Anda di halaman 1dari 11

RESUME SKILL

Blok Perilaku Psikiatri dan Kesehatan


Skill Psikiatri

Nama : Syahdan Millenia Danurwendra


NIM : 201810330311051
Kelompok Skill : 11

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
Kemampuan untuk mengembangkan hubungan dokter dan pasien yang efektif memerlukan
pemahaman yang benar mengenai kompleksitas perilaku manusia dan pendidikan yang terus-menerus
mengenai teknik berbicara dan mendengarkan orang lain. Untuk mendiagnosis, menangani, dan
mengobati penyakit yang diderita seseorang, dokter harus belajar mendengarkan.
ANAMNESIS
merupakan pemeriksaan yang terpenting dalam mendiagnosis gangguan jiwa. Ada dua jenis
anamnesis yaitu :
Alloanamnesis, merupakan anamnesis yang dilakukan kepada keluarga, saudara atau teman dekat
penderita dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang :
Gejala gangguan jiwa saat ini
Riwayat gangguan jiwa sebelumnya
Riwayat perkembangan
Riwayat penyakit dalam keluarga (nuclear dan extended)
Silsilah keluarga
Riwayat pribadi penderita
Autoanamnesis, menggali informasi, tanda dan gejala langsung kepada penderita
Menggali gejala yang ada, karena penderita psikotik memiliki insight yang buruk
Menggali stressor yang dialami bagi penderita non psikotik
Menggali riwayat kehidupan, pekerjaan dan informasi lainnya bagi penderita non psikotik.

1. Identifikasi
a. Nama
b. Jenis kelamin
c. Umur/ tgl lahir
d. Alamat
e. Pendidikan
f. Pekerjaan
g. Suku bangsa
h. Agama

2. Keluhan Utama:
a. Bisa dikeluhkan oleh penderita sendiri (umumnya kasus Neurotik/ non-psikotik):
Penderita menyadari bahwa dia bermasalah (insight/ awarenessnya bagus) dan berinisiatif mencari
pertolongan
b. Bisa dikeluhkan oleh keluarganya (umumnya kasus psikotik dan skizofrenia), Penderita tak
menyadari bahwa ia sakit dan butuh pertolongan. Yang merasakan ada masalah adalah orang2
disekitarnya/ keluarganya.
3. Gangguan sekarang:
a. Bagaimana deskripsi gangguannya: bingung, gelisah, cemas, pemarah, pencuriga,
menyendiri,sering murung.
b. Sejak kapan, akut atau kronis
c. Bagaimana sifat gangguan, adakah fluktuasi gejala, kesadaran berkabut?
d. Bagaimana insight/ awarenessnya terhadap thd gangguan
e. Pernah berobat kemana, medikasi apa yang pernah diberikan
f. Seberapa berat dampak pd diri/ lingkungan
g. Adakah hubungannya.dg kondisi.fisik (kasus GMO) atau / kejadian psikologis sebelumnya

4. Riwayat gangguan masa lalu:


a. Apakah pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya
b. Adakah sakit mental lain sebelumnya
c. Adakah sakit fisik, kronisitas, adakah factor keturunan
d. Pernah berobat kemana, dan medikasi apa yang pernah diberikan

5. Riwayat Pribadi:
a. Bagaimana perkembangan fisik mental & gangguan yang dialami (sejak dalam kandungan)
b. Bagaimana hubungan sosialnya dengan orang lain
c. Sifat2 dasar penderita dan reaksi emosional khas penderita saat menghadapi stress emosional.
d. Apa bidang minat, kemampuan, ketrampilan yang dipunyai serta prestasi apa yang pernah dicapai
e. Pernah mendapatkan pengalaman2 penting apa dalam hidupnya
f. Bagaimana kepercayaan & tingkat fanatisme prnderita

6. Riwayat Keluarga:
a. Orang tua: identitas lengkap, bagaimana sifat dasarnya, adakah kelainan mental/ fisik yg diderita
orang tua tsb
b. Saudara: Sama dengan di atas, juga ditulis bagaimana susunan dlm keluarga
c. Adakah penyakit atau gangguan herediter dalam keluarga
d. Bila ada yg mengalami gangguan jiwa sebutkan jenis apa serta bagaimana riwayat pengobatannya

Model Hubungan Dokter-Pasien


Hubungan dokter dan pasien mempunyai sejumlah model potensial. Dokter harus menyadari
mengenai model mana yang berlaku pada seorang pasien dan mampu untuk mengubah model,
tergantung pada kebutuhan tertentu dari pasien tertentu dan kebutuhan pengobatan dari situasi klinis
tertentu.
Model aktif-pasif (active-pasive models)
Di mana pasien sepenuhnya pasif dan tanggung jawab diambil alih oleh dokter. Model ini
sesuai jika pasien tidak sadar, terimobilisasi, atau delirium.
Model guru dan siswa (teacher-student model)
Di mana dominasi dokter ditekankan, sedang peran pasien adalah ketergantungan dan penerimaan.
Model ini sering terlihat saat pemulihan pasien dari pembedahan.
Model peranserta saling menguntungkan (mutual participation model)
Menyatakan persamaan antara dokter dan pasien, didasarkan pada model saling menguntungkan.
Peran serta aktif diperlukan pada pengobatan penyakit kronis tertentu seperti gagal ginjal dan
diabetes.
Model persahabatan (friendship model)
Adalah hubungan disfungsional/ tidak etis. Model ini sering melibatkan hubungan yang terus
menerus, sehingga menimbulkan pengaburan batas-batas antara profesionalisme dan keintiman.
Teknik Wawancara
Mendapatkan Rapport
Mendapatkan rapport merupakan langkah pertama dari wawancara dan pewawancara
menggunakan respon empatiknya untuk mempermudah perkembangan rapport. Enam strategi untuk
mengembangkan rapport : (1) menempatkan pasien dan pewawancara dalam ketenangan; (2)
menemukan keluhan dan mengekspresikan rasa empati; (3) menilai tilikan pasien dan menjadi mitra;
(4) menunjukkan keahlian; (5) menegakkan wibawa sebagai dokter dan ahli terapi; (6)
menyeimbangkan peran sebagai pendengar yang simpatik, seorang ahli, dan orang yang berwenang.
Memulai Wawancara
Dokter harus mengetahui nama pasiennya dan pasien mengetahui nama dokternya. Pasien
mempunyai hak untuk mengetahui posisinya dan status profesional orang yang terlibat dalam
perawatannya.
Setelah memperkenalkan diri dan melakukan pemeriksaan awal lainnya, ucapan awal yang
berguna dan tepat adalah, “Dapatkah anda menceritakan mengenai masalah yang anda hadapi
Wawancara
Wawancara yang ideal dimulai dengan pertanyaan terbuka yang luas, dilanjutkan dengan
pertanyaan yang lebih spesifik, dan ditutup dengan pertanyaan langsung yang spesifik.
a. Refleksi : dokter mengulangi sesuatu yang telah dikatakan pasien (dengan cara suportif). Misalnya :
“Tampaknya anda risau menjadi beban bagi keluarga anda”
b. Fasilitasi : dokter membantu pasien melanjutkan wawancara dengan memberikan isyarat verbal
maupun nonverbal yang mendorong pasien untuk terus berbicara.
c . Keheningan : dapat memungkinkan pasien untuk merenung, menangis, atau hanya duduk dalam
lingkungan yang menerima dan suportif.
d. Konfrontasi : adalah alat untuk menunjukkan kepada pasien bahwa dokter tidak menganggap
pasien tidak memberikan perhatian, atau merupakan suatu cara untuk menyangkal. Misalnya, seorang
pasien yang baru saja menunjukkan usaha bunuh diri tetapi mengatakan kepada dokter bahwa hal
tersebut tidak serius dapat dihadapkan dengan pernyataan, “Apa yang anda lakukan mungkin tidak
membunuh anda, tetapi anda mengatakan kepada saya bahwa anda berada dalam masalah yang serius
dan anda membutuhkan pertolongan sehingga anda tidak mencoba bunuh diri lagi”.
e. Kejelasan (clarification) : berusaha untuk mendapatkan perincian dari pasien mengenai apa yang
baru saja dikatakan pasiennya. Misalnya, “Anda merasa tertekan. Kapankah anda merasa paling
tertekan?”
f. Interpretasi : paling sering digunakan untuk menyatakan sesuatu mengenai perilaku atau pikiran
yang mungkin tidak disadari oleh pasien. Contoh, “Saat anda bercerita bagaimana marahnya anda
karena keluarga tidak mendukung, saya berpikir anda juga mengatakan kepada saya betapa cemasnya
anda kalau saya tidak membantu anda juga. Bagaimana menurut anda ?”
g. Penyajian terakhir : secara berkala selama wawancara, dokter mengambil waktu dan secara singkat
meringkaskan apa yang telah dikatakan pasien sejauh ini.
h. Penjelasan : dokter menjelaskan rencana pengobatan kepada pasien dalam bahasa yang mudah
untuk dimengerti dan membiarkan pasien berespon dan bertanya.
i. Transisi : memungkinkan dokter menyampaikan gagasan bahwa telah cukup didapatkan informasi
mengenai satu subjek; hal ini mendorong pasien untuk melanjutkan kepada subjek lain.
j. Pengungkapan diri (self-revealation) : mengungkapkan diri secara terbatas dan berhati-hati oleh
dokter mungkin berguna dalam situasi tertentu. Contoh, “Saya telah menikah, tetapi marilah kita
berbicara sedikit mengenai mengapa penting bagi anda mengetahui hal tersebut. Jika kita berbicara
mengenai hal ini, saya akan mempunyai lebih banyak informasi mengenai siapa anda dan apa
permasalahan anda terhadap saya dan keterlibatan saya dalam perawatan anda
k. Dorongan positif (positive reinforcement) : memungkinkan pasien merasa nyaman dalam
menceritakan segalanya kepada dokter, bahkan mengenai hal-hal tertentu seperti kepatuhan terhadap
pengobatan. Misalnya, “Saya menghargai anda bercerita mengenai masalah pengobatan? Semakin
banyak yang saya ketahui tentang apa yang terjadi dengan anda, semakin baik saya akan mengobati
anda dengan cara yang anda rasakan nyaman”.
l. Menentramkan hati (reassurance) : Menentramkan hati pasien secara jujur dapat menyebabkan
meningkatnya kepercayaan dan kepatuhan dan dapat dialami sebagai respon
empatik dari dokter. Sebagai contoh, seorang pasien dengan penyakit terminal bertanya : “Apakah
saya akan menjadi sehat, dokter ?” Dokter menjawab: “Saya akan melakukan segala sesuatu yang
dapat saya lakukan untuk membuat anda merasa senyaman mungkin, dan anda perlu mengetahui
sebanyak yang saya ketahui mengenai apa yang terjadi pada anda. Kita berdua tahu bahwa anda
menderita penyakit yang serius. Saya ingin mengetahui dengan tepat mengenai apa yang anda
pikirkan terjadi pada diri anda dan untuk memperjelas tiap pertanyaan atau kebingungan yang anda
rasakan”.
m. Nasehat : agar efektif dan bersifat empatik, nasehat dokter kepada pasien diberikan setelah pasien
dibiarkan bicara bebas mengungkapkan masalahnya sehingga dokter mempunyai dasar yang adekuat
untuk membuat saran-saran. Memberikan nasehat terlalu cepat dapat menyebabkan pasien merasa
dokter tidak sungguh-sungguh mendengarkan. Sebagai contoh: Pasien menyatakan “Saya tidak dapat
menggunakan obat-obatan ini, hal ini membosankan saya”. Dan dokter menjawab; “Baik, saya pikir
anda lebih baik menghentikannya, dan saya akan mulai memberikan anda obat yang baru”. (Nasehat
yang terlalu cepat diberikan). Jawaban yang lebih tepat adalah : “Saya menyesal mendengarnya.
Ceritakan mengapa pengobatan ini membosankan anda, sehingga saya mempunyai gagasan yang
lebih baik mengenai apa yang dapat kita lakukan untuk membuat anda merasa lebih nyaman”
Mengakhiri wawancara :
Dalam mengakhiri wawancara, dokter harus :
- Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya dan membiarkan pasien mengetahui
sebanyak mungkin mengenai rencana masa depan
- Mengucapkan terima kasih atas informasi yang diperlukan dan memberitahu bahwa informasi yang
disampaikan sangat membantu dalam memperjelas langkah selanjutnya.
- Menjelaskan tiap peresepan obat secara singkat dan jelas - Membuat perjanjian lain atau
memberikan rujukan dan beberapa petunjuk bagaimana pasien dapat mencari pertolongan secepatnya
jika diperlukan sebelum waktu perjanjian selanjutnya
Laporan Psikiatri
I. Riwayat Psikiatri

A. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Suku /Bangsa :
Status perkawinan :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
MRS ke :
B. Keluhan Utama : Apa alasan pasien datang ke psikiater ? lebih disukai sesuai
dengan kata-kata pasien. Jika informasi itu bukan dari pasien, catat siapa yang
menyampaikan.
C. Riwayat Penyakit Sekarang : Latar belakang kronologis dan perkembangan
gejala dan perubahan perilaku sampai mencapai puncaknya sehingga pasien
meminta bantuan. Keadaan pasien pada saat gejala itu muncul (onset),
kepribadian ketika sehat, bagaimana penyakit itu mempengaruhi aktivitas dan
hubungan personalnya – perubahan kepribadian, minat, suasana perasaan, sikap
terhadap orang lain, cara berpakaian, kebiasaan, tingkat ketegangan, kepekaan,
aktivitas, perhatian, konsentrasi, daya ingat, bicara ; gejala psikofisiologik – sifat
dan rincian disfungsi, nyeri – lokasi, intensitas, fluktuasi, tingkat kecemasan –
umum dan tidak spesifik (free foating), atau spesifik berhubungan dengan
situasi, aktivitas atau objek tertentu ; bagaimana dia menangani
kecemasannya – menghindar, pengulangan situasi ketakutan, menggunakan
obat-obatan atau aktivitas-aktivitas lain yang meringankan

D. Riwayat Penyakit Dahulu / Sebelumnya :


(1) Gangguan mental atau emosi : tingkat ketidakmampuan, tipe
pengobatan,
nama rumah sakit tempat perawatan, lama sakit, pengaruh pengobatan.
(2) Gangguan psikosomatik : hay fever, colitis, arthritis, rheumatoid
arthritis, allergi, pilek yang berulang-ulang, dan gangguan kulit.
(3) Gangguan Medis : mengikutipemeriksaan system yang biasa –
penyakit hubungan seksual, penyalahgunaan alcohol dan zat psikoaktif lain,
keadaan yang beresiko HIV/AIDS.
(4) Gangguan Neurologis – sakit kepala, trauma kranioserebral,
kehilangan kesadaran, kejang atau tumor.

E. Riwayat Pribadi :
Riwayat kehidupan pasien mulai dari bayi sampai saat sekarang secara luas
yang
dapat diingat kembali, kekosongan riwayat secara spontan berhubungan
dengan pasien, emosi, berhubungan dengan periode kehidupan (penuh kenyerian,
stress, dan konflik) atau dengan phase siklus kehidupan.
1. Masa Kanak-kanak Awal (0 – 3 tahun) :
a. Riwayat Prenatal, kehamilan dan persalinan ibu pasien : Lama kehamilan,
spontanitas dan normalitas kelahiran, trauma kelahiran, apakah pasien anak
yang direncanakan, diharapkan, atau tidak dikehendaki.
b. Kebiasaan Makan : minum asi, susu botol, dan problem makan
c. Perkembangan Dini : kehilangan ibu, perkembangan bahasa, perkembangan
motorik, tanda-tanda kebutuhan tak terpenuhi, pola tidur, cemas perpisahan,
cemas keterasingan.
d. Toilet training : usia, sikap orangtua, perasaan terhadap hal tersebut
e. Gejala dan masalah perilaku : mengisap ibu jari, temper tantrum (mengadat),
tic, membenturkan kepala, memanjat, terror malam, tidur di air atau tidur di
tanah, menggigit kuku, masturbasi
f. Kepribadian dan temperamen sebagai anak-anak.: pemalu, tak dapat tenang,
overeactive, menarik diri, rajin belajar, meninggalkan tugas, malu-malu,
olah ragawan, pola bermain bersahabat, bereaksi terhadap saudara kandung.
2. Masa Kanak-kanak Pertengahan (3 – 11 tahun) : Riwayat awal masuk
sekolah, penyesuaian dini, identifikasi jenis kelamin, perkembangan kesadaran,
penghukuman, hubungan sosial, sikap terhadap saudara kandung dan teman
sepermainan.
3. Masa Kanak-kanak Akhir (pubertas sampai remaja) :
a. Hubungan dengan rekan sebaya : Jumlah dan keakraban dengan teman-
temannya, sebagai pemimpin atau pengikut, popularitas social, partisipasi
dalam aktivitas kelompok atau geng, gambaran idealisme, pola agrsivitas,
pasivitas, kecemasan, atau perilaku antisocial.
b. Riwayat sekolah : seberapa jauh pasien pergi, penyesuaian terhadap sekolah,
hubungan dengan guru – kesayangan guru atau penentang guru – pelajaran
favorit atau yang diminati, kemampuan atau bakat khusus yang dimiliki,
aktivitas ekstrakulikuler, olah raga, hobbi, hubungan dari masalah-masalah
dan gejala-gejala dengan setiap periode sekolah.
c. Perkembangan motorik dan kognitif : Belajar membaca, ketrampilan
intelegensi dan motorik yang lain, disfungsi otak minimal, kesulitan belajar
– pengelolaan dan pengaruhnya pada anak.
d. Masalah khusus emosi dan fisik : mimpi buruk, fobia, masturbasi, ngompol,
melarikan diri, kenakalan, merokok, menggunakan alcohol dan obat-obatan,
masalah berat badan, rendah diri.
e. Riwayat perkembangan psikoseksual
(a) Keingin tahuan dini, masturbasi infantile, permainan seks.
(b) Pengetahuan seksual yang diperoleh, sikap orang tua terhadap seks,
penyalah gunaan seks
(c) Onset pubertas, perasaan terhadap pubertas, perasaan mengenai
menstruasi, perkembangan kharakteristik sekunder,
(d) Aktivitas seksual remaja, berjejal-jejalan, pesta, kencan, bercumbu rayu,
masturbasi, mimpi basah, dan sikap terhadap hal tsb.
(e) Sikap terhadap sesama dan lawan seks, malu-malu, pemalu, agresif,
mengesankan, seductif, penaklukan seksual, kecemasan.
(f) Praktek seksual : masalah-masalah seksual, homoseksual, heteroseksual,
parafilia, promisquitas.

f. Latar belakang Keagamaan : kaku, liberal, campuran, (kemungkinan


konflik), berhubungan dengan praktek keagamaan yang sekarang.

4. Masa Dewasa

a. Riwayat Pekerjaan : pemilihan pekerjaan, pelatihan, ambisi, konflik,


hubungan dengan pimpinan, kelompok sebaya, subkoordinat, banyaknya
tugas dan lamanya, perubahan dalam status pekerjaan, dan perasaan terhadap
hal tersebut.
b. Aktivitas social : apakah pasien mempunyai teman atau tidak, apakah
menarik diri atau bersosialisasi dengan baik, intelektual, kesenangan fisik,
hubungan dengan sesame jenis dan berlawanan jenis, lamanya, qualitas
hubungan dengan manusia.
c. Seksualitas dewasa. :
(a) Hubungan seksual sebelum nikah, umur saat hubungan seksual pertama,
orientasi seksual
(b) Riwayat perkawinan, perkawinan secara adapt, perkawinan legal, masa
kenal-mengenal, peran masing-masing pasangan, keluarga berencana
dan kontrasepsi, nama dan usia anak-anak, sikap terhadap anak angkat,
masalah setiap anggota keluarga, kesulitan perumahan jika ini penting
bagi perawinan, penyesuaian seksual, skandal diluar perkawinan, area
persetujuan dan ketidak setujuan, pengelolaan uang dan peran ipar.
(c) Gejala-gejala seksual : Anorgasmik, impotensia, ejakulasi dini, kurang
hasrat seksual.
(d) Sikap terhadap kehamilan dan memiliki anak : praktek kontrasepsi dan
perasaan terhadap kontrasepsi.
(e) Praktek-praktek seksual :parafilia seperti sadisme, fetishisme, voyerisme,
sikap terhadap fellatio, cunnilingus, tehnik coitus. Dan frekwensinya.

d. Riwayat Militer ; penyesuaian umum, peperangan, cedera, tipe


pemberhentian, status veteran.
e. System nilai yang dianut : apakah anak-anak terlihat menyusahkan atau
menyenangkan, apakah pekerjaan tanpa lebih penting, sesuatu yang dapat
dielakkan atau suatu tantangan, sikap terhadap keyakinan agama , surga dan
neraka.

F. Riwayat Keluarga :
Dapatkan dari pasien dan dari orang lain, karena deskripsi yang sungguh berbeda
dari orang yang sama dan peristiwa, suku, kebangsaan, dan tradisi keagamaan, orang
lain di dalam rumah, deskripsikan mereka – kepribadian dan intelegensi, dan
apa yang telah terjadi pada mereka sejak pasien kanak-kanak, deskripsikan
perbedaan orang-orang yang tinggal didalam rumah tangga tsb; hubungan pasien
dengan orang-orang yang ada didalam keluarga ; peranan penyakit dalam keluarga
; riwayat keluarga dengan gangguan mental ; dimana pasien tinggal–lingkungan
dan tempat tinggal khusus bagi pasien ; adalah rumah penuh sesak, pribadi anggota
kelurga dari setiap orang atau keluarga yang lain; sumber pendapatan keluarga dan
kesulitan mendapatkannya; bantuan masyarakat (jika ada) dan sikapnya mengenai
hal tsb; akankah pasien kehilangan pekerjaan atau tempat tinggal dengan tetap
tinggal di rumah sakit; siapa yang menjaga anak-anak.
G. Situasi Saat Ini :
- Keadaan lingkungan perumahan atau tempat tinggal
- Keadaan sosial ekonomi
-Pekerjaan
Sumber :
1. Lab FK Universitas Sebelas Maret. 2018. Keterampilan Klinik Psikiatri. Purwakarta : FK
Universitas Sebelas Maret
2. Lab FK Universitas Hassanudin. 2017. Buku Panduan Keterampilan Klinis Anamnesis
Psikiatri. Makassar : FK Unhas

Anda mungkin juga menyukai