Pembimbing:
Disusun )leh:
FAKULTAS KED)KTERAN
2-16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Insidens ISK masih tinggi dan sebagai penyakit infeksi yang hanya
ditandai dengan badan demam, menempati urutan kedua penyakit infeksi
yang paling sering setelah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Di
Swedia insidens penyakit ini adalah 2,2% pada anak laki-laki dan 2,1%
pada anak perempuan usia 2 tahun. Angka rujukan ISK di Inggris
meningkat menjadi 2,8% pada anak laki-laki dan 8,2% anak perempuan
usia 7 tahun dan 3,6% pada anak laki-laki dan 11,3% anak perempuan usia
10 tahun. Pada masa preantibiotik, mortalitas ISK adalah 20%. Komplikasi
akut pada anak sehat saat ini jarang kecuali pada bayi yang dapat
berkembang menjadi infeksi sistemik. Komplikasi jangka panjang ISK
adalah keadaan yang berhubungan dengan parut ginjal yaitu hipertensi dan
gagal ginjal kronik. Pada penelitian di Swedia selama tahun 1950-1960
ditemukan anak dengan parut ginjal akibat pielonefritis berkembang
menjadi hipertensi sebanyak 23% dan penyakit ginjal terminal sebanyak
(5)
10%.
2
Karena tingginya angka kejadian ISK pada anak-anak dengan
gejala klinis yang tak terlalu jelas serta tingginya resiko komplikasi yang
lebih berat, maka dalam referat kali ini penulis akan membahas tentang
ISK.
B. Tujuan Penulisan
1. 1ntuk mengetahui definisi, etiologi, epidemiologi, klasifikasi dan
patogenesis ISK pada anak.
2. 1ntuk mengetahui gejala klinis ISK pada anak dan bagaimana untuk
mendiagnosisnya.
3. 1ntuk mengetahui komplikasi ISK pada anak.
2. 1ntuk mengetahui penatalaksanaan dan prognosis ISK pada anak.
BAB II
3
PEMBAHASAN
A. Definisi
Infeksi saluran air kemih adalah infeksi yang terjadi pada saluran
air kemih, mulai dari uretra, vesika urinaria, ureter, piala ginjal sampai
jaringan ginjal. Infeksi ini dapat berupa pielonefritis akut, pielonefritis
kronik, infeksi saluran air kemih berulang, bakteriuria bermakna,
(4)
bakteriuria asimtomatis.
B. Epidemiologi
Angka kejadian ISK bervariasi, tergantung umur dan jenis kelamin ISK dapat terjadi pada 3,5% anak p
1%. (7)
Pada anak-anak prasekolah usia, prevalensi anak perempuan dengan infeksi tanpa gejala yang akhirn
lebih banyak 30 kali dibandingkan pada anak laki-laki.(6)
Remaja putri lebih cenderung memiliki vaginitis (35%) dibandingkan ISK (17%). Selain itu, gadis
dengan sistitis sering memiliki vaginitis bersamaan.(6)
C. Etiologi
4
beberapa penderita. Infeksi berulang sering terjadi pada penderita yang
rentan, atau terjadi karena adanya kelainan anatomik atau fungsional
saluran kemih yang menyebabkan adanya stasis urin atau refluks, sehingga
diantaranya adalah:
D. Klasifikasi
ISK pada anak dapat dibedakan berdasarkan gejala klinis, lokasi
infeksi, dan kelainan saluran kemih.
5
4erdasarkan gejala, ISK dibedakan menjadi ISK asimtomatik dan
simtomatik. ISK asimtomatik ialah bakteriuria bermakna tanpa gejala. ISK
simtomatik yaitu terdapatnya bakteriuria bermakna disertai gejala dan
tanda klinik. ISK simtomatik dapat dibagi dalam dua bagian yaitu infeksi
yang menyerang parenkim ginjal, disebut pielonefritis dengan gejala
utama demam, dan infeksi yang terbatas pada saluran kemih bawah
(sistitis) dengan gejala utama berupa gangguan miksi seperti disuria,
polakisuria, kencing mengedan (urgency).(1)
4erdasarkan lokasi infeksi, ISK dibedakan menjadi ISK atas dan
ISK bawah. ISK atas (upper UTI) merupakan ISK bagian atas terutama
parenkim ginjal, la7imnya disebut sebagai pielonefritis, sedangkan ISK
bawah (lower UTI) adalah bila infeksi di vesika urinaria (sistitis) atau
uretra. 4atas antara atas dan bawah adalah hubungan vesikoureter. (1)
4erdasarkan kelainan saluran kemih, ISK dibedakan menjadi ISK
simpleks dan ISK kompleks. ISK simpleks (simple 15I, uncomplicated
15I) adalah infeksi pada saluran kemih yang normal tanpa kelainan
struktural maupun fungsional saluran kemih yang menyebabkan stasis
urin. ISK kompleks (complicated 15I) adalah ISK yang disertai dengan
kelainan anatomik dan atau fungsional saluran kemih yang menyebabkan
stasis ataupun aliran balik (refluks) urin. Kelainan saluran kemih dapat
berupa batu saluran kemih, obstruksi, anomali saluran kemih, kista ginjal,
bulibuli neurogenik, benda asing, dan sebagainya. (1)
ISK non spesifik adalah ISK yang gejala klinisnya tidak jelas. Ada
sebagian kecil (10-20%) kasus yang sulit digolongkan ke dalam
pielonefritis atau sistitis, baik berdasarkan gejala klinik maupun
pemeriksaan penunjang yang tersedia.(1)
E. Patogenesis
6
Patogenesis infeksi saluran kemih sangat kompleks, karena
tergantung dari banyak faktor seperti faktor pejamu (host) dan faktor
organismenya. 4akteri dalam urin dapat berasal dari ginjal, pielum, ureter,
vesika urinaria atau dari uretra. 4eberapa faktor predisposisi ISK adalah
obstruksi urin, kelainan struktur, urolitiasis, benda asing, refluks atau
konstipasi yang lama. Pada bayi dan anak-anak biasanya bakteri berasal
dari tinjanya sendiri yang menjalar secara asending. 4akteri uropatogenik
yang melekat pada sel uroepitelial, dapat mempengaruhi kontraktilitas otot
polos dinding ureter, dan menyebabkan gangguan peristaltik ureter.
8elekatnya bakteri ke sel uroepitelial, dapat meningkatkan virulensi
bakteri tersebut.(2)
7
Gambar 1. Patogenesis dari ISK asending .(2)
F. Manifestasi klinis
8
kemih berbau/berubah warna, kadang-kadang
disertai nyeri perut/pinggang.
G. Diagnosis
9
terpenting. <leh sebab itu kualitas pemeriksaan urin memegang peran utama
untuk menegakkan diagnosis.(1)
*merican *cademy of Pediatrics (AAP) membuat rekomendasi bahwa
H. Pemeriksaan
laboratorium Pemeriksaan
Urin
Pemeriksaan urinalisis meliputi leukosituria, nitrit, leukosit esterase,
protein, dan darah. Leukosituria merupakan petunjuk kemungkinan adanya
bakteriuria, tetapi tidak dipakai sebagai patokan ada tidaknya ISK.
Pemeriksaan dengan stik urin dapat mendeteksi adanya leukosit esterase,
10
NGAL adalah suatu iron+carrier+protein yang terdapat di dalam granul
11
neutrofil dan merupakan komponen imunitas innate yang memberikan respon
terhadap infeksi bakteri. Peningkatan uNGAL dan rasio uNGAL/>r A 30
ng/mg merupakan tanda ISK.(1)
Biakan Urin
Diagnosis ISK ditegakkan dengan biakan urin yang sampelnya
diambil dengan urin porsi tengah dan ditemukan pertumbuhan bakteria
A100.000 koloni/ ml urin dari satu jenis bakteri, atau bila ditemukan A10.000
koloni tetapi disertai dengan gejala klinis yang jelas dianggap ada ISK. (2)
Pada anak-anak yang terlatih menggunakan toilet, biakan urine yang
diperoleh dari aliran urin pancar tengah (mid stream urine) diperoleh
sesudah membersihkan meatus uretra dengan larutan
povidon+iodium dan
12
a. Air kemih tampung porsi tengah : biakan kuman positif dengan
jumlah kuman B105/ml, 3 kali berturut-turut.
b. Air kemih tampung dengan pungsi vesika urinaria suprapubik :
(2)
5abel. Interpretasi @asil 4iakan 1rin
13
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah dapat dilakukan untuk membantu menegakkan
diagnosis dan membedakan ISK atas dan bawah. Indikator non-spesifk ISK
atas pada pemeriksaan darah yaitu leukositosis, peningkatan nilai absolut
neutrofil, peningkatan laju endap darah (LDD), C+reactive protein (>RP)
yang positif. Kadar prokalsitonin dan sitokin yang tinggi dapat digunakan
sebagai prediktor yang valid untuk pielonefritis akut pada anak dengan ISK
febris (febrile urinary tract infection) dan skar ginjal. (1)
I. Tatalaksana
5ata laksana infeksi saluran kemih pada anak terdiri atas:
Dradikasi infeksi akut, deteksi dan tata laksana kelainan anatomi dan
fungsional pada ginjal dan saluran kemih, dan mencegah infeksi berulang.
(1)
14
● Jika antibiotik per oral tidak dapat digunakan, terapi dengan antibiotik
parenteral, seperti sefotaksim atau seftriakson selama 2-4 hari dilanjutkan
dengan antibiotik per oral hingga total lama pemberian 10 hari.
15
*enis antibiotik Dosis per hari
Seftriakson 75 mg/kgbb/hari
Sefotaksim 150 mg/kgbb/hari dibagi setiap 6 jam
Seftazidim 150 mg/kgbb/hari dibagi setiap 6 jam
Sefazolin 50 mg/kgbb/hari dibagi setiap 8 jam
Gentamisin 7,5 mg/kgbb/hari dibagi setiap 6 jam
Amikasin 15 mg/kgbb/hari dibagi setiap 12 jam
Tobramisin 5 mg/kgbb/hari dibagi setiap 8 jam
Tikarsilin 300 mg/kgbb/hari dibagi setiap 6 jam
Ampisilin 100 mg/kgbb/hari dibagi setiap 6 jam
Pilihan antimikroba parenteral pada infeksi saluran kemih.(1)
Pengobatan pielonefritis
Pemberian antibiotik pada pielonefritis akut diberikan selama 7-10
hari atau 10-14 hari. Pemberian antibiotik parenteral selama 7 - 14 hari
sangat efektif dalam mengatasi infeksi pada pielonefritis akut. Perbaikan
klinis sudah terlihat dalam 24-48 jam pemberian antibiotik parenteral,
sehingga setelah perbaikan klinis, antibiotik dilanjutkan dengan pemberian
antibiotik per oral sampai selama 7-14 hari pengobatan
Pemberian profilaksis antibiotik diberikan setelah pengobatan fase
akut sambil menunggu hasil pemeriksaan pencitraan. Bila ternyata kasus
16
yang dihadapi termasuk ke dalam ISK kompleks (adanya refluks atau
obstruksi) maka pengobatan profilaksis dapat dilanjutkan lebih lama. (1)
Bakteriuria asimtomatik
Pada beberapa kasus ditemukan pertumbuhan kuman A 105 cfu/mL
dalam urin tanpa gejala klinik, telah disepakati bahwa bakteriuria
asimtomatik tidak memerlukan terapi antibiotik. (1)
Pengobatan suportif
Pada ISK pengobatan suportif dan simtomatik juga perlu
diperhatikan, misalnya pengobatan terhadap demam dan muntah. Terapi
cairan harus adekuat untuk menjamin diuresis yang lancar. Untuk
mengatasi disuria dapat diberikan fenazopiridin @>l (Pyridium) dengan
dosis 7 — 10 mg/kgbb/hari. (1)
17
anak perempuan, antara lain infestasi parasit seperti cacing benang,
pemakaian bubble bath, pakaian dalam terlalu sempit, pemakaian
deodorant yang bersifat iritatif terhadap mukosa perineum dan vulva,
Pemberian profilaksis
Antibiotik profilaksis bertujuan untuk mencegah infeksi berulang
dan mencegah terjadinya parut ginjal. Berbagai penelitian telah
membuktikan efektivitas antibiotik profilaksis menurunkan risiko
terjadinya ISK berulang pada anak, dan kurang dari 50% yang mengalami
infeksi berulang selama pengamatan 5 tahun.
18
J. Komplikasi
BAB III
KESIMPULAN
ISK merupakan salah satu penyakit infeksi terbanyak kedua pada anak
setelah infeksi pernapasan. Ditahun pertama kehidupan, penyakit ini banyak diderita oleh anak laki-laki dibandin
Dtiologi dari penyakit ISK ini utamanya adalah bakteri Eschericia
coli, namun tidak menutup kemungkinan bakteri patogen lainnya (yang bukan
merupakan bagian dari flora normal tubuh) bisa menjadi penyebab dari ISK pada anak. Proses patogenesis dari
Gejala awal dari ISK pada anak sangatlah tidak khas, biasanya anak akan mengalami demam hilang timbul yang
kultur urin. Pada beberapa kasus yang meragukan, diagnostik imaging bisa
19
dilakukan untuk membantu diagnosis walaupun sampai sekarang pemeriksaan ini masih kontroversial.
Pengobatan untuk ISK utamanya adalah dengan antibiotik. Deteksi dini
dan pengobatan segera akan sangat dibutuhkan agar komplikasi jangka panjang bisa dihindari. Tapi tentu sa
menjaga higien dan sebaiknya pasien yang pernah menderita ISK benar-benar
diperhatikan agar tidak terjadi ISK berulang.
DAFTAR PUSTAKA
20