Anda di halaman 1dari 9

Immanuel

 
Jurnal  Ilmu  Kesehatan     eISSN  2597-­‐9635      
Volume  12,  Nomor  2,  Desember  2017                pISSN  1410-­‐234X      

Hubungan Tingkat Stres dan Eating Disorder Dengan Status Gizi pada
Remaja Perempuan di SMA Negeri 1 Ciwidey

Asih Tri Lestari1, Gurdani Yogisutanti2, Enok Sobariah3


1
Rumah Sakit Bayukarta Karawang
2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung
3
RSUD Cibabad Cimahi
*Email : diyci014@gmail.com

Abstrak

Perilaku makan menyimpang atau yang sering disebut eating disorder adalah gangguan perilaku
makan yang kompleks dan memberikan efek pada kesehatan fisik atau mental atau keduanya.
Masalah yang banyak dialami remaja pada saat ini merupakan manifestasi dari stres, diantaranya
depresi, kecemasan, eating disorder, penyalahgunaan obat sampai penyakit yang berhubungan
dengan fisik seperti pusing serta ngilu pada sendi. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1
ciwidey pada bulan Juni 2017, dengan jumlah sampel 135 orang, yang diambil dengan cara
systematic random sampling. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Data dalam
penelitian ini didapatkan menggunakan kuesioner DASS 42, kuesioner Eating Disorder
Diagnostic Scale, dan data status gizi menggunakan pengukuran antropometri. Berdasarkan hasil
uji statistik Korelasi Spearman, diperoleh hasil terdapat hubungan bermakna antara tingkat stres
dengan eating disorder (p=0,001) dan juga terdapat hubungan bermakna antara eating disorder
dengan status gizi (p=0,002). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara tingkat stres dan eating disorder dengan status gizi pada remaja perempuan di SMA Negeri
1 Ciwidey. Perlu adanya penyuluhan atau edukasi bagi siswa SMA tersebut tentang mengatasi
tingkat stres, eating disorder dan masalah status gizi.

Kata kunci : Tingkat Stres, Eating Disorder, Status Gizi

Abstract

Introduction: The deviant eating behavior or so-called eating disorder is a complex eating
disorder and affects physical or mental health. The problems that many teenagers experience today
are manifestations of stress, depression, anxiety, eating disorders, health-related illness risks such
as dizziness and pain in joints. Methode: This study was conducted at SMA Negeri 1 Ciwidey in
June 2017, with 135 samples, taken by systematic random sampling. This study used cross
sectional design. The data in this study were obtained with questionnaires of DASS 42,
questionnaires Eating Disorder Diagnostic Scale. Result: Based on Spearman Correlation test
result, the result of correlation between stress level with eating disorder (p=0,001) and also
relationship of eating disorders with nutritional status (p=0,002). Based on the research results can
be concluded that there is a relationship between stress levels and eating disorders with nutritional
status in adolescent girls in SMA Negeri 1 Ciwidey. Discussion: There is a need for counseling or
education for high school students about coping with stress levels, eating disorders and nutritional
status problems.

Keywords: Stress Level, Eating Disorder, Nutrition Status

PENDAHULUAN fisik atau mental atau keduanya.[1]


Hal ini bisa terjadi karena perhatian
Perilaku makan menyimpang yang berlebihan terhadap berat dan
atau yang sering disebut eating bentuk tubuh. Perilaku makan
disorder adalah gangguan perilaku menyimpang memberikan pengaruh
makan yang kompleks dan yang cukup serius dalam
memberikan efek pada kesehatan prevalensinya dan sangat berpotensi

128  
Immanuel  
Jurnal  Ilmu  Kesehatan     eISSN  2597-­‐9635      
Volume  12,  Nomor  2,  Desember  2017                pISSN  1410-­‐234X      

mempengaruhi pertumbuhan, juga yang mengalami kecenderungan


perkembangan mental dan aktivitas yang cukup serius yaitu sebesar 10
fisik.[2] orang dari 397 (2,5%). Jumlah
responden yang mengalami
Mengenai status gizi dewasa/ anoreksia nervosa adalah sebesar 46
IMT Wanita Usia Subur dengan usia orang dari 397 (11,6%), sedangkan
15 tahun ke atas di Kabupaten pada bulimia nervosa sebesar 107
Bandung adalah 14% dengan orang dari 397 (27%).[5]
kategori kurus, 61,7% dengan
kategori normal, 10,2% dengan Melihat dampak stres,
kategori berat badan lebih, dan gangguan eating disorder, dan juga
14,1% dengan kategori obesitas. status gizi yang dapat saja dialami
Sedangkan di Provinsi Jawa Barat remaja perempuan saat ini terutama
dengan IMT menurut umur adalah remaja perempuan yang rentan
12,8% dengan kategori obesitas, terhadap terjadinya eating disorder
63,3% dengan kategori normal, dan dan juga minimnya informasi atau
14,6% dengan kategori kurus.[3] laporan yang bersangkutan dengan
eating disorder di Indonesia
Penelitian faktor-faktor yang merupakan alasan dilakukannya
berhubungan dengan gangguan penelitian ini.
makan pada remaja perempuan di Metode
modeling school Jakarta,
memberikan hasil bahwa sebanyak Penelitian ini menggunakan
25 orang (50%) responden memiliki desain observasional dengan
gangguan makan dengan spesifikasi pendekatan cross sectional. Populasi
tipe anorexia nervosa sebanyak 3 dalam penelitian ini adalah seluruh
orang (6%), bulimia nervosa 1 orang siswa perempuan di SMA Negeri 1
(2%), binge eating disorder 6 orang Ciwidey. Subjek kemudian dipilih
(12%), dan eating disorder not berdasarkan kriteria inklusi yaitu:
otherwise specified sebanyak 15 bersedia menjadi sampel dan
orang (30%), penelitian ini pun mengikuti penelitian sampai selesai
memperlihatkan bahwa terdapat dengan mengisi lembar persetujuan
hubungan yang signifikan antara rasa (Infomred Consent) sebagai sampel,
percaya diri dengan gangguan dapat diajak komunikasi dengan
makan, citra tubuh dan gangguan baik, tercatat sebagai siswa kelas XI
makan, kritik teman sebaya dan di SMA Negeri 1 Ciwidey tahun
media masa dan riwayat diet dengan ajaran 2016-2017. Kriteria
gangguan makan, dan tidak adanya ekslusinya yaitu: memiliki penyakit
hubungan yang signifikan antara terkait pencernaan.
kebiasaan makan dengan gangguan Jumlah subjek dalam
makan.[4] penelitian ini adalah 135 orang siswa
Jurnal Kesehatan Masyarakat yang termasuk kedalam rentang usia
mengenai perilaku makan remaja tengah atau dengan usia 16-
menyimpang pada remaja di Jakarta 18 tahun, data subjek sebanyak 135
menunjukkan, jumlah responden orang didapatkan dengan data yang
sebanyak 138 dari 397 (34,8%) dikumpulkan meliputi beberapa
adalah mengalami perilaku makan aspek yaitu mengunmpulkan data
menyimpang (eating disorder), ada tingkat stres, depresi dan cemas

129  
Immanuel  
Jurnal  Ilmu  Kesehatan     eISSN  2597-­‐9635      
Volume  12,  Nomor  2,  Desember  2017                pISSN  1410-­‐234X      

dengan menggunakan kuesioner status meter dan berat badan


DASS 42 yang sudah melalui uji menggunakan timbangan injak, lalu
validitas dan reliabilitas, kuesioner datat tersebut diolah dan
DASS 42 mempunyai tingkat dikategorikan ke dalam status gizi
discriminant validity dan mempunyai menurut umur (IMT/U) yang
nilai reliabilitas sebesar 0,91 yang berpatok pada nilai Standar Deviasi
diolah berdasarkan Cronbach’s pada Z-Score.
Alpha.[6] Kuesioner ini adalah Analisis data bivariat
kuesioner tertutup, artinya alternatif mengguanakan uji Rank Spearman
jawaban sudah disediakan. untuk mengetahui hubungan antar
Data Eating Disorder diperoleh variabel yaitu tingkat stres dengan
dengan menggunakan Kuesioner eating disorder, dan juga untuk
Eating Disorder Diagnostic Scale mengetahui hubungan antara eating
yang akan memberikan hasil dalam disorder dengan statsu gizi.
bentuk tipe dari Eating Disorder
tersebut yang meliputi Anoreksia
Nervosa, Bulimia Nervosa, Binge Hasil dan Pembahasan
Eating Disorder dan EDNOS Berdasarkan penelitian yang
(Eating Disorder not Otherwise telah dilakukan, karakterisitik sampel
Spesified).[7] dalam penelitian ini meliputi umur,
Data status gizi diperoleh berat badan, tinggi badan, dan nilai
dengan cara mengukur tinggi badan IMT (Indeks Masa Tubuh), sebagai
dan berat badan subjek, pengukuran berikut:
tinggi badan menggunakan alat

Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian

Karakteristik n % Mean ± SD Min-Maks

Umur 135 100 17 ± 0,52174 16,10-18

Berat Badan 135 100 50 ± 7,46846 39-75,5

Tinggi Badan 135 100 154 ± 6,65645 142-178,5

IMT (Indeks Masa Tubuh) 135 100 21± 3,17400 15,5-31,6


adalah sebanyak 90 orang siswa
(64,4%). Pada remaja perempuan
Rata-rata usia responden adalah 17 dengan usia 15-22 tahun adalah 50%
tahun, responden dikategorikan responden memiliki gangguan
kedalam dua kelompok berdasarkan makan, perempuan dengan umur 15-
umur, dimana jumlah responden 24 tahun yang menderita anoreksia
dengan usia remaja tengah atau 14- nervosa memiliki risiko kematian
16 tahun sebanyak 45 orang siswa dua belas kali lebih tinggi dari semua
(35,6%) dan dengan kategori usia penyakit yang dapat menyebabkan
remaja akhir yakni usia 17-19 tahun kematian.[4]

130  
Immanuel  
Jurnal  Ilmu  Kesehatan     eISSN  2597-­‐9635      
Volume  12,  Nomor  2,  Desember  2017                pISSN  1410-­‐234X      

131  
Immanuel  
Jurnal  Ilmu  Kesehatan     eISSN  2597-­‐9635      
Volume  12,  Nomor  2,  Desember  2017                pISSN  1410-­‐234X      

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Stres, Eating Disorder, dan Status Gizi
Remaja Perempuan di SMA Negeri 1 Ciwidey

Variabel n %
Normal 102 75,6%
Ringan 25 18,5%
Tingkat Stres
Sedang 5 3,7%
Berat 2 1,5%
Sangat Berat 1 0,7%
Normal 101 74,8%
Anoreksia Nervosa 3 2,2%
Eating Disorder Bulimia Nervosa 4 3%
Binge Eating Disorder 7 5,2%
EDNOS 20 14,8%
Sangat Kurus 1 0,7%
Kurus 5 3,7%
Status Gizi Normal 107 79,3%
Gemuk 21 15,6%
Obesitas 1 0,7%
full day school yang mengakibatkan
ada beberapa siswa yang melewatkan
Stres dapat memicu sarapan ataupun makan siang dan
terjadinya eating diosrder atau bahkan hanya cenderung makan
perilaku makan menyimpang malam saja saat dirumah. Mereka
dikarenaka ketika seseorang dalam bisa saja hanya membeli makanan
kondisi stres maka akan terjadi yang mengenyangkan namun tidak
perasaan enggan makan dan atau memperhatikan kesehatan dan
sebaliknya, maka hal ini yang akan kandungan gizinya, maka hal ini pun
banyak mempengaruhi kesehatan akan berdampak pada kejadian status
seseorang, kejadiaan stres di SMA gizi yang bisa saja kurang atau
Negeri 1 Ciwidey sendiri terdapat berlebih. Hasil terbanyak pada
siswa dalam kategori stres tingkat penelitian ini adalah adanya perilaku
ringan sebanyak 25 orang (18,5%) makan menyimpang atau eating
hingga sangat berat sebanyak 1 orang disorder dengan tipe EDNOS
(0,7%). Hal ini bisa dipicu oleh dimana hal tersebut merupakan
beban yang sedang mereka tanggung perilaku makan yang sulit untuk
saat ini salah satunya yaitu adanya dimengerti karena hampir mirip
kasus intimidasi dari teman-teman, dengan anoreksia dan bulimia
adanya beban akademik seperti tidak nervosa, namun tidak adanya
bisa mengerjakan beberapa soal yang perilaku kompensasi seperti
diberikan oleh guru maupun jam pemuntahan kembali makanan.
belajar yang cukup lama pada saat ini
dibandingkan dengan tahun-tahun Faktor-faktor yang dapat
sebelumnya. mempengaruhi terjadinya eating
diorder adalah jenis kelamin, karena
Kejadian eating disorder atau bagi perempuan tubuh yang kurus,
perilaku gangguan makan pada kecil dan langsing merupakan bentuk
remaja perempuan di SMA Negeri 1 tubuh yang sempurna. Selanjutnya
Ciwidey bisa dipicu dengan adanya adalah pengetahuan, karena

132  
Immanuel  
Jurnal  Ilmu  Kesehatan     eISSN  2597-­‐9635      
Volume  12,  Nomor  2,  Desember  2017                pISSN  1410-­‐234X      

pengetahuan atau kognitif makanan yang dikonsumsi


merupakan domain yang sangat seseorang.[2] Lalu, Energi merupakan
penting dalam bentuk tindakan asupan utama yang sangant
seseorang.[8] Rasa percaya diri, diperlukan oleh tubuh. Kebutuhan
karena rasa percaya diri erat energi yang tidak tercukupi dapat
kaitannya dengan citra tubuh. Citra menyebabkan protein, vitamin, dan
tubuh merupakan persepsi seseorang mineral tidak dapat digunakan secara
tentang penampilan fisiknya. Citra efektif. Sedangkan yang lainnya
tubuh merupakan sebuah persepsi adalah asupan karbohidrat, protein,
seseorang mengenai tampilan fisik lemak, tingkat pendidikan,
tubuhnya seperti ukuran tubuhnya, pendapatan, dan pengetahuan.[10]
bentuk dan beratnya dan yang Status gizi adalah salah satu
lainnya adalah pengaruh keluarga, parameter tolak ukur untuk
teman sebaya, pelecehan seksual, memperlihatkan bagaimana asupan
kekerasan fisik dan juga pengaruh masa lalu dalam jangka panjang pada
media.[2] diri seseorang, kejadian status gizi di
Faktor yang mempengaruhi SMA Negeri 1 Ciwidey sendiri pun
status gizi remaja adalah usia karena tergolong baik karena sebanyak
kebutuhan energi individu 79,3% dengan kategori status gizi
disesuaikan dengan umur, jenis normal, lalu disusul dengan kejadian
kelamin, dan tingkat aktivitas.[9] status gizi gemuk dan obesitas lalu
Frekuensi konsumsi makanan dapat kurus dan sangat kurus.
menggambarkan berapa banyak

Tabel 3. Hubungan Tingkat Stres dengan Eating Disorder pada Remaja


Perempuan di SMA Negeri 1 Ciwidey

Eating Disorder

Binge Total %
Tingkat Anoreksia Bulimia p
Normal Eating EDNOS
Stres Nervosa Nervosa value
Disorder

(n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) n %

Normal 83 81,3 2 2 4 4 1 1 12 11,7 102 100

Ringan 15 60 1 4 0 0 4 16 5 20 25 100

Sedang 2 40 0 0 0 0 1 20 2 40 5 100
0,001
Berat 1 50 0 0 0 0 1 50 0 0 2 100

Sangat 100
0 0 0 0 0 0 0 0 1 100 1
Berat

Berdasarkan uji Rank perempuan di Sma negeri 1 Ciwidey


Spearman diperoleh hasil adanya (p=0,001) (Tabel 3.).
hubungan antara tingkat stres dengan
eating disorder pada remaja

133  
Immanuel  
Jurnal  Ilmu  Kesehatan     eISSN  2597-­‐9635      
Volume  12,  Nomor  2,  Desember  2017                pISSN  1410-­‐234X      

Remaja perempuan dengan teman-teman, masalah dengan guru,


gangguan perilaku makan biasanya dan kesulitan akademis) dan
memiliki tingkat stres, cemas atau interpersonal (seperti konflik dengan
bahkan depresi yang tinggi. Hal ini orang tua, saudara dan teman
akan mengakibatkan terjadinya sebaya). Hal-hal tersebut juga dapat
gangguan makan sperti yang berdampak pada gangguan makan
terbanyak dalam penelitian ini adalah seperti lebih merasa nyaman ketika
EDNOS, tipe gangguan makan ini sedang stres dengan banyak makan
adalah tipe gangguan makan atau sebaliknya.[11]
terbanyal dibanding anoreksia, Menjadi pelajar merupakan
bulimia dan juga binge eating tugas berat karena banyak tuntutan
disorder. Hal ini dapat dikarenakan dan tugas yang dibebankan oleh
beberapa remaja perempuan dengan sekolah kepadanya, selain itu pelajar
tingkat stres tinggi tidak dapat juga merupakan harapan keluarga
mengatur pola makan dan bahkan dan masyarakat. Tuntutan dan
sudah melupakan asupan yang baik harapan yang terlalu besar dapat
atau tidak baik untuk tubuhnya berbalik menjadi beban dan stres
sendiri dikrenakan mereka memiliki bagi peserta didik.[12]
beban stres yang cukup tinggi.
Gangguan psikologi baik itu
Penyebab stres pada remaja depresi, cemas atau pun stres diduga
dapat dipicu dari kematian orang menjadi salah satu faktor risiko
yang dicintai atau menyaksikan terjadinya obesitas baik pada usia
peristiwa yang traumatis, penyebab kanak-kanak maupun muncul setelah
paling umum berhubungan dengan dewasa.
sekolah (seperti intimidasi dari
Tabel 4. Hubungan Eating Disorder dengan Status Gizi pada Remaja
Perempuan di SMA Negeri 1 Ciwidey
Status Gizi
Total %
Sangat p
Eating Disorder Kurus Normal Gemuk Obesitas
Kurus value

n % n % n % n % n % n 100

Normal 0 0 1 1 92 91 8 8 0 0 101 100

Anoreksia 1 33,3 2 66,7 0 0 0 0 0 0 3 100


Nervosa
0 0 0 0 3 75 1 25 0 0 4 100
Bulimia
0 0 1 14,4 3 42,8 3 42,8 0 0 7 100 0,002
Nervosa

Binge Eating
Disorder 0 0 1 5 9 45 9 45 1 5 20 100
EDNOS

hubungan antara eating disorder


dengan status gizi pada remaja
Berdasarkan uji Rank perempuan di Sma negeri 1 Ciwidey
Spearman diperoleh hasil adanya (p=0,002) (Tabel 4.).

134  
Immanuel  
Jurnal  Ilmu  Kesehatan     eISSN  2597-­‐9635      
Volume  12,  Nomor  2,  Desember  2017                pISSN  1410-­‐234X      

Kejadian status gizi dengan Kesimpulan dan Saran


kecenderungan gangguan makan Pada penelitian ini diperoleh
terbesar dalam penelitian ini adalah hasil adanya hubungan antara tingkat
EDNOS dengan status gizi yang stres dan eating disorder dengan
terbanyak adalah gemuk, hal ini status gizi pada remaja perempuan di
dapat dipicu oleh kejadian pola SMA Negeri 1 Ciwidey.
makan yang tidak baik, hanya
mementingkan asal kenyang Berdasarkan kesimpulan
dibandingkan asupan atau bahkan diatas, disarankan untuk tenaga
dapat saja remaja perempuan ini kesehatan, penelitian mengenai
melupakan beberapa waktu makan gangguan makan (Eating Disorder)
dikarenakan full day school dan sebaiknya lebih dikembangkan di
mengakibatkan terjadinya perilaku Indonesia, hal ini dikarenakan sudah
makan menyimpang seperti makan terjadi gangguan makan menurut
lebih banyak dan cepat dari biasanya beberapa penelitian dan apabila tidak
dan akan berpengaruh pada status ditangani dengan segera dapat
gizi remaja itu sendiri. memberikan dampak yang cukup
serius bagi penderitanya.
Keadaan kurang gizi pada
remaja sering terjadi akibat dari Bagi peneliti lain, diharapkan
pembatasan konsumsi makanan dilakukannya penelitian selanjutnya
dengan tidak memperhatikan pada orang dengan profesi lain
kandungan gizi dan kesehatan, seperti pramugari atau ibu rumah
sehingga hal tersebut akan tangga karena pramugari cenderung
berdampak negatif pada status dengan pandangan citra tubuh yang
gizi.[13] Didapatkan bahwa responden cenderung kurus dan pada ibu rumah
yang berstatus gizi normal sebanyak tangga mereka cenderung memiliki
(80%) dibandingkan yang berstatus beban pekerjaan rumah yang
gizi sangat kurus (0,7%) dan kurus cenderung dapat melupakan makan
(3,6%). Hal ini ini sejalan dengan dalam beberapa waktu, perlu
data penelitian Syafarina (2014) digunakannya penilaian konsumsi
yaitu sebesar (81,4%) responden pangan seperti FFQ (Food
dengan status gizi normal. Frequency Quesionare) agar dapat
mengetahui kebiasaan atau asupan
Hasil penelitian ini pun rata-rata responden yang memiliki
sejalan dengan hasil penelitian gangguan makan.
Syafarina pada tahun 2014 yaitu
adanya hubungan yang bermakna Bagi lembaga pendidikan dan
antara eating disorder dengan remaja perempuan, sebaiknya perlu
kejadian status gizi.[14] Hal tersebut diadakannya klinik khusus untuk
sesuai dengan teori yang pengecekan status gizi remaja di
mengemukakan bahwa lingkunga, sekolah, perlu diadakan penyuluhan
keluarga, teman sebaya, individu, saat remaja atau siswa sekolah
gaya hidup dan body image yang memasuki tahun ajaran baru
dapat mempengaruhi seseorang mengenai macam dan bahaya
untuk merubah perilaku makan perilaku makan menyimpang (Eating
mereka sehingga berrdampak pada Disorder) dan mengenai status gizi
status gizi.[15] agar dapat meminimalisir terjadinya
gangguan makan.

135  
Immanuel  
Jurnal  Ilmu  Kesehatan     eISSN  2597-­‐9635      
Volume  12,  Nomor  2,  Desember  2017                pISSN  1410-­‐234X      

DAFTAR PUSTAKA Kesehatan. Rineka. Cipta,


Jakarta.
Garrow, J.S. & W.P.T Jmaes. (ed).
(2000), Human Nutrition and Apriadji, W.H. (1986). Gizi
Dietetics ninth edition, Keluarga. P.T. Penebar
Churchill Livingstone, New Swadaya, Jakarta.
York. Krummel, D.M. & Penny M.K. (ed).
Brown, Judith.E. et al. (2005), (1996), Nutrition in Women’s
Nutrition Trough the Life Health, Aspen Publisher’s Inc,
Cycle 2nd edition, Thomson Maryland.
Wadsworth, Belmont. Purwati. (2010) Tingkat Stres
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Akademik pada Mahasiswa
(2013). Badan Penelitian dan Reguler Angkatan 2010,
Pengembangan Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan
Kementrian RI tahun 2013. Universitas Indonesia
Purba, Ria Natalina .(2012). Faktor- [Skipsi]. Jakarta: Universitas
faktor yang Berhubungan Indonesia.
dengan Gangguan Makan Widyanti, L., Hastuti, D., Alfiasari.
pada remaja Perempuan di 2011. Fungsi Keluarga dan
Modeling scchool. Gejala Stres Remaja dengan
Departemen Gizi Masyarakat, Latar Belakang Pendidikan
IPB. Prasekolah Berbeda. Jurnal
Tantiani dan Syafiq. (2008). Perilaku Ilmu Keluarga dan Konsumen.
Makan Menyimpang Pada Kusumajaya NA, Wiardani NK, dan
Remaja di Jakarta. Jurnal Juniarsana IW. (2008).
Kesehatan Masyarakat Persepsi Remaja terhadap
Nasional Vol.2. No.6. Juni Body Image Kaitannya dengan
Crawford, JR & Henry, JD., (2003). Pola Konsumsi Makan. Jurnal
The Depression Anxiety Stress Skala Husada.
Scale (DASS) Normative data Syafarina, Aqmariya. (2014).
and latent structure in a large [Skripsi]. Hubungan Eating
non-clinical sample. British Disorder dengan Status Gizi
Journal of Clinical pada Remaja Putri di
Psychology. Modeling Agency Semarang.
Stice E, Telch CF, & Rizvi SL. Program Studi Ilmu Gizi
(2000). Development and validation Fakultas Kedokteran
of the Eating Disorder Diagnostic Universitas Diponegoro,
Scale: a brief self-report measure of Semarang.
anorexia, bulimia, and binge-eating Stang J, Story M. Guidelines for
disorder. Psychological Assessment. adolescents nutrition services;
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). 2005. From
Pendidikan dan Perilaku http://www.epi.umn.edu/let/pu
bs/adol_book.shtm

136  

Anda mungkin juga menyukai