Anda di halaman 1dari 8

HIPOSPADIA

◦ HIPOSPADIA
◦ Hipospadia adalah kelainan kongenital berupa muara uretra yang terletak di
sebelventral penis dan sebelah proksimal ujung penis. Letak meatus uretra bisa
terletakPadaglandular hingga perineal. Angka kejadien hipospadia adalah 3,2 dari
1000 kelahiran hidinPada hipospadia tidak didapatkan prepusium ventral sehingga
prepusium dorsal meniueberlebihan (dorsal hood) dan sering disertai dengan korde
(penis angulasi ke ventran.Kadang-kadang didapatkan stenosis meatus uretra, dan
anomali bawaan berupa testis maldesensus atau hernia inguinalis. Kcjadian seluruh
hipospadia yang bersamaan dengan kriporkismus adalah 9%, tetapi pada hipospadia
posterior sebesar 32%
◦ Klasifikasi
◦ Berdasarkan letak muara uretra setelah dilakukan koreksi korde, Browne (1936)
membayhipospadia dalam tiga bagian besar, yaitu (1) hipospadi anterior terdiri atas
tipe glanulansubkoronal, dan penis distal, (2) hipospadi medius terdiri atas: midshafi,
dan penis proksimaldan (3)hipospadi posterior terdiri atas: penoskrotal, skrotal, dan
perineal
◦ TindakanTujuan operasi hipospadiaadalah: (1) kosmetik penissehingga fungsi miksi dan
fungsiseksual normal (ereksi lurus danpancaran ejakulasi kuat) dan (2)penis dapat
tumbuh dengannormal. Tahapan rekonstruksi adalah: koreksi korde (ortoplasti),
membuat neouretra dari kulit penis (uretroplasti), dan membuat glans. Berbagai
metode rekontruksi telah diperkenankan mulai dari metode satu tahap hingga dua
tahap. Pilihan metode tergantung dari pengalaman operator.
◦ Reparasi hipospadi dianjurkan pada usia pra-sekolah agar tidak mengganggu
kegiatan belajar pada saat operasi. Perlu dingat bahwa seringkali
rekonstruksihipospadia membutuhkan lebih dari sekali operasi, koreksi ulangan jika
terjadi komplikasi.Pada hipospadia posterior dengan disertai testis
maldesensusdianjurkan adanya pembesaran utrikulus prostatikus yang mungkin
terdapat keraguan jenis kelamin (sexual ambiquity) Penyulit yang dapat terjadi setelah
operasi hipospadi adalah: fistula uretrokutan, stensis meatus uretra, striktura uretra,
korde yang belum sepenuhnya terkoreksi, dan timbulnya divertikel uretra.untuk
melakukan uretroskopi praoperatif guna melihat kemunginan
◦ Purnomo, Basuki. 2016. Dasar-Dasar Urologi. Malang. Sagung Seto. Edisi 3

Anda mungkin juga menyukai