Anda di halaman 1dari 36

Laporan Kasus

HERPES SIMPLEKS
GENITALIS

Pembimbing : dr. Nyoman Yudha Santosa, Sp.KK

Disusun oleh :
Christianity, S.Ked
FAB 118 021
KEPANITERAAN KLINIK 1

MODUL KULIT DAN KELAMIN


RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
2019
PENDAHULUAN

Herpes Simpleks Genitalis  Herpes simplex virus (HSV)


 rute penularan melalui kontak seksual.

Herpes Umur terbanyak :


Simpleks 25–34 tahun, lebih
Genitalis  banyak pada
Wanita > Pria penderita yang
(1,96 : 1) sudah menikah.
2
KA S U S

3
IDENTITAS
• Nama penderita : Tn. H
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Usia : 25 tahun
• Tanggal lahir : 02 Februari 1994
• Status : Belum Menikah
• No. Rekam Medik : 04.60.32
• Pendidikan terakhir : S1
• Pekerjaan : PNS
• Alamat : Jl. Tjilik Riwut KM 0,5
4
Keluhan Utama :
Anamnesis
Nyeri dan keluar nanah di daerah kemaluan
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien mengeluhkan nyeri didaerah kemaluan dan disertai
keluar nanah. Keluhan dirasakan sejak 5 hari yang lalu.
Nanah berwarna putih, tidak berbau dan disertai nyeri.
• Pasien mengeluh muncul luka-luka kecil seperti sariawan
didaerah kemaluan sejak 3 hari yang lalu. Luka kecil
tersebut makin lama makin melebar dan terasa panas serta
nyeri. Munculnya luka juga disertai dengan demam dan
pembengkakan pada daerah kemaluan.
5
....Anamnesis
....Riwayat Penyakit Sekarang :

• Sebelum keluhan terjadi pasien pernah berhubungan dengan penjaja seks


perempuan terakhir kali ± 2 bulan yang lalu. Pasien melakukan hubungan
seksual sebanyak 2 kali dengan penjaja seks.

• Saat berhubungan seks pasien mengatakan bahwa ia menggunakan


kondom.

• Pasien sudah berobat lalu diberikan antibiotik yaitu cefixime dan penurun
demam paracetamol tablet yang dibeli sendiri di apotek. 6 Setelah
penggunaan obat tersebut, keluhan tidak ada perbaikan.
....Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini
sebelumnya.
• Tidak ada riwayat diabetes, penyakit jantung, atau gangguan
ginjal.
• Tidak ada riwayat asma.
• Tidak ada riwayat alergi.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan sama seperti
pasien. 7

• Tidak ada riwayat asma.


PEMERIKSAAN
Status Generalis FISIK
• Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Kompos Mentis

• Tanda Vital
o Tekanan Darah : 120/80 mmHg
o Nadi : 78 x/m, kuat angkat , reguler
o Pernafasan : 20 x/m
o Suhu : 36,5 ‘C
8
PEMERIKSAAN FISIK
• STATUS DERMATOLOGIS

Ad Regio : Genital
Efloresensi : ulkus multipel di atas kulit yang eritematous, bentuk
tak teratur, batas tegas, tepi datar, nyeri tekan (+). 9
PEMERIKSAAN FISIK
• STATUS DERMATOLOGIS

Ad Regio : Genital di Orifisium Uretra Eksterna


Efloresensi : Tampak Eritema dan sekret berwarna putih kekuningan
10
DIAGNOSA
• DIAGNOSIS BANDING
• Herpes Simpleks Genitalis
• Ulkus Mole
• Sifilis

• DIAGNOSIS KERJA
• Herpes Simpleks Genitalis

11
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
• PO. Valasiklovir 3 x 1000 mg
• PO. Azitromisin 1 x 1000 mg
• PO. Asam Mefenamat 3 x 500 mg
• PO. Paracetamol 3 x 600 mg
• Mupirocin cream 2 dd ue
• Kompres air hangat, ditetes antiseptik 10 tetes
12
PENATALAKSANAAN
Non-Medikamentosa
• Obat tablet yang diberikan harus diminum sampai tuntas, terapi
simtomatis dan suportif dapat dan sebaiknya dilakukan.
• Penyakit ini memiliki kecenderungan untuk berulang.
• Penyakit ini memiliki potensi untuk ditularkan/menularkan pada
pasangan seksual, oleh karena itu, lebih hati- hati dalam memilih
pasangan seksual dan tidak melakukan dengan penjaja seks
• Sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual terlebih dahulu
sebelum menikah menikah.
• Tidak melakukan hubungan seksual terlebih dahulu selama luka-
luka di kemaluan belum sembuh.
• Kontrol ke dokter teratur. 13
PROGNOSIS

Quo ad vitam  Dubia ad


bonam

Quo ad functionam  Dubia


ad bonam

Quo ad sanationam  Dubia


ad bonam
14
N J A U A N
TI
PU S TA K A
15
DEFINISI

• Herpes Simpleks Genital


Infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks
tipe II yang ditandai oleh adanya vesikel yang
berkelompok diatas kulit yang sembab dan eritematosa
pada daerah dekat mukokutan dan berhubungan dengan
peningkatan aktivitas seksual.

16
ETIOLOGI

Virus herpes simpleks (VHS) tipe II


menyebar melalui kontak seksual

17
Patofisiologi

18
GAMBARAN KLINIS
Infeksi
Primer
Fase
laten Infeksi
Rekuren
s
19
GAMBARAN KLINIS
• Infeksi Primer

• Infeksi primer oleh HSV tipe II mempunyai tempat


predileksi di daerah pinggang ke bawah, terutama di daerah
genital.
• Infeksi berlangsung lebih lama dan lebih berat, kira-kira 3
minggu
• Gejala sistemik, misalnya demam, malaise, dan anoreksia,
dan dapat ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening
regional.
20
GAMBARAN KLINIS
• Infeksi Primer
• Lesi : vesikel yang berkelompok di atas kulit yang
sembab dan eritematosa, berisi cairan jernih dan
kemudian menjadi seropurulen, dapat menjadi
krusta dan kadang-kadang mengalami ulserasi
yang dangkal, biasanya sembuh tanpa sikatriks.
• Pada perabaan tidak terdapat indurasi.
• Kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder
sehingga memberi gambaran yang tidak jelas.

21
GAMBARAN KLINIS
• Fase laten

• Fase ini berarti pada penderita tidak ditemukan gejala


klinis, tetapi HSV dapat ditemukan dalam keadaan tidak
aktif pada ganglion dorsalis.

22
GAMBARAN KLINIS
• Infeksi rekurens

• Gejala klinis yang timbul lebih


ringan daripada infeksi primer
dan berlangsung kira-kira 7-10
hari. Sering ditemukan gejala
prodromal lokal sebelum timbul
vesikel berupa rasa panas, gatal,
dan nyeri.
23
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.Pemeriksaan Laboratorium
 Tzanck test. Pada percobaan Tzanck dengan
pewarnaan Giemsa dapat ditemukan sel
datia berinti banyak dan badan inklusi
intranuklear. Pemeriksaan ini berguna untuk
diagnosis cepat (biasanya dalam 1 jam).

24
PEMERIKSAAN PENUNJANG

2. Pemeriksaan Mikroskop Elektron


3. Pemeriksaan serologi antibodi VHS
4. Kultur virus

25
Tatalaksana
Obat Dosis

Acyclovir 5 x 200 mg sehari


selama 5 hari
atau
Valacyclovir 2 x 1000 mg
sehari selama 7 –
atau 10 hari

Famcyclovir 3 x 250 mg selama


7 – 10 hari
26
A H A SA N
PEM B

27
Anamnesis
TEORI KASUS
• Pasien datang dengan keluhan nyeri  Pasien mengeluhkan nyeri didaerah
kemaluan disertai keluar nanah
daerah kemaluan dengan lesi ulkus
 Pasien mengeluh muncul luka-luka kecil
dangkal multiple. seperti sariawan didaerah kemaluan sejak 3
• Dapat disertai demam, sakit kepala, hari yang lalu.
dan pembengkakan kelenjar getah
 Luka terasa panas serta nyeri.
bening inguinal.
 Munculnya luka juga disertai dengan demam
dan pembengkakan pada daerah kemaluan
• Infeksi menular secara seksual.  Terdapat riwayat berhubungan seksual
dengan penjaja seks
28
Pemeriksaan Fisik (Dermatologis)
TEORI KASUS
• Vesikel atau erosi dangkal  Ulkus multipel di atas kulit yang
berkelompok, dengan dasar eritematous, bentuk tak teratur,
eritematosa, disertai rasa nyeri. batas tegas, tepi datar, nyeri tekan
• Dapat disertai duh tubuh (+).
 Tampak eritema dan sekret
berwarna putih kekuningan

29
Pemeriksaan Penunjang

TEORI KASUS

• Pemeriksaan Laboratorium  Tidak dilakukan pemeriksa-


an penunjang
• Kultur virus
• Pemeriksaan serologi

30
Penatalaksanaan

1. Edukasi bahwa penyakit mudah menular terutama bila


ada lesi, proteksi dengan penggunaan kondom
TEORI 2. Edukasi bahwa penyakit mudah menular terutama bila
ada lesi, proteksi dengan penggunaan kondom
3. Infeksi dapat berulang
4. Hindari faktor pencetus
 Penyakit ini memiliki potensi untuk ditularkan/menularkan pada pasangan
seksual, oleh karena itu, lebih hati- hati dalam memilih pasangan seksual
dan tidak melakukan dengan penjaja seks
 Sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual terlebih dahulu sebelum
KASUS menikah menikah.
 Tidak melakukan hubungan seksual terlebih dahulu selama luka-luka di
kemaluan belum sembuh. 31
Penatalaksanaan
1. Pemberian analgetik, antipiretik dan antipruritus
disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
2. Asiklovir 5 x 200 mg/hari selama 7-10 hari atau
TEORI valasiklovir 2 x 500 – 1000 mg/ hari selama 7-10 hari
atau famsiklovir 3 x 250 mg/ hari selama 7-10 hari.
3. Penggunaan antiseptik sebagai bahan kompres lesi.
 PO. Valasiklovir 3 x 1000 mg
 PO. Azitromisin 1 x 1000 mg
 PO. Asam Mefenamat 3 x 500 mg

KASUS  PO. Paracetamol 3 x 600 mg


 Mupirocin cream 2 dd ue
 Kompres air hangat, ditetes antiseptik 10 tetes
32
KESIMPULAN

• Telah dilaporkan kasus pasien tn. H usia 25 tahun,


berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan dermatologis
yang ditemukan, pasien didiagnosa dengan herpes
simpleks genitalis.
33
DAFTAR PUSTAKA
• 1. Kimberlin, David W. dan Dwight J. Rouse. 2004. Genital Herpes. N Engl J Med
2004;350:1970-7.
• 2. Marques AR, Straus SE. Herpes simplex. In: Wolff K, In: Wolff K, Goldsmith L, Katz
S, Gilchrest B, Paller A, Leffell, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine.
7 th ed. New York: McGraw-Hill; 2008. p. 1873–85.
• 3. Wilson, Walter R. dan Merle A. Sande. 2001. Current Diagnosis & Treatment in
Infectious Diseases. The McGraw-Hill Companies, United States of America.
• 4. Jatmiko, Andri Catur, Firdausi Nurharini, Dian Kencana Dewi, Dwi Murtiastutik.
Penderita Herpes Genitalis di Divisi Infeksi Menular Seksual Unit Rawat Jalan
Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode 2005–2007.
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 21 No. 2 Agustus 2009.
• 5. Holmes, King K.; Sparling, P. Frederick; Stamm, Walter E.; Piot, Peter; Wasserheit,
Judith N.; Corey, Lawrence; Cohen, Myron S.; Watts, D. Heather; Nelson, Ronald A.
Sexually Transmitted Diseases , 4th Edition. New York: McGraw-Hill; 2008.
34

• 6. Corey L, Handsfield HH. Genital herpes and public health: addressing a global
problem. JAMA 2000;283:791-4.
DAFTAR PUSTAKA
• 7. Prince HE, Ernst CE, Hogrefe WR. Evaluation of an enzyme immunoassay system for
measuring herpes simplex virus (HSV) type 1-specific and HSV type 2-specific IgG
antibodies. J Clin Lab Anal 2000;14:13-6.
• 8. Ashley RL. Sorting out the new HSV type specific antibody tests. Sex Transm Infect
2001;77:232-7.
• 9. Sexually transmitted diseases treatment guidelines 2002. MMWR Recomm Rep
2002;51(RR-6):1-78.
• 10. Patel R, Boselli F, Cairo I, Barnett G, Price M, Wulf HC. Patients’ perspectives on the
burden of recurrent genital herpes. Int J STD AIDS 2001;12:640-5.
• 11. Wald A, Langenberg AG, Link K, et al. Effect of condoms on reducing the transmission
of herpes simplex virus type 2 from men to women. JAMA 2001;285:3100-6.
• 12. Corey L, Wald A, Patel R, et al. Once-daily valacyclovir to reduce the risk of
transmission of genital herpes. N Engl J Med 2004; 350:11-20
• 13. Stanberry LR, Spruance SL, Cunningham AL, et al. Glycoprotein-D-adjuvant vaccine
to prevent genital herpes. N Engl J Med 2002;347:1652-61. 35
36

Anda mungkin juga menyukai