Glandula Zeis
Merupakan modifikasi
glandula sebasea, produk
sekresi adalah minyak (oil)
Glandula Moll
merupakan modifikasi
glandula sudorifera, produk
skekresi adalah air (sweat)
MATA MERAH VISUS NORMAL
BLEFARITIS
ANTERIOR POSTERIOR
Disfungsi glandula
Bacterial Seborrhoeic
(Stafilokokal) meibom
Dry eye
MATA MERAH VISUS NORMAL
Blefaritis seboroik/skuamosa Blefaritis ulseratif/stafilokokal
Krusta kekuningan pada dasar bulu mata,
Penumpukan sisik putih pada bulu mata
bila diusap biasanya meninggalkan keropeng
dengan dasar hiperemis (tanpa ulkus).
atau ulkus yang mudah berdarah.
Tatalaksana Seborroik
• Bersihkan sisik dengan sabun atau salep salisil 1%.
• Kompres hangat.
• Antibiotik topikal (eritromisin, basitrasin atau gentamisin tetes
Seboroik mata)
Blefaritis posterior
Gambaran hipertrofi pada kelenjar
meibom.
Blefaritis anterior
Lebih ke gambaran
seborrhoic/terdapat krusta
kekuningan
HORDEOLUM VS KALAZION
Tatalaksana Kalazion
Tatalaksana Hordeolum • Konservatif
• Injeksi intralesi steroid (triamsinolon
• Kompres hangat 4-6 kali sehari
40 mg/ml sebanyak 0,10-0,20 ml)
selama 15 • Ekokleasi kalazion
menit
• Jaga kebersihan kelopak mata
• Antibiotik topical (salep
oxytetrasiklin 3x1; salep
kloramfenikol 3x1; tetes mata
kloramfenikol 0,25%, antibiotik
oral (eritromisin 2x500mg atau
dikloksasilin 4x1 selama 3 hari) • Hordeolum interna : insisi vertical
• Insisi dan drainase abses • Hordeolum eksterna : insisi horizontal
• Chalazion : Ekokleasi kalazion
Parameter Trichiasis Distichiasis Entropion Ektropion
Definisi Tumbuhnya bulu mata ke arah Barisan bulu mata Penggulungan Penggulungan margo
dalam dengan posisi palpebra tambahan pada kelopak margo palpebra palpebra ke arah luar
yang normal mata dan dapat ke arah dalam
menekuk ke arah bola
mata
Trachoma, blefaritis ulseratif, Kongenital, atau riwayat Involusional Degenerasi,
hordeolum eksternum trauma Sikatrik trauma
Etiologi Mekanik
Kongenital
Tanda dan Sensasi benda asing, fotofobia, nyeri, dan lakrimasi
Gejala
Terapi • Epilasi bulu mata Rekonstruksi palpebra
• Krioepilasi
Konjungtivitis : radang pada konjungtiva
REAKSI KONJUNGITIVA
• Reaksi Folikular : dari jaringan limfoid, pada
infeksi virus dan klamidia.
• Reaksi papilar : dari epitel konjungtiva, pada
infeksi bakteri dan vernal
Papilar-
Cobblestone
MEMBRAN PSEUDOMEMBRAN
Eksudat bila dikelupas Eksudat bila dikelupas
BERDARAH tidak berdarah
Neisseria gonorrhea, EKC, konjungitivitis
difteri allergi
Sekret Mata
SEROSA MUKOID
PURULENT
MUKOPURULENT
Misalnya pada infeksi berat
Pada infeksi Chlamidya
dan GONORRHEA
BAKTERIAL
Konjungtivitis Bakterial Akut
Gejala : mata merah, sensasi benda asing, sekret
mukopurulen, reaksi papiler, fotofobia apabila kornea
terlibat.
• Tatalaksana : Salep kloramfenikol 3x1 selama 3 hari, tetes
kloramfenikol 6x1 tetes selama 3 hari.
Konjungtivitis Gonokokal
• Gejala : mata merah, sensasi benda asing, secret purulent
berat, hiperakut (12-24 jam), kemosis berat, pembengkakan
nll preaurikular, pseumembran)
• Tatalaksana : Ceftriaxone 125 mg IM single dose, doksisiklin
100 mg 2x1 selama 7 hari.
Konjungtivitis Adenovirus
• Gejala sistemik : demam tinggi, limfadenopati
preaurikular, terdapat pseudomembran, mata merah,
unilateral.
• Tatalaksana : artificial tear, dan gejala sistemik
Konjungtivitis Herpes
• Simplex : lesi primer herpetik pada wajah dan
palpebrae.
• Zooster : penyebaran lesi secara dermatomal.
Herpes zoster yang
membentuk lesi • Tatalaksana : artificial tear, dan gejala sistemik, antiviral.
dermatomal
Konjungtivitis Neonatal
• Riwayat ibu/ayah keputihan
• Muncul dalam 5 hari
• Ditemukan benda inklusi pada pengecatan giemsa.
• Azitromicin 20 mg/kg/harI ATAU atau eritromisin selama 14
hari.
Chlamidya
GIANT PAPILLARI
Hipertrofi papilla pada palpebra superior, akibat respon
local : pada soal → sering memakai lensa kontak lupa
B
dilepas, nilon, dan prostetis.
VERNAL
• Cobblestone appearance
• Tranta’s dot
FLIKTERNULARIS
• Reaksi tipe IV
• Berasal dari protein TBC, stafilokokus dll.
• Terdapat bintik kekuningan
Tranta’s dot Herber’s Pit
Vernal Konjungtivitis Chlamidia Trachomatis
Tatalaksana
• Hindari allergen → terapi utama
• Vasokonstriktor seperti adrenalin, efedrin dan naphazoline.
• Stabilizer sel mast → Sodium kromoglikat 2% 1/2 tetes mata 4 kali per
hari.
• Anti histamin : loratadine, cetirizine 1 x 10 mg/hari.
• Steroid topical → fluorometholone (0,1 % drops 1-2 x per hari),
prednisone, dexamethasone, bethamethasone.
PTERIGIUM
DERAJAT
1. Sebelum limbus kornea
2. Lewat limbus, <2 mm.
3. Lebih dari derajat 2, tetapi tidak melewati
pupil.
4. Melewati pupil
TATALAKSANA
• Tatalaksana : derajat 1 dan 2
konservatif
• Derajat 3 dan 4 → eksisi pterigium
Akibat Iritasi Kronis, naik
motor, berdebu dll.
PINGUECULA PSEUDOPTERIGIUM
• Kondisi degeneratif kolagen konjungtiva.
• PATCH atau BINTIK KEKUNINGAN
• Menjauhi kornea, dari nasal dulu baru ke temporal.
• Terapi : konservatif, eksisi pinguekula
Seperti tanda
positif Tes sondase (+)
Perdarahan Conjungtiva
Terapi
• Terapi sesuai etiologi
• Reassurance
• Kompres dingin untuk menemkan titik perdarahan, kompres hangat untuk
membantu reabsorbsi
Skleritis vs Episkleritis
SKLERITIS
• Berhubungan dengan RA.
• Mata merah gradual, nyeri sedang berat hingga kepala dan wajah yang
seringkali membangunkan pasien di pagi hari, fotofobia, lakrimasi
• Fenil-efrin test (-)
EPISKLERITIS
• Terjadi : berhubungan dengan gout, rosacea dan psoriasis.
• Nyeri dengan penekanan bola mata dan sensasi benda asing.
• Vasokonstriktor topical seperti fenilefrin 2,5% → pembuluh darah akan
mengecil → fenil-efrin test (+)
• Kortikosteroid, kompres dingin.
Tipe-Tipe
A B
A
C D
B
• Endoftalmitis
• Faktor resiko : lensa kontak, Riwayat operasi kornea, trauma, benda asing.
• S. aureus, S. pneumonia → ulkus oval, warna putih batas tegas.
• Pseudomonas → ulkus berbentuk ireguler, eksudat mukopurulen hijau, batas tidak tegas,
dapat terjadi nekrosis liquefaksi.
• Tatalaksana : salep kloramfenikol 1% 3x1, salep eritromisin 0,5% 2-6 x1, salep ciprofloxacin 0.3% 3x1.
Pseudomonas
Pseudomonas khas
pada orang yang
memakai lensa
kontak
S.pneumonia
KERATITIS HERPES
Herpes Simplex
• Dendrit dengan terminal bulbs pada
simplex, sering ulkus.
• Zooster : pain, ptekial hemorrhage,
ulkus jarang.
Herpes Zooster
A B
A. Keratitis Fungal :
terdapat gambaran
lesi satelit.
B. Wesseley ring :
cincin kekuningan
steril
UVEITIS TIPE LOKASI
Anterior Anterior Chamber
Intermediate Vitreous
Posterior Retina or Choroid
Panuveitis Semua kena
Halo +/- - +
Anterior chamber Jernih Tidak jernih akibat keratic Tidak Jernih akibat edema
presipitat
Open Angle
Lebih ke gejala kronis
Closed Angle
Lebih ke gejala akut
Haab Striae
Buphtalmos
Primary Open Angle Glaucoma
TANDA DAN GEJALA KHAS
• Penurunan lapangan pandang progresif.
• PF : sudut terbuka, cupping, bayonetting sign.
• Defek lapangan pandang : hemianopsia
bitemporal.
Pemeriksaan Penunjang
• Tonometri mengukur IOP
• Gonioskopi → melihat sudut iridokornealis Cup to disk ratio >0,5 pada pasien
• Perimetri → melihat defek lapang pandang glaucoma sudut terbuka yang
nantinya ber manifestasi sebagai
hemianopsia bitemporal
TATALAKSANA POAG
Kelas Obat Regimen Mekanisme Aksi
Menurunkan sekresi aqueous humour melalui stimulasi
• Timolol maleate 0.25%-0.5%; reseptor beta di prosesus siliaris
Beta Blocker
1- 2 kali/hari
• Betaxolol 0,25%; 2 kali/hari
Parasympathomimetic • Pilocarpine 1, 2, 4% 3-4 kali/hari Meningkatkan outflow aqueous humour melalui kontraksi
Drugs musculus longitudinalis corpus ciliaris yang membuka
trabecular meshwork.
Prostaglandins • Latanoprost 0.005%; 1 kali/hari Meningkatkan uveoscleral outflow
(first drug of choice)
Carbonic Anhidrase • Acetazolamide 250mg; 3-4 Menurunkan produksi melalui inhibisi enzim karbonik
Inhibitor kali/hari anhidrase
• Epinephrine 0.5, 1, 2%; 2 Meningkatkan outflow Menurunkan sekresi aqueous
Sympathomimetic Drugs kali/hari humour.
Primary Closed Angle Glaucoma (sudut tertutup)
Mixed Injection
Pupil mid-dilatasi
Oedema Kornea
Tatalaksana
• GLAUKOMA AKUT : menurunkan TIO secepatnya dengan memberikan obat-
obatan yang terdiri dari :
1. Acetazolamid HCl 500 mg, dilanjutkan 4x250 mg/hari.
2. KCl 0,5 gr 3x/hari
3. Timolol 0,5% 2x1 tetes/hari
4. Tetes mata kombinasi kortikosteroid + antibiotic 4-6 x 1 tetes sehari.
5. Terapi simptomatik
Rujuk segera ke dokter spesialis mata/pelayanan Kesehatan tingkat
sekunder/tersier setelah diberikan pertolongan tersebut.
Glaukoma Sekunder
NAMA ETIOLOGI KETERANGAN
Glaukoma fakolitik Krn ada material lensa yg keluar dr lensa Nyeri unilateral, visus LP atau NLP,
(katarak hipermatur) → menyumbat trabekula fotofobia, nyrocos, katarak
→ TIO↑ matur/hipermatur, edema kornea,
Lens particle Akibat adanya material lensa yang cell and flare pd COA.
glaukoma menyebabkan obstruksi → pada trauma
Glaukoma fakomorfik Katarak intumesen → menutup sudut →
pupillary block
Steroid induced Riwayat penggunaan steroid lama (terutama TIO meningkat, tanda-tanda POAG.
topikal, periokular, intravitreal) → TIO
meningkat krn aliran kurang lancar
Endoftalmitis
• Peradangan pada uvea dan retina yang diikuti dengan
terbentuknya eksudat di dalam aqueous dan vitreous humor.
• Tanda
• Palpebra → edema dan hiperemis
• Konjungtiva → kemosis dan kongesti sirkumkornea
• Iris → edema dan berkabut
• Pupil → berwarna kekuningan akibat eksudasi pada
vitreous
• Vitreous → eksudasi, tampak massa keputihan dibalik
pupil yang terdilatasi (amaurotic cat’s-eye reflex)
• Gerakan bola mata → masih dapat digerakkan (Kata Amaurotic cat eye
Kunci) reflex
TATALAKSANA
TATALAKSANA
•Antibiotik
•Kortikosteroid
•Eviscerasi
HIFEMA • Trauma
• Spontan : contoh
rubeosis iridis.
TRAUMA BASA
• Contoh : NaOH, CaOH, sabun, shampoo, pembersih
rumah tangga.
• Terjadi LIQUEFAKSI PROTEIN
• Penghancuran jaringan protein kornea, lebih parah,
dapat sebabkan kebutaan.
Pemeriksaan Penunjang
• Kertas lakmus → cek pH berkala
• Slit lamp → cek bagian anterior mata dan lokasi luka
• Tonometri → cek IOP
• Funduskopi direk dan indirek
Soal No. 8
Anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa ibunya kepuskesmas karna mata kanan anaknya merah
dan mengeluhkan nyeri.Pada pemeriksaan visus didapatkan VOS 6/6, VOD 6/60 pinhole tidak
maju. Pada pemeriksaan didapatkan bulu mata pasien tumbuh masuk ke dalam,mata merah,
tampak injeksi siliar dan injeksi konjungtiva.
Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan untuk memeriksa komplikasi dari keluhan
pasien tersebut?
a. Tonometri
b. Pemeriksaan lapang pandang
c. Test anel
d. Keratos cope placido
e. Pemeriksaan flouresent
Soal No. 9
Seorang perempuan usia 30 tahun dilarikan ke IGD akibat mata kanan terkena bahan
pembersih lantai kamar mandi rumahnya. Penglihatan dirasakan menurun. Dalam
pemeriksaan fisik didapati TD: 125/85 mmHg, HR: 81 x/menit, RR: 16 x/menit, suhu afebris
Status optalmologis didapatkan visus mata kiri 6/30 tidak dapat dikoreksi, tampak kekruhan
kornea dan iskemi konjungtiva <1/3 limbus.
Kondisi yang dialami pasien termasuk dalam derajat?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Soal No. 10
Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri mata kiri hebat disertai
mata merah dan hilangnya fungsi penglihatan. Pasien juga mengeluhkan fotofobia. Pasien baru
saja pulang dari RS yang sama setelah operasi katarak 3 hari yang lalu. Riwayat trauma
disangkal. Dalam pemeriksaan fisik didapati TD : 125/85 mmHg, HR : 81 x/menit, RR : 16
x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan fisik didapatkan VOS NLP, palpebra edema &
hiperemis, kemosis, edema kornea, hipopion (+), dan gerak bola mata yang terbatas oleh
karena nyeri. Pemeriksaan visus sulit dilakukan.
Apa kemungkinan diagnosis penyakit yang dialami pasien?
a.Uveitis Anterior
b.Panuveitis
c.Endofthalmitis
d.Panofthalmitis
e.Ulkus Kornea cum hipopion
Soal No. 11
Tn. Tani, 65 tahun, datang dengan keluhan mata kirinya nerocos setelah terkena daun jagung
di tempatnya bekerja 2 hari lalu. Pasien merupakan seorang petani. Keluhan disertai nyeri,
pandangan kabur, kemerahan, dan rasa mengganjal pada mata kiri. Pada pemeriksaan
oftalmologis, ditemukan visus OS 5/60, tidak membaik dengan pinhole, terdapat hipopion,
injeksi silier (+), COA dalam, dan lensa jernih. Pada pemeriksaan fluorescein didapatkan
gambaran feathery finger-like appearance.
Tatalaksana yang tepat diberikan pada pasien adalah?
a. Ampoetericin B 2,5% tetes mata
b. Natamycin 5% tetes mata
c. Acyclovir tetes mata
d. Ketokonazol oral
e. Doxycycline oral
Soal No. 12
Seorang perempuan berusia 65 tahun datang dengan keluhan nyeri pada mata kanan disertai
pandangan kabur,merah,pusing,mual dan muntah. Pemeriksaan visus OD 1/300, TIO 47
mmHg, mixed injeksi (+), kornea edema (+).
Apakah tatalaksana awal untuk pasien tersebut?
a.Timolol 0,5%
b.Acetazolamid 250 mg
c.Prostaglandin Analog
d.Steroid Tetes Mata
e.Acetazolamid 500 mg
Soal No. 13
Seorang laki laki berusia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mata nyeri dan merah
sejak 3 minggu SMRS. Pasien juga mengeluhkan mata silau dan penglihatan agak buram.
Keluhan serupa pernah dirasakan 2 minggu lalu dan hingga kini makin memberat. Riwayat
mengucek mata terlalu keras, trauma, dan penggunaan lensa kontak disangkal. Pada
pemeriksaan VODS 20/200, ditemukan injeksi silier, keratik presipitat, kedalaman COA sedang,
pupil miosis, dan ditemukan sinekia posterior. Pemeriksaan funduskopi didapatkan refleks
fundus (+).
Diagnosis yang tepat adalah…
a. Uveitis posterior
b. Endoftalmitis
c. Keratitis
d. Uveitis anterior
e. Konjungtivitis
Soal No. 14
Seorang wanita usia 50 tahun datang dengan keluhan mata kiri merah dan nyeri. Penglihatan juga
terasa kabur. Dua hari sebelumnya penderita sudah mulai merasakan hal seperti itu, tetapi hilang
timbul jika penderita beristirahat rasa nyeri berkurang. Saat ini rasa nyeri menetap, disertai seperti
melihat pelangi di sekitar lampu. Riwayat trauma dan penyakit sistemik lain disangkal. Pada
pemeriksaan fisik didapati TD : 140/70 mmHg, HR : 81 x/menit, RR : 20 x/menit, suhu afebris. Hasil
pemeriksaan oftalmologi VOD: 6/6; VOS: 1/300 OD: tenang OS: mixed injeksi (+), edema kornea, bilik
depan dangkal, TIO dengan palpasi N (+2). Pada pemeriksaan funduskopi didapatkan cup disc ratio
abnormal dan bayonete sign (+).
Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus tersebut?
a. Katarak senilis matur
b. Hipertensi okuli
c. Glaukoma sekunder
d. Glaukoma sudut terbuka
e. Glaukoma sudut tertutup
MATA TENANG VISUS TURUN MENDADAK
Masalah Lensa Masalah Vitreous
• Subluksasi • Perdarahan
• Dislokasi vitreous
EKSUDATIF
• Etiologi : Hipertensi, koroiditis.
• Manifestasi Klinis : Penurunan visus atau lapang
pandang tanpa floater dan fotopsia, area yg detached
berubah sesuai posisi (shifting fluid).
Neuritis optik
• Radang saraf optic
• Etiologi : idiopatik, infeksi, multiple sclerosis
• Manifestasi klinis : Mata tenang penurunan visus mendadak!, nyeri, unilateral
Gangguan penglihatan, buta warna
Relative afferent pupillary defect (Marcus Gunn pupil)
Reaksi pupil asimetris ketika dilakukan
pemeriksaan light swing antara kedua mata
• Jenis
Papillitis : peradangan papil saraf optik
Neuritis retrobulbar : radaang saraf optic dibelakang bola mata
Wilhelm, H., & Schabet, M. (2015). The Diagnosis and Treatment of Optic Neuritis. Deutsches Arzteblatt international, 112(37), 616–626.
Soal No. 15
Seorang laki-laki usia 48 tahun, mengeluhkan pandangan mata kanan tiba-tiba buram, seperti
tertutup tirai hitam. Pasien sempat mengeluhkan adanya bintik-bintik hitam melayang yang
ikut bergerak pada lapang pandangnya. Riwayat trauma disangkal. Keluhan lain disangkal.
Pasien memiliki riwayat menggunakan kacamata lensa negatif berukuran – 8.0 D. Pada
pemeriksaan fisik didapati TD : 140/70 mmHg, HR : 68 x/menit, RR : 14 x/menit, suhu afebris.
Kondisi yang dialami oleh pasien tersebut adalah…
a. Pendarahan Vitreus
b. Age-Related Macular Degeneration
c. Ablasio Retina Traksional
d. Ablasio Retina Eksudatif
e. Ablasio Retina Rhegmatogen
Soal No. 16
Seorang laki-laki usia 53 tahun datang ke dokter spesialis mata dengan keluhan buta
mendadak ketika bangun pagi hari. Keluhan serupa sebelumnya disangkal pasien. Pasien
merupakan penderita diabetes dengan pengobatan tidak terkontrol. Pasien memiliki riwayat
kolesterol tinggi 2 tahun lalu dan tidak berobat. Riwayat hipertensi disangkal. Dalam
pemeriksaan fisik didapati TD : 130/80 mmHg, HR : 68 x/menit, RR : 18 x/menit, suhu
afebris. Pada funduskopi terdapat cherry red spot (+). Pemeriksaan GDP pasien 210 mg/dL.
Apa diagnosis yang tepat untuk pasien ini?
a. Ablasio retina
b. Retinopati diabetikum
c. Oklusi arteri retina sentral
d. Perdarahan vitreus
e. Oklusi vena retina sentral
Mata Tenang Visus Turun Perlahan
GANGGUAN LENSA
REFRAKSI • Katarak
• Myopia
• Hypermetropia RETINA
• Astigmatisma • Retinopati diabetika
GLAUKOMA • Retinopati hipertensif
• Primary open • Retinitis pigmentosa
angle glaukoma • Age related macular
degeneration.
Mata Tenang Visus Turun Perlahan
• Katarak • Neovaskularisasi : DM
• Jauh : miopi
• Silver/copper wire :
• Dekat : hipermetropi
hipertensi
• Bergelombang :
astigmatisma
• >40 tahun : presbiopia
Gangguan Refraksi
Emetropia adalah kondisi mata normal, dimana kekuatan refraksi mata adalag
+60D, +44 dari total didapat dari kornea dan +16D didapat dari lensa Kristalina.
Gangguan Refraksi KLASIFIKASI
• Miopia simplex : mulai 7-9 tahun,
berhenti usia 20 tahun.
• Miopia progresif : bertambah secara
cepat (±4.0D/tahun)
Bayangan di depan retina.
• Fuch Spot
• Lacquer crack
• Myopic crescent
• Tigroid fundus
Tanpa Dengan
sikloplegik sikloplegik
Bayangan di
belakang retina.
Keratoplana
• Axial
• Kurvatura • Fakultatif hypermetropia : masih dapat dikoreksi dengan akomodasi
• Index • Absolute hypermetropia : tidak dapat dikoreksi oleh akomodasi
ASTIGMATISMA (jatuh >1 titik)
Klassifikasi etiologi
• Korneal
• Lentikular
• Total
CARA MUDAH
• Apabila S dan C memiliki tanda yang sama (kompositus) namun C>S, maka menjadi mictus.
• Apabila S dan C berlawanan tanda (mictus) namun S>C maka menjadi astigmatisma kompositus
X (X adalah komponen awal sferis, cth : apabila awal S+3 → hypermetropi)
AMBLIOPIA
Tidak mencapai optimal sesuai usia dan intelegensinya walaupun sudah
dikoreksi kelainan refraksinya.
KHAS
Mata yang apabila
dikoreksi lensa tidak
mencapai 6/6.
ETIOLOGI
• Anisometropia → suatu kondisi dimana terdapat perbedaan refraksi pada kedua
mata
• Miopia : Selisih >3D
• Hipermetropia → Selisih >2D
• Astigmatisma → Selisih >2D
Maka untuk koreksi kacamata beda dioptric harus disesuaikan agar tidak terjadi
amblyopia.
PRESBIOPIA
Berkurangnya akomodasi mata sesuai dengan meningkatnya umur. Akibat perubahan
keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung.
5 0,5
Katarak Senilis (Mata Berkabut) Shadow Test
TATALAKSANA
RETINOPATI DIABETIKA
Rule of NPDR
4
Microaneurisma 4
kuadran
2
Venous Beading 2
kuadran
1
IRMA di minimal 1
kuadran
Diabetic Retinopathy
Retinopati Hipertensi
Temuan funduskopi
• Akut → hard exudate, retinal edema, cotton wool, flame shaped, papilledema
• Kronik → AV-nicking, copper/silver wire/ghost vessel, macro aneurism, macular star.
Silver/copper wire
Macular star
AGE RELATED MACULAR DEGENERATION (diatas 59 tahun)
Cover-Uncover Test
GANGGUAN AIR MATA
DAKRIOADENITIS DAKRIOSISTITIS
• Radang pada glandula lakrimalis •Infeksi pada saluran air mata
• Sering pada anak sebagai komplikasi penyakit •Manifestasi → epifora, eksudat, uji
sistemik seperti morbili, pada dewasa oleh
regurgitasi (+), merah, nyeri tekan
karena trauma
• Manifestasi klinis → nyeri dan •Etio → S. aureus, s. pneumonia, H.
bengkak di orbita bag temporal influenza
ANEL TEST
• Uji patensi saluran lakrimalis dengan cara memasukkan jarum tumpul ke punctum
lakrimal ke dalam sakus lakrimal, kemudian larutan garam fisiologis disemprotkan.
• Tes Anel + bila ada rasa asin di tenggorokan dan Tes Anel – bila tidak ada asing
(ada gangguan patensi).
XEROPTHALMIA (Gangguan Vitamin A)
Waterfall Phenomenome
Soal No. 17
Seorang perempuan usia 60 tahun datang ke dokter dengan keluhan dirasakan
terdapat bintik hitam pada mata terutama di bagian tengah penglihatan. Pasien
kesulitan melihat lawan bicaranya. Riwayat keluhan serupa pada keluarga
disangkal. Riwayat penyakit sistemik lainnya disangkal. Pada pemeriksaan
oftalmologi didapatkan lingkaran abu-abu, drusen (+) pada retina.
Apakah penyebab kelainan pada pasien tersebut?
A. Inflamasi
B. Infeksi
C. Degeneratif
D. Reaksi hipersensitivitas tipe II
E. Autoimun
Soal No. 18
Seorang laki-laki berusia 19 tahun datang ke dokter dengan keluhan pandangan kabur untuk
melihat jauh. Mata tidak merah dan nyeri. Pada pemeriksaan didapatkan VOS 5/20, setelah
dikoreksi dengan S -0.25 visus menjadi 5/8, dikoreksi menjadi S -0.5 visus menjadi 5/7,
dengna S -1,00 menjadi 5/5, dengan S -1,25 menjadi 5/5.
Manakah koreksi yang tepat diberikan?
a. S -0.75
b. S -0.25
c. S -1.00
d. S -1.25
e. S -2.25
Soal No. 19
Seorang anak perempuan usia 9 tahun dibawa oleh orang tuanya ke poliklinik mata karena
mengeluh tidak jelas saat membaca tulisan di papan tulis sejak 2 tahun yang lalu. Anak juga
mengeluhkan sulit untuk menulis. Riwayat memakai kacamata, trauma, dan keluarga yang
memakai kacamata disangkal. Pada pemeriksaan segmen anterior dan posterior tidak
didapatkan kelainan. Pemeriksaan visus didapatkan VOD 1/60 dan VOS 6/60, setelah
dilakukan koreksi didapatkan hasil OD S -7,00 C - 1.75 axis 180 dan OS S -0.75 C - 1.25 ax 90.
Hasil visus koreksi VOD 6/60 dan VOS 6/18.
Diagnosa yang tepat pada pasien adalah?
a. Ambliopia isoametropia
b. Ambliopia anisometropia
c. Ambliopia deprivat
d. Ambliopia acquaired
e. Ambliopia strabismus Soal UKMPPD Batch 4 Sesi 1 2020
Soal No. 20
Seorang wanita usia 40 tahun mengeluh penglihatan buram sejak 1 bulan yang lalu.
Penglihatan seperti ada tirai yang secara tiba-tiba menutup disangkal. Keluhan lain seperti
gatal, nyeri, dan berair disangkal. Keluhan nyeri kepala dan mual muntah disangkal. Riwayat
keluhan serupa disangkal. Pada pemeriksaan oftalmologis, pemeriksaan visus setelah
dikoreksi didapatkan S -2.00 C +3.00 X90.
Kondisi apakah yang dialami oleh pasien tersebut?
a. Astigmatisma myopia simpleks
b. Astigmatisma hipermetropia kompositus
c. Astigmatisma miopia kompositus
d. Astigmatisma mixtus
e. Astigmatisma hipermetropia simpleks
•
Soal No. 21
Seorang wanita usia 28 tahun datang karena merasa lapang pandangnya semakin hari
semakin menurun. Pasien terutama sering mengeluhkan tidak bisa melihat dengan jelas saat
senja dan malam hari. Pasien saat ini juga mengenakan kacamata. Ibu pasien juga memiliki
penyakit yang sama dengan pasien. Riwayat trauma disangkal. Riwayat penyakit sistemik
disangkal. Pada pemeriksaan segmen anterior tenang. Saat dilakukan pemeriksaan segmen
posterior didapatkan pigmentasi warna kehitaman pada retina peritemporal.
Kemungkinan gambaran yang didapat pada pemeriksaan funduskopi adalah?
A. Tomato splashed appearance
B. Cherry red spot
C. Flame shapped hemmorhage
D. Bone spicule like appearance
E. Macular star
Soal No. 22
Laki-laki berusia 60 tahun datang dengan keluhan penglihatan kedua mata kabur
sejak 9 bulan yang lalu. Keluhan dirasakan makin lama makin berat. Keluhan
mata merah dan nyeri disangkal. Pada pemeriksaan visus didapatkan VOD 1/60
dan VOS 1/20, dengan pin hole visus tidak membaik. Pada pemeriksaan dengan
menggunakan slit lamp hanya sebagian lensa mata mengalami kekeruhan.
Apa diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
A. Katarak traumatika
B. Katarak imatur
C. Katarak matur
D. Katarak hipermatur
E. Katarak juvenile Soal UKMPPD Batch II 2020
Soal No. 23
Seorang laki-laki berusia 52 tahun datang ke praktek klinik dokter umum dengan keluhan
pandangan kabur sejak 4 bulan terakhir. Pandangan kabur semakin lama makin memberat.
Tidak ada mata merah maupun berair. Pasien memiliki riwayat DM sejak 7 tahun yang lalu
namun tidak rutin kontrol. Gula darah pasien terakhir 3 bulan lalu yaitu GDS 200 mg/dL.
Riwayat hipertensi disangkal. Hasil funduskopi didapatkan mikroaneurisma (+), soft exudate
(+) dan flame hemorrhage (+).
Diagnosis yang sesuai adalah?
a. Retinopati DM non proliferatif
b. Retinopati DM preproliferatif
c. Retinopati DM proliferative stadium dini
d. Retinopati DM proliferative stadium lanjut
e. Retinopati Hipertensi
Soal No. 24
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun dibawa ke puskesmas oleh ibunya dengan keluhan sering
menabrak benda terutama saat sore menjelang malam hari. Dari anamnesis didapatkan
pasien sulit makan sejak kecil. Keluhan sudah dirasakan sejak 1 bulan SMRS. Riwayat trauma
dan penyakit sebelumnya disangkal. Riwayat keluhan serupa dalam keluarga juga disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapati TD : 110/70 mmHg, HR : 90 x/menit, RR : 19 x/menit, suhu
afebris. Hasil pemeriksaan oftalmologi didapatkan visus ODS 6/6, konjungtiva tampak kering
dan terdapat bercak putih seperti sabun pada sisi temporal sklera. Kornea tampak kering (+).
Diagnosis dan staging yang tepat pada kasus ini adalah…
a. Ulkus kornea, XIA
b. Keratomalacia, XIB
c. Xerophthalmia, X2
d. Ulkus kornea, X3A
e. Xerophthalmia, XN
•
Soal No. 25
Seorang wanita usia 25 tahun datang ke dokter dengan keluhan mata terasa
perih dan mengganjal. Selain itu pasien merasa matanya seperti berpasir.
Riwayat menggunakan kaca mata sebelumnya disangkal. Pada pemeriksaan
oftalmologi didapatkan VODS 6/6 dan terdapat foamy tears di konjungtiva
fornix.
Pemeriksaan penunjang yang tepat pada kasus ini adalah?
a. Funduskopi
b. Gonioskopi
c. Schrimer test
d. USG mata
e. Slit lamp Soal UKMPPD Batch 4 Sesi 1 2020