ULKUS KORNEA
EC BAKTERI
ANAMNESIS Pasien datang ke IGD RSUH dengan keluhan putih di tengah mata
TERPIMPIN disertai mata merah pada mata kanan, dialami sejak sekitar 2 bulan
yang lalu, awalnya pasien memotong sawit dan buahnya terkena
mata. Keluhan nyeri pada mata ada, air mata berlebih ada, kotoran
mata berlebih ada, berwarna putih kekuningan, kental, penurunan
pengelihatan ada, silau ada. Riwayat kacamata tidak ada, riwayat
penyakit diabetes mellitus dan hipertensi tidak ada.
ANAMNESIS Riwayat dirawat di Palu selama 10 hari, lalu pasien dipulangkan.
TERPIMPIN 2 minggu kemudian muncul putih pada bagian tengah mata lalu
pasien kembali ke RS. Palu dan di rujuk ke UIT. Di UIT pasien
dirawat selama 2 minggu lalu keluhan membaik, dan pasien
kembali ke palu. 1 minggu kemudian pasien kembali berobat
dengan keluhan putih di dalam bola mata dan dikonsul ke palu
kembali lalu dirujuk ke UIT. Dari UIT pasien dirujuk ke RSUH.
OKULUS DEXTRA
OKULUS SINISTRA
”
oSuhu 36,5oC
Pemeriksaan OD OS
Pemeriksaan OD OS
Tekanan Okuler Tn Tn
Nyeri Tekan - -
Massa Tumor - -
RENCANA
PEMERIKSAAN
Kultur & Pemeriksaan sensitivitas
Qua ad vitam : Bonam
Qua ad sanationem : Dubia
Qua ad visum : Dubia et malam
Qua ad kosmeticum : Dubia
PENDAHULUAN
• Infeksi
• Infeksi Bakteri : P. aeraginosa, Streptococcus pneumonia
dan spesies Moraxella merupakan penyebab paling sering.
Hampir semua ulkus berbentuk sentral.
• Infeksi Jamur : disebabkan oleh Candida, Fusarium,
Aspergilus, Cephalosporium, dan spesies mikosis fungoides.
• Infeksi virus
Ulkus kornea oleh virus herpes simplex cukup sering
dijumpai.
• Acanthamoeba
Acanthamoeba adalah protozoa hidup bebas yang terdapat
didalam air yang tercemar yang mengandung bakteri dan
materi organik.
ETIOLOGI
• Noninfeksi
• Bahan kimia, bersifat asam atau basa tergantung PH.
• Radiasi atau suhu
• Sindrom Sjorgen
• Defisiensi vitamin A
• Obat-obatan : Obat-obatan yang menurunkan mekanisme imun
• Kelainan dari membran basal, misalnya karena trauma.
• Pajanan (exposure)
• Neuroparalitik
• Sistem Imun (Reaksi Hipersensitivitas)
PATOGENESIS
Stadium Infiltrasi Progresif :
infiltrasi sel PMN dan leukosit
dari suplementasi sirkulasi
perifer ke epitel.
Stadium Regresi
respon antibodi dan imun
seluler. Ulkus membaik, epitel
mulai tumbuh
Stadium Sikatrik
epitelisasi dan jaringan fibrous
membentuk sikatrik (nebula,
makula, dan leukoma)
KLASIFIKASI
– Virus:
Antiviral (topikal dan oral)
ASIKLOVIR 800MG (5X1 selama 5-10 hari)
Topikal 5x sehari sampai ulkus sembuh, lanjut 3x sehari
selama 5 hari
– Jamur:
Antijamur (topikal dan oral)
FLUKONAZOLE TETES, KETOKONAZOLE SISTEMIK (6-8
MINGGU)
• ANTIINFLAMASI
• SIKLOPLEGIK (ATROPIN UNTUK LEBARKAN PUPIL DAN
CEGAH SINEKIA, ANTI NYERI,ANTIINFLAMASI)
• VITAMIN UNTUK MEMBANTU PENYEMBUHAN
Untuk menghindari penjalaran ulkus dapat
dilakukan :
• Kauterisasi
• Pengerokan epitel yang sakit
• Keratoplasti
• Keratoplasti adalah jalan terakhir jika urutan
penatalaksanaan diatas tidak berhasil. Indikasi
keratoplasti terjadi jaringan parut yang mengganggu
penglihatan, kekeruhan kornea yang menyebabkan
kemunduran tajam penglihatan.
Komplikasi
Glaukoma
ddescematocele
sekunder
Perforasi
sikatriks
kornea
Iridosiklitik
toksik
Dengan penanganan sedini mungkin, infeksi pada kornea dapat sembuh, tanpa harus terjadi
ulkus.
Bila ulkus kornea tidak diterapi, dapat merusak kornea secara permanen.
Dan juga dapat mengakibatkan perforasi dari interior mata, sehingga menimbulkan
penyebaran infeksi dan meningkatkan resiko kehilangan penglihatan yang permanen.
Semakin telat pengobatan ulkus kornea, akan menimbulkan kerusakan yang banyak dan
timbul jaringan parut yang luas.
Terima Kasih