Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

DEPARTMEN ILMU KESEHATAN MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

ULKUS KORNEA
EC BAKTERI

Omar Nafiis Bin Hairuddin


C111 12 803
Residen Pembimbing Supervisor Pembimbing
Dr. Dyah Ayu Windy Dr. Yunita Sp.M, M.Kes
NAMA Tn. A
UMUR 40 Tahun
JENIS
KELAMIN Laki-laki
ALAMAT Desa Bunto Morowali
TANGGAL
PEMERIKSAAN 13 September 2017
TEMPAT
PEMERIKSAAN Rumah Sakit Unhas
No. REKAM
MEDIS 085346
KELUHAN Putih ditengah mata disertai mata merah pada mata kanan.
UTAMA

ANAMNESIS Pasien datang ke IGD RSUH dengan keluhan putih di tengah mata
TERPIMPIN disertai mata merah pada mata kanan, dialami sejak sekitar 2 bulan
yang lalu, awalnya pasien memotong sawit dan buahnya terkena
mata. Keluhan nyeri pada mata ada, air mata berlebih ada, kotoran
mata berlebih ada, berwarna putih kekuningan, kental, penurunan
pengelihatan ada, silau ada. Riwayat kacamata tidak ada, riwayat
penyakit diabetes mellitus dan hipertensi tidak ada.
ANAMNESIS Riwayat dirawat di Palu selama 10 hari, lalu pasien dipulangkan.
TERPIMPIN 2 minggu kemudian muncul putih pada bagian tengah mata lalu
pasien kembali ke RS. Palu dan di rujuk ke UIT. Di UIT pasien
dirawat selama 2 minggu lalu keluhan membaik, dan pasien
kembali ke palu. 1 minggu kemudian pasien kembali berobat
dengan keluhan putih di dalam bola mata dan dikonsul ke palu
kembali lalu dirujuk ke UIT. Dari UIT pasien dirujuk ke RSUH.

Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama tidak ada. Riwayat


penyakit mata lain sebelumnya tidak ada.

Riwayat merokok disangkal. Riwayat konsumsi alkohol dan obat-


obatan disangkal.
FOTO KLINIS

OKULUS DEXTRA
OKULUS SINISTRA

OKULUS DEXTRA & SINISTRA


“ • KEADAAN UMUM: Sakit Sedang/Gizi Cukup
• KESADARAN: Kompos Mentis
• TANDA VITAL:
oTekanan Darah 120/70 mmHg
oNadi 80x per menit
oPernapasan 20x per menit


oSuhu 36,5oC
Pemeriksaan OD OS

Palpebra Edema (-) Edema (-)

Apparatus lakrimalis Lakrimasi (+) Lakrimasi (-)

Silia Sekret (+) Sekret (-)

Konjungtiva Hiperemis (+), mixed injectio hiperemis (-)

Mekanisme muskular Ke segala arah Ke segala arah


Pemeriksaan OD OS

Kornea Tampak keruh di seluruh kuadran. Jernih


Kornea tampak melting di sentral
Bilik Mata Depan Tampak hipopion 1/3 BMD Kesan Normal

Iris Coklat Coklat

Pupil Sulit Dinilai Bulat

Lensa Sulit Dinilai Jernih


VOD 1/300 VOS 20/30F

Pemeriksaan OD OS

Tekanan Okuler Tn Tn

Nyeri Tekan - -

Massa Tumor - -

Grandula Pre-aurikula Pembesaran (-) Pembesaran (-)


Pemeriksaan OD OS

Konjungtiva Hiperemis (+), mixed injectio (+) Hiperemis (-)

Kornea Tampak ulkus kornea di sentral. Jernih


Kornea kesan melting,
flouresens test (+)
Bilik Mata Depan Tampak hipopion 1/3 BMD Kesan Normal

Iris Coklat Coklat, Kripte (+)

Pupil Sulit Dinilai Bulat, Sentral, RC (+)

Lensa Sulit Dinilai Jernih


Pemeriksaan OD OS

Flouresensi (+) Defek kesan difus (-) Normal


Pemeriksaan OD OS

Hiperemis (+), mixed injectio (+), kornea


Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih,
tampak ulkus kornea di sentral, kornea
edema(-), fluoresensi (-), BMD VH4, iris
Slit Lamp kesan melting, fluoresens test (+), BMD
coklat kripte (+), pupil bulat sentral, refleks
tampak hipopion 1/3 BMD, iris coklat,
cahaya (+), lensa jernih
pupil sulit dinilai, lensa sulit dinilai.
Tonometri 9 mmHg 9 mmHg

Colour Sense Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan

Sensitivitas Kornea Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan

Fundoskopi Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan

Scrapping KOH (-), Pewarnaan Gram (+) Tidak dilakukan pemeriksaan


Coccus
Pasien laki-laki 40 tahun datang ke IGD RSUH dengan keluhan putih di
RESUME tengah mata disertai mata merah pada mata kanan, dialami sejak sekitar 2
bulan yang lalu, awalnya pasien memotong sawit dan buahnya terkena
mata. Keluhan nyeri pada mata (+), air mata berlebih (+), kotoran mata
berlebih (+), berwarna putih kekuningan, kental, penurunan pengelihatan
(+), silau (+). Riwayat kacamata tidak ada, riwayat penyakit DM dan HT
tidak ada.

Riwayat dirawat di Palu selama 10 hari, lalu pasien dipulangkan. 2 minggu


kemudian muncul putih pada bagian tengah mata lalu pasien kembali ke
RS. Palu dan di rujuk ke UIT. Di UIT pasien dirawat selama 2 minggu lalu
keluhan membaik, dan pasien kembali ke palu. 1 minggu kemudian pasien
kembali berobat dengan keluhan putih di dalam bola mata dan dikonsul ke
palu kembali lalu dirujuk ke UIT. Dari UIT pasien dirujuk ke RSUH.
Pada inspeksi didapatkan kornea tampak keruh di seluruh kuadran. Kornea
RESUME tampak melting di sentral, tampak hipopion pada 1/3 BMD.

Pada pemeriksaan visus didapatkan VOD: 1/300, VOS:20/30F.

Pada pemeriksaan slit lamp OD didapatkan Konjungtiva hiperemis (+),


mixed injectio (+), kornea tampak ulkus kornea di sentral, kornea kesan
melting, fluoresens test (+), BMD tampak hipopion 1/3 BMD, iris coklat,
pupil sulit dinilai, lensa sulit dinilai.

Pada tes flouresensi OD (+) defek kesan difuse

Pada pemeriksaan scrapping OD, KOH(-), pewarnaan gram (+) coccus


DIAGNOSIS OD Ulkus Kornea cum Hipopion ec Bakteri
TERAPI Debridement
Ceftriaxone 1 gram/12 jam/IV
Ketorolac 1 amp/8 jam/IV
Ranitidine 1 amp/8 jam/IV
Dexamethasone 1 amp/8 jam/IV
C. LFX EDMD 1 tetes/4 jam/OD
Atropin 1% ED 1 tetes/12 jam/OD

RENCANA
PEMERIKSAAN
Kultur & Pemeriksaan sensitivitas
Qua ad vitam : Bonam
Qua ad sanationem : Dubia
Qua ad visum : Dubia et malam
Qua ad kosmeticum : Dubia
PENDAHULUAN

• Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang


ditandai oleh adanya infiltrat disertai defek kornea,
diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari
epitel sampai stroma.
ANATOMI DAN FISIOLOGI KORNEA
ANATOMI DAN FISIOLOGI KORNEA

Kornea dewasa rata-rata


mempunyai
– Tebal sentral 0,54 mm
– Tebal tepi 0,65 mm
– Diameter 11,5 mm dari anterior
ke posterior
• Kekuatan refraksi sebesar 42-
44 dioptri.
ETIOLOGI

• Infeksi
• Infeksi Bakteri : P. aeraginosa, Streptococcus pneumonia
dan spesies Moraxella merupakan penyebab paling sering.
Hampir semua ulkus berbentuk sentral.
• Infeksi Jamur : disebabkan oleh Candida, Fusarium,
Aspergilus, Cephalosporium, dan spesies mikosis fungoides.
• Infeksi virus
Ulkus kornea oleh virus herpes simplex cukup sering
dijumpai.
• Acanthamoeba
Acanthamoeba adalah protozoa hidup bebas yang terdapat
didalam air yang tercemar yang mengandung bakteri dan
materi organik.
ETIOLOGI

• Noninfeksi
• Bahan kimia, bersifat asam atau basa tergantung PH.
• Radiasi atau suhu
• Sindrom Sjorgen
• Defisiensi vitamin A
• Obat-obatan : Obat-obatan yang menurunkan mekanisme imun
• Kelainan dari membran basal, misalnya karena trauma.
• Pajanan (exposure)
• Neuroparalitik
• Sistem Imun (Reaksi Hipersensitivitas)
PATOGENESIS
Stadium Infiltrasi Progresif :
infiltrasi sel PMN dan leukosit
dari suplementasi sirkulasi
perifer ke epitel.

Stadium Ulseratif Aktif

Stadium Regresi
respon antibodi dan imun
seluler. Ulkus membaik, epitel
mulai tumbuh

Stadium Sikatrik
epitelisasi dan jaringan fibrous
membentuk sikatrik (nebula,
makula, dan leukoma)
KLASIFIKASI

• Berdasarkan lokasi , dikenal ada 2 bentuk ulkus


• kornea , yaitu:
1. Ulkus kornea sentral
• Ulkus kornea bakterialis
• Ulkus kornea fungi
• Ulkus kornea virus
• Ulkus kornea acanthamoeba
2. Ulkus kornea perifer
• Ulkus marginal
• Ulkus mooren (ulkus serpinginosa kronik/ulkus roden)
• Ulkus cincin (ring ulcer)
• Ulkus Streptokokus :
– Ulcus menjalar dari tepi kornea.
– Bewarna kuning keabu-abuan.
– Ulkus cepat menjalar  perforasi kornea, karena eksotoksin.
• Ulkus Stafilokokus :
– Ulkus bewarna putik kekuningan disertai infiltrat berbatas
tegas.
– Apabila tidak diobati abses kornea yang disertai edema
stroma dan infiltrasi sel leukosit.
• Ulkus Pseudomonas:
– Penyerbukan ke dalam dapat mengakibatkan
perforasi kornea dalam waktu 48 jam
– Berwarna abu-abu dengan kotoran yang dikeluar
kan berwarna kehijauan, hipopion.
• Ulkus Kornea Fungi
– Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari
sampai beberapa minggu sesudah.
– Permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna keabu-abuan.
Tepi lesi berbatas tegas irregular.
– Terlihat suatu daerah tempat asal penyebaran di bagian sentral
sehingga terdapat satelit-satelit disekitarnya.
– Dapat terjadi neovaskularisasi akibat rangsangan radang. Terdapat
injeksi siliar disertai hipopion.
• Ulkus Kornea Virus
• Ulkus Kornea Herpes Zoster :
– Gejala ini timbul satu 1-3 hari sebelum timbulnya gejala kulit.
– Pada mata ditemukan vesikel kulit dan edem palpebra,
konjungtiva hiperemis, kornea keruh akibat terdapatnya infiltrat
subepitel dan stroma.
– Infiltrat dapat berbentuk dendrit yang bentuknya berbeda dengan
dendrit herpes simplex.
– Dendrit herpes zoster berwarna abu-abu kotor dengan fluoresin yang
lemah.
• Ulkus Kornea Herpes simplex :
– Infeksi primer dapat terjadi tanpa gejala klinik.
– Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar yang
kuat disertai terdapatnya suatu dataran sel di permukaan
epitel kornea disusul dengan bentuk dendrit atau bintang
infiltrasi.
– Hipestesi pada kornea secara lokal  menyeluruh.
• Ulkus Kornea Acanthamoeba
– Awal dirasakan sakit yang tidak sebanding dengan temuan
kliniknya, kemerahan dan fotofobia.
– Tanda klinik khas adalah ulkus kornea indolen, cincin stroma,
dan infiltrat perineural.
• Ulkus Marginal
– Bentuk ulkus marginal dapat simpel atau cincin.
– Bentuk simpel berbentuk ulkus superfisial yang berwarna abu
-abu dan terdapat pada infeksi stafilococcus.
– Yang berbentuk cincin atau multiple dan biasanya lateral.
• Ulkus Mooren
– Merupakan ulkus yang berjalan progresif dari
perifer kornea kearah sentral.
– Terutama terdapat pada usia lanjut.
– Penyebabnya sampai sekarang belum diketahui.
– Kadang meninggalkan satu pulau yang sehat pada
bagian yang sentral.
MANIFESTASI KLINIS
a. Gejala Subjektif
• Eritema pada kelopak mata dan konjungtiva
• Sekret mukopurulen
• Merasa ada benda asing di mata
• Pandangan kabur
• Mata berair
• Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkus
• Silau
• Nyeri
• Infiltat yang steril dapat menimbulkan sedikit nyeri, jika ulkus terdapat pada perifer kornea
dan tidak disertai dengan robekan lapisan epitel kornea.
b. Gejala Objektif
• Injeksi siliar
• Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan adanya infiltrat
• Hipopion
Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan Fisis Pemeriksaan


• Mata merah • Visus penunjang
• Nyeri • Slit Lamp • Tes fluoresense
• Silau • KOH
• Penglihatan kabur • Kultur Sensitivitas
• Riw.trauma Bakteri
• Riw.pemakaian lensa • Histopatologi
kontak • Pewarnaan Gram
Tergantung penyebab:
– Bakteri:
Antibiotik sesuai hasil kultur
Antibiotik spektrum luas jika belum ada hasil kultur
Kortikosteroid
Operasi

– Virus:
Antiviral (topikal dan oral)
ASIKLOVIR 800MG (5X1 selama 5-10 hari)
Topikal 5x sehari sampai ulkus sembuh, lanjut 3x sehari
selama 5 hari
– Jamur:
Antijamur (topikal dan oral)
FLUKONAZOLE TETES, KETOKONAZOLE SISTEMIK (6-8
MINGGU)

• ANTIINFLAMASI
• SIKLOPLEGIK (ATROPIN UNTUK LEBARKAN PUPIL DAN
CEGAH SINEKIA, ANTI NYERI,ANTIINFLAMASI)
• VITAMIN UNTUK MEMBANTU PENYEMBUHAN
Untuk menghindari penjalaran ulkus dapat
dilakukan :
• Kauterisasi
• Pengerokan epitel yang sakit
• Keratoplasti
• Keratoplasti adalah jalan terakhir jika urutan
penatalaksanaan diatas tidak berhasil. Indikasi
keratoplasti terjadi jaringan parut yang mengganggu
penglihatan, kekeruhan kornea yang menyebabkan
kemunduran tajam penglihatan.
Komplikasi

Glaukoma
ddescematocele
sekunder

Perforasi
sikatriks
kornea

Iridosiklitik
toksik
Dengan penanganan sedini mungkin, infeksi pada kornea dapat sembuh, tanpa harus terjadi
ulkus.

Bila ulkus kornea tidak diterapi, dapat merusak kornea secara permanen.

Dan juga dapat mengakibatkan perforasi dari interior mata, sehingga menimbulkan
penyebaran infeksi dan meningkatkan resiko kehilangan penglihatan yang permanen.

Semakin telat pengobatan ulkus kornea, akan menimbulkan kerusakan yang banyak dan
timbul jaringan parut yang luas.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai