Oleh :
A N G G I TA G A R D E E S N A S A R I
DEFINISI
ETIOLOGI
Faktor Risiko
Usia 3 – 14 tahun, menurunnya daya tahan tubuh, gizi kurang, iritasi kronik oleh rokok dan
minuman alkohol
Pemeriksaan fisik
Gejala Klinis
• Mukosa faring hiperemia dan edema terutama di
• Nyeri tenggorokan, terutama lateral band, kadang didapat eksudat
saat menelan • Sekret yg terbentuk awalnya bening, lama-lama
• Demam kental kekuningan
• Sekret dari hidung • Dinding posterior faring tampak granula yang besar
• Dapat disertai atau tanpa dan merah
batuk • Dapat disertai pembengkakan kelenjar limfe
• Nyeri kepala regional leher
• Mual
• Muntah
• Rasa lemah pada seluruh
tubuh
Pemeriksaan penunjang
• Nafsu makan berkurang 1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Pemeriksaan mikroskopik dengan pewarnaan gram
3. Pada dugaan adanya infeksi jamur, dapat
dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopik swab
mukosa faring dengan pewarnaan KOH
Etiologi Gejala Pemeriksaan Fisik
Bakteri Infeksi grup A Diawali dengan gejala rhinitis dan beberapa Tonsil membesar, faring dan tonsil hiperemis dan
stereptokokus hari kemudian timbul faringitis. Gejala lain terdapat eksudat di permukaannya. Beberapa hari
beta hemolitikus demam disertai rinorea dan mual kemudian timbul bercak petechiae pada palatum dan
faring. Kadang ditemukan kelenjar limfa leher anterior
membesar, kenyal dan nyeri saat ditekan
Viral Rinovirus, Nyeri kepala hebat, muntah, kadang demam Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil
adenovirus, dengan suhu yang tinggi, jarang disertai hiperemis, eksudat (virus influenza, coxsachievirus,
(EBV), virus batuk, dan seringkali terdapat pembesaran cytomegalovirus tidak menghasilkan eksudat)
influenza, KGB leher
coxsachievirus,
cytomegalovirus
Fungal Candida dapat Terutama nyeri tenggorok dan nyeri menelan Pada pemeriksaan tampak plak putih di orofaring dan
tumbuh di pangkal lidah, sedangkan mukosa faring lainnya
mukosa rongga hiperemis
mulut dan faring
PENATALAKSANAAN
B I L A V I R U S : I S T I R A H AT, A N A L G E T I K A ,
I R I G A S I H A N G AT PA DA
TENGGOROKAN, GARGARISMA KAN;
I S O P R I N O S I N E 6 0 - 1 0 0 M G / KG B B 4 -
6 X / H A R I , U N T U K A N A K 5 0 M G / KG B B
ETIOLOGI
• Rhinitis kronis
• Sinusitis
• Iritasi kronik oleh rokok dan minuman alkohol
• Inhalasi uap yang merangsang mukosa faring dan debu
• Faktor lain penyebab terjadinya faringitis kronis adalah penderita biasanya bernafas melalui
mulut karena hidung yang tersumbat
PATOFISIOLOGI
Akibat iritasi dan inflamasi kronis menyebabkan dinding belakang faring mengalami penebalan
mukosa dan hipertrofi kelenjar limfe dibawahnya dan dibelakang arcus faring posterior (lateral
band) atau granula
Pemeriksaan fisik
Gejala Klinis
• Ditemukan adanya penebalan mukosa dinding
belakang faring
• Tenggorok terasa kering
• Hipertrofi kelenjar limfe dibawahnya dan
• Sakit menelan, terasa dibelakang arcus faring posterior (lateral
mengganjal sejak lama band) atau granula
• Biasanya penderita • Pada kondisi ini granula tidak membesar dan
memiliki riwayat penyakit tidak memerah
rhinitis kronis, dan atau
sinusitis kronis
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium: darah lengkap
•Faringitis kronik hiperplastik terjadi perubahan mukosa
dinding posterior faring
DEF INISI
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang
merupakan bagian dari cincin Waldeyer
ETIOLOGI
Streptococc us B -hemolitikus, Streptococc us
viridans dan Streptococc us pyogenes adalah
penyebab terbanyak
Dapat juga disebabkan oleh virus
ANAMNESIS
Kripta melebar
UKURAN TONSIL
T0 : Post Tonsilektomi
T1 : Tonsil masih terbatas dalam Fossa
Tonsilaris
T2 : Sudah melewati pillar anterior
(belum melewati garis paramedian pillar
post)
T3 : Sudah melewati garis paramedian,
belum melewati garis median
T4 : Sudah melewati garis median
Garis median Garis paramedian
T1
T4
T3
T2
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah lengkap
2. Swab tonsil untuk pemeriksaan mikroskop dengan pewarnaan gram
Penatalaksanaan
1. Istirahat cukup
2. Makan makanan lunak dan menghindari makan makanan yang mengiritasi
3. Menjaga kebersihan mulut
4. Pemberian obat topikal dapat berupa obat kumur antiseptik
5. Pemberian obat oral sistemik
PENATALAKSANAAN
Umum
Medikamentosa
• Analgesik/antipiretik : asetosal, parasetamol 3-4x sehari 500 mg, 3-5 hari
• Untuk kasus berat (sulit menelan), diberikan:
Penisilin Prokain 2 x 0.6-1.2jt IU/hari im, diteruskan dengan Fenoksimetil penisilin
4 x 500 mg/hari secara oral diberikan selama 5-10 hari
• Untuk kasus ringan pengobatan langsung dengan Fenoksimetil penisilin 4 x 500
mg/hr (anak: 7,5-12,5 mg/kgBB/dosis, 4xsehari), atau Eritromisin 4 x 500
mg/hari (anak: 12,5 mg/kgBB/dosis, 4 x sehari) diberikan selama 5-10 hari
• Bila terjadi komplikasi abses peritonsil/parafaring, dilakukan insisi
TONSILITIS KRONIS
ETIOLOGI
Terdapat rasa sakit didaerah tonsil/kerongkongan tetapi tidak sehebat tonsilitis akut, penderita
masih bisa makan, kadang-kadang ada rasa:
· Rasa mengganjal
· Rasa gatal pada mulut
· Rasa tak enak dalam mulut
· Bau busuk dalam mulut oleh karena detritus dari tonsil
2. Keluhan umum
ETIOLOGI
Bakteri sebagai penyebab radang lokal
sedangkan virus yang menyebabkan peradangan
sistemik
GEJALA
Umum:
• Demam
• Malaise
Lokal:
• Suara parau sampai tidak bersuara/afoni
• Nyeri menelan/berbicara
• Gejala sumbatan laring
• Batuk kering yang lama kelamaan bisa
menghasilkan dahak kental
PEMERIKSAAN FISIK
Mukosa laring yang hiperemis, edem terutama di atas dan bawah pita suara. Biasanya disertai dengan
peradangan akut di hidung atau sinus paranasal atau paru
PENATALAKSANAAN
Umum:
• Istirahat bicara dan bersuara selama 2-3 hari
• Menghirup udara lembab
• Menghindari segala sesuatu yang dapat
mengakibatkan iritasi pada faring dan laring
semisal: merokok, makanan pedas atau minum es
Khusus:
• Antibiotik diberikan apabila peradangan berasal dari
paru
• Bila terdapat sumbatan laring, dilakukan
pemasangan pipa endotrakeal atau trakeostomi
LARINGITIS KRONIS
ETIOLOGI
Sinusitis kronis, deviasi septum yang berat, polip hidung atau bronkhitis kronis atau juga bisa karena
penyalahgunaan suara (vocal abuse) seperti berteriak atau berbicara keras
GEJALA
Umum:
· Demam
· Malaise
Lokal:
· Suara parau sampai tidak bersuara/afoni yang menetap
· Rasa tersangkut ditenggorokan sehingga pasien sering mendehem tanpa mengeluarkan sekret
mukosa menebal
PEMERIKSAAN FISIK
Mukosa laring yang hiperemis dengan permukaan tidak merata dan menebal serta kadang pada pemeriksaan
patologi ditemukan metaplasia skuamosa
PENATALAKSANAAN
Umum:
• Istirahat bicara dan bersuara selama 2-3 hari
• Menghirup udara lembab
• Menghindari segala sesuatu yang dapat
mengakibatkan iritasi pada faring dan laring
semisal: merokok, makanan pedas atau minum es
Khusus:
• Mengobati peradangan di hidung, faring dan
bronkhus (faktor penyebab)
TERIMAKASIH