KRONIS
Penyaji:
Sharon Thesalonica Delaney
Maria Evelyn
Meyland Citra
Supervisor:
dr. Mohammad Dwijo Murdiyo, Sp. THT-KL (K),
FICS
DEFINISI
Laringitis kronis adalah
suatu proses inflamasi
dari membran mukosa
laring yang menetap >
3 minggu.
Biasanya terjadi
bertahap dan telah
bermanifestasi beberapa
minggu sebelum pasien
datang ke dokter
dengan keluhan
gangguan pernafasan
dan nyeri.
ETIOLOGI
Laringitis kronis non Laringitis kronis
spesifik spesifik
• Eksogen: • Tuberkulosis
rangsangan fisik oleh • Sifilis pada stadium
penyalahgunaan tersier
suara, rangsangan
kimia, infeksi kronik
saluran napas atas
atau bawah, asap
rokok, alergi
• Endogen: bentuk
tubuh, kelainan
metabolik (GERD)
PATOFISIOLOGI
LARINGITIS TUBERKULOSIS
Penyakit ini hampir selalu akibat tuberkulosis paru.
Patogenesis :
Gambaran klinis:
stadium infiltrasi,
stadium ulserasi,
stadium perikondritis,
stadium fibrotuberkulosis
1. STADIUM INFILTRASI
Mukosa laring bagian posterior awalnya mengalami
pembengkakan dan hiperemis, serta kadang-kadang
pita suara terkena.
Kemudian di submukosa terbentuk tuberkel mukosa
tidak rata , tampak bintik-bintik kebiruan. Tuberkel makin
membesar dan menyatu mukosa diatasnya meregang.
Pada suatu saat karena sangat meregang maka akan
pecah dan timbul ulkus
2. STADIUM ULSERASI
Ulkus akan semakin membesar, ulkus ini dangkal,
dasarnya ditutupi oleh perkejuan serta sangat nyeri
3. Stadium Perikondritis
Ulkus semakin dalam mengenai kartilago laring, paling
sering terkena kartilago aritenoid dan epiglotis
terjadi kerusakan tulang rawan, terbentuk nanah yang
berbau, terbentuk squester.
Keadaan umum pasien sangat buruk dan dapat
meninggal dunia, bila pasien bertahan akan berlanjut
pada stadium fibrotuberkulosis
4. STADIUM
FIBROTUBERKEL
Terbentuk fibrotuberkulosis pada dinding posterior,
pita suara dan subglotis
Lesi ulseratif multipel yang tampak Setelah 6 bulan pengobatan dengan
pada kedua membran pita suara. anti tuberkulosis.
Permukaan mukosa laring tampak
kemerahan dan bengkak.
Diagnosis :
anamnesis
gejala dan pemeriksaan klinis
Laboratorium: pemeriksaan bakteriologik dan kultur
kuman
foto rontgen thoraks
laringoskopi direk dan indirek: plika vokalis berwarna
merah dan tampak edema di atas dan bawah glottis
Pemeriksaan patologi anatomi
Terapi :
Medikamentosa : Obat antituberkulosis
primer dan sekunder
Non- Medikamentosa : Istirahat suara, Hindari
gorengan dan makan pedas (iritan pemicu
nyeri), Konsumsi cairan banyak, berhenti
merokok dan mengkonsumsi alkohol
Komplikasi :
Stenosis glotis posterior
Stenosis subglotis
Paralisis plika vokalis
Persistent disfonia
Prognosis :
Tergantung pada keadaan sosial ekonomi pasien,
kebiasaan hidup sehat serta ketekunan berobat. Bila
diagnosis ditegakkan pada stadium dini, maka
prognosisnya baik.
LARINGITIS LUETIKA
Radang menahun ini jarang ditemukan. Dalam hubungan
penyakit di laring yang perlu dibicarakan ialah lues (sifilis)
pada stadium pembentukan guma.
Terapi :
Penisilin dengan dosis tinggi
Pengangkatan squester
Bila terdapat sumbatan laring karena stenosis,
dilakukan trakeostomi
PEM. FISIK
PEM. PENUNJANG
suara menebal BTA, serologi
Rasa gatal dan Permukaannya Laringoskopi direk
kasar di tidak rata dan dan indirek
tenggorokan hiperemis
Biopsi
Sakit Bila terdapat
tenggorokan daerah yang
Tenggorokan dicurigai Radiologi:
kering menyerupai tumor, Lateral X-ray
maka perlu
batuk kering dilakukan biopsi Foto Toraks
Sakit waktu Foto Servikal
menelan
TERAPI
Prinsip : Mengobati peradangan yg menyebabkan laringitis kronis
Nonfarmakologis :
Vocal rest (pasien tidak banyak bicara)
Hindari polutan / iritatif / substansi toksik, merokok (baik perokok
aktif / pasif), alergi
GERD hindari tidur terlentang setelah makan, gerakan yg
merangsang peningkatan tek inta abd.
Farmakologis :
GERD H2 receptor antagonist, PPI, prokinetik
Antibiotik penisilin dosis tinggi (untuk laringitis luetika)
Anti tuberkulosis primer dan sekunder (untuk laringitis tuberkulosis)
Pembedahan :
Trakeostomi
KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah
hilangnya suara (afonia) akibat rusaknya
struktur pita suara, obstruksi saluran napas dan
batuk kronis.
Penyebaran infeksi ke jaringan sekitarnya dan
laring stenosis, dapat terjadi apabila laringitis
terjadi berkepanjangan.
Batuk kronis
Jarang menyebabkan penyebaran sistemik.
PROGNOSIS
Prognosis dapat ditentukan berdasarkan keparahan
penyakit, diagnosa dini, dan tepatnya penatalaksanaan.
TERIMA KASIH