BAB 1
PENDAHULUAN
dan yang kedua adalah stabilisasi orientasi dan posisi segmen yang
dan posisi center of gravity, yang disebut model internal tubuh atau
baik (Alrwaily et al., 2019). Tiga sistem ini akan melakukan integrasi
2011).
korteks. Input – input pada neuron motorik akan mengatur tiga fungsi
kerja berbagai otot agar gerakan yang timbul mulus dan tepat. Pola
rencana dan kondisi terkini yang diperoleh dari umpan balik. Aktivitas
al., 2015).
reaksi yang dibentuk oleh tempat kita berpijak, serta akselerasi dan
inersia dari bagian tubuh, serta kontraksi otot (Massion et al., 1992).
jalur antara korteks serebri, basal ganglia, batang otak, dan spinal
cord yang keluar dari traktus piramidalis. Traktus ini berfungsi untuk
gyrus pada lobus frontalis, yaitu pada primary motor cortex area
langsung antara primary motor area dan anterior horn dari neuron
2012).
2.1.5 Serebelum
Serebelum adalah organ pusat untuk kontrol motorik halus
2.2.1 Visual
2.2.2 Vestibular
2003).
sakulus dan utrikulus. Makula dan silia di dalam sakulus dan utrikulus
lurus. Dalam hal ini, makula merespon kepada akselerasi linear atau
nucleus otot ocular, dan serebelum, neuron motorik dari otot skelet,
sebagian bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam
dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang
ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain serta otot diproses di
2007)
Peran somatosensorik terhadap keseimbangan adalah
pada sendi seperti korpus Pacini, Ruffini, dan reseptor golgi tendon
tarikan ini diproses di otot dan diolah di korda spinalis dan kolumna
yang rata, maka ayunan COG menjadi sangat kecil terhadap limits of
diaktivasi oleh sistem visual dan vestibular ketika mata terbuka dan
2005).
Sistem motorik dari otak dan spinal cord terdiri dari 4 struktur
yang saling berkaitan dan berhubungan, antara lain: (1) sirkuit motor
otak dan primary motor cortex, (3) basal ganglia dan cerebellum yang
frontal dan parietal yang disebut dengan area higher order motor atau
dan (3) primary afferent fibers. Level yang lebih tinggi selanjutnya
berasal dari brain stem dan korteks serebri. Selain itu, jalur kortikal
dari higher order cortical areas dari lobus frontalis dan cerebellum
akurat selama berjalan. Selain itu, terdapat area lobus frontalis yang
satu dari banyak pola yang konsisten untuk aktivitas motorik tersebut
one: banyak pola pada level lebih tinggi sesuai dengan satu pola
al., 1999).
global dan suatu aktivitas motorik yang optimal adalah gerakan yang
1999).
model ini penting pada berbagai proses kontrol motorik (Jordan et al.,
1999).
Tugas dasar dari sistem kontrol adalah menjaga hubungan
1999).
1999).
Peran dari forward model juga sebagai fast internal loop yang
tracking dan saccadic pada bola mata. Contoh lain adalah sistem
1999).
loop. Forward model juga dapat digunakan pada kontrol open – loop
kondisi baru secara gradual yang akan hilang jika ada kondisi baru
2.4.7 Modularitas
ulang menjadi dua posisi tangan yang berbeda sesuai dengan lokasi
inverse model dan tiap model memiliki forward model. Kedua model
gravity tetap berada pada base of support pada kondisi statis. Fungsi
anti gravitasi ini utamanya diatur oleh tonus postural yang secara
2004).
gerakan umum dan refleks primitif dikontrol pada level spinal dan
tertentu yang spesifik dan secara normal ada sampai bayi usia 4-6
minggu. Pada tahap ini bayi tidak bisa mempertahankan posisi netral
dan kontak mata. Kontak mata bisa dipertahankan jika posisi postural
secara aktif pada posisi prone dan tungkai pada posisi supine. Saat
bagian bawah selama gerakan dan postur tubuh yang aktif melawan
terutama lapisan dalam (Kolar et al., 2013). Sinergi otot postural yang
usia 4,5 bulan. Posisi dan bentuk spine, dada, dan pelvis
posisi prone dan fungsi stepping forward dan supporting terjadi pada
mata dan lidah secara otomatis bergerak ke arah reaching arm (Kolar
et al., 2013).
Gambar 3.2 Pola Maturasi Motorik pada Bayi (Kolar et al., 2013).
Korteks juga penting dalam proses motor planing (Kolar et al., 2013).
3.4 Pengaturan Postur
al., 2004).
misalnya kepala dan trunk akan menjadi nilai referensi bagi tubuh
refleks postural atau reaksi. Reaksi berasal dari input visual dan
leher, serta otot masetter pada dagu. Vektor dari otot – otot ini
mengatur tonus tungkai dan trunk sesuai dengan berat bada. Reaksi
gangguan internal dan reflex ini didasarkan pada reaksi yang dipilih
Reflek placing terdiri dari tactile placing reaction (fleksi tungkai diikuti
atau Pergerakan
bidang frontal dan sagittal, misalnya pada saat seluruh tubuh miring
pada satu sisi, input otolith dari sisi tersebut akan meningkatkan
tonus postural pada sisi yang sama. Pada neck and labyrinthine
ekstremitas sisi kanan dan fleksi ekstremitas sisi kiri, namun ketika
2004).
kontrol yaitu tingkat representasi atau skema postur tubuh dan tingkat
mana dalam kondisi berdiri diam, terbentuk rantai kinematik dari input
Ia dari otot dari masing – masing sendi terhadap bagian tubuh yang
2004).
2004).
terletak pada kepala dan segmen tubuh lain (Massion et al., 2004).
kalkulasi dari posisi trunk, pelvis, tungkai, dan kaki terhadap posisi
kepala pada ruang eksternal. Metode ini muncul pertama kali saat
al., 2004).
akselerasi linear pada axis horizontal dan vertikal namun akan terjadi
(pitch, roll, dan yaw) dikontrol oleh tiga saluran semisirkular (Peterka
et al., 2001).
Gambar 3.4 Gambaran skematik dari kepala sebagai sebuah
kubus dan pencocokan koordinat 3 dimensi dari
vestibular dan vertikal. Terdapat 3 bidang kerja
sistem vestibular yaitu frontal roll, horizontal yaw,
dan sagittal pitch pada axis x, y, dan z. Pada gambar
kiri, koordinat visual cocok dengan koordinat
vestibular, pada gambar tengah, ilusi kemiringan
ruangan 180o pada pada bidang pitch (pandangan
atas ke bawah), pada gambar kanan, ilusi
kemiringan ruangan 90 derajat pada bidang roll
(Peterka et al., 2001).
vertikal dan postural. Stabilitas dari orientasi yang berasal dari input
trunk tidak tetap, pengaruh posisi kepala terhadap postur tubuh dan
secara ritmis, akan muncul sway tubuh dengan frekuensi yang sama
Informasi vektor gaya ini dimonitor oleh organ tendon golgi dengan
mengukur jumlah motor unit yang aktif pada satu waktu pada otot –
2001).
dari kontrol neural dari orientasi tubuh terhadap posisi vertikal dan
sesuai dengan nilai referensi yang ditentukan oleh sensor lain. Nilai
kategori input sensoris untuk melihat efek pada postur dan input
jika input lain tidak berubah. Selain itu, orientasi tubuh akan miring
maka kontrol postural akan dijaga walaupun hanya ada input visual
3.6.2 Seleksi
yang lain, maka akan dipilih satu input akan menjadi dominan. Input
visual dari retina merupakan input yang dominan dan input yang
keliru akan diabaikan. Saat mata terbuka, jika input visual dan
segmen tubuh atas dan bawah pada arah berlawanan dan tingkat
pola otot atau sinergi. Strategi ankle dan strategi hip merupakan dua
cara yang berbeda dalam mencapai tujuan yang sama yaitu menjaga
untuk meregulasi posisi pusat inertia tubuh yaitu kaki dan kemudian
pada otot hip dan otot distal seperti gastrocnemius yang diaktifkan
otot yang paling sensitif terhadap input perifer dan mengatur vektor
dari respon awal dan respon lambat. Respon awal dipicu oleh input
callosum antara korteks yang mengontrol sisi yang bergerak dan sisi
di mana terjadi gaya aksi dan reaksi. Tubuh adalah rantai multi –
dinamik dengan segmen lain pada rantai dan pergerakan ini merubah
2004).
kritis dari masing – masing otot (ambang refleks myotatic) yang diatur
masing – masing otot dengan nilai yang sesuai. Konsep ini dapat
terlihat saat forward dan backward trunk bending yang diikuti dengan
internal dari segmen tubuh secara kinematik dan dinamik dan ketika
melakukan gerakan volunter, interaksi dinamik antar segmen tubuh
2004).
dari refleks righting, sifat otot dan jaringan ikat yang elastik dan
adalah kontrol dari head, arm, and trunk (HAT) terhadap hip karena
oleh otot hip tanpa ada campur tangan otot ankle. Kontrol jenis ini
lebih efisien karena hip memiliki beban inertia yang lebih kecil untuk
dikontrol secara primer oleh otot ankle dan thigh dan teraktivasi
et al., 1997).
et al., 1997).
et al., 1997).
et al., 2016).
Gambar 3.5 Mekanisme kerangka referensi dalam kontrol
postural (diFabio et al., 1997).
al., 1997).
Kontak fisik antara kaki dan lantai, serta sentuhan ujung jari dapat
kepala, namun dalam kondisi tidak ada input visual, mekanisme feed
pada kepala dan posisi kepala pada ruang tiga dimensi. Pandangan
dari otot sekitar mata yang membantu lokalisasi target visual pada
sinergi fungsional antara otot mata, anggota gerak, dan trunk yang
1999).
Avanzino, L., Gueugneau, N., Bisio, A., Ruggeri, P., Papaxanthis, C.,
& Bove, M. (2015). Motor cortical plasticity induced by motor
learning through mental practice. Frontiers in Behavioral
Neuroscience, 9(APR), 1–10.
Chiba, R., Takakusaki, K., Ota, J., Yozu, A., & Haga, N. (2016).
Human upright posture control models based on multisensory
inputs; in fast and slow dynamics. Neuroscience Research, 104,
96–104.
Mazibrada, G., Tariq, S., Pérennou, D., Gresty, M., Greenwood, R., &
Bronstein,
A. M. (2008). The peripheral nervous system and the perception of
verticality.
Gait and Posture, 27(2), 202–208.