Anda di halaman 1dari 20

REFERAT

ABSES PERITONSILER
Disusun oleh :
Siti Hanisa Malik Lutuh, S.Ked
12 16 777 14 138
Pembimbing : Fatmawati, Sp.THT-KL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
PALU
2018
PENDAHULUAN
• Abses peritonsilar atau Quinsy: kumpulan nanah
yang berada di antara kapsul tonsilar dan otot
konstriktor faring.

• Terjadi pada semua usia (reproduktif)

• Penyebab = tonsislitis (bakteri anerob dan anaerob)


ANATOMI
DEFINISI
Abses peritonsilar atau quinsy, didefinisikan sebagai
kumpulan nanah yang berada di antara kapsul tonsillar
dan otot konstriktor faring.
EPIDEMIOLOGI
• Insiden pertahun antara 9/100.000 dan 41/100 kasus
di dunia

• Usia 1 bulan - 80 tahun (paling sering terjadi pada


dekade ke-3 dan ke-4. Pada remaja, tingkat kejadian
lebih tinggi.5

• Perbandingan jenis kelamin pria dan wanita sama,


namun ada pula penelitian lain menunjukkan 3:1.1
ETIOLOGI
• Belum sepenuhnya dijelaskan.
• Penyebab = tonsillitis yaitu kubakteri aerob dan anaerob
• Akibat penyakit lain
• Umumnya: infeksi polimikrobial
FAKTOR RESIKO
1. Tonsilitis
2. Kelainan kelenjar saliva
3. Kelainan gigi
4. Merokok
Patogenesis

• Kurangnya bukti yang jelas tentang patogenesis


• Faktor resiko
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan bacterial
- Permeriksaan radiologi dan pemeriksaan
laboratorium
DIAGNOSIS
a. Anamnesis:

Gejala Klinis: serupa tonsillitis akut. Odinofagia hebat, otalgia,


muntah, foetor exore, hipersalivasi, suara gumam (hot potato
voice) dan kadang sulit membuka mulut (trismus), serta
pembengkakan kelenjar submandibular dengan nyeri tekan.1,2,3
DIAGNOSIS

b. Pemeriksaan fisik: Kadang sulit memeriksa seluruh


faring, karena trismus. Palatum mole tampak membengkak
dan menonjol ke depan, dapat teraba fluktuasi. Uvula
bengkak dan terdorong ke sisi kontra lateral. Tonsisl
bengkak, hiperemis, mungkin banyak detritus dan terdorong
ke arah tengah, depan dan bawah.3,5
DIAGNOSIS
PENANGANAN
1. Non- medikamentosa:
- Kumur dengan cairan hangat dan kompres dingin
pada leher.3,4
2. Medikamentosa:
- Antibiotik Penisilin dan golongan betalaktam,
Metronidazol dan klindamisin.
3. Insisi drainase
4. Tonsilektomi
PENANGANAN
Table 1. Bakteri patogen yang mungkin dengan pilihan antimikroba pada
pasien dengan abses peritonsiler.4

Etiologi Antibiotik
Streptococcus Penisilin
Bacteriodes Sefalosporin
Hemofilus Klindamisin
Fusobacterium
Staphylococcus aureus
Peptokokus
PENCEGAHAN
1. Mengobati penyebab.
2. Berhenti merokok serta kebersihan gigi (90% pasien
status sosioekonomi yang rendah).
3. Mendidik kelompok berisiko
DIAGNOSIS BANDING
1. Adenoma pleomorfik, limfoma, mieloid akut atau
kronis atau leukemia limfatik, metastasis, karsinoma
sel skuamosa, DLL
KOMPLIKASI
• Abses pecah spontan
• Penjalaran infeksi
PROGNOSIS
• Dapat sembuh semourna
• Rekuren
DAFTAR PUSTAKA
1. Department of Otorhinolaryngology – Head and Neck Surgery, Helsinki University
Hospital, and Faculty of Medicine, University of Helsinki, Finland. 2016
2. Boon C, Wan Mohamad WE, Mohamad I. Bilateral peritonsillar abscess: A rare
emergency. Malays Fam Physician. 2018;13(1);41–44.
3. Fachruddin, D. abses leher dalam. buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorok kepala dan leher. Penerbit: Badan penerbit FKUI, Jakarta 2012. p.204-
205
4. Adam, Boies, Higler. Embriologi, anatomi dan fisiologi rongga mulut, faring,
esophagus dan leher. Buku ajar penyakit THT. Jakarta: ECG. Edisi:6. p.23-24E.
5. Mazur & E. Czerwińska & I. Korona-Głowniak & at all. Epidemiology, clinical
history and microbiology of peritonsillar abscess. Eur J Clin Microbiol Infect Dis
(2015) 34:549–554 DOI 10.1007/s10096-014-2260-2A.
6. M. Kodiya, Y. B. Ngamdu, B. M. Sandabe, A. Isa et al. Management Strategies of
Peritonsillar Abscess in the Tropics: A Survey of Surgeons’ Preference. Indian J
Otolaryngol Head Neck Surg (Apr–Jun 2014) 66(2):127–130; DOI 10.1007/s12070-
012-0540-7
7. Rukmini S, Herawati S. Pemeriksaan mulut, faring, tonsil dan laring. Anatomi
kavum oris. Teknik pemeriksaan telinga hidung dan tenggorok. Jakarta: EGC, 2016.
p.49,52.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai