Anda di halaman 1dari 5

9

HUBUNGAN STRESS PSIKOSOSIAL DENGAN STATUS GIZI PADA


MAHASISWA KESEHATAN DI KABUPATEN JEMBER

Mad Zaini

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember


Korespondensi penulis, e-mail: madzaini18@gmail.com

ABSTRAK

Stres merupakan respon tubuh tidak spesifik terhadap kebutuhan tubuh yang
terganggu. Status nutrisi dapat diukur dari indeks massa tubuh. Kondisi psikologis
sseeorang seringkali menyebabkan individu cenderung melakukan mekanisme coping
mechanism. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Subjek penelitian berjumlah 92 responden. Penelitian
dilakukan di Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan di Kabupaten Jember. Berdasarkan
analisis statistik diperoleh nilai signifikansi (p) yang didapatkan adalah 0,458 (p>0,05)
yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat stres psikososial dengan
status gizi pada mahasiswa. Perubahan nutrisi pada kondisi stress dapat terjadi melalui
adanya gangguan makan atau gangguan penyerapan gizi dalam tubuh. Kondisi
psikologis seorang mahasiswa yang penuh stress akan menyebabkan individu
cenderung melakukan mekanisme koping. Mekanisme koping dapat berupa positif dan
negatif. Peneliti berpendapat bahwa stress psikososial tidak secara langsung
berpengaruh pada status nutrisi, melainkan pada pola perilaku dalam pemenuhan
nutrisi atau pola makan. Selain itu dampak stress psikososial akan dapat dinilai apabila
kondisi stress berlangsung lama atau bersifat kronis.

Kata kunci : stress psikososial, status nutrisi

PENDAHULUAN
Usia remaja menjadi periode yang bervariasi mulai dari perubahan nafsu
mendukung terhadap perubahan fisik, makan sampai dengan munculnya
psikologis, sosial. Pada tahap ini, gangguan pola makan seperti anoreksia
remaja seringkali mengalami kesulitan nervosa dan bulimia nervosa.
terutama dalam menghadapi perubahan- Hasil Riset Kesehatan Dasar
perubahan fisik, psikologis, dan tahun 2013 menunjukkan bahwa
sosialnya. Kesulitan dalam beradaptasi prevalensi gangguan mental emosial
dengan perubahan-perubahan tersebut yang ditunjukkan dengan gejala
menjadi stressor dan mengakibatkan kecemasan dan depresi untuk usia 15
remaja berada pada kondisi rentang tahun sekitar 14 juta orang atau 6% dari
stress (Sarwono, 2010). Respon dan jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan
tingkat stress diketahui mempunyai berkaitan dengan masalah gizi remaja,
dampak terhadap status nutrisi. Gejala sekitar 12% remaja laki-laki dan 23%
gangguan nutrisi yang muncul sebagai remaja perempuan mengalami anemia,
akibat dari adanya perubahan- yang sebagian besar disebabkan oleh
perubahan fisik, psikologis dan sosial pola makan dan asupan nutrisi yang
Jurnal Kesehatan, vol. 8, 2019, ISSN: 2301-783X Akademi Keperawatan Ngesti Waluyo
10

tidak adekuat (Depkes, 2018). Masalah seperti perubahan pola makan.


gizi pada remaja akan berdampak serius Berdasarkan uraian tersebut, peneliti
terhadap penurunan imunitas, tertarik untuk mengetahui hubungan
konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran stress psikososial dengan status nutrisi
serta produktifitas remaja. Selain stress mahasiswa Kesehatan di Kabupaten
psikososial, masih banyak lagi masalah Jember.
yang dihadapi oleh remaja dan
berdampak negatif terhadap kesehatan BAHAN DAN METODE
dan status gizi remaja. Penelitian ini merupakan
Penelitian yang dilakukan Mutiara penelitian cross sectional, yaitu untuk
Tirta dan Ronny Tri W tahun 2010 mengetahui bagaimana hubungan stress
menunjukkan bahwa kecukupan asuhan psikososial dengan status gizi pada
gizi sejalan dengan peningkatan kondisi mahasiswa kesehatan di Kabupaten
stress yang dialami oleh seseorang. Jember. Penelitian ini merupakan
Selama dalam kondisi stress, terjadi penelitian non eksperimental dimana
perubahan pola makan berupa dalam penelitian ini tidak dilakukan
penurunan atau peningkatan nafsu manipulasi variabel (K.K Dharma,
makan. Remaja dalam kondisi tertekan 2011). Pengumpulan data penelitian
cenderung melakukan mekanisme dilakukan dengan menggunakan
koping dengan cara memperbanyak kuesioner. Sebanyak 92 responden.
makan yang terbukti efektif Pengambilan sample dilakukan secara
menimbulkan rasa nyaman. Kondisi total sampling.
stress yang dialami remaja akan
memicu kelenjar adrenal melepaskan HASIL PENELITIAN
kortisol lebih banyak sebagai respon Karakteristik responden
alami tubuh terhadap kondisi stress. dikelompokkan berdasarkan jenis
Tingginya kadar kortisol akan kelamin, usia, stress psikososial dan
merangsang tubuh mengeluarkan status nutrisi. Pada penelitian ini
hormone insulin, leptin dan sistem sebagian besar adalah responden
neuropeptide yang akan membuat otak berjenis kelamin perempuan yaitu
membangkitkan rasa lapar sehingga sebanyak 64 responden. Berdasarkan
timbul keinginan untuk makan, memilih tingkat usia, sebagian besar responden
makanan yang tinggi gula dan lemak adalah berusia 19-21 tahun yaitu
serta berkalori (Andriani. M, dkk, sebanyak 89 responden. Sedangkan
2012). Kondisi tersebut pada akhirnya tingkat stress psikososial sebagian besar
mempengaruhi status nutrisi remaja. responden berada pada kondisi normal
Kondisi yang menjadi stressor yaitu sebanyak 59 responden, sebanyak
dapat juga dialami oleh mahasiswa 31 responden memiliki tingkat stress
kesehatan, terutama mahasiswa tingkat psikososial yang ringan, sebanyak 2
pertama. Stressor yang muncul dapat responden memiliki tingkat stress
berupa perubahan lingkungan belajar, psikososial yang sedang dan tidak ada
lingkungan pertemanan serta tempat responden yang memiliki tingkat stress
tinggal yang baru (tempat kos). psikososial yang berat. Berdasarkan
Perubahan-perubahan yang dialami status gizi responden sebagian besar
tersebut menuntut mahasiswa untuk berada pada rentang gizi yang normal
melakukan adaptasi. Kesulitan dalam yaitu sebanyak 81 responden, sebanyak
beradaptasi mendorong mahasiswa 8 responden berada pada status gizi
untuk melakukan mekanisme koping risiko obesitas, sebanyak 2 responden
Jurnal Kesehatan, vol. 8, 2019, ISSN: 2301-783X Akademi Keperawatan Ngesti Waluyo
11

berada pada status gizi obesitas dan psikososial dengan status gizi dapat
terdapat 1 responden memiliki status dilihat pada tabel dibawah ini
gizi kurang. Hubungan antara stress

Tabel 1. Hubungan stress psikososial dengan status gizi


Stress Psikososial
Normal Ringan Sedang Total
Status gizi Nutrisi Kurang 1 0 0 1
Normal 55 25 2 82
Risiko Obesitas 2 5 0 7
Obesitas 1 1 0 2
Total 59 31 2 92
sehingga menyebabkan gangguan
Interpretasi dari Hasil uji statistik penyerapan gizi di dalam tubuh.
menggunakan uji Chi Square Perubahan kehidupan pada remaja
menunjukkan bahwa antara stress seringkali menyebabkan munculnya
psikososial dengan status gizi tidak kondisi stress. kondisi stress
terdapat hubungan yang signifikan, memunculkan perilaku mekanisme
dengan nilai p = 0,458 (p > 0,05). koping. Mekanisme koping dapat berupa
Hasil uji statistik menggunakan uji Chi positif dan negatif. Peneliti berpendapat
Square menunjukkan bahwa tidak bahwa stress psikososial tidak secara
terdapat hubungan yang signifikan langsung berpengaruh pada status
antara stress psikososial dengan status nutrisi, melainkan pada pola perilaku
gizi (p > 0,05). Hasil penelitian ini sesuai dalam pemenuhan nutrisi atau pola
dengan penelitian sebelumnya bahwa makan. Selain itu dampak stress
secara statistik tidak ada hubungan psikososial akan dapat dinilai apabila
antara stress psikologi dengan status kondisi stress berlangsung lama atau
gizi, akan tetapi secara klinis bersifat kronis.
menunjukkan ada beberapa perubahan Sebagai perbandingan hasil
secara fisik atau fisiologis pada penelitian ini adalah penelitian yang
seseorang dengan kondisi stress dilakukan oleh Tirta Mutiara (2010),
(Sarafino, E.P. 2006). menjelaskan bahwa keadaan stress akan
mempengaruhi status nutrisi pada remaja
PEMBAHASAN setelah dilakukan pengamatan selama
Kehidupan yang penuh dengan kurang lebih satu tahun. Hasil penelitian
stressor seringkali mempengaruhi pola Mutiara T tersebut, menjadi salah satu
makan seseorang berupa peningkatan dasar bahwa dalam penelitian ini tidak
atau penurunan nafsu makan. Dengan adanya hubungan yang signifikan
demikian maka secara tidak langsung dikarenakan dua faktor, yaitu faktor
akan berpengaruh pada keadaan gizi atau internal dan faktor eksternal. Faktor
status gizi seseorang. Perubahan status internal penelitian ini meliputi waktu
gizi pada usia remaja yang dikaitkan penelitian yang cukup singkat dan
dengan stress psikososial dapat terjadi terbatasnya jumlah responden. Idealnya
dari adanya gangguan pola makan penelitian untuk mengetahui dampak

Jurnal Kesehatan, vol. 8, 2019, ISSN: 2301-783X Akademi Keperawatan Ngesti Waluyo
12

dari kondisi stress melalui pengamatan Stres kronik pada individu tertentu
dalam waktu yang lama dengan dapat juga menekan nafsu makan.
menggunakan metode kohort, karena Keadaan depresi yang dapat dipicu oleh
metode kohort adalah desain untuk stres yang kronik berhubungan dengan
menentukan kejadian dan proses pajanan penurunan nafsu makan. Terdapat 2
terhadap efek terhadap subjek yang macam peruba han pola makan akibat
diteliti. Dari sudut pandang kondisi stres. Ada individu yang pada keadaan
stress, tidak semua orang yang terpapar stres lebih banyak mengkonsumsi
stressor akan mengalami stress, karena makanan (emotional eaters) dan
setiap orang mempunyai penilaian yang sebaliknya ada individu yang pada
berbeda-beda terhadap stressor yang keadaan stres pola makannya tidak
terjadi. munculnya dampak negative dari terpengaruh atau dikurangi (non-
kondisi stress tergantung pada emotional eaters). Pada individu dengan
kepribadian individu, status kesehatan, emotional eater, saat stres kadar ghrelin
persepsi tentang stressor, pengalaman yang meningkat dalam darah berubah
individu, serta nilai-nilai spiritual. dengan meningkat- kan makan.
Faktor eksternal dari tidak adanya Sebaliknya, pada individu dengan non
pengaruh yang signifikan antara stress emotional eater kadar ghrelin dengan
psikososial dengan status nutrisi cepat kembali ke tingkat basal dengan
diantaranya kurangnya peranan stress makan. Oleh karena itu, se- orang
psikososial terhadap status nutrisi. dengan emotional eater relatif
Faktor eksternal lainnya adalah adanya membutuhkan lebih banyak makan
variabel tidak langsung yang untuk menekan ghrelin diband- ingkan
berpengaruh pada status nutrisi yaitu dengan seorang non emotional eater.
asupan makanan. Dampak stress
psikososial mungkin tidak muncul pada KESIMPULAN
individu tertentu, hal ini disebabkan Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti
karena sumber-sumber mekanisme menyimpulkan bahwa sebagian besar
koping terhadap stress yang dimiliki oleh responden memiliki status psikososial
seseorang, seperti adanya support system yang normal dan status gizi baik. Selain
pada individu (Sarafino, E.P. 2006). itu diketahui hubungan yang tidak
Pada individu remaja, support system signifikan antara stress psikososial
dapat berasal dari keluarga, teman atau dengan status gizi, namun secara klinis
lingkungan dimana remaja tersebut terdapat perubahan-perubahan fisiologis
tinggal. Individu pada saat mengalami yang ditemukan pada responden dengan
kondisi stres, perilaku makan akan tingkat stress sedang.
mengalami perubahan dan sering
mengakibatkan obesitas atau kelebihan SARAN
berat badan. Stres psikologis seringkali Saran yang dapat diberikan kepada
dikaitkan dengan konsumsi makanan peneliti selanjutnya adalah perlu
yang meningkat, terutama dalam diperhatikan waktu penelitian dan
mengkonsumsi makanan berlemak instrumen penelitian. dibutuhkan waktu
tinggi. Stres dapat meningkatkan berat yang lama dan jumlah sampel yang
badan karena meningkatkan kadar banyak untuk melakukan pengamatan
kortisol darah, mengaktifkan enzim serta menggunakan metode kohort,
penyimpanan lemak dan memberi tanda karena metode kohort adalah desain
lapar ke otak. untuk menentukan kejadian dan proses

Jurnal Kesehatan, vol. 8, 2019, ISSN: 2301-783X Akademi Keperawatan Ngesti Waluyo
13

pajanan terhadap efek terhadap subjek Kemenkes RI. 2013. Keputusan


yang diteliti. Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. No.
DAFTAR PUSTAKA 1995/MENKES/SK/XIV 2010
Andriani, M. dkk. 2012. Peranan gizi tentang standart antropometri
dalam siklus kehidupan. Jakarta: penilaian status gizi. Jakarta :
Prenada Media. Departemen Kesehatan RI.
Brown, Judith E. et al. 2005. Nutrition Santrock. 2003. Perkembangan
Throught The Life cycle Second Remaja. Edisi Keenam. Jakarta:
Edition. USA: Wadsworth. Erlangga
Depkes RI. 2013. Laporan hasil riset Sarafino, E.P. (2006). Health
kesehatan dasar (Riskesdas) Psychology : Biopsychosocial
Nasional. Badan Penelitian dan Interactions. Fifth Edition.USA :
Pengembangan. Jakarta: John Wiley & Sons.
Departemen Kesehatan RI. Sarwono. 2010. Psikologi Remaja.
http://www.depkes.go.id/article/view/1 Edisi Revisi. Jakarta: Raja
8051600005/kenali-masalah-gizi- Grafindo Persada.
yang-ancam-remaja- Sugiyono. 2010. Statistik untuk
indonesia.html penelitian. Bandung: Alfabeta
Husnah. 2012. Gambaran pola makan Tirta Mutiara, Wirasto Ronny T,
dan statsu gizi mahasiswa kuliah Huriyati Emy. (2010). Status
klinik senior (KKS) di bagian stress psikososial dan
obsgyn RSUD Dr. Zainoel Abidin hubungannya dengan status gizi
Banda Aceh. Banda Aceh. Jurnal siswa SMP Stella Duce 1
Kedokteran Syiah Kuala Vol. 12 Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik
No. 1 April 2012. Indonesia Vol. 6 No. 3, Maret
2010: 138-144.

Jurnal Kesehatan, vol. 8, 2019, ISSN: 2301-783X Akademi Keperawatan Ngesti Waluyo

Anda mungkin juga menyukai