Anda di halaman 1dari 29

RADANG AKUT DAN

KRONIS PADA FARING,


TONSIL, LARING
Preceptor :
Dr. dr. Fatah Satya Wibawa, Sp.THT-KL

Oleh :
A N G G I TA G A R D E E S N A S A R I

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek
2019
FARINGITIS
FARINGITIS AKUT

DEFINISI

Radang akut yang mengenai mukosa faring dan


jaringan limfonoduler di dinding faring

ETIOLOGI

 Virus : adenovirus, EBV, herpes simplex, dan virus influenza A dan B


 Bakteri : streptokokus, pneumokokus, dan H.Influenza
 Alergi, trauma, toksin

Faktor Risiko
Usia 3 – 14 tahun, menurunnya daya tahan tubuh, gizi kurang, iritasi kronik oleh rokok dan
minuman alkohol
Pemeriksaan fisik
Gejala Klinis
• Mukosa faring hiperemia dan edema terutama di
• Nyeri tenggorokan, terutama lateral band, kadang didapat eksudat
saat menelan • Sekret yg terbentuk awalnya bening, lama-lama
• Demam kental kekuningan
• Sekret dari hidung • Dinding posterior faring tampak granula yang besar
• Dapat disertai atau tanpa dan merah
batuk • Dapat disertai pembengkakan kelenjar limfe
• Nyeri kepala regional leher
• Mual
• Muntah
• Rasa lemah pada seluruh
tubuh
Pemeriksaan penunjang
• Nafsu makan berkurang 1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Pemeriksaan mikroskopik dengan pewarnaan gram
3. Pada dugaan adanya infeksi jamur, dapat
dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopik swab
mukosa faring dengan pewarnaan KOH
Etiologi Gejala Pemeriksaan Fisik

Bakteri Infeksi grup A Diawali dengan gejala rhinitis dan beberapa Tonsil membesar, faring dan tonsil hiperemis dan
stereptokokus hari kemudian timbul faringitis. Gejala lain terdapat eksudat di permukaannya. Beberapa hari
beta hemolitikus demam disertai rinorea dan mual kemudian timbul bercak petechiae pada palatum dan
faring. Kadang ditemukan kelenjar limfa leher anterior
membesar, kenyal dan nyeri saat ditekan

Viral Rinovirus, Nyeri kepala hebat, muntah, kadang demam Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil
adenovirus, dengan suhu yang tinggi, jarang disertai hiperemis, eksudat (virus influenza, coxsachievirus,
(EBV), virus batuk, dan seringkali terdapat pembesaran cytomegalovirus tidak menghasilkan eksudat)
influenza, KGB leher
coxsachievirus,
cytomegalovirus

Fungal Candida dapat Terutama nyeri tenggorok dan nyeri menelan Pada pemeriksaan tampak plak putih di orofaring dan
tumbuh di pangkal lidah, sedangkan mukosa faring lainnya
mukosa rongga hiperemis
mulut dan faring
PENATALAKSANAAN
B I L A V I R U S : I S T I R A H AT, A N A L G E T I K A ,
I R I G A S I H A N G AT PA DA
TENGGOROKAN, GARGARISMA KAN;
I S O P R I N O S I N E 6 0 - 1 0 0 M G / KG B B 4 -
6 X / H A R I , U N T U K A N A K 5 0 M G / KG B B

Bila bakteri: sama dengan pada virus


dan ditambah antibiotik.
Bila diduga penyebabnya
Streptococcus group A diberikan
Amoksisilin 50mg/kbb selama 10 hari
atau eritromisin 4x500mg
PENATALAKSANAAN
F U N G A L : I S T I R A H AT, A N A LG E T I K A ,
N Y S TAT I N 1 0 0 . 0 0 0 - 4 0 0 . 0 0 0
2KALI/HARI
FARINGITIS KRONIS

ETIOLOGI

• Rhinitis kronis
• Sinusitis
• Iritasi kronik oleh rokok dan minuman alkohol
• Inhalasi uap yang merangsang mukosa faring dan debu
• Faktor lain penyebab terjadinya faringitis kronis adalah penderita biasanya bernafas melalui
mulut karena hidung yang tersumbat

PATOFISIOLOGI

Akibat iritasi dan inflamasi kronis menyebabkan dinding belakang faring mengalami penebalan
mukosa dan hipertrofi kelenjar limfe dibawahnya dan dibelakang arcus faring posterior (lateral
band) atau granula
Pemeriksaan fisik
Gejala Klinis
• Ditemukan adanya penebalan mukosa dinding
belakang faring
• Tenggorok terasa kering
• Hipertrofi kelenjar limfe dibawahnya dan
• Sakit menelan, terasa dibelakang arcus faring posterior (lateral
mengganjal sejak lama band) atau granula
• Biasanya penderita • Pada kondisi ini granula tidak membesar dan
memiliki riwayat penyakit tidak memerah
rhinitis kronis, dan atau
sinusitis kronis

Pemeriksaan penunjang
Laboratorium: darah lengkap
•Faringitis kronik hiperplastik terjadi perubahan mukosa
dinding posterior faring

Hiperplastik •Pada pemeriksaan tampak kelenjar limfa di bawah


mukosa faring dan hiperplasia lateral band. Pada
pemeriksaan tampak mukosa dinding posterior tidak rata
dan bergranular (cobble stone)

•Faringitis kronik atrofi sering timbul bersamaan dengan


rhinitis atrofi. Pada rhinitis atrofi, udara pernafasan tidak
diatur suhu serta kelembapannya sehingga menimbulkan
rangsangan serta infeksi pada faring

Atrofi •pada pemeriksaan tampak mukosa faring ditutupi oleh


lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa
kering
PENATALAKSANAAN

Pada faringitis kronik hiperplastik,


penyakit hidung dan sinus paranasal
harus diobati. Pada faringitis kronik atrofi
pengobatan ditujukan pada rhinitis atrofi.
Sedangkan, pada faringitis kronik
hiperplastik dilakukan kaustik 1 x/hari
selama 3-5 hari
TONSILITIS
TONSILITIS AKUT

DEF INISI
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang
merupakan bagian dari cincin Waldeyer

ETIOLOGI
 Streptococc us B -hemolitikus, Streptococc us
viridans dan Streptococc us pyogenes adalah
penyebab terbanyak
 Dapat juga disebabkan oleh virus
ANAMNESIS

1. Rasa kering di tenggorokan sebagai gejala awal


2. Nyeri pada tenggorok, terutama saat menelan
3. Nyeri dapat menyebar sebagai referred pain ke telinga
4. Demam tinggi sampai menimbulkan kejang pada bayi dan anak-anak
5. Sakit kepala, badan lesu, dan nafsu makan berkurang
6. Plummy voice / hot potato voice: suara pasien terdengar seperti orang yang mulutnya penuh terisi
makanan panas
7. Mulut berbau (foetor ex ore) dan ludah menumpuk dalam kavum oris akibat nyeri
telan yang hebat (ptialismus)
PEMERIKSAAN FISIK
• Suhu tubuh bisa naik sampai 40°C
• Suara penderita seperti mulut penuh makanan (plummy voice)
• Mulut berbau busuk (foetor ex ore)
• Ptialismus
• Tonsil membengkak dan hiperemis terdapat detritus (tonsilitis folikularis), kadang detritus berdekatan
dan jadi satu (tonsilitis lakunaris)
• Palatum mole, arkus anterior dan posterior tonsil edema dan hiperemi
• Bisa didapatkan pseudomembran (terutama bila disebabkan oleh difteri)
• Pembengkakan kelenjar submandibula disertai nyeri tekan (terutama pada anak-anak)
Detritus

Kripta melebar
UKURAN TONSIL

 T0 : Post Tonsilektomi
 T1 : Tonsil masih terbatas dalam Fossa
Tonsilaris
 T2 : Sudah melewati pillar anterior
(belum melewati garis paramedian pillar
post)
 T3 : Sudah melewati garis paramedian,
belum melewati garis median
 T4 : Sudah melewati garis median
Garis median Garis paramedian

T1
T4
T3
T2
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Darah lengkap
2. Swab tonsil untuk pemeriksaan mikroskop dengan pewarnaan gram

Penatalaksanaan

1. Istirahat cukup
2. Makan makanan lunak dan menghindari makan makanan yang mengiritasi
3. Menjaga kebersihan mulut
4. Pemberian obat topikal dapat berupa obat kumur antiseptik
5. Pemberian obat oral sistemik
PENATALAKSANAAN

Umum

• Istirahat, makan lunak, minum hangat


• Obat kumur (Gargarisma Kan)

Medikamentosa
• Analgesik/antipiretik : asetosal, parasetamol 3-4x sehari 500 mg, 3-5 hari
• Untuk kasus berat (sulit menelan), diberikan:
Penisilin Prokain 2 x 0.6-1.2jt IU/hari im, diteruskan dengan Fenoksimetil penisilin
4 x 500 mg/hari secara oral diberikan selama 5-10 hari
• Untuk kasus ringan pengobatan langsung dengan Fenoksimetil penisilin 4 x 500
mg/hr (anak: 7,5-12,5 mg/kgBB/dosis, 4xsehari), atau Eritromisin 4 x 500
mg/hari (anak: 12,5 mg/kgBB/dosis, 4 x sehari) diberikan selama 5-10 hari
• Bila terjadi komplikasi abses peritonsil/parafaring, dilakukan insisi
TONSILITIS KRONIS

ETIOLOGI

 Kuman penyebabnya sama dengan tonsilitis akut,


tetapi kadang -kadang kuman berubah, menjadi
kuman gram negatif
 Faktor predisposisi timbulnya radang kronik
ini adalah rangsangan yang menahun
(rokok ,makanan), pengaruh cuaca, pengobatan
radang akut yang tidak adekuat, higene mulut
yang buruk
ANAMNESIS
1. Keluhan lokal

Terdapat rasa sakit didaerah tonsil/kerongkongan tetapi tidak sehebat tonsilitis akut, penderita
masih bisa makan, kadang-kadang ada rasa:

· Rasa mengganjal
· Rasa gatal pada mulut
· Rasa tak enak dalam mulut
· Bau busuk dalam mulut oleh karena detritus dari tonsil

2. Keluhan umum

· Terdapat subfebris atau kadang-kadang suhu tubuh normal


· Malaise, anoreksia
Pemeriksaan Fisik
1. Tampak tonsil membesar dengan permukaan yang tidak rata, kriptus melebar dan berisi
detritus
2. Pembesaran kelenjar limfe submandibula dan tonsil yang mengalami
perlengketan
PENATALAKSANAAN
· Pada serangan akut, terapi seperti pada tonsilitis akut;
· Bila diperlukan dapat dilakukan “Tonsilektomi” atau “Adenotonsilektomi” (lihat indikasi)

Indikasi Tonsilektomi / Adenotonsilektomi


Secara umum indikasi operasi ialah bila tonsil menjadi sumber infeksi yang memberi risiko yang
lebih besar dari pada risiko operasi.

Menurut Health Technology Assessment Kemenkes tahun 2004, indikasi tonsilektomi,


yaitu:
LARINGITIS
Umumnya merupakan kelanjutan dari
LARINGITIS AKUT
rinofaringitis (common cold)

ETIOLOGI
Bakteri sebagai penyebab radang lokal
sedangkan virus yang menyebabkan peradangan
sistemik

GEJALA
Umum:
• Demam
• Malaise
Lokal:
• Suara parau sampai tidak bersuara/afoni
• Nyeri menelan/berbicara
• Gejala sumbatan laring
• Batuk kering yang lama kelamaan bisa
menghasilkan dahak kental
PEMERIKSAAN FISIK

Mukosa laring yang hiperemis, edem terutama di atas dan bawah pita suara. Biasanya disertai dengan
peradangan akut di hidung atau sinus paranasal atau paru

PENATALAKSANAAN

Umum:
• Istirahat bicara dan bersuara selama 2-3 hari
• Menghirup udara lembab
• Menghindari segala sesuatu yang dapat
mengakibatkan iritasi pada faring dan laring
semisal: merokok, makanan pedas atau minum es

Khusus:
• Antibiotik diberikan apabila peradangan berasal dari
paru
• Bila terdapat sumbatan laring, dilakukan
pemasangan pipa endotrakeal atau trakeostomi
LARINGITIS KRONIS
ETIOLOGI

Sinusitis kronis, deviasi septum yang berat, polip hidung atau bronkhitis kronis atau juga bisa karena
penyalahgunaan suara (vocal abuse) seperti berteriak atau berbicara keras

GEJALA
Umum:
· Demam
· Malaise

Lokal:
· Suara parau sampai tidak bersuara/afoni yang menetap
· Rasa tersangkut ditenggorokan sehingga pasien sering mendehem tanpa mengeluarkan sekret
mukosa menebal
PEMERIKSAAN FISIK

Mukosa laring yang hiperemis dengan permukaan tidak merata dan menebal serta kadang pada pemeriksaan
patologi ditemukan metaplasia skuamosa

PENATALAKSANAAN

Umum:
• Istirahat bicara dan bersuara selama 2-3 hari
• Menghirup udara lembab
• Menghindari segala sesuatu yang dapat
mengakibatkan iritasi pada faring dan laring
semisal: merokok, makanan pedas atau minum es

Khusus:
• Mengobati peradangan di hidung, faring dan
bronkhus (faktor penyebab)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai