Anda di halaman 1dari 112

OFTALMOLOGI

Kelenjar Pada Mata


Glandula Meibom
Merupakan modifikasi
glandula sebasea, produk
sekresi adalah minyak (oil)

Glandula Zeis
Merupakan modifikasi
glandula sebasea, produk
sekresi adalah minyak (oil)

Glandula Moll
merupakan modifikasi
glandula sudorifera, produk
skekresi adalah air (sweat)
MATA MERAH VISUS NORMAL
BLEFARITIS

ANTERIOR POSTERIOR

Disfungsi glandula
Bacterial Seborrhoeic
(Stafilokokal) meibom

Chronic red eye

Dry eye
MATA MERAH VISUS NORMAL
Blefaritis seboroik/skuamosa Blefaritis ulseratif/stafilokokal
Krusta kekuningan pada dasar bulu mata,
Penumpukan sisik putih pada bulu mata
bila diusap biasanya meninggalkan keropeng
dengan dasar hiperemis (tanpa ulkus).
atau ulkus yang mudah berdarah.

Tatalaksana Seborroik
• Bersihkan sisik dengan sabun atau salep salisil 1%.
• Kompres hangat.
• Antibiotik topikal (eritromisin, basitrasin atau gentamisin tetes
Seboroik mata)

Ulceratif Blefaritis ulseratif/stafilokokal


• Bersihkan krusta, kompres hangat
• Antibiotik topical (eritromisin, basitrasin atau gentamisin 12x2
tetes hingga gejala membaik)
• Antibiotik oral (doksisiklin 1x100mg selama 2-4 minggu atau
azithromisin 1x500mg selama 5 hari)
TATALAKSANA
Blefaritis Posterior
• Pemijatan kelopak mata
• Gangguan pada kelenjar Meibom. • Antibiotik topical (eritromisin, basitrasin
atau gentamisin 12x2 tetes hingga gejala
• Tanda : muara kelenjar Meibom membaik)
tampak prominen dengan sekresi • Antibiotik oral (tetrasiklin 1x1000mg
dalam dosis terbagi selama 6-12
kental keputihan. minggu)

Blefaritis posterior
Gambaran hipertrofi pada kelenjar
meibom.
Blefaritis anterior
Lebih ke gambaran
seborrhoic/terdapat krusta
kekuningan
HORDEOLUM VS KALAZION
Tatalaksana Kalazion
Tatalaksana Hordeolum • Konservatif
• Injeksi intralesi steroid (triamsinolon
• Kompres hangat 4-6 kali sehari
40 mg/ml sebanyak 0,10-0,20 ml)
selama 15 • Ekokleasi kalazion
menit
• Jaga kebersihan kelopak mata
• Antibiotik topical (salep
oxytetrasiklin 3x1; salep
kloramfenikol 3x1; tetes mata
kloramfenikol 0,25%, antibiotik
oral (eritromisin 2x500mg atau
dikloksasilin 4x1 selama 3 hari) • Hordeolum interna : insisi vertical
• Insisi dan drainase abses • Hordeolum eksterna : insisi horizontal
• Chalazion : Ekokleasi kalazion
Parameter Trichiasis Distichiasis Entropion Ektropion
Definisi Tumbuhnya bulu mata ke arah Barisan bulu mata Penggulungan Penggulungan margo
dalam dengan posisi palpebra tambahan pada kelopak margo palpebra palpebra ke arah luar
yang normal mata dan dapat ke arah dalam
menekuk ke arah bola
mata
Trachoma, blefaritis ulseratif, Kongenital, atau riwayat Involusional Degenerasi,
hordeolum eksternum trauma Sikatrik trauma
Etiologi Mekanik
Kongenital
Tanda dan Sensasi benda asing, fotofobia, nyeri, dan lakrimasi
Gejala
Terapi • Epilasi bulu mata Rekonstruksi palpebra
• Krioepilasi
Konjungtivitis : radang pada konjungtiva
REAKSI KONJUNGITIVA
• Reaksi Folikular : dari jaringan limfoid, pada
infeksi virus dan klamidia.
• Reaksi papilar : dari epitel konjungtiva, pada
infeksi bakteri dan vernal
Papilar-
Cobblestone

MEMBRAN PSEUDOMEMBRAN
Eksudat bila dikelupas Eksudat bila dikelupas
BERDARAH tidak berdarah
Neisseria gonorrhea, EKC, konjungitivitis
difteri allergi
Sekret Mata
SEROSA MUKOID

Pada Infeksi VIRUS (disertai Misalnya pada ALERGI


demam) dan IRITASI.

PURULENT
MUKOPURULENT
Misalnya pada infeksi berat
Pada infeksi Chlamidya
dan GONORRHEA
BAKTERIAL
Konjungtivitis Bakterial Akut
Gejala : mata merah, sensasi benda asing, sekret
mukopurulen, reaksi papiler, fotofobia apabila kornea
terlibat.
• Tatalaksana : Salep kloramfenikol 3x1 selama 3 hari, tetes
kloramfenikol 6x1 tetes selama 3 hari.

Konjungtivitis Gonokokal
• Gejala : mata merah, sensasi benda asing, secret purulent
berat, hiperakut (12-24 jam), kemosis berat, pembengkakan
nll preaurikular, pseumembran)
• Tatalaksana : Ceftriaxone 125 mg IM single dose, doksisiklin
100 mg 2x1 selama 7 hari.
Konjungtivitis Adenovirus
• Gejala sistemik : demam tinggi, limfadenopati
preaurikular, terdapat pseudomembran, mata merah,
unilateral.
• Tatalaksana : artificial tear, dan gejala sistemik

Konjungtivitis Herpes
• Simplex : lesi primer herpetik pada wajah dan
palpebrae.
• Zooster : penyebaran lesi secara dermatomal.
Herpes zoster yang
membentuk lesi • Tatalaksana : artificial tear, dan gejala sistemik, antiviral.
dermatomal
Konjungtivitis Neonatal
• Riwayat ibu/ayah keputihan
• Muncul dalam 5 hari
• Ditemukan benda inklusi pada pengecatan giemsa.
• Azitromicin 20 mg/kg/harI ATAU atau eritromisin selama 14
hari.
Chlamidya

• Riwayat ibu/ayah keputihan KENTAL


Gonorrhea
• Muncul dalam 2-4 hari
• Ditemukan benda DGNI pada pengecatan gram
• Ceftriaxone 25-50 mg/kg/BB IM atau cefotaxime 100
mg/kg/BB.
• Profilaksis : eritromisin 0,5% ointment, tetrasiklin 1%
ointment
Konjungtivitis Alergi
SIMPEL ALLERGI
Injeksi konjungtiva ODS, reaksi papilar ringan. Merah,
gatal, bilateral, TIDAK TERDAPAT DEMAM.
A

GIANT PAPILLARI
Hipertrofi papilla pada palpebra superior, akibat respon
local : pada soal → sering memakai lensa kontak lupa
B
dilepas, nilon, dan prostetis.
VERNAL
• Cobblestone appearance
• Tranta’s dot

FLIKTERNULARIS
• Reaksi tipe IV
• Berasal dari protein TBC, stafilokokus dll.
• Terdapat bintik kekuningan
Tranta’s dot Herber’s Pit
Vernal Konjungtivitis Chlamidia Trachomatis
Tatalaksana
• Hindari allergen → terapi utama
• Vasokonstriktor seperti adrenalin, efedrin dan naphazoline.
• Stabilizer sel mast → Sodium kromoglikat 2% 1/2 tetes mata 4 kali per
hari.
• Anti histamin : loratadine, cetirizine 1 x 10 mg/hari.
• Steroid topical → fluorometholone (0,1 % drops 1-2 x per hari),
prednisone, dexamethasone, bethamethasone.
PTERIGIUM
DERAJAT
1. Sebelum limbus kornea
2. Lewat limbus, <2 mm.
3. Lebih dari derajat 2, tetapi tidak melewati
pupil.
4. Melewati pupil

TATALAKSANA
• Tatalaksana : derajat 1 dan 2
konservatif
• Derajat 3 dan 4 → eksisi pterigium
Akibat Iritasi Kronis, naik
motor, berdebu dll.
PINGUECULA PSEUDOPTERIGIUM
• Kondisi degeneratif kolagen konjungtiva.
• PATCH atau BINTIK KEKUNINGAN
• Menjauhi kornea, dari nasal dulu baru ke temporal.
• Terapi : konservatif, eksisi pinguekula

Seperti tanda
positif Tes sondase (+)
Perdarahan Conjungtiva

• Etiologi : trauma, kongesti vena mendadak.


• Tampak pewarnaan merah homogen dengan batas tegas pada
konjungtiva, darah akan direabsorbsi sempurna dalam 7-21
hari.

Terapi
• Terapi sesuai etiologi
• Reassurance
• Kompres dingin untuk menemkan titik perdarahan, kompres hangat untuk
membantu reabsorbsi
Skleritis vs Episkleritis

SKLERITIS
• Berhubungan dengan RA.
• Mata merah gradual, nyeri sedang berat hingga kepala dan wajah yang
seringkali membangunkan pasien di pagi hari, fotofobia, lakrimasi
• Fenil-efrin test (-)

EPISKLERITIS
• Terjadi : berhubungan dengan gout, rosacea dan psoriasis.
• Nyeri dengan penekanan bola mata dan sensasi benda asing.
• Vasokonstriktor topical seperti fenilefrin 2,5% → pembuluh darah akan
mengecil → fenil-efrin test (+)
• Kortikosteroid, kompres dingin.
Tipe-Tipe

A B
A

C D
B

A. Diffuse skleritis A. Non-Necrotizing : diffuse dan nodular


B. Nodular skleritis B. Necrotizing : inflamasi dan tanpa inflamasi
Soal No. 1
Seorang pasien laki-laki usia 23 tahun dating ke dokter dengan keluhan kedua kelopak
matanya bengkak sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan kemerahan dan nyeri
pada kelopak matanya. Selain itu pasien juga mengeluh bulu matanya rontok. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan palpebra superior dextra dan sinistra hiperemis dan terdapat
krusta kekuningan di margo palpebra.
Diagnosis yang tepat pada pasien adalah?
a. Blefaritis
b. Keratitis
c. Konjungtuvitis
d. Trikiasis
e. Selulitis palpebra
Soal No. 2
Seorang wanita berusia 39 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mata
merah, gatal, nyeri, dan berair sejak 4 hari yang lalu. Setiap bangun pagi
matanya sulit di buka karena kotoran mata yang lengket. Pada pemeriksaan
oftalmologis didapatkan injeksi konjungtiva (+), sekret mukopurulent,
ditemukan papil pada konjungtiva tarsal, VODS 6/6.
Apakah terapi yang tepat pada pasien tersebut?
a. Artificial tears
b. Gentamycin 3% salep mata
c. Chloramphenicol 0,5 % tetes mata
d. Acyclovir salep mata
e. Sodium chromoglycate 2% tetes mata
Soal No. 3
Seorang wanita 42 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mata merah dan perih sejak 3
bulan. Pasien juga mengeluh ada yang mengganjal dan sering keluar air mata. Pada
pemeriksaan visus normal, TIO normal. Segmen anterior didapatkan margo palpebra edema
dan hiperemi (+) dengan sekret (+) dan skuama (+), bulu mata tampak rontok (+).
Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Cuci dengan shampo
b. Cuci dengan shampo + antibiotik topikal
c. Bedah rekonstruksi
d. Dikompres hangat saja
e. Antibiotik + kortikosteroid topical
Soal No. 4
Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang dengan keluhan merah pada mata kanannya sejak 1
bulan terakhir. Mata merah disertai dengan pandangan kabur, rasa mengganjal dan nyeri.
Riwayat trauma dan penyakit sistemik lainnya disangkal. Pada pemeriksaan oftalmologis,
didapatkan bulu mata yang tumbuh di lokasi yang benar namun mengarah ke dalam mengenai
kornea.
Apakah terapi yang tepat diberikan kepada pasien?
a. Antibiotik Topikal
b. Epilasi
c. Rekonstruksi Palpebra
d. Artificial Tears
e. Cuci Bulu Mata
Soal No. 5
Perempuan 47 tahun seorang petani. Mengeluhkan adanya keputihan pada
tengah mata sebelah kiri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tampakan jaringan
fibropaskular berbentuk segitiga pada bagian medial bola mata. Pemeriksaan
fisus dalam batas normal.
Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan tersebut?
a. Infeksi mata
b. Patogen oportunis
c. Inflamasi kronis
d. Sumbatan ductucs nasolacrimal
e. Neofaskularisasi
Soal No. 6
Seorang laki-laki usia 20 tahun datang ke dokter dengan keluhan terdapat benjolan pada
kelopak mata kiri. Sebelumnya pasien sudah berobat ke puskesmas dan diberikan salep
antibiotik tetapi tidak ada perubahan. Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan papul di
palpebral superior sinistra, tidak merah, dan tidak nyeri.
Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah?
a. Hordeolum interna
b. Hordeolum eksterna
c. Kalazion
d. Blefaritis
e. Pterigium
Soal No. 7
Seorang perempuan usia 42 tahun datang ke dokter dengan keluhan rasa
mengganjal dan mata merah. Keluhan juga disertai nyeri yang dirasakan menjalar
ke mata, dahi dan sekitar wajah. Pasien sering mengeluh nyeri pada sendi-sendi
jari tangannya. Dari pemeriksaan oftalmologis didapatkan injeksi silier serta
nodul pada sklera yang tidak dapat digerakkan. Tes fenilefrin (-).
Tatalaksana yang paling tepat diberikan pada pasien adalah?
a. Antibiotik tetes mata
b. Artificial tears
c. Prednisone tetes mata
d. Sulfas atropine tetes mata
e. Beta bloker tetes mata
MATA MERAH VISUS TURUN

• Keratitis : terdapat tanda pada kornea dan penurunan visus.

• Uveitis anterior : penurunan visus, disertai pupil miosis, hipopion

• Glaukoma akut : injeksi sklera, pupil mid-dilatasi, udem kornea

• Endoftalmitis

• Trauma mekanis dan kimia


Keratitis : radang pada kornea

Mata merah, penurunan visus, nyeri,


fotofobia, blefarospasme, edema kornea,
infiltrate seluler, dan injeksi siliar (perikornea).

KLASIFIKASI •Infective Keratitis (bakterial, viral, fungal,


chlamydial, protozoal, spirochaetal)
•Allergic Keratitis (fliktenularis, vernal,
atopic)
•Trophic Keratitis (keratomalasia)
•Traumatic Keratitis
KERATITIS BAKTERIAL

• Faktor resiko : lensa kontak, Riwayat operasi kornea, trauma, benda asing.
• S. aureus, S. pneumonia → ulkus oval, warna putih batas tegas.
• Pseudomonas → ulkus berbentuk ireguler, eksudat mukopurulen hijau, batas tidak tegas,
dapat terjadi nekrosis liquefaksi.
• Tatalaksana : salep kloramfenikol 1% 3x1, salep eritromisin 0,5% 2-6 x1, salep ciprofloxacin 0.3% 3x1.

Pseudomonas

Pseudomonas khas
pada orang yang
memakai lensa
kontak
S.pneumonia
KERATITIS HERPES
Herpes Simplex
• Dendrit dengan terminal bulbs pada
simplex, sering ulkus.
• Zooster : pain, ptekial hemorrhage,
ulkus jarang.
Herpes Zooster

Herpes Simplex Herpes Zooster


Tampak lesi vesicular di region periorbital, limfadenitis Lesi dermatomal, Hutchinson sign
preauricular.
Lesi dendritic Lesi pseudodendritik

Penurunan sensasi mata Penurunan sensasi

Acyclovir 5x400 mg 7 hari Acyclovir 5x 800 mg 7-10 hari


KERATITIS FUNGAL

• Paska terkena tanaman hidup : padi, tangkai, daun dll.


• Ulkus putih ke-abuan : feathery-fingerlike dan lesi satelit.
• Suspensi mata natamycin 5% 1 tetes per 2 jam, amphotericin B
1,5% 1 tetes per jam.

A B
A. Keratitis Fungal :
terdapat gambaran
lesi satelit.
B. Wesseley ring :
cincin kekuningan
steril
UVEITIS TIPE LOKASI
Anterior Anterior Chamber
Intermediate Vitreous
Posterior Retina or Choroid
Panuveitis Semua kena

Uveitis Akut Uveitis Akut


<3 Bulan >3 Bulan
Uveitis Anterior
Nyeri terutama saat malam hari, mata merah,
fotofobia,blefarospasme, penurunan visus
1. Tanda kornea : edema palpebra, keratic Koeppe
presipitat, opasitas kornea bagian posterior.
2. Tanda chamber anterior : Aqueous cells,
aqueous flare (Tyndal phenomenon),
hipopion.
3. Iris signs : Perubahan pola normal dan warna Busacca

iris, iris nodules (Koeppe’s nodules, Busacca’s


nodules), sinekia.
4. Pupil sign : Pupil Miosis
Komplikasi : Katarak, glaukoma sekunder Edema Palpebra, hipopion
dan pupil miosis
Uveitis Posterior
Penurunan visus, photopsia, sensasi bintik
hitam melayang di depan mata,
metamorphopsia dan scotoma
• Tanda : Opasitas vitreous, patch of
choroiditis.
• Komplikasi : panuveitis, katarak
• Terapi
Non-spesifik
•Kortikosteroid topical dan sistemik
•Immunosupresan
Tanda dan Gejala Konjungitivitis Akut Iridosiklitis Glaukoma Akut

Onset Perlahan Perlahan Tiba-tiba

Halo +/- - +
Anterior chamber Jernih Tidak jernih akibat keratic Tidak Jernih akibat edema
presipitat

Pupil Normal Miosis Midriasis


Iris Normal Berkabut Edema

TIO Normal Normal Meningkat

Conjunctivitis Iridosiklitis Glaukoma Akut


Perjalanan Humor Aquosus
Glaukoma

KONGENITAL ACQUIRED GLAUCOMA

Open Angle
Lebih ke gejala kronis

Closed Angle
Lebih ke gejala akut
Haab Striae
Buphtalmos
Primary Open Angle Glaucoma
TANDA DAN GEJALA KHAS
• Penurunan lapangan pandang progresif.
• PF : sudut terbuka, cupping, bayonetting sign.
• Defek lapangan pandang : hemianopsia
bitemporal.

Pemeriksaan Penunjang
• Tonometri mengukur IOP
• Gonioskopi → melihat sudut iridokornealis Cup to disk ratio >0,5 pada pasien
• Perimetri → melihat defek lapang pandang glaucoma sudut terbuka yang
nantinya ber manifestasi sebagai
hemianopsia bitemporal
TATALAKSANA POAG
Kelas Obat Regimen Mekanisme Aksi
Menurunkan sekresi aqueous humour melalui stimulasi
• Timolol maleate 0.25%-0.5%; reseptor beta di prosesus siliaris
Beta Blocker
1- 2 kali/hari
• Betaxolol 0,25%; 2 kali/hari

Parasympathomimetic • Pilocarpine 1, 2, 4% 3-4 kali/hari Meningkatkan outflow aqueous humour melalui kontraksi
Drugs musculus longitudinalis corpus ciliaris yang membuka
trabecular meshwork.
Prostaglandins • Latanoprost 0.005%; 1 kali/hari Meningkatkan uveoscleral outflow
(first drug of choice)
Carbonic Anhidrase • Acetazolamide 250mg; 3-4 Menurunkan produksi melalui inhibisi enzim karbonik
Inhibitor kali/hari anhidrase
• Epinephrine 0.5, 1, 2%; 2 Meningkatkan outflow Menurunkan sekresi aqueous
Sympathomimetic Drugs kali/hari humour.
Primary Closed Angle Glaucoma (sudut tertutup)

• Gejala : Nyeri mata, mual, muntah, penurunan visus, fotofobia, lakrimasi


(gejala akut)
• Tanda : mixed injection, sudut dangkal dan tertutup, pupil semidilatasi, dan
oedem kornea.

Mixed Injection

Pupil mid-dilatasi

Oedema Kornea
Tatalaksana
• GLAUKOMA AKUT : menurunkan TIO secepatnya dengan memberikan obat-
obatan yang terdiri dari :
1. Acetazolamid HCl 500 mg, dilanjutkan 4x250 mg/hari.
2. KCl 0,5 gr 3x/hari
3. Timolol 0,5% 2x1 tetes/hari
4. Tetes mata kombinasi kortikosteroid + antibiotic 4-6 x 1 tetes sehari.
5. Terapi simptomatik
Rujuk segera ke dokter spesialis mata/pelayanan Kesehatan tingkat
sekunder/tersier setelah diberikan pertolongan tersebut.
Glaukoma Sekunder
NAMA ETIOLOGI KETERANGAN
Glaukoma fakolitik Krn ada material lensa yg keluar dr lensa Nyeri unilateral, visus LP atau NLP,
(katarak hipermatur) → menyumbat trabekula fotofobia, nyrocos, katarak
→ TIO↑ matur/hipermatur, edema kornea,
Lens particle Akibat adanya material lensa yang cell and flare pd COA.
glaukoma menyebabkan obstruksi → pada trauma
Glaukoma fakomorfik Katarak intumesen → menutup sudut →
pupillary block
Steroid induced Riwayat penggunaan steroid lama (terutama TIO meningkat, tanda-tanda POAG.
topikal, periokular, intravitreal) → TIO
meningkat krn aliran kurang lancar
Endoftalmitis
• Peradangan pada uvea dan retina yang diikuti dengan
terbentuknya eksudat di dalam aqueous dan vitreous humor.
• Tanda
• Palpebra → edema dan hiperemis
• Konjungtiva → kemosis dan kongesti sirkumkornea
• Iris → edema dan berkabut
• Pupil → berwarna kekuningan akibat eksudasi pada
vitreous
• Vitreous → eksudasi, tampak massa keputihan dibalik
pupil yang terdilatasi (amaurotic cat’s-eye reflex)
• Gerakan bola mata → masih dapat digerakkan (Kata Amaurotic cat eye
Kunci) reflex
TATALAKSANA

• Antibiotik intravitreal : Vancomycin 1 mg in 0.1 ml + ceftazidime


2.25 mg in 0.1 ml.
• Kortikosteroid : cegah sinekia
• Sikloplegik : atropin 1%.
• Anti-glaucoma : oral acetazolamide (250 mg TDS) and timolol
(0.5% BD)
Panophtalmitis

Gejala Nyeri gerak


Endoftalmitiis bola mata

TATALAKSANA
•Antibiotik
•Kortikosteroid
•Eviscerasi
HIFEMA • Trauma
• Spontan : contoh
rubeosis iridis.

• Monitoring TIO, tirah baring total posisi 30-


45 derajat.
• Sikloplegia → siklopentolat, skopolamin.
• Perdarahan terus → asam tranexamat
• Indikasi operasi :
• Hifema lebih dari derajat 2
• Hifema yang tetap dan tidak berkurang
lebih dari 5 hari.
• Hemosiderosis endotel kornea
Trauma Kimia Mata
TRAUMA ASAM
• Contoh : air accu, asam sulfit, asam
hidroklorida, zat pemutih, asam asetat.
• Terjadi KOAGULASI PROTEIN.
• Hanya mengenai superficial saja.

TRAUMA BASA
• Contoh : NaOH, CaOH, sabun, shampoo, pembersih
rumah tangga.
• Terjadi LIQUEFAKSI PROTEIN
• Penghancuran jaringan protein kornea, lebih parah,
dapat sebabkan kebutaan.
Pemeriksaan Penunjang
• Kertas lakmus → cek pH berkala
• Slit lamp → cek bagian anterior mata dan lokasi luka
• Tonometri → cek IOP
• Funduskopi direk dan indirek
Soal No. 8
Anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa ibunya kepuskesmas karna mata kanan anaknya merah
dan mengeluhkan nyeri.Pada pemeriksaan visus didapatkan VOS 6/6, VOD 6/60 pinhole tidak
maju. Pada pemeriksaan didapatkan bulu mata pasien tumbuh masuk ke dalam,mata merah,
tampak injeksi siliar dan injeksi konjungtiva.
Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan untuk memeriksa komplikasi dari keluhan
pasien tersebut?
a. Tonometri
b. Pemeriksaan lapang pandang
c. Test anel
d. Keratos cope placido
e. Pemeriksaan flouresent
Soal No. 9
Seorang perempuan usia 30 tahun dilarikan ke IGD akibat mata kanan terkena bahan
pembersih lantai kamar mandi rumahnya. Penglihatan dirasakan menurun. Dalam
pemeriksaan fisik didapati TD: 125/85 mmHg, HR: 81 x/menit, RR: 16 x/menit, suhu afebris
Status optalmologis didapatkan visus mata kiri 6/30 tidak dapat dikoreksi, tampak kekruhan
kornea dan iskemi konjungtiva <1/3 limbus.
Kondisi yang dialami pasien termasuk dalam derajat?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Soal No. 10
Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri mata kiri hebat disertai
mata merah dan hilangnya fungsi penglihatan. Pasien juga mengeluhkan fotofobia. Pasien baru
saja pulang dari RS yang sama setelah operasi katarak 3 hari yang lalu. Riwayat trauma
disangkal. Dalam pemeriksaan fisik didapati TD : 125/85 mmHg, HR : 81 x/menit, RR : 16
x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan fisik didapatkan VOS NLP, palpebra edema &
hiperemis, kemosis, edema kornea, hipopion (+), dan gerak bola mata yang terbatas oleh
karena nyeri. Pemeriksaan visus sulit dilakukan.
Apa kemungkinan diagnosis penyakit yang dialami pasien?
a.Uveitis Anterior
b.Panuveitis
c.Endofthalmitis
d.Panofthalmitis
e.Ulkus Kornea cum hipopion
Soal No. 11
Tn. Tani, 65 tahun, datang dengan keluhan mata kirinya nerocos setelah terkena daun jagung
di tempatnya bekerja 2 hari lalu. Pasien merupakan seorang petani. Keluhan disertai nyeri,
pandangan kabur, kemerahan, dan rasa mengganjal pada mata kiri. Pada pemeriksaan
oftalmologis, ditemukan visus OS 5/60, tidak membaik dengan pinhole, terdapat hipopion,
injeksi silier (+), COA dalam, dan lensa jernih. Pada pemeriksaan fluorescein didapatkan
gambaran feathery finger-like appearance.
Tatalaksana yang tepat diberikan pada pasien adalah?
a. Ampoetericin B 2,5% tetes mata
b. Natamycin 5% tetes mata
c. Acyclovir tetes mata
d. Ketokonazol oral
e. Doxycycline oral
Soal No. 12
Seorang perempuan berusia 65 tahun datang dengan keluhan nyeri pada mata kanan disertai
pandangan kabur,merah,pusing,mual dan muntah. Pemeriksaan visus OD 1/300, TIO 47
mmHg, mixed injeksi (+), kornea edema (+).
Apakah tatalaksana awal untuk pasien tersebut?
a.Timolol 0,5%
b.Acetazolamid 250 mg
c.Prostaglandin Analog
d.Steroid Tetes Mata
e.Acetazolamid 500 mg
Soal No. 13
Seorang laki laki berusia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mata nyeri dan merah
sejak 3 minggu SMRS. Pasien juga mengeluhkan mata silau dan penglihatan agak buram.
Keluhan serupa pernah dirasakan 2 minggu lalu dan hingga kini makin memberat. Riwayat
mengucek mata terlalu keras, trauma, dan penggunaan lensa kontak disangkal. Pada
pemeriksaan VODS 20/200, ditemukan injeksi silier, keratik presipitat, kedalaman COA sedang,
pupil miosis, dan ditemukan sinekia posterior. Pemeriksaan funduskopi didapatkan refleks
fundus (+).
Diagnosis yang tepat adalah…
a. Uveitis posterior
b. Endoftalmitis
c. Keratitis
d. Uveitis anterior
e. Konjungtivitis
Soal No. 14
Seorang wanita usia 50 tahun datang dengan keluhan mata kiri merah dan nyeri. Penglihatan juga
terasa kabur. Dua hari sebelumnya penderita sudah mulai merasakan hal seperti itu, tetapi hilang
timbul jika penderita beristirahat rasa nyeri berkurang. Saat ini rasa nyeri menetap, disertai seperti
melihat pelangi di sekitar lampu. Riwayat trauma dan penyakit sistemik lain disangkal. Pada
pemeriksaan fisik didapati TD : 140/70 mmHg, HR : 81 x/menit, RR : 20 x/menit, suhu afebris. Hasil
pemeriksaan oftalmologi VOD: 6/6; VOS: 1/300 OD: tenang OS: mixed injeksi (+), edema kornea, bilik
depan dangkal, TIO dengan palpasi N (+2). Pada pemeriksaan funduskopi didapatkan cup disc ratio
abnormal dan bayonete sign (+).
Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus tersebut?
a. Katarak senilis matur
b. Hipertensi okuli
c. Glaukoma sekunder
d. Glaukoma sudut terbuka
e. Glaukoma sudut tertutup
MATA TENANG VISUS TURUN MENDADAK
Masalah Lensa Masalah Vitreous
• Subluksasi • Perdarahan
• Dislokasi vitreous

Masalah Retina Masalah N. Optikus


• Ablatio retina • Neuritis optik
• Oklusi arteri retina
• Papil oedema
• Oklusi vena retina
Ektopia Lentis
Subluksasi Ruptur sebagian ligamentum suspensorium lentis
Displacement dari lensa Dislokasi anterior : lensa di COA
Dislokasi Ruptur total;
Dislokasi posterior : lensa di vitreous

• Manifestasi Klinis : penurunan visus mendadak,


diplopia
• Komplikasi : uveitis, glaucoma sekunder
• Tatalaksana : penggunaan kacamata, pembedahan

Tanda subluksasi : iridodonesis/tremulous lens


Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit
(iris bergoyang saat bola mata bergerak) Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Oklusi Arteri Retina Sentral
• Sumbatan aliran darah → menyebabkan iskemia retina
Arteritik : Arteritis temporal
• Etiologi
Non Arteritik : Emboli, atherosclerosis
• Manifestasi klinik
‒ Mata tenang visus turun mendadak (no light perception)
‒ Tidak nyeri
‒ Funduskopi : cherry red spot (kekeruhan pada area retina superficial kecuali pada area
macula → macula tidak memiliki ganglion, sehingga mempertahankan warna aslinya)
‒ Papil pucat dan batas kabur
• Tatalaksana : pemberian O2, menurunkan TIO (mannitol IV + massage intermittent),
antikoagulan, steroid
CRAO vs BRAO CRVO vs BRVO
(Central Retinal Artery Occlusion vs Branch (Central Retinal Vein Occlusion vs Branch Retinal
Retinal Artery Occlusion) Vein Occlusion)
Opasitas superficial Opasitas superficial Perdarahan difus Perdarahan superfisial
pada polus posterior pada distribusi cabang (splashed-tomato pada cabang vena yang
arteri yang defek appearance) defek (flame
hemorrhage)
Cherry red spot
Gangguan Pada Retina

Rhegmatogen Non rhegmatogen


Traksional dan eksudatif
Tipe-Tipe Ablasio Retina
Ablasio Retina Rhegmatogen

• Faktor Resiko : miopia, afakia, trauma.


• Didahului robekan pada retina
• Manifestasi : floater, flashes, fotopsia
Tigroid defek lapangan dari tepi menjadi central.
Ablasio Retina Non-Rhegmatogen
TRAKSIONAL
• Etiologi : Post trauma, diabetic retinopati proliferative,
retinopathy of prematurity, sickle cell retinopathy
• Manifestasi Klinis : Penurunan visus dan lapang pandang,
tampak adanya vitreoretinal bands.

EKSUDATIF
• Etiologi : Hipertensi, koroiditis.
• Manifestasi Klinis : Penurunan visus atau lapang
pandang tanpa floater dan fotopsia, area yg detached
berubah sesuai posisi (shifting fluid).
Neuritis optik
• Radang saraf optic
• Etiologi : idiopatik, infeksi, multiple sclerosis
• Manifestasi klinis : Mata tenang penurunan visus mendadak!, nyeri, unilateral
Gangguan penglihatan, buta warna
Relative afferent pupillary defect (Marcus Gunn pupil)
Reaksi pupil asimetris ketika dilakukan
pemeriksaan light swing antara kedua mata
• Jenis
Papillitis : peradangan papil saraf optik
Neuritis retrobulbar : radaang saraf optic dibelakang bola mata

Wilhelm, H., & Schabet, M. (2015). The Diagnosis and Treatment of Optic Neuritis. Deutsches Arzteblatt international, 112(37), 616–626.
Soal No. 15
Seorang laki-laki usia 48 tahun, mengeluhkan pandangan mata kanan tiba-tiba buram, seperti
tertutup tirai hitam. Pasien sempat mengeluhkan adanya bintik-bintik hitam melayang yang
ikut bergerak pada lapang pandangnya. Riwayat trauma disangkal. Keluhan lain disangkal.
Pasien memiliki riwayat menggunakan kacamata lensa negatif berukuran – 8.0 D. Pada
pemeriksaan fisik didapati TD : 140/70 mmHg, HR : 68 x/menit, RR : 14 x/menit, suhu afebris.
Kondisi yang dialami oleh pasien tersebut adalah…
a. Pendarahan Vitreus
b. Age-Related Macular Degeneration
c. Ablasio Retina Traksional
d. Ablasio Retina Eksudatif
e. Ablasio Retina Rhegmatogen
Soal No. 16
Seorang laki-laki usia 53 tahun datang ke dokter spesialis mata dengan keluhan buta
mendadak ketika bangun pagi hari. Keluhan serupa sebelumnya disangkal pasien. Pasien
merupakan penderita diabetes dengan pengobatan tidak terkontrol. Pasien memiliki riwayat
kolesterol tinggi 2 tahun lalu dan tidak berobat. Riwayat hipertensi disangkal. Dalam
pemeriksaan fisik didapati TD : 130/80 mmHg, HR : 68 x/menit, RR : 18 x/menit, suhu
afebris. Pada funduskopi terdapat cherry red spot (+). Pemeriksaan GDP pasien 210 mg/dL.
Apa diagnosis yang tepat untuk pasien ini?
a. Ablasio retina
b. Retinopati diabetikum
c. Oklusi arteri retina sentral
d. Perdarahan vitreus
e. Oklusi vena retina sentral
Mata Tenang Visus Turun Perlahan

GANGGUAN LENSA
REFRAKSI • Katarak
• Myopia
• Hypermetropia RETINA
• Astigmatisma • Retinopati diabetika
GLAUKOMA • Retinopati hipertensif
• Primary open • Retinitis pigmentosa
angle glaukoma • Age related macular
degeneration.
Mata Tenang Visus Turun Perlahan

Kabur? Berkabut DM/Hipertensi

• Katarak • Neovaskularisasi : DM
• Jauh : miopi
• Silver/copper wire :
• Dekat : hipermetropi
hipertensi
• Bergelombang :
astigmatisma
• >40 tahun : presbiopia
Gangguan Refraksi
Emetropia adalah kondisi mata normal, dimana kekuatan refraksi mata adalag
+60D, +44 dari total didapat dari kornea dan +16D didapat dari lensa Kristalina.
Gangguan Refraksi KLASIFIKASI
• Miopia simplex : mulai 7-9 tahun,
berhenti usia 20 tahun.
• Miopia progresif : bertambah secara
cepat (±4.0D/tahun)
Bayangan di depan retina.

Conus KLASIFIKASI SFERIS


LOW <3.00 D
MEDIUM 3.00-6.00 D
Globus HIGH >6.00 D
Axial, Kurvatura, Index
Tatalaksana Komplikasi

• Fuch Spot
• Lacquer crack
• Myopic crescent
• Tigroid fundus

Lensa sferis negatif


terkecil yang
memberikan visus
terbaik, miopi tinggi
diberikan pengurangan
2/3 koreksi penuh
HIPERMETROPIA • Ringan: +0,25 sampai +3.00
• Sedang : +3,25 sampai +6.00
• Berat : +6,25 atau lebih

Tanpa Dengan
sikloplegik sikloplegik

Bayangan di
belakang retina.

Keratoplana

• Axial
• Kurvatura • Fakultatif hypermetropia : masih dapat dikoreksi dengan akomodasi
• Index • Absolute hypermetropia : tidak dapat dikoreksi oleh akomodasi
ASTIGMATISMA (jatuh >1 titik)

Klassifikasi etiologi
• Korneal
• Lentikular
• Total

• Astigmatisma regular → selalu ada dua meridian yang tegak lurus


• With the rule → meridian vertical mempunyai daya bias terkuat.
• Against the rule → horizontal mempunyai daya bias terkuat, sering pada orang tua.
• Astigmatisma iregular → didapatkan titik fokus yang tidak beraturan. Diakibatkan dari sikatriks,
keratoconus, atau katarak imatur.
Simple astigmatisma → satu fokus di retina,
yang lainya tidak pada retina
• Astigmatisma miopikus simplex (C-)
• Astigmatisma hipermetrop simplex (C+)

Compound astigmatisma → kedua meridian terletak


pada depan dan belakang retina.
• Miopikus kompositus (C-, S-)
• Hipermetrop kompositus (C+,S+)
Syarat : S>C

Mixed astigmatisma → Satu titik di depan


satu titik di belakang, S dan C berlainan tanda
(+/-) dengan syarat C>S
Seorang laki-laki berusia 27 tahun datang dengan keluhan pandangan kabur pada kedua mata
saat melihat jauh. Dari hasil pemeriksaan didapatkan :
VOD S+1,00 C-0,50x165
VOS S+1,00 C+1,50x65 Prosedur transposisi
Diagnosis mata kanan? 1. S ditambah C
2. C dirubah tanda (+ jadi minus, dan
sebaliknya)
3. Axis :
• <90 ditambah 90
• >90 kurangi 90

CARA MUDAH
• Apabila S dan C memiliki tanda yang sama (kompositus) namun C>S, maka menjadi mictus.
• Apabila S dan C berlawanan tanda (mictus) namun S>C maka menjadi astigmatisma kompositus
X (X adalah komponen awal sferis, cth : apabila awal S+3 → hypermetropi)
AMBLIOPIA
Tidak mencapai optimal sesuai usia dan intelegensinya walaupun sudah
dikoreksi kelainan refraksinya.

KHAS
Mata yang apabila
dikoreksi lensa tidak
mencapai 6/6.

ETIOLOGI
• Anisometropia → suatu kondisi dimana terdapat perbedaan refraksi pada kedua
mata
• Miopia : Selisih >3D
• Hipermetropia → Selisih >2D
• Astigmatisma → Selisih >2D
Maka untuk koreksi kacamata beda dioptric harus disesuaikan agar tidak terjadi
amblyopia.
PRESBIOPIA
Berkurangnya akomodasi mata sesuai dengan meningkatnya umur. Akibat perubahan
keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung.

5 0,5
Katarak Senilis (Mata Berkabut) Shadow Test
TATALAKSANA
RETINOPATI DIABETIKA

Rule of NPDR

4
Microaneurisma 4
kuadran

2
Venous Beading 2
kuadran

1
IRMA di minimal 1
kuadran
Diabetic Retinopathy
Retinopati Hipertensi
Temuan funduskopi
• Akut → hard exudate, retinal edema, cotton wool, flame shaped, papilledema
• Kronik → AV-nicking, copper/silver wire/ghost vessel, macro aneurism, macular star.

Silver/copper wire
Macular star
AGE RELATED MACULAR DEGENERATION (diatas 59 tahun)

Tipe Gejala Tanda Terapi


↓tajam penglihatan sentral, ↓visus, makula lbh Vit C, vit E, beta
ARMD ↓membaca krn skotoma pucat, macular karoten, zinc,
Dry (non parasentral, ↓sensitivitas DRUSEN keras dan cupric oxide, sayur
eksudatif)
adaptasi gelap, ↓kontras lunak, atrofi EPR hijau. TX RF (HT,
dislipidemia, rokok).

Gngguan penglihatan ↓visus, DRUSEN


ARMD Wet sentral,↓visus, dan cairan
(eksudatif) mikropsia, makropsia, subretinal dan Amsler Grid
Anti-VEGF
skotoma sentral choroidal
neovascularization
STRABISMUS
• HeteroTROPIA : (strabismus manifes)
Penyimpangan sumbu bola mata yang nyata dimana kedua penglihatan tidak berpotongan pada titik fiksasi.

• HeteroFORIA (strabismus laten)


Penyimpangan sumbu penglihatan yang tersembunyi yang masih dapat diatasi dengan reflek fusi.
Hirchberg Test

Cover-Uncover Test
GANGGUAN AIR MATA
DAKRIOADENITIS DAKRIOSISTITIS
• Radang pada glandula lakrimalis •Infeksi pada saluran air mata
• Sering pada anak sebagai komplikasi penyakit •Manifestasi → epifora, eksudat, uji
sistemik seperti morbili, pada dewasa oleh
regurgitasi (+), merah, nyeri tekan
karena trauma
• Manifestasi klinis → nyeri dan •Etio → S. aureus, s. pneumonia, H.
bengkak di orbita bag temporal influenza
ANEL TEST
• Uji patensi saluran lakrimalis dengan cara memasukkan jarum tumpul ke punctum
lakrimal ke dalam sakus lakrimal, kemudian larutan garam fisiologis disemprotkan.
• Tes Anel + bila ada rasa asin di tenggorokan dan Tes Anel – bila tidak ada asing
(ada gangguan patensi).
XEROPTHALMIA (Gangguan Vitamin A)

Bitot spot dan fundus


xerophtalmia
TATALAKSANA

• Obat tetes mata antibiotic (tetrasiklin 1%,


kloramfenikol 0,25-1%, gentamisin 0,3%) pada X2,
X3A, X3B dosis 4x1 tetes/hari dan tetes mata
atropine 1% 3x1 tetes/hari
• Minimal 7 hari sampai semua gejala mata
menghilang
Keratoconjungtivitis Sicca
• Keluhan mata gatal, berpasir, silau, penglihatan kabur, bisa terjadi erosi kornea.
• Tatalaksana : artificial tear + terapi etiologi (Sjogren sindrom, keratitis dll)
Retinitis Pigmentosa
• Definisi: degenerasi retina herediter yang ditandai
dengan disfungsi fotoreseptor progresif dan atrofi
lapisan retina
• Diturunkan secara : autosomal resesif, autosomal
dominan, dan X-linked resesif
• Gejala : nychtalopia, adaptasi gelap buruk, tunnel
vision
• Funduskopi : bone spicule, penyempitan arteri
• Kompikasi: katarak subkapsular Bone spicule-
pigmentasi retina
Gangguan Lapangan Pandang

• Tersering disebabkan adenoma


hiposfisis
• Hemianopsia homonim lesi nya
selalu berlawanan dengan
tractus yang rusak
• Lesi pada visual cortex akan
memberikan gambaran
macular sparing
Tes tambahan

Waterfall Phenomenome
Soal No. 17
Seorang perempuan usia 60 tahun datang ke dokter dengan keluhan dirasakan
terdapat bintik hitam pada mata terutama di bagian tengah penglihatan. Pasien
kesulitan melihat lawan bicaranya. Riwayat keluhan serupa pada keluarga
disangkal. Riwayat penyakit sistemik lainnya disangkal. Pada pemeriksaan
oftalmologi didapatkan lingkaran abu-abu, drusen (+) pada retina.
Apakah penyebab kelainan pada pasien tersebut?
A. Inflamasi
B. Infeksi
C. Degeneratif
D. Reaksi hipersensitivitas tipe II
E. Autoimun
Soal No. 18
Seorang laki-laki berusia 19 tahun datang ke dokter dengan keluhan pandangan kabur untuk
melihat jauh. Mata tidak merah dan nyeri. Pada pemeriksaan didapatkan VOS 5/20, setelah
dikoreksi dengan S -0.25 visus menjadi 5/8, dikoreksi menjadi S -0.5 visus menjadi 5/7,
dengna S -1,00 menjadi 5/5, dengan S -1,25 menjadi 5/5.
Manakah koreksi yang tepat diberikan?
a. S -0.75
b. S -0.25
c. S -1.00
d. S -1.25
e. S -2.25
Soal No. 19
Seorang anak perempuan usia 9 tahun dibawa oleh orang tuanya ke poliklinik mata karena
mengeluh tidak jelas saat membaca tulisan di papan tulis sejak 2 tahun yang lalu. Anak juga
mengeluhkan sulit untuk menulis. Riwayat memakai kacamata, trauma, dan keluarga yang
memakai kacamata disangkal. Pada pemeriksaan segmen anterior dan posterior tidak
didapatkan kelainan. Pemeriksaan visus didapatkan VOD 1/60 dan VOS 6/60, setelah
dilakukan koreksi didapatkan hasil OD S -7,00 C - 1.75 axis 180 dan OS S -0.75 C - 1.25 ax 90.
Hasil visus koreksi VOD 6/60 dan VOS 6/18.
Diagnosa yang tepat pada pasien adalah?
a. Ambliopia isoametropia
b. Ambliopia anisometropia
c. Ambliopia deprivat
d. Ambliopia acquaired
e. Ambliopia strabismus Soal UKMPPD Batch 4 Sesi 1 2020
Soal No. 20
Seorang wanita usia 40 tahun mengeluh penglihatan buram sejak 1 bulan yang lalu.
Penglihatan seperti ada tirai yang secara tiba-tiba menutup disangkal. Keluhan lain seperti
gatal, nyeri, dan berair disangkal. Keluhan nyeri kepala dan mual muntah disangkal. Riwayat
keluhan serupa disangkal. Pada pemeriksaan oftalmologis, pemeriksaan visus setelah
dikoreksi didapatkan S -2.00 C +3.00 X90.
Kondisi apakah yang dialami oleh pasien tersebut?
a. Astigmatisma myopia simpleks
b. Astigmatisma hipermetropia kompositus
c. Astigmatisma miopia kompositus
d. Astigmatisma mixtus
e. Astigmatisma hipermetropia simpleks

Soal No. 21
Seorang wanita usia 28 tahun datang karena merasa lapang pandangnya semakin hari
semakin menurun. Pasien terutama sering mengeluhkan tidak bisa melihat dengan jelas saat
senja dan malam hari. Pasien saat ini juga mengenakan kacamata. Ibu pasien juga memiliki
penyakit yang sama dengan pasien. Riwayat trauma disangkal. Riwayat penyakit sistemik
disangkal. Pada pemeriksaan segmen anterior tenang. Saat dilakukan pemeriksaan segmen
posterior didapatkan pigmentasi warna kehitaman pada retina peritemporal.
Kemungkinan gambaran yang didapat pada pemeriksaan funduskopi adalah?
A. Tomato splashed appearance
B. Cherry red spot
C. Flame shapped hemmorhage
D. Bone spicule like appearance
E. Macular star
Soal No. 22
Laki-laki berusia 60 tahun datang dengan keluhan penglihatan kedua mata kabur
sejak 9 bulan yang lalu. Keluhan dirasakan makin lama makin berat. Keluhan
mata merah dan nyeri disangkal. Pada pemeriksaan visus didapatkan VOD 1/60
dan VOS 1/20, dengan pin hole visus tidak membaik. Pada pemeriksaan dengan
menggunakan slit lamp hanya sebagian lensa mata mengalami kekeruhan.
Apa diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
A. Katarak traumatika
B. Katarak imatur
C. Katarak matur
D. Katarak hipermatur
E. Katarak juvenile Soal UKMPPD Batch II 2020
Soal No. 23
Seorang laki-laki berusia 52 tahun datang ke praktek klinik dokter umum dengan keluhan
pandangan kabur sejak 4 bulan terakhir. Pandangan kabur semakin lama makin memberat.
Tidak ada mata merah maupun berair. Pasien memiliki riwayat DM sejak 7 tahun yang lalu
namun tidak rutin kontrol. Gula darah pasien terakhir 3 bulan lalu yaitu GDS 200 mg/dL.
Riwayat hipertensi disangkal. Hasil funduskopi didapatkan mikroaneurisma (+), soft exudate
(+) dan flame hemorrhage (+).
Diagnosis yang sesuai adalah?
a. Retinopati DM non proliferatif
b. Retinopati DM preproliferatif
c. Retinopati DM proliferative stadium dini
d. Retinopati DM proliferative stadium lanjut
e. Retinopati Hipertensi
Soal No. 24
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun dibawa ke puskesmas oleh ibunya dengan keluhan sering
menabrak benda terutama saat sore menjelang malam hari. Dari anamnesis didapatkan
pasien sulit makan sejak kecil. Keluhan sudah dirasakan sejak 1 bulan SMRS. Riwayat trauma
dan penyakit sebelumnya disangkal. Riwayat keluhan serupa dalam keluarga juga disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapati TD : 110/70 mmHg, HR : 90 x/menit, RR : 19 x/menit, suhu
afebris. Hasil pemeriksaan oftalmologi didapatkan visus ODS 6/6, konjungtiva tampak kering
dan terdapat bercak putih seperti sabun pada sisi temporal sklera. Kornea tampak kering (+).
Diagnosis dan staging yang tepat pada kasus ini adalah…
a. Ulkus kornea, XIA
b. Keratomalacia, XIB
c. Xerophthalmia, X2
d. Ulkus kornea, X3A
e. Xerophthalmia, XN

Soal No. 25
Seorang wanita usia 25 tahun datang ke dokter dengan keluhan mata terasa
perih dan mengganjal. Selain itu pasien merasa matanya seperti berpasir.
Riwayat menggunakan kaca mata sebelumnya disangkal. Pada pemeriksaan
oftalmologi didapatkan VODS 6/6 dan terdapat foamy tears di konjungtiva
fornix.
Pemeriksaan penunjang yang tepat pada kasus ini adalah?
a. Funduskopi
b. Gonioskopi
c. Schrimer test
d. USG mata
e. Slit lamp Soal UKMPPD Batch 4 Sesi 1 2020

Anda mungkin juga menyukai