Anda di halaman 1dari 40

REFERAT:

TRAUMA KIMIA MATA


Supervisor penguji : dr. Arnila Novitasari Saubig, Sp.M
Residen pembimbing: dr. Gadis Sativa
Dibacakan oleh : Laksita Dinnyaputeri
22010118220052
Dibacakan tanggal : 11 April 2020
BAB 1: PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
• Penyebab kebutaan tersering di • Trauma kimia mata  trauma pada
Indonesia: mata yang disebabkan oleh bahan
kimia dengan pH asam maupun
1. Katarak basa.
2. Glaukoma • Penelitian Eldisha, et al di Padang
3. Kelainan refraksi tahun 2016, trauma kimia mata  4%
dari seluruh kasus trauma mata
4. Gangguan retina
5. Kelainan kornea • Penelitian Mishra, et al di India tahun
6. TRAUMA MATA 2019, trauma kimia mata  13,04%
dari seluruh kasus trauma mata
LATAR BELAKANG
TRAUMA KIMIA MATA

KEGAWATDARURATAN MATA
(Kompetensi 3B)

Membutuhkan penegakkan diagnosis dan


tatalaksana awal yang CEPAT dan TEPAT
BAB 2: ISI
DEFINISI
DEFINISI tRAUMA KIMIA MATA
Trauma Kimia Mata:
Trauma pada mata yang disebabkan
paparan bahan kimia yang memiliki pH
> 7,5 (basa) atau pH < 6,5 (asam).

Trauma Kimia Mata  KGD MATA


Keparahan dipengaruhi oleh:
• Jenis bahan kimia
• Durasi paparan
• Dalamnya penetrasi
BAB 2: ISI
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI TRAUMA KIMIA MATA

Eldisha, et al, 2019, Padang Mishra, et al, 2019, India


• Trauma Kimia Mata: 4% dari 76 • Trauma Kimia Mata: 13,04% dari
kasus trauma mata. 782 kasus trauma mata.
• Prevalensi tertinggi didapatkan • Prevalensi tertinggi didapatkan
pada: pada kelompok usia 31-40
• Kelompok usia 22-45 tahun (33,3%), diikuti dengan
• Laki-laki kelompok usia 21-30 (30,4%).
• Profesi kuli bangunan
EPIDEMIOLOGI TRAUMA KIMIA MATA
• Trauma Kimia Mata lebih dikenal
sebagai trauma yang terjadi akibat
kecelakaan kerja (laboratorium,
pertanian, industri)
• Namun di Amerika Serikat, trauma
kimia mata sering ditemukan di
lingkungan tempat tinggal, dengan
penderita paling sering berusia 1-2
tahun.
BAB 2: ISI
ETIOPATOFISIOLOGI
SUBSTANSI PENYEBAB TRAUMA
KIMIA MATA
Bahan Kimia Penggunaan Umum Bahan Kimia Penggunaan Umum
Basa/Alkali Asam
Ammonium hidroksida Pembersih Asam asetat Permanent hair wave neutralizer
Fertilizer Asam klorida Pembersih toilet
Cat rambut Pembersih lantai kamar mandi
Pembersih lantai Pembersih karat
Kalsium karbonat atau magnesium Kapur pertanian Pembersih kolam renang
karbonat Asam hidrofluorat Pengukir kaca
Kalsium hidroksida Semen, plaster, mortar Pembersih karat
Natrium hidroksida Lindi Asam fosfat Pembersih karat
Kalium hidroksida Pembersih oven/saluran air Pembersih toilet
Natrium hipoklorit (70%) Pembersih kolam renang Asam sulfat (30-70%) Pembersih toilet
Kalsium hipoklorit (70%) Air aki
Natrium hipoklorit (3-15%) Bleach
Natrium tripolifosfat Pembersih dishwasher otomatis
PATOFISIOLOGI: TRAUMA BASA
Substansi basa menimbulkan proses
SAPONIFIKASI (penyabunan) pada
membran lipid

Kerusakan epitel yang cepat

Penetrasi korosif ke dalam stroma

Selain itu terbentuk kolagenase yang


akan menambah kerusakan kolagen
kornea  perlunakan kornea.
PATOFISIOLOGI: TRAUMA BASA
Hidrasi kolagen • Proses yang terjadi: nekrosis
liquefactive
• Cairan basa menembus dengan cepat
ke kornea, bilik mata depan dan
Distorsi & pemendekan fibril sampai pada jaringan retina. Contoh:
• Soda dapat menembus ke COA dalam
waktu 7 detik.
• Amonia konsentrasi tinggi dapat
Perubahan trabecular meshwork merusak COA dalam waktu <1 menit.
• Lindi dapat merusak bagian dalam,
dalam waktu 3-5 menit  kebutaan
ireversibel.
Peningkatan TIO
PATOFISIOLOGI: TRAUMA ASAM
• Dipisahkan dalam dua mekanisme:
• Ion hydrogen merusak permukaan mata dengan mengubah pH
• Anion merusak dengan cara denaturasi protein, presipitasi, dan koagulasi
(coagulative necrosis)

• Saat asam mengenai mata, terjadi


pengendapan/penggumpalan protein
permukaan yang menyebabkan tampilan
ground glass dari stroma kornea 
menjadi barrier sehingga tidak destruktif
ke dalam seperti trauma basa
PATOFISIOLOGI: TRAUMA ASAM
• Trauma asam dengan konsentrasi tidak tinggi umumnya bersifat self-
limiting dan tidak terlalu mengganggu penglihatan.
• Asam dengan konsentrasi tinggi & asam hidroflorida  destruktif
• Asam Hidroflorida
• Ion fluoride dilepaskan ke dalam sel, dan memungkinkan terjadi
hambatan enzim glikolitik dan bergabung dengan kalsium &
magnesium membentuk insoluble complexes.
PERJALANAN PENYAKIT TRAUMA ASAM

MINGGU PERTAMA MINGGU 1-3 SESUDAH MINGGU 3


• Koagulasi protein epitel kornea
lokal  terkadang seluruh kornea • Umumnya sudah • Trauma asam yang
terlepas mulai sembuh tidak sangat berat
• Bila penetrasi dalam: edem akan sembuh
kornea, iritis, katarak • Trauma berat  sesudah 3 minggu.
• Trauma asam lemah  sembuh
dalam beberapa hari
terbentuk ulkus • Pada endotel dapat
• Asam kuat  stroma kornea akan
kornea terbentuk membrane
berwarna abu (infiltrasi sel radang
ke dalamnya) dalam waktu 24 jam • Vaskularisasi berat fibrosa yang
• Konjungtiva hiperemis & kemosis pada kornea merupakan bentuk
• TIO meningkat hari pertama  penyembuhan
menurun dalam beberapa hari kerusakan endotel
BAB 2: ISI
KLASIFIKAS
I
KLASIFIKASI TRAUMA KIMIA MATA
MENURUT HUGHES (MODIFIKASI THOFT)
DERAJAT 1:
Kerusakan terbatas di kornea, tidak ada iskemia limbus, kornea jernih. Prognosis jangka panjang baik.

DERAJAT 2: DERAJAT 3: DERAJAT 4:


Iskemi sebagian besar limbus (1200- Prognosis paling buruk. Iskemi limbus
Kekeruhan kornea ringan (COA >1800, terdapat destruksi epitel
masih jelas, iris masih tampak 1800), kekeruhan kornea berat konjungtiva. Kornea tampak
jelas), dan adanya iskemia limbus (COA/iris tidak jelas). Kehilangan sel opak/porcelain seutuhnya, dan sangat
yang fokal (<1200). Prognosis baik. yang ekstensif pada limbus  mudah meluruh/meleleh secara akut
prognosis buruk. setelah trauma.
BAB 2: ISI
PENEGAKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS
• Diagnosis trauma kimia pada mata lebih
sering didasarkan pada anamnesis.
Umumnya pasien datang dengan
keluhan: JANGAN LUPA GALI:
• Adanya riwayat terpajan cairan atau gas
kimia pada mata • Jenis bahan kimia (kalau bisa
• Nyeri dengan derajat yang bervariasi menunjukkan botol bahan kimianya)
• Mata merah dan bengkak • Waktu dan durasi dari pajanan
• Mata sering berkedip/berkedut
• Fotofobia • Gejala yang timbul segera setelah
• Penurunan penglihatan serta adanya halo di pajanan
sekitar cahaya
• Lakrimasi apabila terdapat keterlibatan
• Tatalaksana yang telah diberikan di
kornea tempat kejadian
PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan fisik awal  pemeriksaan pH permukaan mata di forniks
inferior menggunakan kertas lakmus/indikator universal
PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan fisik yang cermat  ditunda setelah irigasi yang cukup, pH mata
sudah netral. Secara umum yang penting dilihat adalah kejernihan dan intergritas
kornea, iskemia limbus, TIO. Hasil pemeriksaan fisik dapat dijumpai adalah sebagai
berikut.
• Kekeruhan kornea
• Perforasi kornea
• Tanda-tanda luka bakar derajat satu di kulit sekitar mata.
• Inflamasi konjungtiva.
• Peningkatan tekanan intraokular.
• Kerusakan/jaringan parut pada adneksa
• Iskemi perilimbus
• Penurunan tajam penglihatan
• Fluorescein test positif
GAMBARAN KLINIS TRAUMA KIMIA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan slit lamp
• Pemeriksaan bagian anterior mata dengan lup
atau slit lamp bertujuan untuk mengetahui
lokasi luka.

• Pemeriksaan oftalmoskop
• Pemeriksaan bagian posterior mata
menggunakan oftalmoskop bertujuan untuk
melihat kondisi retina. Pada kasus trauma
alkali berat, penetrasi bahan kimia dapat
mencapai segmen belakang mata.
PERBEDAAN TRAUMA ASAM DAN BASA
No Perbedaan Trauma Asam Trauma Basa
1 Kerusakan yang ditimbulkan Terbatas, batas tegas, tidak Berat karena penetratif sampai
progresif stroma
2 Kemampuan penetrasi pada Tidak sekuat trauma basa Penetrasi bisa terjadi lebih dalam
organ mata hingga mencapai retina

3 Mekanisme terjadinya Koagulasi pada permukaan protein - Saponifikasi dari membran


kerusakan pada mata fosfolipid
- Denaturasi mukoid
- Pembengkakan kolagen
- Disrupsi mukopolisakarida stroma

4 Derajat kerusakan Lebih ringan karena hanya di Lebih berat


bagian permukaan

5 Prognosis Lebih baik Lebih buruk


BAB 2: ISI
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS BANDING MATA MERAH + VISUS TURUN

• Erosi kornea
• Benda asing di kornea
• Keratitis
• Keratokonjungtivitis sicca
• Xerophthalmia
• Endophthalmitis
• Hifema
• Hipopion
• Iridosiklitis
• Glaukoma akut
Keratitis Jamur Keratokonjungtivitis
Keratokonjungtivitis
sicca
sicca

Xerophthalmia

Endophthalmitis
Erosi Kornea Keratitis
Acanthamoeba
Hipopion

Hifema

Glaukoma Akut
BAB 2: ISI
TATALAKSANA
PRINSIP TATALAKSANA TRAUMA KIMIA MATA

Anestesi topical + IRIGASI untuk Steroid topical 7 hari


mengembalikan pH permukaan
mata & membersihkan sisa bahan Antibiotik topical
kimia

Obati inflamasi dan cegah infeksi Vitamin C oral


Siklopegik (pada nyeri)
Obat-obatan tambahan (sesuai tanda Anti glaucoma (pada peningkatan
dan gejala) TIO)
Kolagenase inhibitor (sistein)  1
RUJUK minggu pasca trauma
IRIGASI
• Irigasi yang baik dapat menurunkan risiko kerusakan berat secara
signifikan.
• Irigasi menggunakan cairan air atau normal saline (Aquadest/NaCl
0.9%/RL)
• Biasanya, irigasi diperlukan dalam waktu 30-60 menit untuk mencapai
pH normal.
• Cek pH secara berkala setiap 15-30 menit.
• Pada kasus trauma basa berat, irigasi sebaiknya dilanjutkan sampai 2
jam meskipun pH permukaan bola mata sudah normal, karena sifatnya
yang penetratif. (Menetralkan pH COA)
IRIGASI DENGAN MORGAN LENS
• Alat yang paling praktis untuk
melakukan irigasi pada mata adalah
Morgan lens.
• Trauma dengan sisa debris yang perlu
dibersihkan dengan teliti (semen,
plaster dll)  irigasi manual
• Ruptur bulbi  irigasi manual
• Tidak ada morgan lens  irigasi manual
• Pertahankan kelopak mata dalam keadaan
retraksi untuk irigasi maksimal dan efektif.
TERAPI PEMBEDAHAN
• Tidak selalu dilakukan
1. Debridement jaringan epitel nekrotik
2. Conjunctival/Tenon’s transposition (Tenonplasty)
3. Amniotic membrane transplantation (AMT)
4. Limbal stem cell transplant
5. Cultivated oral mucosal epithelial transplantation (COMET)
6. Boston Keratoprosthesis
BAB 2: ISI
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI TRAUMA KIMIA MATA
BAB 3: SIMPULAN
SIMPULAN
• Trauma kimia mata merupakan trauma pada mata yang disebabkan bahan kimia yang memiliki pH
> 7,5 (trauma basa) atau pH < 6,5 (trauma asam).
• Trauma basa pada mata bermanifestasi lebih berat karena terjadi proses saponifikasi membran
fosfolipid yang menyebabkan penetrasi lebih dalam sampai stroma mata, sehingga kerusakan
yang terjadi cenderung lebih parah daripada trauma asam.
• Trauma asam pada mata lebih ringan, karena terjadi proses koagulasi protein di lapisan luar mata
tanpa adanya penetrasi.
• Asam hidroflorida merupakan pengecualian karena dapat bermanifestasi berat seperti trauma
basa, karena ion florida dapat menembus membran sel.
• Trauma kimia mata diklasifikasikan menjadi 4 derajat menurut Hughes, dengan modifikasi oleh
Thoft, sesuai dengan tingkat keparahan dan prognosisnya.
SIMPULAN
• Diagnosis trauma kimia pada mata lebih sering didasarkan pada anamnesis
dibandingkan atas dasar tanda dan gejala, yaitu riwayat paparan bahan kimia yang
bersifat asam maupun basa. Namun, sebelum melakukan tatalaksana perlu
dikonfirmasi dengan pemeriksaan pH di forniks inferior.
• Tatalaksana awal pada trauma kimia mata bersifat penghentian paparan untuk
mencegah kerusakan lebih lanjut. Prinsipnya adalah irigasi untuk menormalkan pH
dan peredaan inflamasi serta infeksi. Irigasi yang baik dapat menurunkan risiko
kerusakan berat secara signifikan. Terapi topikal yang diberikan adalah steroid dan
antibiotik, kemudian pasien diberikan vitamin C oral.
• Komplikasi dari trauma kimia mata adalah simblefaron, ulserasi kornea, dry eye,
hingga glaukoma.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai