LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
Nama : Ny. O
Umur : 49 tahun
Kelas : 3B4
Nama Lengkap
: Ny. OA
Tanggal Lahir
: 15-07-1966
Umur
: 49 tahun
Pekerjaan
Alamat
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: SMP
Nama : Ny.OA
FISIK
Umur : 49 tahun
Kelas : 3B4
Status Generalis
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda Vital
Nadi
: 84x/menit
Laju Napas
: 20 x/menit
Suhu
: 36,9 C
Status Oftalmologis
OD
No.
1.
2.
3.
4.
Pemeriksaan
Visus
Tekanan Intra Okuler
Kedudukan Bola Mata
Posisi
Eksoftalmus
Enoftalmus
Pergerakan Bola Mata
Atas
Bawah
Temporal
Temporal atas
Temporal bawah
Nasal
Nasal atas
OS
OD
4/60
Tidak diperiksa
OS
20/100
Tidak diperiksa
Ortoforia
(-)
(-)
Ortoforia
(-)
(-)
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
(+) Baik
5.
6.
7.
8.
9.
Nasal bawah
Nistagmus
Palpebrae
Hematom
Edema
Hiperemis
Benjolan
Ulkus
Fistel
Hordeolum
Kalazion
Ptosis
Ektropion
Entropion
Sekret
Trikiasis
Madarosis
Punctum Lakrimalis
Edema
Hiperemis
Benjolan
Fistel
Konjungtiva Tarsal Superior
Edema
Hiperemis
Sekret
Epikantus
Konjungtiva Tarsalis Inferior
Kemosis
Hiperemis
Anemis
Folikel
Papil
Lithiasis
Simblefaron
Konjungtiva Bulbi
Kemosis
Pterigium
Pinguekula
Flikten
Simblefaron
(+) Baik
(-)
(+) Baik
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
10.
11.
12.
13.
14.
Injeksi konjungtiva
Injeksi siliar
Injeksi episklera
Perdarahan subkonjungtiva
Kornea
Kejernihan
Edema
Ulkus
Erosi
Infiltrat
Flikten
Keratik presipitat
Macula
Nebula
Leukoma
Leukoma adherens
Stafiloma
Neovaskularisasi
Imbibisi
Pigmen iris
Bekas jahitan
Tes sensibilitas
Limbus kornea
Arkus senilis
Bekas jahitan
Sklera
Sklera biru
Episkleritis
Skleritis
Kamera Okuli Anterior
Kedalaman
Kejernihan
Flare
Sel
Hipopion
Hifema
Iris
Warna
Gambaran radier
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Jernih
(-)
(-)
(-)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Tidak dilakukan
Jernih
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Tidak dilakukan
(+)
(-)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
dalam
Jernih
(-)
(-)
(-)
(-)
Dalam
Jernih
(-)
(-)
(-)
(-)
Coklat
Jelas/tidak jelas
Coklat
Jelas/tidak jelas
15.
16.
17.
Eksudat
Atrofi
Sinekia posterior
Sinekia anterior
Iris bombe
Iris tremulans
Pupil
Bentuk
Besar
Regularitas
Isokoria
Letak
Refleks cahaya langsung
Seklusio pupil
Oklusi pupil
Leukokoria
Lensa
Kejernihan
Shadow test
Refleks kaca
Luksasi
Subluksasi
Pseudofakia
Afakia
Funduskopi
Refleks fundus
Papil
- warna papil
- bentuk
- batas
Retina
- warna
- perdarahan
- eksudat
Makula lutea
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Anjuran Pemeriksaan:
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Bulat
cukup
reguler
(+)
Sentral
(+)
(-)
(-)
(-)
Bulat
Cukup
reguler
(+)
Sentral
(+)
(-)
(-)
(-)
Keruh
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Keruh
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Tidak dinilai
Tidak dinilai
Tidak dinilai
Tidak dinilai
Tidak dinilai
Tidak dinilai
Tidak dinilai
Nama : Ny. OA
Tidak dinilai
Ruang : ibnu rasyd
Umur : 49 tahun
Kelas : 3B4
1. Funduskopi
Nama : Ny. OA
PEMERIKSAAN JASMANI
Umur : 49 tahun
Kelas : 3B4
Hasil autoanamnesis, pada 17 November 2015 pasien datang ke Poli Mata
RS Muhammadiyah Palembang dengan keluhan utama pasien merasa ada benda
asing pada mata kanan dan kiri, seperti ditusuk, keluhan ini dirasakan sudah 1
bulan. Pasien juga merasa bulu mata mengarah kedalam sehingga mengganjal,
tidak nyaman, mata berair (+/+), gatal (+/+), mata kabur (+/+), mata merah (-/-)
Pada pemeriksaan fisik, terdapat entropion pada palpebra OD dan OS,
trikiasis pada OD dan OS
Daftar Masalah:
1. Mata merasa ada benda asing
2. Mata berair
3. Mata Kabur
4. Palpebrae
OD dan OS : entropion, trikiasis
8. Lensa :
OD dan OS: Keruh, Shadow test (+)
Kemungkinan Penyebab Masalah :
1. Entropion
2. Trikiasis
3. Katarak immatur
RENCANA PENGELOLAAN
1. Medikamentosa
a. Reposisi entropion OS
Nama : Ny. OA
Umur : 49 tahun
Kelas : 3B4
b. Epilasi OD dan OS
c. Post operasi : antibiotik tetes mata 3x1 tetes, analgetik 3x500mg,
antibiotik oral spektrum luas 2x500mg
2. Non medikamentosa
Edukasi
a. Menjelaskan pada pasien mengenai penyakit yang dialami pasien
b. Menjelaskan tujuan dilakukan reposisi entropion dan epilasi pada pasien
c. Mengikuti terapi antibiotik dengan tepat dan menjaga higien untuk
mencegah infeksi pasca bedah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 . Anatomi Palpebra
Palpebra adalah lipatan tipis kulit, otot, dan jaringan fibrosa yang
berfungsi melindungi struktur-struktur mata yang rentan. Palpebra
superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup
dan melindungi bola mata bagian inferior. Pada pelpebra terdapat rambut
halus, yang hanya tampak dengan pembesaran.1,2
Kelopak mata atas lebih lebar dan mobile dibandingkan dengan
kelopak mata bawah, dan mempunyai otot penggerak yaitu otot levator
palpebra. Fisura palpebra, terletak pada tepi bebas kelopak mata dan
bergabung pada kantus lateral dan medial. Kantus lateral relatif tidak
mempunyai keistimewaan khusus. Kantus medial sekitar 2 mm di bawah
kantus lateral (jarak ini relatif lebih lebar pada orang Asia). Kantus medial
yang merupakan area kecil berbentuk segitiga yang memisahkan kedua
bola mata, dimana lacrimal caruncle terletak3.
Papila lakrimal, terletak pada margin palpebra jaraknya sekitar 1/6
dari kantus medial mata. Punctum lakrimal, terletak di tengah papila yang
membentuk muara dari sistem drainase lakrimal. Dari margin lateral
kelopak mata menuju ke papila lakrimal terdapat beberapa bulu mata
yang disebut bagian siliaris kelopak mata. Dari margin medial menuju ke
papila yang tidak memiliki bulu mata membentuk bagian lakrimal bulu
mata3.
Ketika melihat lurus ke depan, kelopak mata atas menutupi bagian
atas dari kornea sekitar 2 sampai 3 mm, dimana kelopak mata bawah
hanya menutupi sampai di limbus. Ketika mata ditutup, kelopak mata atas
10
Gambar 1. Kelopak mata dan anterior bola mata. 1. Pupil, 2. Plica semilunaris,
3. Lacrimal caruncle, 4. Kantus medial, 5. Konjunctiva, 6. Kelopak mata atas,
7. Bulu mata, 8. Kantus lateral, 9. Margin kelopak mata, 10. Iris, 11. Kelopak
mata bawah.
11
12
Gambar 3. M. orbicularis oculi dan m. frontalis (a) bagian pretarsal, (b) bagian
preseptal, (c) bagian orbital, (d) m. frontalis
- Septum orbita
Merupakan lapisan tipis, terdiri dari jaringan fibrosa, muncul dari
periosteum di atas orbital rim bagian superior dan inferior pada arcus
marginalis. Pada palpebra superior, septum orbita bergabung dengan
levator aponeurosis 2-5 mm di atas tarsal superior. Pada palpebra inferior,
septum orbita bergabung dengan fascia kapsulopalpebra di bawah tarsal
inferior.1,4
- Lemak orbita
Lemak orbita terletak pada posterior dari septum orbita dan anterior dari
levator aponeurosis (palpebra superior) atau fascia kapsulopalpebra
(palpebra inferior). Pada palpebra superior, terdapat 2 kantong lemak; nasal
13
dan sentral. Pada palpebra inferior, terdapat 3 kantong lemak; nasal, sentral,
dan temporal. Kantong-kantong lemak ini dikelilingi oleh lapisan tipis
fibrosa yang merupakan kelanjutan dari anterior septum orbita.1,4
- Otot-otot retraktor
Otot retraktor palpebra superior adalah otot levator dengan aponeurosis dan
otot tarsal superior (M. Muller). Pada palpebra inferior adalah fascia
kapsulopalpebra dan otot tarsal inferior.1,4
- Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapisan jaringan fibrosa
padat yang bersama sedikit jaringan elastic disebut tarsus superior dan
inferior. Sudut lateral dan medial dan juluran tarsus tertambat pada tepian
orbita oleh ligament palpebra lateralis dan medialis. Tarsus superior dan
inferior juga tertambat oleh fascia tipis dan padat pada tepi atas dan bawah
orbita.1,4
- Konjungtiva
Konjungtiva tersusun oleh epitel squamous non keratin, membentuk lapisan
di posterior dari palpebra dan terdiri dari sel-sel goblet, kelenjar lakrimal
Wolfring dan Krause. Kelenjar lakrimal terletak di jaringan subkonjunctiva
palpebra superior dan inferior. Kelenjar Wolfring terletak di sepanjang tarsal,
sedangkan kelenjar Krause terletak pada forniks.1,4
14
15
2.3 Definisi
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian
tepi atau margo palpebra kearah dalam. Hal ini menyebabkan 'trichiasis'
dimana bulu mata yang biasanya mengarah keluar kini menggosok pada
permukaan mata. Hal ini dapat menyebabkan beberapa masalah.4
Trikiasis adalah suatu kelainan dimana bulu mata mengarah ke
dalam bola mata yang dapat menggosok kornea atau konjungtiva yang
dapat menyebabkan iritasi. Trichiasis harus dibedakan daripada entropion,
dimana pada entropion terjadi pelipatan palpebra ke arah dalam.
Kemungkinan dimana terjadinya entropion dan trikiasis bersamaan dapat
terjadi, dan dibutuhkan terapi untuk keduanya.7,8
2.4. Epidemiologi
Entropion kelopak mata bawah lebih sering terjadi daripada
entropion kelopak mata atas. Entropion pada kelopak mata bawah lebih
sering karena proses involusional pada proses penuaan, sedangkan pada
kelopak mata atas sering karena sikatrikal seperti akibat trakoma.
Entropion dapat terjadi unilateral maupun bilateral.1
16
17
sering
sering
juga
terdapat
kelainan
6,9
. Entropion
pada
system
18
Idiopatik
Blefaritis kronik : Margo palpebra meradang, menebal, berkrusta,
tipe kelainan dari bulu mata yang dapat menyebabkan trikiasis, dimana
penatalaksanaannya
dapat
berbeda
tergantung
dari
penyebabnya.
19
adanya tear film yang bagus dan sedikit mengurangi sensasi kornea.
Misdirected eyelashes12. Pertumbuhan bulu mata yang normal, namun
akibat dari sedikit jaringan parut pada margin kelopak mata
20
yang
enophtalmus,
horizontal,
injeksi
melingkarnya
konjungtiva,
trikiasis,
perseptal
dan
orbikularis,
entropion
yang
21
2.9.
Penatalaksanaan
22
23
24
25
Jahitan quickert.14
Jika pasien yang menderita involusional entropion dan tidak mampu
maka teknik quickert, atau tiga jahitan, dapat digunakan. Kelemahannya
tingkat kekambuhan dengan teknik ini sangatlah tinggi. Jahitan tiga
double-kromik 5-0 ditempatkan horizontal 3 mm melebar ke lateral,
tengah, dan medial kelopak mata bawah. Jahitan melewati forniks sampai
batas di bawah perbatasan inferior tarsal lalu keluar sampai kulit. Masing-
26
Gambar 6. Teknik 3 jahitan pada lateral, tengah dan medial kelopak mata.
4.
Entropion sikatrik.5
Prosedur Weis. Jika entropionnya asli sikatrik, blefarotomi dan rotasi
merginal (prosedur Weis) efektif untuk memperbaiki kelopak mata atas
atau bawah. Anestesi lokal diberikan pada kelopak mata dan insisi
horizontal dibuat 4 mm dari kelopak sampai kulit dan orbikularis. Dibuat
atap marginal yang berada 2-4 mm dari garis tepi kelopak mata. Kelopak
kemudian diangkat, dan dalam hitungan detik dibuat insisi sampai
konjungtiva dan tarsus. Gunting Westcott atau Tenotomi digunakan untuk
memperluas blefarotomi ke medial dan lateral melewati tarsus. Lalu
dijahit tiga double-armed dengan silk 6-0 sampai tarsus, ke atas tarsus
yang kemudian keluar melalui kulit dekat bulu mata. Jahitan diikat di atas
kapas untuk melindungi pemasangan kawat. Lalu dkoreksi untuk
pastinya. Kulit yang diinsisi ditutup dengan jahitan 6-0 biasa. Jahitan dan
kasa penutup harus diangkat 10-14 hari.
27
28
29
segmental
dapat
diperbaiki
dengan
cryotherapy.
30
pentagonal
resection
dengan
penutupan
primer
dapat
2.10 . Komplikasi
Komplikasi entropion :
1. Konjungtivitis
Peradangan pada konjungtiva. Akan terlihat lapisan putih yang
transparan pada mata dan garis pada kelopaknya. Entropion dapat
menyebabkan konjungtiva menjadi merah dan meradang, dan
menimbulkan infeksi.
2. Keratitis
Suatu kondisi dimaan kornea meradang. Masuknya bulu mata dan tepi
kelopak ke kornea dapat menimbulkan iritasi dan rasa sakit. Jaringan
parut akan terbentuk dan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.
3. Ulkus kornea
Ulkus kornea adalah ulkus yang terbentuk di kornea, dan biasanya
disebabkan oleh keratitis. Kondisi ini sangat serius karena dapt
menyebabkan kehilangan penglihatan. Sangat penting utnuk segera
berobat ke dokter jika mata menjadi maerah, mata terasa sakit atau
seperti ada yang mengganjal di dalam mata.
31
2.11
Prognosis
Entropion
pada
umumnya
memiliki
prognosis
yang
baik.
32
BAB III
ANALISA KASUS
Ny. OA mengeluh seperti ada benda asing pada mata kanan dan kiri, seperti
ditusuk, ini dikarenakan adanya trikiasis pada mata kanan dan kiri, keluhan lainnya
pasien merasa bulu mata mengarah kedalam sehingga mengganjal dan mengganggu
penglihatan, ini dikarenakan kelopak mata pasien yang mengarah ke dalam
(entropion) dan mengakibatkan bulu mata mengarah ke dalam (trikiasis). Pada
keadaan ini, dapat terjadi iritasi. Tidak ditemukan mata merah pada pasien ini,
menunjukkan tidak ada iritasi. Mata dirasakan berair, sebagai proteksi dari kelenjar
air mata untuk menyingkirkan benda asing yang mengganjal mata.
Pada pemeriksaan fisik mata, didapatkan visus mata kanan 4/60 dan kiri
20/100, entropion di mata kiri dan trikiasis pada mata kanan dan kiri. Pada limbus
kornea arkus senilis positif, lensa keruh, shadow test negatif yang berarti katarak
pada pasien ini immatur.
Mata kabur pada pasien dapat dikarenakan adanya trikiasis sehingga
menghalani penglihatan pasien, dapat juga dikarenakan katarak immatur yang
dialami pasien. Namun, karen pasien datang dengan keluhan utama tidak nyaman di
mata karena ada benda asing yang mengganjal di mata kanan dan kiri,
penatalaksanaan pasien ini diutamakan pada entropion dan trikiasisnya.
Penatalsanaan pada pasien ini dilakukan pencabutan bulu mata dengan teknik
mecanical epilasi dan reposisi palpebra dengan teknik refraktorplication. Pencabutan
bulu mata dengan teknik epilasi ini memiliki kekurangan, tergantung pada
pertumbuhan bulu mata kembali, yang artinya dapat terjadi rekuren pada pasien ini,
sedangkan reposisi palpebra dengan teknik refraktorplication sudah tepat, agar
kelopak mata tidak melipat ke dalam. Setelah operasi, diberikan terapi antibiotik tetes
mata 3x1 tetes, analgetik 3x500mg, antibiotik oral spektrum luas 2x500mg untuk
mencegah infeksi pasca bedah.
33
BAB IV
KESIMPULAN
1. Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau
margo palpebra kearah dalam. Penatalaksanan entropion dengan reposisi
palpebrae, dapat dilakukan dengan teknik rfraktorplication, horizontal
shortening modified brick, jahitan quickert dan teknik weiss.
2. Trikiasis merupakan kondisi dimana silia bulu mata melengkung ke arah bola
mata. Trikiasis dapat menyebabkan komplikasi seperti erosi kornea, iritasi
bola mata yang kronik, ulkus kornea, infeksi bola mata. Penatalaksanaan
trikiasis adalah dengan menghilangkan bulu mata dengan teknik epilasi
mekanik, elektrolisis, radiosurgery, cryotherapy, dan argon laser.
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, H. Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata, Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
2. Anonymous. Entropion-eyelids that turn it. American asociaty of Ophthalmic
and Reconstruction of Surger7, 2005.
3. Anonymous.
Eye
anatomy
(online)
available
at
www.medicinestuffs.blogspot.com
4. Anonymous. Entropion. Crescent Veterinary Clinic, tanpa tahun.
5. Prabowo D. Entropion. Healt Care, 2011. (online) Availabe at
http://diemazcaeem.blogspot.com/2011/05/entropion.html
6. Altieri A, Lester M, Harman F et al. Comparison of three techniques for repair
of involutional lower lid entropion: a three year follow up study.
Ophthalmologica 2003; 217: 265-272
7. Sullivan JH. Palpebra dan apparatus lakrimalis. Dalam: Vaughan D, Asbury
T. Oftalmologi Umum (General Opthalmology). Alih bahasa: Ilyas S. Edisi
14. Jakarta, Widya Medika: 2000
8. Camara JG, Nguyen LT, Sangalang-Chuidian M et al. Involutional lateral
entropion of the upper eyelids. Arch. Ophthalmol 2002; 120: 1682-4
9. Sodhi PK, Yadava U, Pandey RM, Mehta DK. Modified grey line split with
anterior lamellar repositioning for treatment of cicatricial lid entropion.
Ophthalmic surgery lasers 2002; 33: 169-74
10. Mandal AK, Honavar SG, Gothwal VK. The association of unilateral
congenital glaucoma and congenital lower lid entropion: causal or casual?
Ophthalmic surg lasers 2001; 32: 149-51
11. Park MS, Chi MJ, Baek SH. Clinical study of single-suture inferior retractor
repair for involutional entropion. Ophthalmologica 2006; 220: 327-31.
12. Boboridis K, Bunce C. Interventions for involutional lower lid entropion.
Cochrane Batabase for Systematic Review, 2002.
13. Woo KI, Yi K, Kim YD. Surgical correction for lower lid epiblepharon in
Asians. Br J Ophthalmol 2000;84:14071410.
14. Shorr N et al. Three-suture technique addresses involutional entropion in the
office. Ocular Surgery News, 2004