Adenotonsilitis Kronik +
Obstructive Sleep Apnea Syndrome
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PENDAHULUAN
•23,36% dan
•47% usia 6-15
tahun
PENDAHULUAN
IDENTITAS PASIEN
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sering nyeri menelan sejak ± 1 tahun SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Os datang dibawa oleh Ibunya ke poliklinik THT RSUD Raden Mattaher dengan keluhan sering nyeri menelan sejak ± 1
tahun SMRS. Nyeri dirasakan hilang timbul. Dalam satu bulan os merasakan nyeri menelan 3 kali. Nyeri timbul
biasanya setelah os makan es krim, minum air es, makan gorengan. Os juga mengeluh sering demam. Demam sering
disertai dengan batuk pilek, perasaan mengganjal di tenggorokan dan tenggorokan sakit. Menurut orang tua os, ketika
tidur os sering mengorok dan sering terbangun saat tidur dan juga mulut os berbau sejak ± 1 bulan terakhir. Hidung
tersumbat (+). Nyeri pada kedua telinga (-), gangguan pendengaran (-),sakit kepala (-).
Pasien selalu berobat ke dokter puskesmas dan diberikan obat antibiotik (lupa nama obat) dan obat batuk (ambroxol
syr) namun tidak ada perubahan. pasien diberitahukan bahwa amandelnya membesar dan disarankan untuk periksa ke
dokter spesialis THT. Kemudian pasien dibawa berobat ke poli THT RSUD Raden Mattaher, oleh dokter disarankan untuk
dilakukan operasi. Keluarga pasien setuju untuk dilakukan operasi pengangkatan amandel.
Anamnesis
SLIDE 8
MULUT
Selaput Lendir Mulut sedikit terbuka dan tidak dapat menutup sempurna
Mukosa bibir basah, berwarna merah muda, Laserasi(-)
Bibir
Dbn
Lidah Gigi
Kelenjar Ludah
FARING
Uvula Ditengah, hiperemis (-)
Palatum Mole Hiperemis(-), Benjolan(-)
Palatum Durum Hiperemis(-), Benjolan(-)
Plika Anterior Hiperemis(-)
Tonsil T4-T4, Hiperemis(-/-), Detrituris(-/-), permukaan tidak rata, kripta
melebar, mobil
Plika Posterior
Hiperemis(-)
Mukosa Orofaring
Hiperemis(-), Granula(-)
Pemeriksaan faring
LARINGOSKOPI INDIREK
Pangkal Lidah
Epiglottis
Valekula
Plika Ventrikularis
Plika Vokalis
Tidak dilakukan
Komisura Anterior
Aritenoid
Massa Tumor
Sinus Piriformis
Trakea
KELENJAR GETAH BENING
a. Regio I :
b. Regio II :
c. Regio III :
d. Regio IV :
e. Regio V : Tidak ada massa/benjolan
f. Regio VI :
g. Area Parotid :
h. Area Postaurikular :
i. Area Occipital :
j. Area Supraklavikula :
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS
Pemeriksaan Penunjang
Radiologi :-
Laboraturium :-
Patologi/No/Tgl :-
Kultur Bakteri :-
Diagnosis
Adenotonsilitis Kronis + Obstructive Sleep Apnea Syndrome
Diagnosis Banding
- Adenotonsilitis Kronik + Obstructive Sleep Apnea Syndrome
- Tonsilitis difteri + Obstructive Sleep Apnea Syndrome
- Tonsilofaringitis kronik + Obstructive Sleep Apnea Syndrome
PENATALAKSANAAN
Diagnostik Terapi
- Adenotonsilitis kronik
- Adenotonsilitis kronik
Non-operatif
Kultur resistensi dari swab tenggorok
• Obat kumur antiseptic
Rinofaringolaringoskopi (RFL)
• Amoxicillin (sirup kering
Foto polos nasofaring lateral
250mg/5ml) 3x1 ½ sendok teh
- Obstructive Sleep Apnea Syndrome
Opreatif
• Polisomnografi
• Adenotonsilectomy
• Uji tapis
- Obstructive Sleep Apnea Syndrome
• Observasi selama tidur
Non-operatif
• Diet
Opreatif
• Adenotonsilectomy
KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
Klug :
Cincin Waldeyer : Klug :
• pta me↑ masa kanak- Klug :
Ttonsil palatina • Usia 15-24 th :
kanak
Fusobacterium • grup A Streptococcus
Tonsil faringeal •Puncak : remaja berulang : musim dingin &
necrophorum > grup A
(adenoid), •Progresif : hingga tua Streptococcus semi
•Sd usia 14 tahun pr > lk
Tonsil lingual • 0-9 tahun dan30-39 th : • F necrophorum berulang :
•Berulang lk > pr
Tonsil tuba eustachius grup A Streptococcus > musim panas
F necrophorum
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Tonsil
Cincin Waldeyer
Ttonsil palatina
Tonsil faringeal (adenoid),
Tonsil lingual
Tonsil tuba eustachius
Vaskularisasi
Aliran Limfe
tonsil → nodi lymphoidei cervicales profunda bagian atas, tepat dibawah dan dibelakang
angulus mandibulae.
Persarafan Tonsil
definisi
Etiologi
>>> Group A beta-hemolyticus Streptococcus
pyogenes (GABHS)
Virus herpes simplex, EBV,sitomegalovirus, adenovirus,
stafilokokus, pneumokokus, atau H. influenzae
Faktor Risiko
• Faktor usia, terutama pada anak
• Penuruanan daya tahan tubuh
• Rangsangan menahun
• Hygiene rongga mulut yang kurang baik
• Riwayat alergi
EPIDEMIOLOGI
RSUD Raden
Indonesia Mattaher Jambi
1994-1996
NCHS RSUP Dr. Hasan
1997 Sadikin(1998)
RS Dr. Kariadi
•3,8% Semarang 2010 : 978 /1365
Tonsilektomi : 44
1978
6,75% 2011 : 789 /1144
• < 18 th : 24,9% /1000
Tonsilektomi : 58
Tonsilitas viral
• nyeri tenggorok.
• >>> EBV
• tampak luka-luka kecil pada palatum
• tonsil sangat nyeri
Tonsilitis bacterial
• >>> GABHS
• tonsillitis folikularis : detritus jelas
• tonsillitis lakunaris : bercak-bercak detritus → satu, → alur-alur
• pseudomembrane: detritus melebar → membrane
• nyeri tenggorok dan nyeri waktu menelan, demam, rasa lesu, nyeri di sendi-sendi,
tidak nafsu makan dan rasa nyeri ditelinga
• tonsil membengkak, hiperemis dan terdapat detritus
KLASIFIKASI
Tonsilitis Membranosa
• Coryne bacterium
diphteriae
• >>> usia <10 th , • >>> streptokokus
ter↑ usia 2-5 th. hemolitikus
• spirochaeta atau
triponema
• Gejala umum • Leukimia Akut
• hygiene mulut ↓
• Gejala local dan def.vit C • Angina
Agranulositosis
• Gejala akibate
eksotoksin • Infeksi
Mononukleosis
TONSILITIS KRONIS
Faktor
Definsi predisposisi
Patofisiologi
I K
DIAGNOSIS
SLIDE 39
Keluhan Lokal
Dapat pula disertai keluhan • Pembesaran tonsil ● Bila perlu kultur resistensi
• Nyeri menelan
dari swab tenggorok
• Nyeri tenggorok • sistemik • Permukaan kripta ● Rinofaringolaringoskopi
• Rasa mengganjal di • Rasa lemah tonsil melebar (RFL)
tenggorok • Nafsu makan berkurang • Detritus pada ● Imaging
• Mulut berbau (halitosis) • Sakit kepala penekanan kripta ● Foto Polos : posisi nasofaring
• Demam • Nyeri pada sendi • Arkus anterior atau lateral
• Mendengkur ● Polisomnografi bila
posterior hiperemis
• Gangguan bernapas diperlukan
• Pembesaran kelenjar
• Hidung tersumbat ● Pemeriksaan histopatologi
submandibula
• Batuk pilek berulang
TATALAKSANA
Kultur tonsil
• Hygiene mulut dengan berkumur atau obat isap yang
mengandug desinfektan
Konservatif
•Istirahat cukup
•Makan makanana lunak dan
•Menghindari makan-makanan yang mengiritasi
Medikamentosa
•Antibiotic spectrum luas
•Simptomatis dengan analgetik-atipiretik, aintiinflamasi.
INDIKASI & KONTRAINDIKASI TONSILEKTOMI
Komplikasi
• Otitis Media Akut (OMA)
• Abses peritonsil (Quincy thorat)
• Abses parafaring
• Abses intratonsillar
• Tonsillolitih
Fisiologi
Membesar usia 3 tahun mengecil dan hilang sama sekali
usia 14 tahun.
Etiologi
• Serangan berulang rinitis, sinusitis,
atau tonsilitis kronis
• >>terjadi infeksi saluran napas bagian atas →
hipertrofi adenoid. → sumbatan koana dan
sumbatan tuba eustachius.
Gambaran Klinis
Hidung tersumbat
Discharge hidung
Sinusitis
Epistaksis
Perubahan suara
Gejala Hidung
Diagnosis
• Tanda dan gejala klinik
• Rhinoskopi anterior
• Pemeriksaan rinoskopi posterior
• Pemeriksaan hidung
• Nasofaringoskopi rigid atau fleksibel
• Radiologic foto lateral
Terapi
• latihan pernapasan
• tetes hidung dekongestan, dan
• anti histamin
INDIKASI ADENOIDEKTOMI
Sumbatan Infeksi
Sumbatan hidung yang menyebabkan
bernapas melalui mulut Adenoiditis berulang/kronik
Sleep apnea
Otitis media efusi berulang/kronik
Gangguan menelan
Otitis media akut berulang
Gangguan berbicara
Kelainan bentuk wajah muka dan gigi
(adenoid face) . kecurigaan neoplasma jinak/ganas
KGB leher lembut
Anamnesis
kesulitan bernafas pada saat tidur
nafas berbunyi
Pemeriksaan Fisik
adenoidal facies, midfacial hypoplasia, retro/mikrognasi atau
kelainan kraniofasia
DIAGNOSIS
SLIDE 49
Pemeriksaan Fisik
Continuous positive airway pressure (CPAP)
Pemeriksaan fisik
ANALISA KASUS
Penatalaksanaan pada pasien ini diberikan obat kumur yang mengandung antiseptic
dan amoxicillin 3x1 ½ sendok teh.
Apabila tidak membarik → Adenotonsilectomy.
KESIMPULAN
Tonsilitis Kronis → >>> penyakit tenggorok terutama pada anak.
peradangan kronik lanjutan peradangan akut yang berulang
pembesaran tonsil → gg. menelan dan gg. pernapasan.