Anda di halaman 1dari 34

Pemeriksaan

Forensik Pada Kasus


Trauma Kimia
Pembimbing :
dr. Eriko Prawestiningtyas, Sp. F

Oleh Dokter Muda :

Lodvianes Subanraya Lewar 180070200111077


Sharon Thesalonica 180070200011116
Maria Evelyn Suganda 180070200011078
Rizha Vitania 180070200011134
Pendahuluan


Trauma bahan kimia atau chemical burn adalah luka bakar
pada organ luar maupun organ dalam tubuh yang
disebabkan oleh bahan – bahan kimia yang merupakan asam
kuat atau basa kuat dan zat produksi petroleum.


(Pavelites, 2018)
Kejadian Chemical Burn
Sengaja
Trauma kimia Kelalaian
Tidak sengaja
Kecelakaan
(Dahlan, 2010)

Dari 96 pasien yang mengalami trauma kimia, 56 pasien (58%) mengalami trauma kimia secara
kecelakaan, 28 pasien (29%) merupakan korban pembunuhan, dan 12 pasien (13%) merupakan
upaya bunuh diri (Akthar, 2015).
Definisi


Trauma berarti kekerasan atas jaringan hidup (tubuh) yang
dapat menimbulkan luka. Luka adalah terputusnya
kontinuitas jaringan tubuh. Bahan kimia korosif dapat
menyebabkan reaksi luka bakar yang terbatas pada kulit atau
pada seluruh tubuh maupun keduanya.


(Pavelites, 2018)
Klasifikasi Asam hidroklorida (HCl)
(Gonzales, 1954) Asam mineral Asam sulfat (H2SO4) Asam
nitrat (HNO3)
Asam
Zat korosif Asam organik
Asam asetat, Asam
oksalat, Asam karbolat.

Amoniak (NH4OH), Kalium hidroksida (KOH),


Anorganik Basa Natrium hidroksida (NaOH)

Fenol
Organik

Formaldehid
Asam Korosif
Asam bersifat korosif jika konsentrasinya pekat
(agak pekat  bersifat iritan, konsentrasi rendah  bersifat perangsang)

Gejala umum jika meminum asam pekat


luka bakar di mulut esophagus lambung, muntah berisi darah & bagian
membran mukosa, rasa nyeri & kembung, sudut mulut korosi, gigi berwarna
putih kapur, lidah korosi, suara serak karena edema laring, diare atau
konstipasi karena gangguan peristaltic usus, pupil dilatasi, disfagia, oliguria
dan disuria
Asam Korosif
Penyebab kematian akibat zat korosif

Segera  gagal napas (spasme & edema glottis), perforasi


lambung (peritonitis)

Lambat  lemas & malnutrisi (kelaparan karna sikatriks, stenosis


esophagus & pylorus), dispepsia kronis
Pembentukan koagulan Penguraian protein
dari jaringan yang menjadi kaku Nekrosis koagulatif dan kolagen
dan sel mempertahankan
strukturturnya
Kontak dengan
Membatasi penetrasi asam ASAM
Ekstraksi air dari jaringan
lebih dalam ke jaringan

Dehidrasi jaringan
Koagulasi protoplasma
menjadi asam albuminat
Luka kering, kasar, keras

Perubahan warna
Perubahan hitam atau
hemoglobin  asam hematin
patofisiologi cokelat
Basa Korosif
Basa bersifat korosif jika konsentrasinya pekat
(lebih encer  bersifat iritan)

Gambaran post mortem luka


• Tanda korosi tidak begitu jelas seperti yang disebabkan asam.
• Jika tertelan akan timbul tanda korosif pada saluran cerna dengan gejala
berupa nyeri pada mulut, esofagus dan epigastrium. Hipersalivasi,
muntah disertai bagian mukosa lambung dan darah. Suara sering serak
karena edema glotis.
Basa Korosif
• Sistem pencernaan menunjukkan bercak-bercak yang mengalami
inflamasi dan nekrosis.
• Bila terhirup akan terjadi peradangan berat saluran napas. Saluran
pernapasan berwarna kekuningan, purulen dan terjadi
laringitispseudomembran, trakeitis, bronkitis dan bronkopneumonia.
• Gejalanya adalah nyeri dada, batuk berat, spasme glotis dan tanda-tanda
infeksi paru-paru. Terdapat bentuk basa kuat dalam bentuk gas yang
mengakibatkan iritasi kornea dan konjungtiva jika kontak dengan mata.
• Perforasi jarang sekali terjadi.
• Traktus respiratorius bagian atas mungkin mengalami kongesti
Destruksi kolagen

Alkali + lemak Alkali + protein


Saponifikasi Nekrosis liquefaktif Denaturasi protein
(pembentukan sabun)

Kontak dengan
Jaringan menjadi lunak dan
penetrasi lanjut
BASA Perubahan
hemoglobin  alkalin
hematin
Luka tampak basah,
edematous, perabaan lunak
licin Luka berwana merah
kecokelatan

patofisiologi
Pemeriksaan
Dalam dan Luar
Penunjang
Pemeriksaan Luar Trauma Asam
Karakteristik luka:
• Tampak kering
• Berwarna cokelat kehitaman (kecuali yang
disebabkan asam nitrat kuning kehijauan)
• Perabaan keras dan kasar

Luka akibat
paparan asam nitrat

Luka akibat
paparan asam sulfat
Pemeriksaan Luar
Trauma Basa
Karakteristik luka:
• Tampak basah dan edematus Luka akibat paparan soda kaustik
• Berwarna merah kecokelatan
• Perabaan lunak dan licin
Pemeriksaan Dalam
Mukosa yang terpapar asam sulfat

Trauma Asam
• Mukosa teriritasi (dapat berwarna merah
terang, merah kecoklatan, atau cokelat
kehitaman ) bisa terdapat ulserasi.
• Tanda iritasi laring dan edema glotis
• Peradangan dengan gambaran
pseudomembran di trakea dan bronkus
yang mengakibatkan kerusakan epitel
superfisial dan nekrosis yang
dapat mencapai submukosa.
Pemeriksaan dalam pada kasus
menelan asam hidroklorida
Pemeriksaan Dalam
Trauma Basa
Membran mukosa
lembut, bengkak,
edema dan merah
dengan sedikit bintik
coklat.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan dengan kertas lakmus  menunjukkan perubahan


warna
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan patologi anatomi
• Pemeriksaan jaringan akibat luka asam kuat • Sedangkan akibat basa kuat (NaOH) akan terjadi

(H2SO4): penebalan lapisan epidermis dan penebalan dan nekrosis di semua jaringan sel di

adanya granul-granul pada vesikel kolagen lapisan epidermis dan dermis.

berbentuk gelombang dan hiperemis.


Laporan Kasus
Kasus
IDENTITAS Kronologi Kejadian

• Nama : - Ditemukan laki – laki berusia sekitar 60 tahun


• Umur : 60 tahun meninggal dunia di tengah persawahan. Korban
dikenal sebagai petani yang merupakan salah satu
• Jenis Kelamin : Laki – laki
penentang proyek pengerukan sungai illegal. Di
• Pekerjaan : Petani samping jenazah ditemukan cangkul dan botol
• Agama : - yang terbuat dari bahan plastic. Botol tersebut
• Warga Negara : Indonesia merupakan wadah pupuk tanaman yang tergolong
asam sedang. Jenazah korban ditemukan dengan
• Alamat : Demak
menunjukkan kesan bunuh diri dengan
• Keterangan : Meninggal karena trauma kimia mengonsumsi cairan pupuk tersebut. Kepolisian
asam kuat Demak mencurigai adanya pembunuhan.
• Tanggal / Jam Pemeriksaan : September 2015
Kasus
Keadaan Jenazah Waktu Kematian

• Laki - laki Lebam mayat : Tidak ada keterangan


• Umur 60 tahun Kaku mayat : Tidak ada keterangan
• Warna kulit : coklat (brown complection) Pembusukan : Tidak ada keterangan
Pemeriksaan Luar

Didapatkan tanda terbakar


yang berwana coklat
kemerahan atau hitam, kering,
dan keras pada kelopak mata,
lubang hidung, bibir, dan lidah,
leher, dan dada
Pemeriksaan Dalam
1. Mukosa teriritasi dengan gambaran
merah terang dan merah kecoklatan,
serta didapatkan ulserasi. Tanda
iritasi didapatkan pada lidah, laring,
edam pada glottis, dan esofagus.
2. Peradangan dengan gambaran
pseudomembran pada trakea dan
bronkus mengakibatkan kerusakan
epitel superfisial dan nekrosis yang
dapat terjadi hingga mengenai
lapisan submukosa.
3. Edema otak karena anoxia Manifestasi trauma asam Efek kekerasan trauma kimia
pada glottis, esofagus, dan pada otak (brain edema)
lidah
Pemeriksaan Tambahan
• Pemeriksaan dengan kertas lakmus menunjukkan perubahan warna menjadi
merah
• Hasil patologi anatomi dari jaringan yang mengalami trauma asam kuat
adalah penebalan lapisan epidermis dan tampak hiperemis
Analisa Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan hasil pemeriksaan, disimpulkan bahwa pasien memiliki tanda


dan gejala trauma kimia asam kuat. Hal ini tidak sesuai dengan cairan asam
sedang yang ditemukan di lokasi penemuan jenazah. Selain itu, cairan asam
kuat tidak bisa diletakkan pada botol berbahan plastik seperti yang ditemukan
di tempat kejadian. Cairan asam kuat hanya bisa diletakkan dalam wadah
berbahan gelas. Hal ini menunjukkan adanya oknum lain yang menyiapkan
cairan asam kuat untuk korban. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa kasus
tersebut adalah kasus pembunuhan.
Pembahasan
KASUS TEORI
Efek trauma kimia pada tubuh Efek trauma kimia pada tubuh
Ditemukan jenazah laki – laki berusia sekitar 60 Zat kimia korosif (asam kuat dan basa kuat) dapat mengiritasi tubuh
tahun meninggal dunia di tengah persawahan. secara lokal maupun sistemik hingga menimbulkan kematian. Apabila
  masuk ke system pencernaan dapat menyebabkan striktur esofagus
yang nantinya memerlukan rekonstruksi sebagai terapi, tetapi hal ini
tidak menjamin angka mortalitas dan morbiditas (Akhtar, 2015).

Trauma kimia bisa terjadi karena disengaja atau Trauma kimia bisa terjadi karena disengaja atau tidak
tidak Berdasarkan penelitian yang dilakukan olah Akhtar di India, dari 96
Korban dikenal sebagai petani yang merupakan pasien yang mengalami trauma kimia, 56 pasien (58%) mengalami
salah satu penentang proyek pengerukan sungai trauma kimia secara kecelakaan, 28 pasien (29%) merupakan korban
illegal. Di sebelah jenazah ditemukan wadah pembunuhan, dan 12 pasien (13%) merupakan upaya bunuh diri
pupuk tanaman yang tergolong asam sedang (Akthar, 2015).
seolah pasien melakukan bunuh diri. Kepolisian
Demak mencurigai adanya pembunuhan.

Penyebab trauma bahan kimia Penyebab trauma bahan kimia


Di sebelah jenazah ditemukan wadah pupuk Trauma bahan kimia atau chemical burn adalah luka bakar pada organ
tanaman yang tergolong asam sedang. luar maupun organ dalam tubuh yang disebabkan oleh bahan – bahan
kimia yang merupakan asam kuat atau basa kuat dan zat produksi
petroleum (Pavelites, 2018).
Berkatian dengan identitas dan keadaan jenazah

KASUS TEORI

Ditemukan jenazah laki – laki berusia sekitar 60 Proses Disaster Victim Identification (DVI) dapat membandingkan data
tahun meninggal dunia di tengah persawahan. ante-mortem dan post-mortem. Data tersebut dibedakan menjadi
Korban dikenal sebagai petani yang merupakan Primary Identifier yang terdiri dari Friction Ridge Analysis, Forensic
salah satu penentang proyek pengerukan sungai Odontology dan DNA Analysis sedangkan Secondary Identifier terdiri
illegal. dari Medical information/ Personal Data , Pathology, Antropology dan
  Aricles/ Evidence/ Clothing (Interpol, 2018).
Kesimpulan:
Wajah korban masih dapat dikenali oleh keluarga dan masyarakat sekitar sehingga identitas pasien jelas.
Pemeriksaan luar
KASUS TEORI
Pada jenazah, didapatkan Luka yang ditimbulkan akibat zat kimia korosif
tanda terbakar yang berwana Cara kerja zat kimia korosif asam :
coklat kemerahan atau hitam, - Mengekstraksi air dari jaringan, sehingga luka terlihat kering dengan perabaan keras
kering, dan keras pada kelopak dan kasar.
mata, lubang hidung, bibir, dan - Mengkoagulasi protein menjadi asam albuminat.
lidah, leher, dan dada - Mengubah hemoglobin menjadi asam hematin, sehingga berubah warna menjadi
coklat kehitaman. Kecuali yang disebabkan oleh asam nitrat berwarna kuning
kehijauan (Afanie, 2017).
 
Perbandingan luka akibat zat korosif asam dan basa pada pemeriksaan luar
Asam: tanda terbakar yang berwarna coklat kemerahan atau hitam (kecuali yang
disebabkan karena asam nitrat berwarna kuning kehijauan), kering dan keras sesuai
dengan bagian yang terkena
Basa: Luka terlihat basah dan edematous berwarna merah kecoklatan, perabaan lunak dan
licin (Idries, 2013).
Kesimpulan:
Temuan luka pada pemeriksaan luar jenazah sesuai dengan karakteristik luka akibat zat korosif asam, yaitu tampak
kering, berwarna cokelat kehitaman, keras serta kasar pada perabaan.
Pemeriksaan Dalam
KASUS TEORI
Pada jenazah didapatkan: Perbandingan luka zat korosif asam dan basa pada pemeriksaan dalam:
1. Mukosa teriritasi dengan gambaran merah 1. Asam
kecoklatan, serta didapatkan ulserasi. - Mukosa iritasi (merah terang/kecoklatan/cokelat kehitaman) bisa ulserasi.
2. Tanda iritasi didapatkan pada lidah, laring, - Tanda iritasi pada laring dan edema pada glotis.
edema pada glotis, dan esofagus. - Peradangan yang memberikan gambaran pseudomembran pada trakea
3. Peradangan dengan gambaran dan bronkus yang mengakibatkan kerusakan epitel superfisial dan
pseudomembran pada trakea dan bronkus nekrosis yang dapat terjadi sampai kelapisan submukosa.
mengakibatkan kerusakan epitel superfisial 2. Basa
dan nekrosis hingga lapisan submukosa. - Membran mukosa lembut, bengkak, edema dan merah dengan sedikit
4. Edema otak karena anoxia bintik coklat (Chadha, 2007).
Penyebab kematian akibat zat korosif dapat terjadi secara:
a. Segera  gagal napas (karena spasme edema glottis), perforasi lambung
yang menyebabkan peritonitis.
b. Lambat  Lemas dan malnutrisi (karena kelaparan akibat sikatriks dan
stenosis esofagus atau pylorus), dispepsia kronis (Chadha, 2007)

Kesimpulan:
Dugaan sebab kematian pasien akibat trauma zat korosif kimia yang terjadi secara singkat, dengan mekanisme kematian
kegagalan pernapasan. Hal ini karena didapatkan edema glottis di pemeriksaan dalam. Tanda kematian segera lainnya
seperti perforasi lambung yang mengakibatkan keluarnya isi lambung ke rongga peritoneum tidak disebutkan pada laporan.
Pemeriksaan Tambahan
KASUS TEORI
Pemeriksaan dengan kertas lakmus menunjukkan Pemeriksaan dengan menggunakan kertas lakmus yang akan
perubahan warna menjadi merah menunjukkan perubahan warna.
 
  
Hasil patologi anatomi dari jaringan yang Hasil pemeriksaan patologi anatomi
mengalami trauma asam kuat adalah penebalan Asam
lapisan epidermis dan tampak hiperemis. - Pada pemeriksaan jaringan akibat luka asam kuat, terjadi
penebalan pada lapisan epidermis dan adanya granul-granul pada
vesikel kolagen berbentuk gelombang dan hiperemis.
 
Basa
- Pada pemeriksaan jaringan akibat luka basa kuat akan terjadi
penebalan dan nekrosis di semua jaringan sel di lapisan epidermis
dan dermis (Chadha, 2007).

Kesimpulan:
1. Pada pemeriksaan menggunakan kertas lakmus menunjukkan warna merah karena zat korosif tersebut asam.
Berbeda halnya jika zat tersebut basa, kertas lakmus akan menjadi biru.
2. Hasil patologi anatomi yaitu adanya penebalan lapisan epidermis dan tampak hiperemis karena trauma yang terjadi
akibat asam kuat.
Kesimpulan
1. Trauma bahan kimia atau chemical burn adalah luka bakar pada organ luar maupun
organ dalam tubuh yang disebabkan oleh bahan – bahan kimia yang merupakan
asam kuat atau basa kuat dan zat produksi petroleum. Terjadi akibat bahan kimia
terpapar kulit atau organ tubuh. Dapat menimbulkan reaksi terbatas dan atau
seluruh tubuh
2. Pada pasien ditemukan tanda – tanda trauma kimia karena zat korosif asam yang
sesuai dengan mekanisme kerja zat kimia bersifat asam
3. Berdasarkan hasil pemeriksaan dalam pasien yaitu adanya temuan edema glotis,
dugaan sebab kematian pasien adalah akibat trauma zat korosif kimia yang terjadi
secara singkat, dengan mekanisme kematian kegagalan pernapasan
4. Pemeriksaan dengan menggunakan kertas lakmus yang akan menunjukkan
perubahan warna menjadi merah yang berarti zat korosif tersebut adalah asam.
Berdasarkan hasil pemeriksaan patologi anatomi tampak gambaran trauma bahan
kimia golongan asam
Teri
Kasih
ma

Anda mungkin juga menyukai