TRAUMA KIMIA ASAM DAN BASA

KEPANITERAAN KLINIK
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
RSUP PERSAHABATAN
Periode 12 Maret 2018- 14 April 2018
 DEFINISI
Salah satu kedaruratan mata,
karena masuknya zat zat kimia ke
jaringan mata dan adneksa

Memerlukan penanganan cepat dan

segera, karena dapat
mengakibatkan kerusakan berat
pada jaringan mata dan kebutaan
 FAKTOR RESIKO
• Pajanan terhadap zat kimia
• Detergen
• Desinfektan
• Pelarut kimia
• Cairan pembersih rumah tangga
• Pestisida
• Cairan ACCU
 EPIDEMIOLOGI
• Chemical injuries to the eye represent between 11.5%-22.1% of ocular
traumas.[1]About two thirds of these injuries occur in young men.
• The vast majority occur in the workplace as a result of industrial accidents. A
minority of injuries occur in the home or secondary to assault.
• Alkali materials are found more commonly in building materials and cleaning
agents and occur more frequently than acid injuries
 ETIOLOGI Senyawa basa banyak
di gunakan di rumah
dan industri
ASAM BASA

Sulfur, acetat, HCl, chromic Terjadi lebih sering

Amonia pada cairan

Kerusakan lebih ringan pembersih rumah, Bersifat lipolitik,
sodium hidroksida, kapur sehingga penetrasi
Asam membentuk suatu terjadi lebih cepat
pengendapan/penggumpalan Kerusakan lebih berat
± 7 detik
protein pada jaringan, Menembus dengan
Sebagai barrier yang menghidrolisis protein
cenderung membatasi struktural dan
penetrasi dan kerusakan lebih melarutkan sel
lanjut Cepat merusak
dan menembus
kornea, BMD,
Kerusakan dipengaruhi oleh luas permukaan kontak, kedalaman hingga retina
penetrasi, durasi paparan, pH, jumlah, kecepatan
 PATOFISIOLOGI
Trauma
Damage Healing
kimia

- Kornea
 Nekrosis, erosi, ulcerasi, perforasi
- Konjungtiva
 Nekrosis
- Limbus
 Gangguan dan oklusi  Sel limbus kehilangan sel-sel barunya
- Penetrasi dalam
 Kerusakan dan presipitasi glikosaminoglikan serta opasifikasi stroma kornea
- COA
 Kerusakan iris dan lensa
- Kerusakan epitel siliar
 Merusak sekresi ascorbate  Gangguan produksi kolagen dan perbaikan kornea
 Trauma
Damage Healing
kimia

Penyembuhan pada epitel kornea

dan stroma:
• Penyembuhan epitel dengan cara
migrasi sel epitel yang berasal dari
limbal stem cell.
•Stroma kolagen yang rusak, di fagosit
oleh keratosit serta disintesis kolagen
yang baru
 ANAMNESA

Rasa Mata merah,

mengganjal bengkak,
pada mata iritasi
• Zat kimia penyebab
• Lama kontak
Sulit • Kronologis
Rasa sakit
membuka • Penanganan yang sudah dilakukan
pada mata
mata

Penglihatan
buram
 PEMERIKSAAN FISIK
• Dengan Lup dan senter
• Hiperemia konjungtiva
• Defek epitel kornea dan konjungtiva
• Iskemia limbus kornea
• Kekeruhan kornea dan lensa
• Tes lakmus/pH
 ROPER HALL CLASSIFICATION

Kornea jernih tanpa Kornea keruh Defek epitel kornea Kekeruhan kornea total
iskemia limbus dengan iris yang total dan kekeruhan iskemia ≥ ½ limbus
(Excellent Prognosis) masih terlihat jelas stroma yang (Very poor prognosis)
dan iskemik < 1/3 menutupi gambaran
limbus iris dan iskemia yang
(Good Prognosis) melibatkan 1/3 - ½
limbus
(Guarded Prognosis)
• Grade I
• Topical antibiotic ointment (erythromycin ointment or similar) four times a day
• Prednisolone acetate 1% four times a day
• Preservative free artificial tears as needed
• If there is pain, consider a short acting cycloplegic like cyclopentolate three times a day
• Grade II
• Topical antibiotic drop like fluoroquinolone four times daily
• Prednisolone acetate 1% hourly while awake for the first 7-10 days. Consider tapering the steroid if the epithelium
has not healed by day 10-14. If an epithelial defect persists after day 10, consider progestational steroids (1%
medroxyprogesterone four times daily)
• Long acting cycloplegic like atropine
• Oral Vitamin C, 2 grams four times a day
• Doxycycline, 100 mg twice a day (avoid in children)
• Sodium ascorbate drops (10%) hourly while awake
• Preservative free artificial tears as needed
• Debridement of necrotic epithelium and application of tissue adhesive as needed
• Grade III
• As for Grade II
• Consider amniotic membrane transplant/Prokera placement. This should ideally be performed in the first week of
injury. Experienced surgeons have emphasized placement of the amniotic membrane to cover the palpebral
conjunctiva by suturing to the lids in the operating room, not just covering the cornea and bulbar conjunctiva.
• Grade IV
• As for Grade II/III
• Early surgery is usually necessary. For significant necrosis, a Tenonplasty can help reestablish limbal vascularity. An
amniotic membrane transplant is often necessary due to the severity of the ocular surface damage.
 Yang perlu di perhatikan:
• Epitel kornea
• Perubahan iris
• Kondisi lensa
• TIO
 PRINSIP TATALAKSANA
Trauma kimia
merupakan trauma
pada mata yang harus
segera di tangani Dilakukan pada
area nekrosis
epitel kornea
Tanpa harus untuk reepitelisasi
menceritakan terlebih
dahulu

Irigasi sebanyak- Eversi kedua kelopak

Debridement
banyaknya mata
 Untuk meminimalkan
Untuk mencegah partikel
durasi kontak dengan
zat kimia dan
terperangkap pada
konjungtiva forniks
TATALAKSANA
menormalkan pH segera

Irigasi mata Nilai kertas Irigasi Pemberian

dengan air
Rujuk
lakmus/ hingga tidak antibiotik
mengalir/cairan
isotonik (normal pengecekan terjadi topical,
salin/RL) 15-30 pH pewarnaan
menit
siklopegik,
pada kertas dan
+ lakmus/ pH
penutupan
Eversi kedua 7,3-7,7
kelopak mata bola mata
• Grade 1 dan 2 diberikan topical steroid, sikloplegik dan antibiotik profilaksis selama
7 hari, untuk mengurangi inflamasi, regenerasi epitel dan mencegah ulkus kornea
• Mengurangi peradangan dan infiltrasi neutrofil
• Hanya diberikan 7-10 hari -> Efek samping: menurunkan sintesis kolagen, menginhibisi migrasi fibroblas
Streoid • Jika terdapat ulkus kornea -> Ganti dengan NSAID, karena efek terhadap keratosit

• Meningkatkan penyembuhan luka melalui sintesis kolagen matur

Asam askorbat
• Diberikan tiap 2 jam + sistemik 2 gram 4 kali sehari

• Inhibitor terhadap aktivitas neutrofil

• Menghambat respon inflamasi, dan menghambat kolagenase
Citric acid • Topikal sodium citrate 10%, diberikan tiap 2 jam selama 10 hari

• Menghambat kolagenase serta aktivitas neutrofil dan mengurangi ulserasi

• Doksisiklin 100 mg
Tetrasiklin
• Antibiotics- A topical antibiotic ointment like erythromycin ointment four times
daily can be used to provide ocular lubrication and prevent superinfection.
Stronger antibiotics (e.g. a topical fluoroquinolone) are employed for more severe
injuries (e.g. Grade II and above).

• Cycloplegic agents such as atropine or cyclopentolate can help with comfort.

Artificial tears- and other lubricating eye drops, preferably preservative free,
should be used generously for comfort.

• Steroid drops- In the first week following injury, topical steroids can help calm
inflammation and prevent further corneal breakdown.[14] In mild injuries, topical
prednisolone (Predforte) can be employed four times daily. In more severe
injuries, prednisolone can be used every hour. After about one week of intensive
steroid use, the steroids should be tapered because the balance of collagen
synthesis vs. collagen breakdown may tip unfavorably toward collagen breakdown
 SURGERY
1. Early 2. Late
- Menjahit bagian kapsul tenon- Memperbaiki konjungtiva bands
ke limbus -> revaskularisasi dan symblepharon
limbus - Transplantasi konjungtiva/
- Transplantasi limbus stem sel mukosa membran grafts
(autograft) atau (allograft) ->- Koreksi deformitas kelopak
memperbaiki epitel kornea mata
- Keratoprosthesis  dilakukan
pada kerusakan yang sangat
hebat karena pada grafting
konvensional terdapat hasil
yang buruk.
 EDUKASI
• Anjuran penggunaan kacamata/ google,
sarung tangan, masker pada saat kontak
dengan bahan kimia
 KOMPLIKASI
• Glaukoma sekunder
• Trauma basa menyebabkan kontraksi sklera dan
kerusakan anyaman trabecular, sehingga
menimbulkan peningkatan TIO
• Simblefaron
• Adhesi antara palpebra dan bola mata
• Pembentukan jaringan parut kornea
• Entropion
• Ptisis bulbi
• Glaucoma
• Glaucoma is quite common following ocular injury, ranging in frequency from 15%-55% in
patients with severe burns.[8] The mechanism of glaucoma is multifactorial and includes
contraction of the anterior structures of the globe secondary to chemical and inflammatory
damage, inflammatory debris in the trabecular meshwork, and damage to the trabecular
meshwork itself.[46] More severe burns (Roper-Hall Grade III or IV) have been found to have
significantly higher intraocular pressure at presentation and were more likely to require long
term glaucoma medication and undergo glaucoma surgery than grade I or II injuries.[8]
Glaucoma medications should be prescribed as necessary to maintain normal intraocular
pressure

• Dry eye
• Chemical injury can destroy conjunctival goblet cells, leading to a reduction or even absence
of mucus in the tear film, and compromising the proper dispersion of the precorneal tear
film. This mucus deficiency results in keratoconjunctivitis sicca (dry eye).[47] Even in well-
healed eyes, chronic dry eye can cause significant morbidity because of discomfort, visual
disturbance, and potential for damage of the ocular surface.

• Damage to the eyelids or palpebral conjunctiva

• Direct chemical damage to the conjunctiva can lead to scarring, forniceal shortening,
symblepharon formation and ciccatricial entropion or ectropion. These entities are
encountered weeks to months after injury and can be treated by suppressing inflammation
and with early amniotic membrane transplantation or oral mucosal graft