LIMFATIK
• Aliran limfatik dari nasofaring akan diteruskan ke kelenjar limfe retrofaring, kemudian
lateral faring dan ke kelenjar limfe jugularis profunda.
• Aliran limfatik orofaring akan menuju ke kelenjar limfe retrofaring, jugularis, dan kelenjar
limfe servikal superior superfisial.
• Aliran limfatik hipofaring menuju ke kelenjar limfe retrofaring, faring lateral,
ser vikal profunda, dan jugularis
Bailey, 2014
PENYEBAB INFEKSI FARINGITIS PADA ANAK
• BAKTERIAL
• Faringitis Streptococcal
• Corynebacterium Diphtheriae
• VIRAL
• Coxsackie Virus
• Inflammatory
• PFAPA (Pharyngitis dan cervical adenitis)
• Kawasaki Disease
• Posttransplant lymphoproliferaive Disorder
• Caustic Ingestion
• Oral Mucocutaneous Disease : Epidermolysis Bullosa/Pemphigoid/Pemphigus/Steven
– Johnson Syndrome
Infeksi Streptococcus
• Bakteri yang paling sering menyababkan
faringitis terutama pada anak-anak adalah
streptococcus -hemolitikus group A
(Streptococcus pyogenes)
• Streptococcus group C dan G telah dihubungkan
foodborne dan waterborne faringitis
Infeksi Streptococcus
Streptococcus
• Masa inkubasinya 1 -4 hari
-hemolitikus
• Terjadi pada anak 5 – 15 tahun dengan puncak
group A
kejadian pada usia sekolah awal
(GABHS)
• 20 – 30 %dari kasus faringitis pada anak 5 – 15%
kasus pada dewasa. Jarang pada usia <2
tahun
• Pilek dan batuk tidak selalu menyertai
• Limfadenopati servikal :60%pasien
• Klinis :nyeri tenggorok, sulit menelan, demam,
malaise nyeri kepala, gejala abdominal seperti
mual nyeri perut
Infeksi Streptococcus
• Pemeriksaan Fisik :
• Pembesaran kelenjar limfa leher
• Mukosa orofaring hiperemis (beef red uvula, soft palate petechie)
• Inflamasi pada tonsil → eritema dan whitish cremy exudate
• Pada anak → disertai konka yang kemerahan dan minimal rhinorea
• Papila lidah yang membesar dengan eritema (Strawberry tongue) mungkin
ada, dengan pucat yang mengelilingi.
• Kadang ruam pada kulit → seperti scarlet fever,
• Golden Standard → tes labolatorium → Swab faring dengan kultur biakan
agar darah (sensitivitas 90 – 95%→>24 jam
• Tradisional Rapid Strep (Rapid Antigen Detection Test, RADT) --> senisitivitas
80 – 90%→ 5 – 10 menit
• Rapid test terbaru → Optical immunoassay and chemiluminescent DNA
probes (sensitivitas 90-99%)→ mahal dan jarang
Terapi
• Virus Coxsackie ada dalam keluarga enterovirus, → tipe virus Grup A atau
Grup B, yang masing-masing memiliki beberapa strain.
• Terjadi → anak-anak usia 3 hingga 10 tahun
• Penyebaran → kontak langsung dengan air liur yang terinfeksi, cairan, atau
feses, tangan yang tidak dicuci pada anak-anak
• Biasa timbul pada musim panas
• Gejala → tiba-tiba :
• demam, mialgia, sakit kepala dan muntah.
• sakit tenggorokan dan odynophagia(parah)
• lesi vesikular kecil → palatum mole dan pilar tonsil anterior,
mukosa mulut dan gingiva.
• lesi khas : puncta eritematosa → vesikel kecil 2 hingga 4 mm
dengan ulserasi sentral dan basis eritematosa (satu minggu,
walau gejala lain sdh hilang)
• Virus Coxsackie A → penyebab penyakit tangan-kaki dan mulut (HFM) → lesi
vesiculopapular pada telapak tangan dan telapak kaki
• Pengobatan herpangina dan HFM bersifat simtomatik → sembuh
dalam 1 minggu
Periodic Fever, Aphthous Stomatitis, Pharingitis and
Cervival Adenitis (PFAPA)
• Penyebab pasti → belum diketahui
• Biasa timbul pada anak < 5th
• bukti terbaru menunjukkan respons imun autoimun atau hiperaktif sel Tl terhadap sitokin IL-1
• Merupakan diagnosis ekslusi dan penyebab faringitis lainnya termasuk GABHS
• kecenderungan untuk resolusi spontan dan kemungkinan kemanjuran pengobatan profilaksis, indikasi untuk
tonsilektomi masih dalam penyelidikan → penilaian klinis kasus per kasus
Gejala Terapi
Bergantung pada jenis agen kimia → nekrosis atau inflamasi Faring & GI track
Gejala :
- Ulcerasi
- Luka bakar kimia
_ luka eksudatif
- Cedera inhalasi (paparan asap & api → jelaga
- Asap rokok dan tembakau → peradangan nyeri mukosa faring akut; edema
supraglotis pada pasien ini dapat menyebabkan gangguan jalan nafas
Post Transplat Lymphoproliferative Disorder
(PLTD)
• Karakteristik → abnormal proliferai limfosit (sel B), pada pasien imunosupresan, dengan
spectrum hyperplasia limfoid hingga non-Hodgin.
• Faktor Risiko :
• Epstein – Barr Virus
• Pasien dengan imunosupresan,
• Laki-laki > perempuan
• RAS Kaukasia
• Gejala : nyeri tenggorok, muffled voice, sleep disorder breathing
• Diagnosis : Biopsi → tonsilektomi, adenoidektomi atau lingual tonsilektomi
• Penatalaksanaan :
• Terapi imunosupresan
• Antovirus
• Rituximab (anti CD20) jika titer EBV tinggi
Penyakit Oral Mucocutaneus : Epidermolisis
Bulosa/Pemhigoid/pemphigus/ Steven Jonshon Syndrome
Epidermolisis Bulosa
Pemfigoid Pemfigus Steeven Johnson
(EB)
• EB : gangguan • Gangguan autoimun • Gangguan autoimun • banyak penyebab,
autoimun pada kulit & pada membrane basal dengan beberapa reaksi obat yang
selaput lendir → blister dan ulcerasi subtype (pemphigus paling umum
• Rapuhnya jaringan pada mukosa kulit vulgaris) • Gejala : lesi luas →
epitel → blister, erosi • Siklus veikular dan lepuh atau ulserasi
dan ulces yang sulit bula di selaput lendir mukosa (bibir, bukal,
sembuh lidah, faring dan
palatum) . Bila
mengelupas → nyeri
hebat dan disfagia.
• Diagnosis : biopsi lesi
oral atau orofaringeal
PENYEBAB FARINGITIS PADA DEWASA
• VIRAL • FUNGAL
• Epstein – Barr Virus • Candidal Infections
• Cytomegalovirus • Inflammatory
• Human Immunodeficiency Virus • Reflux Pharyngitis
• Herpes Simplex Virus • Postnasal Drip
• Human Papillomavirus • Granulomatous Disease
• BAKTERI
• Streptococcal Pharyngitis
• Neisseria Gonorrhea
• Arcanobacterium Haemolyticum
• Syphilis
Epstein-Barr Virus
Temuan laboratorium
• Mononuklear limfositosis dengan >10%abnormal
Limfosit
• Ditemukannya heterofil antibodi (monospot test)
postitiv → IM yang disebabkan oleh infeksi EBV
• Limfosit atipikal yang menonjol >10% dari hitung
leukosit total
• Diagnosis dapat diperkuat dengan adanya antibodi
serum heterofil ke baik eritrosit kuda atau biri-biri
(biasanya mono-spot test positif)
EBV yang berhubungan dengan
infeksi mononukleosis
• Terapi
• Simptomatik (Istirahat, hidrasi, antipiretik, dan analgesik)
• Respiratori support : oksigen, posisi duduk, terkadang dibutuhkan CPAPA atau
intubasi (jarang)
• Single dose dexamethasone selama kondisi akut
• Penyembuhan terjadi 2 – 3 minggu, gejala letargi dan malaise > 1 bulan
• Komplikasi :
• Infeksi bakteri sekunder (berikan ab, hindari amoxicillin → memproduksi pruritus
dan makulopapular rash pada keadaan akut)
• Ruptur limpa
• Anemia hemolitik
• Trombositopenia
• Penigkatan enzim hati
Cytomegalovirus
• Family Herpesviridae
• banyak terkena pada pasien dewasa yang kontak dengan anak <
2th (petugas daycare, guru)
• Sejak isolasinya, CMV telah diidentifikasi sebagai penyebab
infeksi kongenital dan didapat
• Kebanyakan infeksi yang disebabkan oleh CMV asimptomatik,
kecuali pada pasien immunocompromised
• Gejala & Tanda: IM - like illness, nyeri tenggorok, fatigue,
malaise, jarang terjadi limfadenopati, peningkatan enzim hati
(92%)
• Diagnosis :Monoclonal antibody CMV, Heterofil antibody test
(monospot test) negativ
• Terapi :Simtomatik
Human Immunodeficiency Virus
• Gejala :Nyeri tenggorok, nyeri kepala, demam, malaise, myalgia, arthralgia, muntah
• Tanda :adanya ulkus pada mukosa orofaring, esophagus servikal dan genitalia,
limfadenopati servikal, aksial atau oksipital, makulopapular skin rash pada wajah dan
badan