DAN LARINGOPHARINGEAL
REFLUKS
Setiawan Prayogi
1718012015
Pemeriksaan fisik:
Tampak tonsil membesar, faring dan tonsil hiperemis
dan terdapat eksudat di permukaannya.
Terapi:
Antibiotik, kortikosteroid, analgetika, kumur dengan
air hangat, vitamin jika diperlukan
Faringitis Fungal
• Penyebab yang tersering adalah candida yang
tumbuh di mukosa rongga mulut dan faring.
• Terapi
Nystatin 100.000-400.000 2 kali/ hari dan boleh
diberikan analgetika untuk menghilangi nyeri.
Faringitis Kronik Hiperplastik
• Perubahan mukosa dinding posterior faring
• Tampak kelenjar limfa di bawah mukosa faring dan
lateral band hiperplasi.
• gejala awal : tenggorokan kering dan akhirnya batuk
berdahak
• Pada pemeriksaan tampak mukosa dinding posterior
tidak rata dan berglanular.
Terapi
• Lokal kaustik dg zat kimia (AgNO3, albothyl) atau listrik
(elektrokauter)
• Simptomatik: obat kumur/ tablet isap,
antitusif/ekspektora
• Penyakit di hidung dan sinus paranasal harus diobati.
Faringitis Kronik Atrofi
Sering timbul bersamaan dengan rhinitis atrofi.
• Keluhan : Tenggorokan kering dan tebal serta
mulut berbau.
Etiologi
• Infeksi : virus influenza (tipe A dan B)
parainfluenza (tipe 1,2,3), rhinovirus dan
adenovirus, Haemofilus influenzae, Streptococcus
B hemoliticus, Pneumococcus.
• Non-Infeksi : Pemakaian suara berlebih,
trauma, alergi, merokok/meminum alkohol.
Manifestasi
Klinis
Gejala Gejala
umum lokal
Nyeri
Mukosa laring
demam malaise Serak tenggoroka
membengkak
n
Medikammentosa :
• Antibiotik
• kortikosteroid
LARINGOPHARINGEAL REFLUKS
Refluks asam lambung ke ruang laringofaring
• Etiologi
Adanya refluks secara retrograd dari asam
lambung atau isinya seperti pepsin ke saluran
esofagus atas dan menimbulkan cedera
mukosa karena trauma langsung kerusakan
silia yang menimbulkan tertumpuknya mukus,
aktivitas mendehem dan batuk kronis akibatnya
akan sebabkan iritasi dan inflamasi.
Patofisiologi
Mukosa faring dan laring tidak dirancang untuk mencegah cedera
langsung akibat asam lambung dan pepsin yang terkandung pada
refluks