Anda di halaman 1dari 56

REFERAT

“GANGGUAN SOMATOFORM”
Oeh:
Frans Michael Oscar Marpaung, S.Ked
NIM. FAA 111 0003

Pembimbing:
dr. Hotma Marintan, Sp.KJ

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
Bagian Kesehatan Jiwa RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
Pendahuluan

 Sensasi nyeri tubuh → mencari pertolongan


medis
 Sensasi abnormal → ggn psikologis →
pemikiran negatif, keyakinan irasional, kesulitan
menghasilkan emosi dan perilaku yg positif
 Ggn somatoform: sekelompok ggn psikologis
dimana pasien mengalami gejala2 fisik (mis:
berdebar2, nyeri dada, pusing, dll) yg tdk sesuai
atau tdk dapat dijelaskan secara medis
....Pendahuluan

 Telah dikenal sejak zaman Mesir kuno “histeria”


(diperkirakan hanya mengenai wanita) → abad
ke-17 (Thomas Sydenham) “faktor psikologis =
penderitaan yang mendahului (antecendent
sorrow)”
 Gejala & kel. somatik ini → penderitaan
emosional bermakna → ggn pada kemampuan
utk berfungsi secara sosial atau pekerjaan
 Tdk disebabkan oleh pura2 yg disadari atau ggn
buatan
Definisi

 Somatoform berasal dari kata “soma” berarti


tubuh
 Ggn yg meliputi gejala2 fisik yg tidak
ditemukan penjelasan secara medis → stres
emosional dalam kehidupan sosial dan
pekerjaan
 Terkait faktor2 psikologis (ex: depresi,
anxietas) dengan gejala fisik sbg komponen
utama
DIAGNOSIS

PPDGJ III DSM IV


Gangguan Somatisasi Gangguan Somatisasi

Gangguan Somatoform Tak Terinci Gangguan Somatoform Tak Terinci

Gangguan Hipokondriasis Gangguan Hipokondriasis

Disfungsi Otonomik Somatoform Gangguan Konversi

Gangguan Nyeri Somatoform Menetap Gangguan Dismorfik Tubuh

Gangguan Somatoform Lainnya Gangguan Nyeri

Gangguan Somatoform YTT Gangguan Somatoform yang Tidak


Tergolongkan
Gangguan Somatisasi

 Definisi
 Keluhan somatik yg beragam dan
berulang dgn usia <30 tahun
 Tidak dapat dijelaskan dgn pem.
fisik & lab
 Bersifat kronis
 Berkaitan dgn stresor psikologi
bermakna
 Adanya perilaku mencari
pertolongan medis yg berlebihan
....Gangguan Somatisasi

 Epidemiologi
 Prevalensi: Wanita (0,2 – 2%) Laki-laki (0,2%)
 Rasio: Wanita : Laki-laki (10:1)
 Sering pada tingkat ekonomi rendah dengan
pendapatan minimal
 Awitan usia < 30 th (remaja)
....Gangguan Somatisasi
 Etiologi

Faktor ●
Gejala komunikasi sosial: menghindari kewajiban,
ekspresi emosi, atau simbolisasi perasaan
psikososia ●


Berkaitan dengan pengajaran oleh orang tua
Muncul pada keluarga yang tidak stabil dan
memiliki riw. Kekerasan fisik
l

Faktor Ada transmisi genetik



10-20% wanita turunan pertama

Kembar monozigot 29% dan
biologis dizigot 10%
....Gangguan Somatisasi
Keluhan somatik Mual, muntah, sulit
dan riwayat medik Menderita sakit menelan, sakit pada
yang panjan dan seumur hidup lengan dan kaki,
rumit nafas pendek

Mengungkap keluhan
Penderitaan
psikologik menonjol
Ancaman dgn dramatik
(muatan emosi
(cemas dan depresi) bunuh diri berlebihan)

Tampak mandiri,
terpusat pada dirinya,
haus penghargaan
dan pujian
....Gangguan Somatisasi
Diagnosis PPDGJ III

Ciri utama gangguan ini adanya keluhan


gejala fisik yg berulang disertai dgn
permintaan pemeriksaan medik, meskipun
sdh berkali2 terbukti hasilnya negatif dan
sdh dijelaskan oleh dokter bhw tdk
ditemukan kelainan yg mjd dasar keluhan.

Penderita juga menyangkal dan menolak


utk membahas kemungkinan kaitan antara
keluhan fisiknya dgn problem / konflik dlm
kehidupan yg dialaminya, bahkan
meskipun didapatkan gejala anxietas dan
depresi.
....Gangguan Somatisasi

Diagnosis PPDGJ III


Adanya banyak keluhan-keluhan fisik yang
bermacam-macam yang tidak dapat dijelaskan
atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah
berlangsung sedikitnya 2 tahun.
Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan
dari beberapa dokter bahwa tidak ada kelainan
fisik yang dapat menjelaskan keluhan-
keluhannya
Terdapat disabilitas dalam fungsinya di
masyarakat dan keluarga, yang berkaitan
dengan sifat keluhan-keluhannya dan dampak
dari perilakunya.
....Gangguan Somatisasi

 Diagnosis DSM-IV
A. Keluhan fisik dimulai sebelum usia 30 tahun,
terjadi selama periode lebih dari beberapa
tahun dan menyebabkan pencarian pengobatan
atau hendaya dalam fungsi sosial, pekerjaan
dan fungsi penting lainnya
....Gangguan Somatisasi

B. Tiap kriteria berikut harus terpenuhi :


 4 gejala nyeri: sekurangnnya empat tempat atau
fungsi yang berlainan (misalnya kepala, perut,
punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum,
selama menstruasi, selama hubungan seksual,
atau selama miksi)
 2 gejala gastrointestinal: sekurangnya dua gejala
selain nyeri (misalnya mual, kembung, muntah
selain dari selama masa kehamilan diare, atau
intoleransi terhadap beberapa jenis makanan)
....Gangguan Somatisasi
 1 gejala seksual : sekurangnya satu gjl
seksual/reproduksi selain nyeri (mis indiferensi
seksual, disfungsi erektil /ejakulasi, menstruasi tdk
teratur, perdarahan menstruasi berlebihan, muntah
sepanjang kehamilan)
 1 gejala pseudoneurologis: sekurangnya satu
gejala/defisit pseudoneurologi yg mengarahkan pd
kondisi neurologis yg tdk terbatas pd nyeri (ggn
koordinasi/keseimbangan, paralisis, sulit menelan,
retensi urin, halusinasi, hilangnya sensasi/nyeri,
pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang: gjl
disosiatif spt amnesia/hilangnya kesadaran selain
pingsan).
....Gangguan Somatisasi
C. Salah satu dari 1) atau 2)
1.) Setelah penelitian yg diperlukan, tiap gjl dlm kriteria
B tdk dpt dijelaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi
medis umum yg di kenal atau efek lgsg dan suatu zat
(mis efek cedera, medikasi, obat, atau alkohol)
2.) Jk terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik/ggn
sosial/pekerjaan yg ditimbulkan adlh melebihi apa yg
diperkirakan dr riw penyakit, pem fisik, atau temuan
laboratorium.

D. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-


buat (sepertiga gangguan buatan atau pura-pura).
....Gangguan Somatisasi
Terapi

Tujuan  Meningkatkan
Kontrol rutin Pemeriksaan lab. dan kesadaran pasien
diagnostik tambahan
terjadwal,  pertimbangkan
tentang adanya
kemungkinan faktor
biasa 1 bulan (bisa gejala fisik dan psikologis yg
menyebabkan gejala2
sekali. psikis).
tersebut.
Psikoterapi

pen
Komorbid
Medikasi
individual
hm
agar pasien
mood
karena
arusdgn
m engekspresikan
ggun aan
m endasari
diperlukandan ob
dan keluarga
ggn
dimonito
engerti
/ anxietas
gejala2,r
em osi 
kecenderungan
at berleb
membentuk
tambahan
tdkperasaannya.
obat2 sesuai
yg
ihan
strategi
alternatif dalam mengekspresikan
dan kenyataan.
psikotropik.
....Gangguan Somatisasi
Hipokondriasis

 Definisi
 Hipokondriasis = hipokondrium = di bawah iga =
keluhan abdomen ↑
 Interpretasi pasien tidak realistik  preokupasi
dan ketakutan bahwa mrk menderita penyakit yg
serius, tdk ditemukan penyebab medis yg
diketahui
 Disfungsi dalam peranan personal, sosial, dan
pekerjaan
....Hipokondriasis

 Epidemiologi
 4-6% pada populasi klinis medis umum
 Laki-laki = wanita
 Onset paling sering 20-30 tahun
 Ras: kulit hitam > kulit putih
....Hipokondriasis

 Etiologi
 Misinterpretasi gejala2 fisik
 Melebih-lebihkan sensasi somatik
 Ambang dan toleransi yang lebih rendah terhadap
gangguan fisik → nyeri
 Fokus pada sensasi tubuh → waspada berlebihan
 Bentuk varian dr ggn mental lain: depresi dan
cemas
....Hipokondriasis
Diagnosis PPDGJ III

Ciri utama gangguan ini adanya keluhan


gejala fisik yg berulang disertai dgn
permintaan pemeriksaan medik, meskipun
sdh berkali2 terbukti hasilnya negatif dan
sdh dijelaskan oleh dokter bhw tdk
ditemukan kelainan yg mjd dasar keluhan.

Penderita juga menyangkal dan menolak


utk membahas kemungkinan kaitan antara
keluhan fisiknya dgn problem / konflik dlm
kehidupan yg dialaminya, bahkan
meskipun didapatkan gejala anxietas dan
depresi.
....Hipokondriasis

Gangguan hipokondrik
(a) Keyakinan yg menetap adanya sekurang2nya 1 penyakit
fisik yg serius mendasari keluhan2nya, meskipun
pemeriksaan yg berulang2 tdk menunjang, ataupun
adanya preokupasi yg menetap kemungkinan deformitas
atau perubahan bentuk penampakan fisiknya (tdk sampai
waham).

(b) Tdk mau menerima nasehat / dukungan penjelasan dari


bbrp dokter bhw tdk ditemukan penyakit / abnormalitas
fisik yg melandasi keluhan2nya.
....Hipokondriasis

Diagnosis DSM-IV
A. Preokupasi dengan ketakutan atau ide bahwa
seseorang mempunyai penyakit serius berdasarkan
interpretasi yang salah terhadap gejala-gejala tubuh.
B. Preokupasi menetap meskipun telah dilakukan
evaluasi medis dan penentraman.
C. Keyakinan pada kriteria A tidak mempunyai
intensitas waham (seperti ggn waham, jenis
somatik) dan tidak terbatas pada kepedulian tentang
penampilan seperti pada body dysmorphic disorder
....Hipokondriasis

D. Preokupasi menimbulkan penderitaan


bermakna secara klinis atau hendaya dalam
bidang sosial, pekerjaan dan fungsi penting
lainnya.
E. Lamanya gangguan sekurangnya 6 bulan
F. Preokupasi bukan disebabkan karena gangguan
cemas menyeluruh, gangguan obsesif
kompulsif, gangguan panik, episode depresif,
cemas perpisahan, atau gangguan somatoform
lain
PENATALAKSANAAN
Psikoterapi kelompok → keuntungan bagi pasien 
dukungan sosial dan interaksi sosial tampaknya menurunkan
tingkat kecemasan.

Psikoterapi individual berorientasi tilikan, terapi


perilaku, dan terapi kognitif → berguna.

Jadwal pemeriksaan fisik teratur → menenangkan


pasien bahwa keluhan mereka ditangani dengan serius.

Farmakoterapi → menghilangkan gejala hipokondriakal hanya jika


pasien memilki suatu kondisi dasar yg responsif thd obat, misalnya
ggn kecemasan atau ggn depresi  antianxietas/antidepresan

Edukasi agar TIDAK mendorong perilaku sakit pasien dan


pemakaian peranan sakit sbg suatu pemecahan masalah.
Gangguan Konversi

 Definisi
 Gangguan yg ditandai adanya satu atau lebih gejala
neurologis namun tdk dpt dijelaskan oleh ggn
neurologis atau medis yang diketahui
 Epidemiologi
 Populasi umum 11-300 / 100.000
 Perempuan > Laki-laki (2:1)
 Komorbid dengan gangguan depresi, cemas, dan
skizofrenia
....Gangguan Konversi

Gambaran Klinis


Timbul anestesi dan parestesi terutama pada ekstremitas
Gejala sensorik ●
Kebutaan

Tuli


Gerak abnormal, gangguan gaya berjalan, kelemahan dan paralisis
Gejala motorik ●
Gerakan memburuk bila mendapat perhatian

Paling sering adalah paralisis dan paresis


Sulit membedakan pseudo-seizure dengan bangkitan sebenarnya

Pseudo-seizure  tergigit lidah, inkontinensia urin, cedera krn
Gejala bangkitan jatuh, refleks tercekik dan pupil bertahan, tidak terjadi peningkatan
konsentrasi prolaktin pasca bangkitan
....Gangguan Konversi

 Diagnosis DSM-IV:
A. Satu atau lebih gejala yang melibatkan fungsi
motorik volunter atau sensorik yang diperkirakan
suatu kondisi neurologis atau kondisi umum
medik lainnya.
B. Faktor psikologis dinilai berkaitan dengan gejala
permulaan atau eksaserbasi gejala didahului oleh
konflik atau stresor lainnya.
C. Gejala tidak dengan sengaja dibuat atau berpura-
pura.
....Gangguan Konversi

D. Gejala setelah setelah cukup penelusuran, tidak dapat


secara penuh dijelaskan sebagai kondisi medik umum,
atau sebagai akibat langsung dari zat atau secara
kultural sebagai perilaku atau pengalaman penebusan.
E. Gejala menyebabkan penderitaan atau hendaya yang
bermakna secara klinis di bidang sosial, pekerjaan atau
fungsi lain atau menuntut evaluasi medis.
F. Gejala tak terbatas pada nyeri atau disfungsi seksual,
tidak terjadi semata-mata selama perjalanan gangguan
somatisasi, dan bukan karena gangguan mental lainnya.
....Gangguan Konversi

Prognosis Terapi
Antidepresan/antianxietas
Baik  onset tiba2,
Psikoanalisis  menggali
stresor dapat dikenali,
konflik intrapsikis dan
penyesuaian pramorbid
simbolisme dari gejala
baik, tidak ada gangguan
gangguan konversi.
medis.
Psikoterapi supportif
Buruk  lama mendapat berorientasi tilikan dan
gejala gangguan konversi terapi prilaku.
Gangguan Dismorfik Tubuh
 Definisi
 Suatu preokupasi dengan suatu “cacat tubuh”
yang dibayangkan, secara klinis bermakna
menimbulkan penderitaan atau hendaya dalam
berbagai fungsi
....Gangguan Dismorfik Tubuh

 Epidemiologi
 Awitan usia 15 hingga 30 tahun
 Perempuan > laki-laki
 Tidak menikah
 Komorbid dengan gangguan mental lain  90%
dengan depresi berat, 70% dengan gangguan
cemas, 30% dengan gangguan psikotik.
....Gangguan Dismorfik Tubuh
Etiologi

Etiologi pasti tidak diketahui Patofisiologi ini mungkin


Komorbid  ggn depresi melibatkan serotonin dan
Riw. keluarga dgn ggn mood dan berhubungan dgn
OCD gangguan mental lainnya
....Gangguan Dismorfik Tubuh
Kebanyakan perhatian pd Bagian lain yang Ide/waham rujukan
daerah muka  biasanya biasanya menjadi orang lain
daerah yang spesifik perhatian  rambut, memperhatikan
seperti hidung, dagu payudara, genitalia kecacatan tubuhnya

Usaha 1 dari 3 tdk


Cek di kaca menyembunyikan meninggalkan rumah
bagian tubuh yang krn cemas tentang
berkali-kali dianggap deformitas ejekan.

1 dari 5 Komorbiditas: GK: Obsesi


mencoba ggn depresi, kompulsi, skizoid,
bunuh diri. cemas narsisistik
....Gangguan Dismorfik Tubuh

 Diagnosis DSM-IV
A. Preokupasi dgn bayangan cacat dalam penampilan.
Jika ditemukan sedikit anomali fisik, kekawatiran
tersebut jelas berlebihan.
B. Preokupasi menyebabkan penderitaan secara klinis
bermakna; ggn fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi
penting lainnya.
C. Preokupasi ini tidak lebih baik dijelaskan oleh
gangguan mental lain (misalnya, rasa tidak puas
dengan bentuk dan ukuran tubuh pada Anoreksia
Nervosa).
Gangguan Nyeri Menetap

 Definisi
 Adanya rasa nyeri dari satu atau lebih bagian
tubuh yang cukup berat dan menjadi
perhatian klinis.
....Gangguan Nyeri Menetap
 Epidemiologi
Dapat terjadi pada berbagai usia

Di Amerika  10-15% 10 dewasa mengalami back


pain yang menyebabkan diasbilitas pada pekerjaan

Kira-kira 3% pada praktik umum  nyeri persisten  min 1


hari/bulan timbul gangguan pada aktivitas

Berhubungan dengan gangguan mood depresi (kronis),


cemas (akut)
....Gangguan Nyeri Menetap

Faktor Nyeri sebagai cara peroleh


psikodina cinta, hukuman, dan


mik menebus rasa bersalah

Faktor Perilaku nyeri diperkuat apabila


dihargai dan dihambat apabila


perilaku diabaikan atau diberi hukuman
....Gangguan Nyeri Menetap

Faktor ●
Sebagai sarana untuk memanipulasi dan
memperoleh keuntungan dalam hub.
interpers ●
Interpersonal
Keuntungan merupakan hal terpenting pd
onal pasien dgn gangguan nyeri

Faktor ●
Adanya abnormalitas struktur limbik dan
sensorik atau kimiawi

Defisiensi endorfin berhubungan dengan
biologis peningkatan stimulus sensorik
....Gangguan Nyeri Menetap

 Gambaran Klinis
 Bervariasi gambarannya, seperti LBP, headache, nyeri wajah
atipikal, nyeri pelvis kronis, dll.
 Nyeri pada pasien mungkin post-traumatik, neuropati,
neurologi, iatrogenik atau muskuloskeletal  disesuaikan
dengan diagnosis gangguan nyeri.
 Pasien dgn gangguan nyeri sering dengan riwayat
pengobatan dan perawatan bedah.
 Pasien sering menyangkal emosi diforiknya dan
mengungkapkan cara hidupnya dengan menimbulkan
kesenangan dari nyerinya.
 Pasien dapat memberikan gambaran klinis dengan
komplikasi penyalahgunaan zat untuk mengurangi nyerinya
seperti alkohol dan zat lainnya.
....Gangguan Nyeri Menetap
Diagnosis PPDGJ III

Ciri utama gangguan ini adanya keluhan


gejala fisik yg berulang disertai dgn
permintaan pemeriksaan medik, meskipun
sdh berkali2 terbukti hasilnya negatif dan
sdh dijelaskan oleh dokter bhw tdk
ditemukan kelainan yg mjd dasar keluhan.

Penderita juga menyangkal dan menolak


utk membahas kemungkinan kaitan antara
keluhan fisiknya dgn problem / konflik dlm
kehidupan yg dialaminya, bahkan
meskipun didapatkan gejala anxietas dan
depresi.
....Gangguan Nyeri Menetap

Diagnosis PPDGJ III


Keluhan utama adalah nyeri berat, menyiksa dan
menetap, yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya atas
dasar proses fisiologik maupun adanya gangguan fisik.

Nyeri timbul dalam hubungan dengan adanya konflik emosional


atau problem psikososial yang cukup jelas untuk dapat dijadikan
alasan dalam mempengaruhi terjadinya gangguan tersebut.

Dampaknya adalah meningkatnya perhatian dan


dukungan, baik personal maupun medis, untuk yang
bersangkutan.
....Gangguan Nyeri Menetap
 Diagnosis DSM-IV:
A. Nyeri pada satu tempat anatomis/lebih yang
merupakan fokus utama dari manifestasi klinis dan
cukup untuk dijadikan perhatian klinis.
B. Nyeri menyebabkan penderitaan klinis bermakna atau
hendaya di bidang sosial, pekerjaan, dan fungsi penting
lainnya.
C. Faktor psikologi berperan penting dalam awitan,
keparahan, eksaserbasi, atau bertahannya nyeri.
D. Gejala/defisit tidak dibuat sengan sengaja/berpura-pura
E. Nyeri tidak dapat dijelaskan sebagai akibat gangguan
suasan perasaan (mood), cemas, atau gangguan
psikotik dan tidak memenuhi kriteria unutk diparunia.
....Gangguan Nyeri Menetap

Psikofarmaka Psikoterapi
Analgesik tidak secara umum Beberapa data menggunakan
bermanfaat. psikodinamik psikoterapi bermanfaat.
Obat-obat sedatif dan antiansietas Pertama: mengembangkan
tidak efektif pada penyalahgunaan zat.
hubungan yg kokoh dari terapis
Antidepresan seperti tricyclics dan SSRIs
dengan memperlihatkan empati
 cukup efektif (SSRIs memperkuat
hipotesa bahwa serotonin penting pd (terapis jgn mengkonfrontasi keluhan
patofisiologi gangguan ini) pasien).
Amfetamin, bermanfaat pada beberapa Bagi pasien nyeri adalah nyata 
pasien digunakan sebagai tambahan terapis mengerti atas nyerinya dan
SSRIs, tetapi dosis harus dimonitor mengerti terdapatnya konflik
dengan ketat intrapsikis sebelumnya.
Disfungsi Otonomik
Somatoform
 Diagnosis PPDGJ III:
a. Adanya gejala bangkitan otonomik seperti palpitasi, berkeringat,
tremor, muka panas, yg sifatnya menetap dan mengganggu

b. Gejala subjektif tambahan mengacu pada sistem atau organ


tertentu (tidak khas)

c. Preokupasi dgn penderitaan mengenai kemungkinan adanya


gangguan yg serius yg menimpanya, yg tdk terpengaruh oleh hasil
pemeriksaan maupun penjelasan dari dokter

d. Tdk terbukti adanya gangguan yg cukup berarti pada


struktur/fungsi dari sistem/organ yg dimaksud
....Disfungsi Otonomik
Somatoform
Kriteria ke 5, ditambahkan :
 F.45.30 = Jantung dan Sistem Kardiovaskular
 F.45.31 = Saluran Pencernaan Bagian Atas
 F.45.32 = Saluran Pencernaan Bagian Bawah
 F.45.33 = Sistem Pernapasan
 F.45.34 = Sistem Genito-Urinaria
 F.45.38 = Sistem atau Organ Lainnya
Gangguan Somatoform Tak
Terinci

Diagnosis PPDGJ III

Keluhan-keluhan fisik bersifat multipel, bervariasi dan


menetap, akan tetapi gambaran klinis yang khas dan
lengkap dari gangguan somatisasi tidak terpenuhi

Kemungkinan ada ataupun tidak faktor penyebab


psikologis belum jelas, akan tetapi tidak boleh ada
penyebab fisik dari keluhan-keluhannya.
....Gangguan Somatoform Tak
Terinci
 Diagnosis DSM-IV:
a. Satu atau lebih keluhan fisik (mis. kelelahan, hilangnya
nafsu makan, keluhan gastrointestinal atau saluran kemih)

b. Salah satu (1) atau (2)


(1) Setelah pemeriksaan yg tepat, gejala tdk dpt dijelaskan
sepenuhnya oleh kondisi medis umum yg diketahui atau oleh
efek langsung dari suatu zat (misalnya efek cedera, medikasi,
obat, atau alkohol)
(2) Jika terdapat kondisi medis umum yg berhubungan,
keluhan fisik atau ggn sosial atau pekerjaan yg ditimbulkannya
adalah melebihi apa yg diperkirakan menurut riwayat
penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium.
....Gangguan Somatoform Tak
Terinci
c. Gejala menyebabkan penderitaan yg bermakna
secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial,
pekerjaan, atau fungsi penting lainnya. Durasi
gangguan sekurangnya enam bulan.
d. Ggn tdk dpt diterangkan lebih baik oleh
gangguan mental lain (misalnya gangguan
somatoform, disfungsi seksual, gangguan mood,
gangguan kecemasan, gangguan tidur, atau
gangguan psikotik).
e. Gejala tidak ditimbulkan dgn sengaja atau
dibuat2 (seperti pd ggn buatan atau berpura2).
Gangguan Somatoform Lainnya
Diagnosis PPDGJ III:
a. Pada ggn ini keluhan2nya tdk melalui sistem saraf otonom, dan terbatas
secara spesifik pd bagian tubuh atau sistem tertentu. Ini sangat berbeda
dgn ggn somatisasi dan ggn somatoform tak terinci yg menunjukkan
keluhan yg banyak dan berganti2.

b. Tdk ada kaitan dgn adanya kerusakan jaringan.

c. Ggn2 berikut juga dimasukkan dlm kelompok ini:


- “globus hystericus” (perasaan ada benjolan di kerong-kerongan yang
menyebabkan disfagia) dan bentuk disfagia lainnya.
- tortikolis psikogenik, dan gangguan gerakan spasmodik lainnya (kecuali
sindrom Tourette)
- pruritus psikogenik
- dismenore psikogenik
Kesimpulan

 Gangguan somatoform adalah suatu kelompok


gangguan yang memiliki gejala fisik (sebagai
contohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak
dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat.
 Gambaran yang penting dari gangguan somatoform
adalah adanya gejala fisik, dimana tidak ada
kelainan organik atau mekanisme fisiologik. Dan
untuk hal tersebut terdapat bukti positif atau
perkiraan yang kuat bahwa gejala tersebut terkait
dengan adanya faktor psikologis atau konflik.
....Kesimpulan

 Gangguan somatisasi ditandai oleh banyak keluhan fisik yang


mengenai banyak sistem organ.
 Gangguan konversi ditandai oleh satu atau dua keluhan
neurologis.
 Hipokondriasis ditandai oleh fokus gejala yang lebih ringan dan
pada kepercayaan pasien bahwa ia menderita penyakit tertentu.
 Gangguan dismorfik tubuh ditandai oleh kepercayaan palsu atau
persepsi yang berlebih-lebihan bahwa suatu bagian tubuh
mengalami cacat.
 Gangguan nyeri ditandai oleh gejala nyeri yang semata-mata
berhubungan dengan faktor psikologis atau secara bermakna
dieksaserbasi oleh faktor psikologis
Daftar Pustaka
1. Saddock, J.B., Saddock, A.V. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta: EGC; 2010. Edisi 2. Hal. 286-98.
2. Spratt, E.G. Somatoform Disorder. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/918628-overview. 2014.
3. Kaplan, H.I., Saddock, B.J., Grebb J.A. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis Jilid 2. Jakarta: Binanupa Aksara. 2010.
4. Mansjoer, A. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Penerbit Media Aesculapicus: Fakultas
Kedokteran Universitas Tanjungpura. 2001.
5. Maslim, R. Gangguan Somatoform. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa.. Jakarta: Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya. 2013. Hal: 84-6.
6. Maramis, W.F., Maramis, A.A. Gangguan Somatoform. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2.
Surabaya: Airlangga University Press. Hal. 315-7.
7. Elvira, S.D., dkk. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2010.
8. Xiong, G.L. Hypochondriasis. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/290955-
overview. 2013.
9. Lianos, D.P. Pain Somatoform Disorder. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/914594-overview. 2013.
10. Marshall, S.A. Convertion Disorder. Available from: emedicine.medscape.com/article/287464-
overview. 2015.
11. Maslim, R. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Psychotrophic Medication). Edisi 3. Jakarta: Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. 2007.
Thank
Thankyou
you

Anda mungkin juga menyukai

  • Ileus Obstruktif
    Ileus Obstruktif
    Dokumen14 halaman
    Ileus Obstruktif
    AuliaRusdiAllmuttaqien
    Belum ada peringkat
  • REFERAT Depresi
    REFERAT Depresi
    Dokumen27 halaman
    REFERAT Depresi
    AuliaRusdiAllmuttaqien
    Belum ada peringkat
  • Lapkas
    Lapkas
    Dokumen29 halaman
    Lapkas
    AuliaRusdiAllmuttaqien
    Belum ada peringkat
  • Referat Jiwa
    Referat Jiwa
    Dokumen49 halaman
    Referat Jiwa
    AuliaRusdiAllmuttaqien
    Belum ada peringkat
  • Vaskularisasi Faring-EFRAIM
    Vaskularisasi Faring-EFRAIM
    Dokumen4 halaman
    Vaskularisasi Faring-EFRAIM
    AuliaRusdiAllmuttaqien
    Belum ada peringkat
  • Lapsus
    Lapsus
    Dokumen44 halaman
    Lapsus
    AuliaRusdiAllmuttaqien
    Belum ada peringkat
  • Referat Gad
    Referat Gad
    Dokumen25 halaman
    Referat Gad
    AuliaRusdiAllmuttaqien
    Belum ada peringkat
  • Referat Delirium
    Referat Delirium
    Dokumen24 halaman
    Referat Delirium
    AuliaRusdiAllmuttaqien
    Belum ada peringkat
  • Referat
    Referat
    Dokumen24 halaman
    Referat
    AuliaRusdiAllmuttaqien
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Herpes Simpleks Genitalis
    Laporan Kasus Herpes Simpleks Genitalis
    Dokumen36 halaman
    Laporan Kasus Herpes Simpleks Genitalis
    AuliaRusdiAllmuttaqien
    Belum ada peringkat
  • CHF + HHD + AF Fix
    CHF + HHD + AF Fix
    Dokumen18 halaman
    CHF + HHD + AF Fix
    AuliaRusdiAllmuttaqien
    Belum ada peringkat
  • Apendisitis
    Apendisitis
    Dokumen15 halaman
    Apendisitis
    AuliaRusdiAllmuttaqien
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Ket
    Laporan Kasus Ket
    Dokumen14 halaman
    Laporan Kasus Ket
    AuliaRusdiAllmuttaqien
    Belum ada peringkat
  • Penurunan Kesadaran
    Penurunan Kesadaran
    Dokumen29 halaman
    Penurunan Kesadaran
    AuliaRusdiAllmuttaqien
    Belum ada peringkat