Anda di halaman 1dari 78

OFTALMOLOGI 1

Kelenjar Pada Mata


Glandula Meibom
Merupakan modifikasi
glandula sebasea, produk
sekresi adalah minyak (oil)

Glandula Zeis
Merupakan modifikasi
glandula sebasea, produk
sekresi adalah minyak (oil)

Glandula Moll
merupakan modifikasi
glandula sudorifera, produk
skekresi adalah air (sweat)
MATA MERAH VISUS NORMAL
BLEFARITIS

ANTERIOR POSTERIOR

Disfungsi glandula
Bacterial Seborrhoeic
(Stafilokokal) meibom

Chronic red eye

Dry eye
MATA MERAH VISUS NORMAL
Blefaritis seboroik/skuamosa Blefaritis ulseratif/stafilokokal
Krusta kekuningan pada dasar bulu mata,
Penumpukan sisik putih pada bulu mata
bila diusap biasanya meninggalkan keropeng
dengan dasar hiperemis (tanpa ulkus).
atau ulkus yang mudah berdarah.

Tatalaksana Seborroik
• Bersihkan sisik dengan sabun atau salep salisil 1%.
• Kompres hangat.
• Antibiotik topikal (eritromisin, basitrasin atau gentamisin tetes
Seboroik mata)

Ulceratif Blefaritis ulseratif/stafilokokal


• Bersihkan krusta, kompres hangat
• Antibiotik topical (eritromisin, basitrasin atau gentamisin 12x2
tetes hingga gejala membaik)
• Antibiotik oral (doksisiklin 1x100mg selama 2-4 minggu atau
azithromisin 1x500mg selama 5 hari)
TATALAKSANA
Blefaritis Posterior
• Pemijatan kelopak mata
• Gangguan pada kelenjar Meibom. • Antibiotik topical (eritromisin, basitrasin
atau gentamisin 12x2 tetes hingga gejala
• Tanda : muara kelenjar Meibom membaik)
tampak prominen dengan sekresi • Antibiotik oral (tetrasiklin 1x1000mg
dalam dosis terbagi selama 6-12
kental keputihan. minggu)

Blefaritis posterior
Gambaran hipertrofi pada kelenjar
meibom.
Blefaritis anterior
Lebih ke gambaran
seborrhoic/terdapat krusta
kekuningan
HORDEOLUM VS KALAZION
Tatalaksana Kalazion
Tatalaksana Hordeolum • Konservatif
• Injeksi intralesi steroid (triamsinolon
• Kompres hangat 4-6 kali sehari
40 mg/ml sebanyak 0,10-0,20 ml)
selama 15 • Ekokleasi kalazion
menit
• Jaga kebersihan kelopak mata
• Antibiotik topical (salep
oxytetrasiklin 3x1; salep
kloramfenikol 3x1; tetes mata
kloramfenikol 0,25%, antibiotik
oral (eritromisin 2x500mg atau
dikloksasilin 4x1 selama 3 hari) • Hordeolum interna : insisi vertical
• Insisi dan drainase abses • Hordeolum eksterna : insisi horizontal
• Chalazion : Ekokleasi kalazion
Parameter Trichiasis Distichiasis Entropion Ektropion
Definisi Tumbuhnya bulu mata ke arah Barisan bulu mata Penggulungan Penggulungan margo
dalam dengan posisi palpebra tambahan pada kelopak margo palpebra palpebra ke arah luar
yang normal mata dan dapat ke arah dalam
menekuk ke arah bola
mata
Trachoma, blefaritis ulseratif, Kongenital, atau riwayat Involusional Degenerasi,
hordeolum eksternum trauma Sikatrik trauma
Etiologi Mekanik
Kongenital
Tanda dan Sensasi benda asing, fotofobia, nyeri, dan lakrimasi
Gejala
Terapi • Epilasi bulu mata Rekonstruksi palpebra
• Krioepilasi
Konjungtivitis : radang pada konjungtiva
REAKSI KONJUNGITIVA
• Reaksi Folikular : dari jaringan limfoid, pada
infeksi virus dan klamidia.
• Reaksi papilar : dari epitel konjungtiva, pada
infeksi bakteri dan vernal
Papilar-
Cobblestone

MEMBRAN PSEUDOMEMBRAN
Eksudat bila dikelupas Eksudat bila dikelupas
BERDARAH tidak berdarah
Neisseria gonorrhea, EKC, konjungitivitis
difteri allergi
Sekret Mata
SEROSA MUKOID

Pada Infeksi VIRUS (disertai Misalnya pada ALERGI


demam) dan IRITASI.

PURULENT
MUKOPURULENT
Misalnya pada infeksi berat
Pada infeksi Chlamidya
dan GONORRHEA
BAKTERIAL
Konjungtivitis Bakterial Akut
Gejala : mata merah, sensasi benda asing, sekret
mukopurulen, reaksi papiler, fotofobia apabila kornea
terlibat.
• Tatalaksana : Salep kloramfenikol 3x1 selama 3 hari, tetes
kloramfenikol 6x1 tetes selama 3 hari.

Konjungtivitis Gonokokal
• Gejala : mata merah, sensasi benda asing, secret purulent
berat, hiperakut (12-24 jam), kemosis berat, pembengkakan
nll preaurikular, pseumembran)
• Tatalaksana : Ceftriaxone 125 mg IM single dose, doksisiklin
100 mg 2x1 selama 7 hari.
Konjungtivitis Adenovirus
• Gejala sistemik : demam tinggi, limfadenopati
preaurikular, terdapat pseudomembran, mata merah,
unilateral.
• Tatalaksana : artificial tear, dan gejala sistemik

Konjungtivitis Herpes
• Simplex : lesi primer herpetik pada wajah dan
palpebrae.
• Zooster : penyebaran lesi secara dermatomal.
Herpes zoster yang
membentuk lesi • Tatalaksana : artificial tear, dan gejala sistemik, antiviral.
dermatomal
Konjungtivitis Neonatal
• Riwayat ibu/ayah keputihan
• Muncul dalam 5 hari
• Ditemukan benda inklusi pada pengecatan giemsa.
• Azitromicin 20 mg/kg/harI ATAU atau eritromisin selama 14
hari.
Chlamidya

• Riwayat ibu/ayah keputihan KENTAL


Gonorrhea
• Muncul dalam 2-4 hari
• Ditemukan benda DGNI pada pengecatan gram
• Ceftriaxone 25-50 mg/kg/BB IM atau cefotaxime 100
mg/kg/BB.
• Profilaksis : eritromisin 0,5% ointment, tetrasiklin 1%
ointment
Konjungtivitis Alergi
SIMPEL ALLERGI
Injeksi konjungtiva ODS, reaksi papilar ringan. Merah,
gatal, bilateral, TIDAK TERDAPAT DEMAM.
A

GIANT PAPILLARI
Hipertrofi papilla pada palpebra superior, akibat respon
local : pada soal  sering memakai lensa kontak lupa
B
dilepas, nilon, dan prostetis.
VERNAL
• Cobblestone appearance
• Tranta’s dot

FLIKTERNULARIS
• Reaksi tipe IV
• Berasal dari protein TBC, stafilokokus dll.
• Terdapat bintik kekuningan
Tranta’s dot Herber’s Pit
Vernal Konjungtivitis Chlamidia Trachomatis
Tatalaksana
• Hindari allergen  terapi utama
• Vasokonstriktor seperti adrenalin, efedrin dan naphazoline.
• Stabilizer sel mast  Sodium kromoglikat 2% 1/2 tetes mata 4 kali per
hari.
• Anti histamin : loratadine, cetirizine 1 x 10 mg/hari.
• Steroid topical  fluorometholone (0,1 % drops 1-2 x per hari),
prednisone, dexamethasone, bethamethasone.
PTERIGIUM
DERAJAT
1. Sebelum limbus kornea
2. Lewat limbus, <2 mm.
3. Lebih dari derajat 2, tetapi tidak melewati
pupil.
4. Melewati pupil

TATALAKSANA
• Tatalaksana : derajat 1 dan 2
konservatif
• Derajat 3 dan 4  eksisi pterigium
Akibat Iritasi Kronis, naik
motor, berdebu dll.
PINGUECULA PSEUDOPTERIGIUM
• Kondisi degeneratif kolagen konjungtiva.
• PATCH atau BINTIK KEKUNINGAN
• Menjauhi kornea, dari nasal dulu baru ke temporal.
• Terapi : konservatif, eksisi pinguekula

Seperti tanda
positif Tes sondase (+)
Perdarahan Conjungtiva

• Etiologi : trauma, kongesti vena mendadak.


• Tampak pewarnaan merah homogen dengan batas tegas pada
konjungtiva, darah akan direabsorbsi sempurna dalam 7-21
hari.

Terapi
• Terapi sesuai etiologi
• Reassurance
• Kompres dingin untuk menemkan titik perdarahan, kompres hangat untuk
membantu reabsorbsi
Skleritis vs Episkleritis

SKLERITIS
• Berhubungan dengan RA.
• Mata merah gradual, nyeri sedang berat hingga kepala dan wajah yang
seringkali membangunkan pasien di pagi hari, fotofobia, lakrimasi
• Fenil-efrin test (-)

EPISKLERITIS
• Terjadi : berhubungan dengan gout, rosacea dan psoriasis.
• Nyeri dengan penekanan bola mata dan sensasi benda asing.
• Vasokonstriktor topical seperti fenilefrin 2,5%  pembuluh darah akan
mengecil  fenil-efrin test (+)
• Kortikosteroid, kompres dingin.
Tipe-Tipe

A B
A

C D
B

A. Diffuse skleritis A. Non-Necrotizing : diffuse dan nodular


B. Nodular skleritis B. Necrotizing : inflamasi dan tanpa inflamasi
Soal No. 1
Seorang wanita berusia 50 tahun datang dengan keluhan pandangan kabur pada
mata kirinya disertai rasa mengganjal dan sering merah. Dari pemeriksaan
didapatkan VOS 6/20. Didapatkan adanya jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga
melewati pupil. Tes sonde (-). Tatalaksana yang tepat diberikan kepada pasien
adalah……
A.Ekstirpasi
B. Injeksi loka anti-VEGF
C. Injeksi steroid
D.Tetes mata artificial
E. Ekokleasi
Soal No. 2
Seorang laki laki berusia 20 tahun datang dengan keluhan mata kiri berwarna merah
tua sejak 1 hari yang lalu. Keluhan timbul tiba-tiba dan saat ini dirasa meluas. Dari
pemeriksaan didapatkan VODS 20/20. Tampak perdarahan di sklera dengan warna
merah tua. Tatalaksana?
A.Rawat inap
B. Parasintesis
C. Keluhan akan hilang dalam 1-2 minggu
D.Tetes Mata Epinefrin
E. Rujuk Spesialis
Soal No. 3
Ny. Eby datang ke puskesmas dengan keluhan benjolan pada kelopak mata kanan
atas sejak 3 hari yang lalu. Benjolan dirasakan nyeri serta kemerahan. Pada
pemeriksaan ditemukan kelopak mata kanan atas bengkak, merah dan nyeri pada
perabaannya, undulasi(-). Tatalaksana yang tepat?
a. Rujuk ke spesialis mata
b. Insisi Drainase
c. Kompres hangat untuk membantu drainage
d. Menekan atau menusuk benjolan
e. Injeksi steroid intralesi
Soal No. 4
Ny. Pinky berusia 50 tahun datang ke klinik dengan keluhan mata merah yang disertai
nyeri sampai membangunkan pasien dari tidurnya dan nyeri menjalar hingga alis dan
dagu. Pandangan kabur disangkal, fotofobia (+). Riwayat trauma sebelumnya
disangkal. Pasien memiliki riwayat nyeri pada sendi-sendi tubuh dengan rheumatoid
factor (+). Hal yang dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik adalah………………
a. Peningkatan tekanan intraorbita
b. Patch atau nodul kekuningan bilateral dan stasioner dengan apeks menjauh dari
kornea
c. Pembuluh darah tidak mengecil meskipun diberikan fenilefrin 2,5%
d. Tampak pewarnaan merah homogen batas tegas pada konjungtiva
e. Pembuluh darah mengecil setelah diberi fenilefrin 2,5%
Soal No. 5
Seorang perempuan berusia 22 tahun datang dengan keluhan gatal di sekitar
kelopak mata dan perut bawah sejak 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan
didapatkan adanya gambaran bintikbintik putih pada bulu mata dan kemerahan
pada kelopak mata. Diagnosis yang tepat untuk kasus diatas adalah?
A. blefaritis angularis
B. blefaritis pedikulosis
C. Blefaritis skuamosa
D. Blefaritis ulseratif
E. Blefaritis virus
Soal No. 6
Seorang bayi perempuan berusia 10 hari dibawa ibunya ke dengan keluhan sejak
lahir kedua matanya merah, bengkak serta mengeluarkan kotoran berwarna
kekuningan kental dan banyak. Dari pemeriksaan didapatkan adanya sekret
mukopurulen, palpebra edema, injeksi konjungtiva (+) injeksi kornea (-),
fluorosense test (-). Pemeriksaan penunjang yang tepat?
A. Pemeriksaan gram dari swab sekret
B. Pemeriksaan KOH dari scraping kornea
C. Kultur dan tes sensitivitas jaringan kornea
D. Pemeriksaan giemsa dari kulit palpebra
E. Pemeriksaan darah lengkap
Soal No. 7
Seorang pria bernama Tn. Rizaldi berusia 42 tahun, mata kiri merah dan buram
sejak 6 bulan yang lalu. Pasien sudah memakai obat tetes mata tapi tidak
membaik. Riwayat tuberkulosis sebelumnya dan sudah dinyatakan sembuh.
Pemeriksaaan fisis injeksi konjungtiva, injeksi siliaris, spasme kelopak mata.
Nyeri tekan ada dan bercak hitam di konjungtiva. Diagnosis yang paling
mungkin adalah…
A.Skleritis difusa
B.Skleritis nodular
C.Skleritis nekrotika
D.Episkleritis difusa
E. Episkliritis nodular
Soal No. 8
Seorang pria usia 35 tahun datang ke IGD dengan keluhan mata kiri tidak nyaman, berair,
perih, dan mengganjal. Keluhan sudah dirasakan sejak 2 jam SMRS. Pasien bekerja sebagai
tukang ojek pengkolan. Pasien jarang menggunakan helm karena gerah. Pada pemeriksaan,
didapatkan benda asing di konjungtiva. Riwayat trauma berulang disangkal. Pada
pemeriksaan fisik didapati TD: 140/70 mmHg, HR: 82 x/menit, RR: 16 x/menit, suhu afebris.
Pada pemeriksaan visus didapati visus ODS 6/6. Tindakan yang tepat dilakukan oleh dokter
jaga IGD adalah…
a. Observasi
b. Segera rujuk ke dokter spesialis mata
c. Irigasi dengan NaCl 0,9%
d. Ekstraksi dengan menggunakan kapas lidi
e. Beri salep tetrasiklin 3x/hari + steroid topical
MATA MERAH VISUS TURUN

• Keratitis : terdapat tanda pada kornea dan penurunan visus.

• Uveitis anterior : penurunan visus, disertai pupil miosis, hipopion

• Glaukoma akut : injeksi sklera, pupil mid-dilatasi, udem kornea

• Endoftalmitis

• Trauma mekanis dan kimia


Keratitis : radang pada kornea

Mata merah, penurunan visus, nyeri,


fotofobia, blefarospasme, edema kornea,
infiltrate seluler, dan injeksi siliar (perikornea).

KLASIFIKASI •Infective Keratitis (bakterial, viral, fungal,


chlamydial, protozoal, spirochaetal)
•Allergic Keratitis (fliktenularis, vernal,
atopic)
•Trophic Keratitis (keratomalasia)
•Traumatic Keratitis
KERATITIS BAKTERIAL

• Faktor resiko : lensa kontak, Riwayat operasi kornea, trauma, benda asing.
• S. aureus, S. pneumonia  ulkus oval, warna putih batas tegas.
• Pseudomonas  ulkus berbentuk ireguler, eksudat mukopurulen hijau, batas tidak tegas,
dapat terjadi nekrosis liquefaksi.
• Tatalaksana : salep kloramfenikol 1% 3x1, salep eritromisin 0,5% 2-6 x1, salep ciprofloxacin 0.3% 3x1.

Pseudomonas

Pseudomonas khas
pada orang yang
memakai lensa
kontak
S.pneumonia
KERATITIS HERPES
Herpes Simplex
• Dendrit dengan terminal bulbs pada
simplex, sering ulkus.
• Zooster : pain, ptekial hemorrhage,
ulkus jarang.
Herpes Zooster

Herpes Simplex Herpes Zooster


Tampak lesi vesicular di region periorbital, limfadenitis Lesi dermatomal, Hutchinson sign
preauricular.
Lesi dendritic Lesi pseudodendritik

Penurunan sensasi mata Penurunan sensasi

Acyclovir 5x400 mg 7 hari Acyclovir 5x 800 mg 7-10 hari


KERATITIS FUNGAL

• Paska terkena tanaman hidup : padi, tangkai, daun dll.


• Ulkus putih ke-abuan : feathery-fingerlike dan lesi satelit.
• Suspensi mata natamycin 5% 1 tetes per 2 jam, amphotericin B
1,5% 1 tetes per jam.

A B
A. Keratitis Fungal :
terdapat gambaran
lesi satelit.
B. Wesseley ring :
cincin kekuningan
steril
UVEITIS TIPE LOKASI
Anterior Anterior Chamber
Intermediate Vitreous
Posterior Retina or Choroid
Panuveitis Semua kena

Uveitis Akut Uveitis Akut


<3 Bulan >3 Bulan
Uveitis Anterior
Nyeri terutama saat malam hari, mata merah,
fotofobia,blefarospasme, penurunan visus
1. Tanda kornea : edema palpebra, keratic Koeppe
presipitat, opasitas kornea bagian posterior.
2. Tanda chamber anterior : Aqueous cells,
aqueous flare (Tyndal phenomenon),
hipopion.
3. Iris signs : Perubahan pola normal dan warna Busacca

iris, iris nodules (Koeppe’s nodules, Busacca’s


nodules), sinekia.
4. Pupil sign : Pupil Miosis
Komplikasi : Katarak, glaukoma sekunder Edema Palpebra, hipopion
dan pupil miosis
Uveitis Posterior
Penurunan visus, photopsia, sensasi bintik
hitam melayang di depan mata,
metamorphopsia dan scotoma
• Tanda : Opasitas vitreous, patch of
choroiditis.
• Komplikasi : panuveitis, katarak
• Terapi
Non-spesifik
•Kortikosteroid topical dan sistemik
•Immunosupresan
Tanda dan Gejala Konjungitivitis Akut Iridosiklitis Glaukoma Akut

Onset Perlahan Perlahan Tiba-tiba

Halo +/- - +
Anterior chamber Jernih Tidak jernih akibat keratic Tidak Jernih akibat edema
presipitat

Pupil Normal Miosis Midriasis


Iris Normal Berkabut Edema

TIO Normal Normal Meningkat

Conjunctivitis Iridosiklitis Glaukoma Akut


Perjalanan Humor Aquosus
Glaukoma

KONGENITAL ACQUIRED GLAUCOMA

Open Angle
Lebih ke gejala kronis

Closed Angle
Lebih ke gejala akut
Haab Striae
Buphtalmos
Primary Open Angle Glaucoma
TANDA DAN GEJALA KHAS
• Penurunan lapangan pandang progresif.
• PF : sudut terbuka, cupping, bayonetting sign.
• Defek lapangan pandang : hemianopsia
bitemporal.

Pemeriksaan Penunjang
• Tonometri mengukur IOP
• Gonioskopi  melihat sudut iridokornealis Cup to disk ratio >0,5 pada pasien
• Perimetri  melihat defek lapang pandang glaucoma sudut terbuka yang
nantinya ber manifestasi sebagai
hemianopsia bitemporal
TATALAKSANA POAG
Kelas Obat Regimen Mekanisme Aksi
Menurunkan sekresi aqueous humour melalui stimulasi
• Timolol maleate 0.25%-0.5%; reseptor beta di prosesus siliaris
Beta Blocker
1- 2 kali/hari
• Betaxolol 0,25%; 2 kali/hari

Parasympathomimetic • Pilocarpine 1, 2, 4% 3-4 kali/hari Meningkatkan outflow aqueous humour melalui kontraksi
Drugs musculus longitudinalis corpus ciliaris yang membuka
trabecular meshwork.
Prostaglandins • Latanoprost 0.005%; 1 kali/hari Meningkatkan uveoscleral outflow
(first drug of choice)
Carbonic Anhidrase • Acetazolamide 250mg; 3-4 Menurunkan produksi melalui inhibisi enzim karbonik
Inhibitor kali/hari anhidrase
• Epinephrine 0.5, 1, 2%; 2 Meningkatkan outflow Menurunkan sekresi aqueous
Sympathomimetic Drugs kali/hari humour.
Primary Closed Angle Glaucoma (sudut tertutup)

• Gejala : Nyeri mata, mual, muntah, penurunan visus, fotofobia, lakrimasi


(gejala akut)
• Tanda : mixed injection, sudut dangkal dan tertutup, pupil semidilatasi, dan
oedem kornea.

Mixed Injection

Pupil mid-dilatasi

Oedema Kornea
Tatalaksana
• GLAUKOMA AKUT : menurunkan TIO secepatnya dengan memberikan obat-
obatan yang terdiri dari :
1. Acetazolamid HCl 500 mg, dilanjutkan 4x250 mg/hari.
2. KCl 0,5 gr 3x/hari
3. Timolol 0,5% 2x1 tetes/hari
4. Tetes mata kombinasi kortikosteroid + antibiotic 4-6 x 1 tetes sehari.
5. Terapi simptomatik
Rujuk segera ke dokter spesialis mata/pelayanan Kesehatan tingkat
sekunder/tersier setelah diberikan pertolongan tersebut.
Glaukoma Sekunder
NAMA ETIOLOGI KETERANGAN
Glaukoma fakolitik Krn ada material lensa yg keluar dr lensa Nyeri unilateral, visus LP atau NLP,
(katarak hipermatur) → menyumbat trabekula fotofobia, nyrocos, katarak
→ TIO↑ matur/hipermatur, edema kornea,
Lens particle Akibat adanya material lensa yang cell and flare pd COA.
glaukoma menyebabkan obstruksi  pada trauma
Glaukoma fakomorfik Katarak intumesen  menutup sudut 
pupillary block
Steroid induced Riwayat penggunaan steroid lama (terutama TIO meningkat, tanda-tanda POAG.
topikal, periokular, intravitreal) → TIO
meningkat krn aliran kurang lancar
Endoftalmitis
• Peradangan pada uvea dan retina yang diikuti dengan
terbentuknya eksudat di dalam aqueous dan vitreous humor.
• Tanda
• Palpebra  edema dan hiperemis
• Konjungtiva  kemosis dan kongesti sirkumkornea
• Iris  edema dan berkabut
• Pupil  berwarna kekuningan akibat eksudasi pada
vitreous
• Vitreous  eksudasi, tampak massa keputihan dibalik
pupil yang terdilatasi (amaurotic cat’s-eye reflex)
• Gerakan bola mata  masih dapat digerakkan (Kata Amaurotic cat eye
Kunci) reflex
TATALAKSANA

• Antibiotik intravitreal : Vancomycin 1 mg in 0.1 ml + ceftazidime


2.25 mg in 0.1 ml.
• Kortikosteroid : cegah sinekia
• Sikloplegik : atropin 1%.
• Anti-glaucoma : oral acetazolamide (250 mg TDS) and timolol
(0.5% BD)
Panophtalmitis

Gejala Nyeri gerak


Endoftalmitiis bola mata

TATALAKSANA
•Antibiotik
•Kortikosteroid
•Eviscerasi
HIFEMA • Trauma
• Spontan : contoh
rubeosis iridis.

• Monitoring TIO, tirah baring total posisi 30-


45 derajat.
• Sikloplegia  siklopentolat, skopolamin.
• Perdarahan terus  asam tranexamat
• Indikasi operasi :
• Hifema lebih dari derajat 2
• Hifema yang tetap dan tidak berkurang
lebih dari 5 hari.
• Hemosiderosis endotel kornea
Trauma Kimia Mata
TRAUMA ASAM
• Contoh : air accu, asam sulfit, asam
hidroklorida, zat pemutih, asam asetat.
• Terjadi KOAGULASI PROTEIN.
• Hanya mengenai superficial saja.

TRAUMA BASA
• Contoh : NaOH, CaOH, sabun, shampoo, pembersih
rumah tangga.
• Terjadi LIQUEFAKSI PROTEIN
• Penghancuran jaringan protein kornea, lebih parah,
dapat sebabkan kebutaan.
Pemeriksaan Penunjang
• Kertas lakmus  cek pH berkala
• Slit lamp  cek bagian anterior mata dan lokasi luka
• Tonometri  cek IOP
• Funduskopi direk dan indirek
Soal No. 9
Seorang anak perempuan usia 10 tahun diantar ibunya ke puskesmas dengan
keluhan kedua matanya sangat nyeri secara tiba-tiba setelah bangun tidur. Diketahui
sehari sebelumnya pasien sempat berenang. Ayah pasien memiliki riwayat yang
sama. Dari pemeriksaan fisik didapatkan terlihat kedua mata pasien merah, dengan
TIO 30 mmHg pada kedua mata. COA dangkal. Funduskopi tidak dapat dilakukan.
Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah ….
a. Glaukoma akut sudut terbuka
b. Glaukoma akut sudut tertutup
c. Hipertensi okuli
d. Glaukoma kronis sudut terbuka
e. Glaukoma sekunder
Soal No. 10
Seorang laki-laki berusia 38 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan utama
penglihatan mata kiri kabur sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan disertai mata merah.
Pada pemeriksaan oftalmologi VOD 6/9 dan VOS 4/60. Pada pemeriksaan segmen
anterior dijumpai mix injeksi, hyperemia konjungtiva, kornea dijumpai defek epitel
hingga stromal bergaung dari limbus mengarah ke sentral kornea. Tidak didapatkan
riwayat trauma sebelumnya. Pasien memiliki riwayat penyakit nyeri sendi sebelumnya.
Diagnosis yang tepat untuk kasus tersebut adalah?
A. Fungal keratitis
B. Herpes simpleks keratitis
C. Herpes zoster keratitis
D. Ulkus Kornea Perifer
E. Ulkus Kornea Sentral
Soal No. 11
Seorang pasien laki-laki berusia 50 tahun datang dengan keluhan mata
mengganjal, merah dan nyeri pada kedua matanya sejak 5 hari yang lalu.
Keluhan disertai mata berair dan silau serta sulit membuka mata. Pasien
merupakan penderita glaukoma kronis dan telah diterapi menggunakan tetes
mata beta bloker sejak 5 tahun yang lalu. Efek samping yang dapat ditimbulkan
oleh penggunaan obat tersebut secara jangka panjang adalah?
a. Keratitis Filamentosa
b. Keratitis Numularis
c. Keratitis Punctata
d. Keratitis Dendritik
e. Keratitis Steroid Induced
Soal No. 12
Seorang pasien Laki-laki berusia 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
mata kanan berdarah, nyeri, dan kabur sejak 1 jam yang lalu. Keluhan dirasakan
setelah mata kanannya terkena kawat duri. Pada pemeriksaan oftamologi
didapatkan visus 1/60,mix injeksi, sch (+), TIO n-1/p. Pemeriksaan lanjutan
untuk memastikan diagnosa adalah?
a. Epinefrin Test
b. Fluorosense Test
c. Rose Bengal Test
d. Schirmer Test
e. Seidel Test
Soal No. 13
Seorang pasien wanita 60 tahun datang dengan keluhan penurunan fungsi
penglihatan pada mata kirinya. Keluhan disertai dengan silau dan keluar air mata.
Didapatkan pula keluhan nyeri sendi. Dari hasil pemeriksaan didapatkan visus OS
5/40, mixed injeksi, keratic precipitate (+), flare (+) cell (+) dan didapatkan bentuk
pupil tidak bulat. Penyakit yang sering berhubungan dengan kondisi tersebut
adalah?
a. Sistemik Lupus Eritematosus
b.Osteoporosis
c. Rheumatoid artritis
d.Tuberculosis
e. Ankylosis Spondilitis
Soal No. 14
Tn. Apem, 28 tahun datang ke poli mata dengan keluhan nyeri pada mata
kirinya setelah terkena bola basket setengah jam yang lalu. Keluhan disertai
nyeri dan pandangan agak kabur. Pada pemeriksaan didapatkan darah pada
bilik mata depan mengisi ¼ COA dan kornea edema , dari palpasi digital tidak
ditemukan peningkatan TIO. Tatalaksana awal yang tepat pad akasus tersebut
adalah ……
a.Antibiotik tetes mata
b.elevasi kepala 30-40o
c. pembedahan
d.Parasintesis
e.Pemberian anti nyeri sistemik
Trauma Palpebra
Partial Thickness Full Thickness
Kerusakan lamellar anterior, Bila lokasi di sebelah medial punctum
melebar ke margo palpebra  risiko kerusakan sistem kanalikular

• Selalu perhatikan ada tidaknya benda asing dan keterlibatan bola mata
• Lakukan pemeriksaan mata umum meliputi visus dan reflek pupil
Tatalaksana awal : BAPER
• Bersihkan luka (bila bola mata intak) dengan NaCl 0,9%
• Antibiotik sistemik
• Profilaksis Tetanus bila luka kotor/riwayat imunisasi TT tidak jelas
• Rujuk Sp.M untuk penjahitan-rekonstruksi
Sebelum rujuk : Tutup luka dengan kasa steril yang dibasahi NaCl 0,9%

Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Epikantus
• Lipatan vertical (semilunar) kulit pada kantus medial
• Seakan-akan seperti juling/pesudostrabismus
• Dapat berhubungan dengan :
‒ Ptosis congenital
‒ Telecanthus
‒ Blepharophimosis
‒ Trauma, iatrogenic
‒ Sindrom down
• Tatalaksana : Koreksi surgical
Epikantus
Lipatan berasal dari regio inferior tarsalis palpebral superior menuju
Epicanthus palpebralis
region kanthal medial

Epicanthus tarsalis Lipatan berada sepanjang bagian superior dari kelopak mata

Epicanthus inversus Lipatan mulai dari bagian bawah kelopak mata inferior pada area
midpupil dan bergerak keatas

Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Soal No. 15
Seorang anak usia 10 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas karena kelopak matanya terkena
benda tajam saat bermain dengan kakaknya. Perdarahan aktif tidak ditemukan. Pemeriksaan
tanda-tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan segmen luar dan dalam bola mata dalam
batas normal. Bagaimana penatalaksanaan awal pasien tersebut sebelum dirujuk?
a. Bilas dengan povidon iodine
b. Bersihkan luka dengan air mengalir, jahit situasional
c. Bersihkan luka dengan NaCl, tutup dengan kassa basah & steril
d. Segera debridement + jahit luka
e. Olesi salep mata antibiotik + steroid topikal
Soal No. 16
Seorang anak usia 5 tahun dibawa ibunya ke klinik karena mata sulit dibuka. Pasien seringkali
mendongak untuk melihat kearah depan. Keluhan ini dialami sejak lahir. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan kelopak mata yang datar, tidak ada garis lipatan dan ptosis minimal. Tidak
ada penyakit sistemik yang mendasari keluhan pasien. Riwayat trauma, penyakit jangka
panjang disangkal. Pada pemeriksaan oftalmologis, ditemukan visus ODS 6/6, posisi mata
ditengah seperti gambar dibawah ini
Keadaan yang dialami pasien adalah…
a. Epikantus palpebralis
b. Epikantus inversus
c. Epikantus tarsalis
d. Enoftalmus
e. Lagoftalmus
Soal No. 17
Tn. M, berumur 30 tahun datang dibawa oleh rekan-rekannya ke Puskesmas
dengan keluhan mata kanan dan kelopak mata tampak merah. Sebelumnya,
pasien sedang bermain futsal dan terjatuh dengan bagian wajah tergores
lapangan. Pada pemeriksaan tanda vital tekanan darah 110/70 mmHg, N 80
x/menit. Pemeriksaan lokalis tampak luka di palpebra inferior dekstra. Tindakan
sebelum rujuk adalah…
A.Pasang IV line, beri antibiotic, lalu rujuk
B.Irigasi dengan NaCl 0,9%
C.Bebat dengan beri analgetik
D.Jahit situasional, bebat, lalu rujuk
E.Debridement, bebat luka, rujuk
Soal Campuran
Soal No. 18
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang dengan keluhan kedua mata
merah dan silau sejak bangun tidur, mata terasa nyeri dan terasa seperti
berpasir. Pasien menggunakan lensa kontak sehari sebelumnya dan lupa
membukanya saat tidur. Tidak ada riwayat penggunaan kaca mata sebelumnya.
Dari pemeriksaan visus didapatkan visus kedua mata 6/30, palpepra spasme,
injeksi kornea +, dan tampak infiltrat puctata pada kedua kornea. Apakah
diagnosa yang tepat untuk kasus di atas?
a. ODS Lens Induced Keratitis
b. ODS iridosiklitis
c. ODS Keratitis Numularis
d. ODS Konjungtivitis
e. ODS Fungal Keratitis
Soal No. 19
Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
utama mata kanan buram, merah dan nyeri setelah terkena pukulan benda
tumpul 3 jam yang lalu. Dari hasil pemeriksaan didapatkan Visus OD 1/300,
kornea edema dan tampak perdarahan di mata mengisi ½ COA. Diagnosis
yang tepat adalah?
a. Subconjungtival Bleeding
b. Hifema grade 1
c. Hifema grade 2
d. Hifema grade 3
e. Hifema grade 4
Soal No. 20
Seorang bayi perempuan berusia 5 hari dibawa ibunya ke dengan keluhan sejak
lahir kedua matanya merah, bengkak serta mengeluarkan kotoran berwarna
kekuningan kental dan banyak. Dari pemeriksaan didapatkan adanya discharge
kekuningan, kental dan banyak, palpebra edema, konjungtiva tarsal hiperemis (+),
konjungtiva bulbi injeksi konjungtiva (+) injeksi kornea (-), fluorosense test (-).
Selama kehamilan ibu tersebut sering menderita keputihan. Pemeriksaan
penunjang yang tepat?
a. Pemeriksaan gram dari swab secret
b. Pemeriksaan KOH dari scraping kornea
c. Kultur dan tes sensitivitas jaringan kornea
d. Pemeriksaan giemsa dari kulit palpebra
e. Pemeriksaan darah lengkap
Soal No. 21
Seorang Laki-laki berusia 18 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
terdapat benjolan pada kelopak mata sejak 1 bulan yang lalu, tidak
nyeri, tidak ada tanda radang. Benjolan awalnya dirasakan nyeri namun
saat ini sudah tidak terasa nyeri. Terapi yang tepat untuk kasus diatas
adalah?
a. Insisi
b. Biopsi
c. Eksisi
d. Ekstirpasi
e. Eksisi luas
Soal No. 22
Seorang laki-laki berusia 63 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan utama
penglihatan mata kiri kabur sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan disertai mata
merah. Pada pemeriksaan oftalmologi VOD 6/9 dan VOS 4/60. Pada pemeriksaan
segmen anterior dijumpai mix injeksi, hyperemia konjungtiva, kornea dijumpai
defek epitel hingga stromal bergaung dari limbus ke arah sentral. Diagnosis yang
tepat untuk kasus tersebut adalah?
a. Fungal keratitis
b. Herpes simpleks keratitis
c. Herpes zoster keratitis
d. Ulkus Mooren
e. Ulkus Sentral
Soal No. 23
Seorang anak perempuan berusia 12 tahun datang dengan keluhan terdapat
benjolan di kelompak mata kanan disertai nyeri selama 3 hari. Awalnya keluhan
bintil kecil kecil kemudian membesar. Dari pemeriksaan mata di didapatkan
bejolan berukuran 0.5 cm pada palpebra superior berwarna kemerahan dengan
fluktuasi (+). Terapi yang tepat?
a. Cuci Bulu Mata
b. Kompres Dingin
c. Steroid Sistemik
d. Antibiotik Topikal
e. Eksisi
Soal No. 24
Seorang pasien wanita berusia 20 tahun datang ke klinik dengan
keluhan kiri mata merah sejak 2 hari yang lalu disertai dengan rasa
kemeng. Dari pemeriksaan didapatkan Visus ODS 6/6 dan segment
anterior seperti gambar disamping. Tatalaksana yang tepat adalah?
a. Topikal Gentamycin
b. Topikal Asiklovir
c. Topikal betametason asetat
d. Artificial tears
e. Topikal Antihistamin
Soal No. 25
Seorang perempuan berusia 55 tahun datang dengan keluhan gatal
pada kedua kelopak matanya, keluhan dirasakan sejak 2 minggu yang
lalu. Dari pemeriksaan didapatkan adanya krusta berminyak namun
tidak didapatkan adanya mata merah, belekan, palpebra edema dan
madarosis. Terapi yang tepat untuk kasus diatas adalah?
a. Cukur bulu mata
b. Cuci bulu mata
c. Antibiotik topikal
d. Antibiotik topikal + steroid
e. Cuci bulu mata + antibiotik topikal

Anda mungkin juga menyukai