Anda di halaman 1dari 32

MEKANISME BICARA

Drg. Rizki Amalina M.Si


Departemen Biologi Oral
ORAL CAVITY
 Orbicularis oris
 Menutup mulut dan protusi bibir, mengubah bentuk bibir selama
bicara.
 Inervasi oleh N. Facial (VII)
 Salivation
 Lubrikasi rongga mulut, pergerakan lidah & bibir selama bicara
 intrinsic muscles of the tongue
 Berasal dari lidah & menyatu dengan jar ikat lidah. Berfungsi
mengubah bentuk & ukuran lidah saat bicara
 longitudinalis superior, longitudinalis inferior, transversus linguae, &
verticalis linguae muscles.
Muscles of the Head That Move the Tongue
and Assist in Mastication and Speech
(ekstrinsik)
Muscles That Move the Mandible and
Assist in Mastication and Speech
Muscles of the
Anterior Neck
That Assist in
Deglutition
and Speech
Hypoglossal (XII)
nerves

 motor cranial nerve.


 somatic motor axons yang
berasal dari nucleus dalam
medulla oblongata
(hypoglossal nucleus), keluar
medulla melalui permukaan
anterior & melewati canal
hipoglossal untuk mensuplai
otot lidah.
 Axons ini mengkonduksi impuls
saraf untuk bicara & menelan.
Broca’s speech area
 Bicara & memahami bahasa  kompleks, melibatkan beberapa
sensoris & motor areas di cortex.
 Pada 97% populasi, area bahasa ini berlokasi di hemisphere kiri.
Perencanaan & produksi bicara berlangsung di lobus frontal kiri.
 Dari Broca’s speech area, impuls saraf melewati regio premotor
yang mengontrol otot (pernafasan) larynx, pharynx, & mouth.
Impuls ini menghasilkan kontraksi otot yang spesifik & terkoordinir
regio tersebut  mengatur aliran udara yang akan melewati pita
suara kontraksi otot bicara & nafas  mampu bicara
 Ketika mengobrol biasa  dalam Broca’s and Wernicke’s areas
tidak ada peningkatan aliran darah namun jika berkaitan dengan
penyampaian ide kreatif/berpikir kritis  peningkatan aliran darah
auditory association area (area
22)
 mengenali suara sebagai musik, suara bicara/ suara bising
 Orang tuli  auditory area aktif lbh dulu, kemampuan mendengar lbh baik
 Musisi  ukuran cerebellum >>
Wernicke’s area
 (posterior language area; area 22, & possibly areas 39 &40), regio
sebelah kiri lobus temporal & parietal  interpretasi arti bicara. Area
ini aktif ketika menerjemahkan kata2 menjadi suatu pemahaman
(thoughts).
 Regio di sebelah kanan hemisphere yang berkaitan dengan area
Broca’s & Wernicke’s juga berkontribusi untuk komunikasi verbal
dengan cara menambahkan konten emosional pada kata2 yang
dikeluarkan
 Pada CVA di Broca’s area, orang yang mengalami stroke  dapat
bicara tapi tidak teratur
 Wernicke’s area menerima input dari korteks visual dalam lobus occipital 
yaitu pathway yang berfungsi dalam memahami bacaan &
mendeskripsikan obyek yang dilihat,
 Sama halnya dengan auditory cortex pada lobus temporal pathway
untuk memahami omongan yang didengar
 Interkoneksi antara area ini  berpengaruh pada aspek2 dalam bicara

 Selama memahami bahasa area sebelah kiri >> kanan.


 Wernicke ’ s area sebelah kanan lebih konsern pada melody, pitch, &
sound intensity.
The Nature of Sound Waves

 Gelombang suara  Berasal dari objek yang bervibrasi. suara yang


dihasilkan melewati area dengan tekanan tinggi-rendah berjalan
ke arah yang sama melalui media yang sama (misal udara).
frequency vibrasi suara  pitch. Semakin tinggi frekuensi vibrasi,
semakin tinggi pitch.
 Suara akan terdengar oleh telinga manusia apabila mempunyai
vibrasi dengan frekuensi 500 - 5000 hertz (Hz; 1 Hz 1 siklus/ detik).
 Secara keseluruhan, rentang audibel antara 20 to 20,000 Hz.
 Suara dari bicara 100 - 3000 Hz
 penyanyi sopran menyanyi pada kunci “C” tinggi dominan
frekuensi ± 1048 Hz.
 Semakin besar intensitas (ukuran / amplitudo) vibrasi semakin
keras suara
 Intensitas suara diukur pada unit dengan satuan decibels (dB).
Peningkatan 1 decibel  peningkatan intensitas suara 10xlipat
 Batas ambang pendengaran (mulai dapat mendengar suara dari
keadaan senyap)  0 dB pada 1000 Hz.
 Daun bergesek  decibel level 15; suara berbisik 30; suara
mengobrol normal 60; vacuum cleaner, 75; berteriak, 80; & suara
motor berderu/orang memalu, 90.
 Suara uncomfortable ±120 dB, & mulai sakit diatas 140 dB.
external nose
 Fungsi modifikasi getaran suara yang melewati kamar resonansi.
Resonansi  memperpanjang, amplifikasi / modifikasi suara
dengan vibrasi

Pharynx
 Berfungsi sebagai saluran udara  kamar resonansi suara
Larynx
 Kamar suara saluran pendek menghubungkan laryngopharynx dengan
trachea. Terletak di midline anterior leher & cervical vertebrae ke 4-6 (C4–
C6).
 Dinding larynx tersusun atas 9 kartilago. 3 kartilago tunggal (thyroid cartilage,
epiglottis, and cricoid cartilage), 3 kartilago berpasangan (arytenoid,
cuneiform, and corniculate cartilages).
 arytenoid cartilago  berpengaruh pada perubahan posisi & tekanan pada
vocal folds (true vocal cords for speech).
 Otot extrinsik larynx menghubungkan cartilago dengan struktur lain di
tenggorokan.
 Kamar larynx  ruangan antara pintu masuk larynx ke batas inferior border
kartilago cricoid.
 Bagian kamar larynx di atas vestibular folds (false vocal cords)  laryngeal
vestibule. Bagian kamar larynx di bawah vocal folds infraglottic cavity
epiglottis
 large, kartilago elastik berbentuk daun, dilapisi epithel.
 Bagian superior “daun“ unattached & bebas bergerak ke atas & bawah
seperti pintu
 Selama menelan, pharynx & larynx mengalami elevasi.
 Elevasi pharynx membuatnya melebar & dapat menerima makanan;
 elevasi larynx membuat epiglottis bergerak ke bawah & menutup glottis,
 Glottis tersusun atas sepasang lipatan membran mucous, vocal folds (true
vocal cords) pada larynx & ruangan diantaranya disebut rima glottidis.
 Penutupan larynx selama penelanan mengarahkan makanan & cairan ke
esophagus. Ketika ada debu/asap/ makanan /cairan melewati larynx 
refleks batuk.
 sepasang corniculate cartilages (berbentuk tanduk)  lokasi pada
apex arytenoid cartilage.
 sepasang cuneiform cartilages (bentuk club), elastik  anterior
corniculate cartilages  mendukung vocal folds & aspek lateral
epiglottis.
 lining larynx superior vocal folds  nonkeratinized stratified
squamous epithelium.
 lining larynx inferior vocal folds  pseudostratified ciliated columnar
epithelium tersusun atas ciliated columnar cells, goblet cells, &
basal cells
The Structures of Voice Production

 mucous membrane larynx membentuk 2 pasang lipatan


 A. Pada bagian superior vestibular folds (false vocal cords)
 B. inferior pair  vocal folds (true vocal cords).
 Ruangan antara vestibular folds  rima vestibuli.
 laryngeal ventricle  ekspansi lateral expansion bagian tengah laryngeal
cavity inferior ke vestibular folds & superior vocal folds.
 vestibular folds tidak mempunyai fungsi dalam memproduksi suara namun
ketika vestibular folds menyatu  mempertahankan nafas akibat tekanan
thorakal seperti misalnya pada orang yang membawa beban berat
Vocal Folds
 principal structures of voice production.
 Di dalam mucous membrane vocal folds (nonkeratinized stratified squamous
epithelium) terdapat pita (ligamen elastik) yang merentang antara kartilago
rigid pada larynx. Otot Intrinsic laryngeal terikat pada rigid cartilages & vocal
folds. Ketika otot berkontraksi  menggerakkan kartilago  menarik kencang
ligamen elastic  stretches the vocal folds keluar airways  rima glottidis
menyempit.
 Kontraksi & relaksasi otot  tekanan vocal fold bervariasi. Udara yang melewati
larynx membuat vibrasi folds  produksi suara (phonation) (mengatur
gelombang suara pada kolom udara dalam pharynx, hidung & mulut
 variasi pitch suara berkaitan dengan tekanan pada vocal folds. tekanan
udara>>  semakin keras suara yang diproduksi oleh vocal folds yang
bervibrasi.
 Ketika otot intrinsik larynx berkontraksi  mendorong arytenoid cartilages,
 kartilago bergerak ke samping. Kontraksi otot posterior cricoarytenoid
muscles  menggerakkan vocal folds apart (abduction) & membuka rima
glottidis (Figure 23.5a). Kontraksi otot lateral cricoarytenoid muscles 
menggerakkan vocal folds ke dalam/menutup (adduction)  menutup
rima glottidis (Figure 23.5b).
 Otot intrinsik lain dapat memanjang (memberi tekanan) atau memndek
(relaksasi) vocal folds.
 Pitch dikontrol oleh tekanan pada vocal folds. Apabila didorong oleh otot
 vibrasi >>  pitch lebih tinggi.
 androgens (male sex hormones) vocal folds lebih tebal vibrasi lebih
lambat.
 Asal suara dari vibrasi vocal folds, namun struktur lain juga penting untuk
mengubah suara menjadi bicara yang dapat diterjemahkan.
 pharynx, mouth, nasal cavity, and paranasal sinuses resonating
chambers yang menentukan kualitas suara
 We produce the vowel sounds dengan cara konstriksi & relaksasi otot
dinding.
 Otot wajah, lidah & bibir  mengucapkan kata
 Berbisik  menutup bagian posterior rima glottidis.
 Selama berbisik, vocal folds tidak vibrasi tidak ada pitch.
 Namun bisa dapat berbicara saat berbisik dengan cara mengubah
bentuk oral cavity  perubahan kualitas resonansi  imparts a
vowel-like pitch to the air as it rushes toward the lips.
Pontine Respiratory Group

 PRG  inhalasi & ekshalasi  modifikasi basic rhythm of breathing


generated by the VRG, as when exercising, speaking, or sleeping.
 Allah berfirman :
 ‫م‬ ْ ‫م أَ ْعمَالَ ُك‬ ْ ‫ح لَ ُك‬
ْ ِ‫صل‬ْ ‫س ِدي ًدا ُي‬ َ َّ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َم ُنوا اتَّ ُقوا‬
َ ‫َّللا و َُقولُوا َق ْو ًل‬
ً ‫ظي‬
‫ما‬ ِ ‫سولَ ُه َف َق ْد َفا َز َف ْو ًزا َع‬ َ َّ ِ‫طع‬
ُ ‫َّللا َو َر‬ ِ ‫م ۗ َومَن ُي‬ْ ‫م ُذنُوب َُك‬ ْ ‫َوي َْغ ِف ْر لَ ُك‬
 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu
sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan
yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-
amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu.
Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka
sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang
besar” [Al-Ahzab : 70-71]
 Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
ْ َ‫خ ْيرًا أَ ْو لِي‬
ُ ‫ص‬
 ‫مت‬ َ ‫ل‬ ِ ‫َاليَ ْو ِم ْاآل‬
ْ ‫خ ِر َفلي َُق‬ ْ ‫اَّلل و‬
ِ َّ ِ‫ن ب‬ َ ‫َن َك‬
ُ ‫ان ُي ْؤ ِم‬ ْ ‫م‬
 “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari
Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah
ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim,
no.47)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai