Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemberian ASI segera setelah lahir atau biasa disebut Inisiasi Menyusui
Dini serta pemberian ASI Eksklusif merupakan salah satu dari banyak tindakan
yang relatif murah dan mudah diterapkan untuk meningkatkan kesehatan dan
kelangsungan hidup bayi baru lahir. Hal ini didukung oleh pernyataan United
Nations Childrens Fund (UNICEF) bahwa sebanyak 30.000 kematian bayi di
Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya bisa
dicegah melalui pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan sejak tanggal
kelahirannya tanpa harus memberikan makanan serta minuman tambahan kepada
bayi.1

ASI merupakan gizi terbaik bagi bayi karena komposisi zat-zat gizi di
dalamnya secara optimal mampu menjamin pertumbuhan tubuh bayi. ASI banyak
mengandung unsur-unsur yang membantu proses pencernaan di dalam usus bayi .
Bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif akan berdampak negatif pada kesehatannya.
Pemberian makanan tambahan terlalu dini akan membuka pintu gerbang
masuknya berbagai jenis kuman sehingga bayi mudah terkena diare, sembelit,
batuk pilek, dan panas. Hal ini akan berujung pada kematian bayi.1

Salah satu faktor utama penyebab rendahnya pemberian ASI di Indonesia


adalah kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya ASI. Ibu-ibu masa kini
mendapati bahwa ibu dan nenek mereka miskin pengetahuan tentang menyusui
dan tak mampu memberikan banyak dukungan.Hal ini juga didukung oleh
pernyataan UNICEF yang menyebutkan bahwa ketidaktahuan ibu tentang
pentingnya ASI serta cara menyusui dengan benar merupakan faktor penghambat
bagi terbentuknya kesadaran orang tua dalam memberikan ASI Eksklusif.1

Pemberian ASI Eksklusif sangat baik bagi ibu, bayi, serta keluarga dan
masyarakat. Namun ironisnya, cakupan kedua praktek menyusui tersebut masih
sangat rendah. Berdasarkan data SDKI tahun 2012 persentasi bayi yang mulai
mendapat ASI dalam 1 (satu) jam setelah dilahirkan sebanyak 42%. Sedangkan,

1
berdasarkan laporan dari dinas kesehatan provinsi tahun 2013 cakupan pemberian
ASI Eksklusif pada bayi sampai enam bulan di Indonesia hanyalah 54,3%.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010 menunjukkan bahwa pemberian ASI di
Indonesia saat ini masih memprihatinkan. Presentase bayi yang menyusu eksklusif
sampai dengan enam bulan hanya 15,3%. Menurut Pusat Kesehatan Kerja Depkes
RI (2007), kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh, air manis, dan
jus kepada bayi dalam bulan-bulan pertama, umumnya dilakukan oleh
masyarakat.2
Berdasarkan data di puskesmas Wonoasih pencapaian ibu yang
memberikan ASI eksklusif dari tahun ke tahun selalu berada dibawah target yaitu
80%. Oleh karena itu penulis melakukan survei tentang hubungan pengetahuan
pentingnya pemberian ASI eksklusif dengan praktek pemberian ASI eksklusif
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian
ASI eksklusif?
2) Bagaimanakah praktek pemberian ASI eksklusif oleh ibu?
3) Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang pentingnya
pemberian ASI eksklusif dengan praktek pemberian ASI eksklusif?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan
praktek pemberian ASI Eksklusif.

1.3.2 Tujuan Khusus


1) Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif,.
2) Mengetahui praktek pemberian ASI Eksklusif.
3) Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan
praktek pemberian ASI Eksklusif.

2
1.4 Manfaat
1) Memberikan wawasan tentang pentinganya pemberian ASI eksklusif.
2) Memberikan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya
pencapaian pemberian ASI eksklusif.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan pada satu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, indra pendengaran, penciuman, penglihatan, rasa, raba dan
sebagian besar pengetahuan manusia melalui mata dan telinga.3

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk


terbentuknya tindakan seseorang. Rogers (1974), mengungkapkan bahwa sebel
um orang mengadopsi perilaku baru dalam diri orang tersebut sehingga terjadi
suatu proses berurutan (akronim AIETA), yaitu :

1. Awarenes, dimana orang tersebut menyadari pengetahuan terlebih dahulu


terhadap stimulus (objek).
2. Interest dimana orang mulai tertarik kepada stimulus.
3. Evaluation, merupakan suatu keadaan mempertimbangkan terhadap baik
buruknya stimulus tersebut bagi dirinya.
4. Trial, dimana orang telah mulai mencoba perilaku baik.
5. Adaptation, individu telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan sikap.

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan menurut Notoadmojo mempunyai 6 tingkatan yaitu :

a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari dari
sebelumnya, termasuk didalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali
terhadap suatu yang spefisik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima.3

4
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut
secara benar.

c. Aplikasi (Aplication).
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.3

d. Analisa (Analisa).
Suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek kedalam
komponen-komponen tetapi masih didaklam structur organisasai tersebut dan
ada kaitannya satu sama lain.3

e. Sintesisi (Senthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.3

f. Evaluasi ( Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.3

2.1.3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Umur

Umur adalah lamanya seseorang hidup sejak dilahirkan sampai saat ini.
Umur merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan
baru. Semakin bertambahnya umur seseorang maka semakin banyak pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki.3

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh


kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran sehingga dalam pendidikan

5
itu perlu dipertimbangkan umur (proses perkembangan seseorang) dan hubungan
dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi
baru.3

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakuakan ibu untuk


memenuhi kebutuhannya, bila kita ingin melihat pekerjaan mayoritas dari ibu
karena kemungkinan sebagian ibu bukanlah pekerja yang berpenghasilan cukup
sehingga kebanyakan ibu menganggap social ekonomi keluarga akan mengganggu
dalam pemenuhan nnutrisi anaknya (Notoadmojo,2003). Factor yang
mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi
baru.3

4. Sumber Informasi

Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam


menyampaikan informasi. Mempengaruhi kemampuan, semakin banyak sumber
informasi yang diperoleh maka semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Media informasi untuk komunikasi massa terdiri dari media cetak yaitu surat
kabar , majalah, buku. Media elektronik yaitu radio, TV, film, dan sebagainya.3

2.2. Praktik
2.2.1 Pengertian
Praktik atau tindakan (practice) merupakan suatu sikap belum otomatis
terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan
sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah
fasilitas dan faktor dukungan (support).3

2.2.2 Tingkatan Praktik:

Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :

6
 Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat
pertama.

 Respon terpimpin (guide response)


Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan
sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat
kedua.3

 Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka
ia sudah mancapai praktik tingkat tiga.

 Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi
tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.3

2.3. ASI Eksklusif


2.3.1 Pengertian
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan. Bahkan air putih tidak diberikan
dalam tahap ASI eksklusif ini.4

Yang dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI
secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
tim.4

Pada tahun 2001 WHO menyatakan bahwa ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan
sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup 4 bulan) sudah tidak berlaku lagi.5

7
2.3.2 Manfaat
Manfaat ASI eksklusif yaitu :

1) Untuk Bayi
Beberapa manfaat ASI untuk bayi yaitu :

 ASI sebagai nutrisi, dimana ASI merupakan sumber gizi


yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan di
sesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah
makanan yang paling sempurna, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Dengan tata laksana menyusui yang benar,
ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi
kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai umur 6
bulan.5
 ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi, karena ASI
adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang
akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi
bakteri, virus, parasit, dan jamur.
 ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan, dimana dengan
memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6
bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensi
kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain
sebagai nutrien yang ideal, dengan komposisi yang tepat,
serta disesuiakan dengan kebutuhan bayi, ASI juga
mengandung nutrien-nutrien khusus yang diperlukan otak
bayi agar tumbuh optimal. Nutrien-nutrien khusus tersebut
tidak terdapat atau hanya sedikit terdapat pada susu sapi.
 ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang, karena
bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena
menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan
merasa aman dan tentram, terutama karena masih dapat
mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak
dalam kandungan. Perasaan terlindungi dan disayangi

8
inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi
dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar
spiritual yang baik.6

2) Untuk Ibu
Selain memberi keuntungan pada bayi, menyusui jelas memberikan
keuntungan pada ibu, antara lain :

 Mengurangi perdarahan setelah melahirkan, karena pada


ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang
berguna untuk konstriksi atau penutupan pembuluh darah
sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan
menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan.
 Mengurangi terjadinya anemia
 Menjarangkan kehamilan karena menyusui merupakn cara
kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil selama
ibu memberikan ASI ekskluisf dan belum haid, 98% tidak
akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan.
 Mengecilkan rahim, dimana kadar oksitosin ibu menyusui
yang meningkat akan membantu rahim ke ukuran semula
sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat
dibandingkan ibu yang tidak menyusui.
 Lebih cepat langsing kembali, oleh karena menyusui
memerlukan energi maka tubuh mengambilnya dari lemak
yang tertimbun selama hamil, dengan demikian berat badan
ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan
sebelum hamil.
 Mengurangi kemungkinan menderita kanker, pada ibu yang
memberikan ASI eksklusif, umumnya kemungkinan
menderita kanker payudara dan indung telur berkurang.
 Lebih ekonomis atau murah, karena dengan memberi ASI
berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula,

9
perlengkapan menyusui, dan persiapan pembuatan minum
susu formulka.
 Tidak merepotkan dan hemat waktu
 Portabel dan praktis, ASI dapat diberikan dimana saj dan
kapan saja
 Memberi kepuasan bagi ibu, ibu yang berhasil memberikan
ASI eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggaan, dan
kebahagiaan yang mendalam.6,7

3) Untuk Negara
Pemberian ASI eksklusif dapat menghemat pengeluaran negara
karena hal-hal berikut :

 Penghematan devisa untuk pembelian susu formula,


perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu.
 Penghematan untuk biaya sakit terutama diare dan sakit
saluran nafas.
 Penghematan obat-obatan, tenaga, dan saran kesehatan
 Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan
berkualitas untuk membangun negara
 Langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari
kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya
bagi bangsa indonesia.7

2.3.3 Cara Pemberian


Bila ibu dan bayi sehat, ASI hendaknya secepatnya diberikan. ASI
yang diproduksi pada 1-5 hari pertama dinamakan Kolostum, yaitu cairan
kental yang berwarna kekuningan. Kolostrum ini sangat menguntungkan
bayi, karena mengandung lebih banyak antibodi, protein, mineral, dan
vitamin A. Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan setiap saat.
Untuk memudahkan pemberian ASI, sebaiknya dilakukan rawat gabung
(rooming-in) antara ibu dan bayi baru lahir.

10
Sebagai pedoman, pada hari pertama dan kedua, lama pemberian
ASI ialah 5-10 menit pada tiap payudara. Pada hari ketiga dan seterusnya
lama pemberian ASI adalah 15-20 menit. Produksi ASI dirangsang oleh
isapan bayi dan keadaan ibu yang tenang. Di samping itu perlu
diperhatikan kesehatan ibu pada umumnya, status gizi, dan perawatan
payudara.

Penyuluhan tentang cara-cara pemberian ASI yang menjamin


kelancaran produksi ASI sejak bayi lahir sangat diperlukan ibu, terutama
bagi ibu-ibu yang melahirkan untuk pertama kali. ASI dapat terus
diberikan hingga anak berumur 2 tahun.8

2.3.4 Komposisi ASI


ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan
garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara
ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Komposisi ASI ini tidak konstan
dan tidak sama dari waktu ke waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
komposisi ASI adalah stadium laktasi, ras, keadaan nutrisi, diit ibu.8

Segera setelah melahirkan, air susu ibu yang keluar berwarna


kekuning-kuningan, kental dan agak lengket. Air susu ibu ini disebut
kolostrum dan ini diproduksi dalam masa kira-kira seminggu pertama.
Kemudian setelah itu iar susu yang diproduksi berarna putih. Kolostrum
berbeda dengan air susu ibu yang berwarna putih dalam hal kandungan.9

ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat
putih telir, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan,
hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat
secara proporsional dan seimbang satu dengan lainnya.9

Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu :

 ASI berbeda dengan susu sapi. Komposisi ASI berlainan


dengan komposisi susu sapi, karena susu sapi disesuaikan

11
dengan laju pertumbuhan anak sapi dan ASI disesuaikan
dengan laju pertumbuhan anak manusia.
 ASI berbeda dari satu ibu ke ibu lain. Komposisi ASI
demikian spesifiknya sehingga dari satu ibu ke ibu yang
lainnya berbeda. Misalnya, komposisi air susu ibu yang
melahirkan bayi prematur berbeda dengan komposisi air susu
ibu yang melahirkan cukup bulan, walaupun kedua ibu ini
melahirkan pada waktu yang sama.
 Komposisi ASI ternyata tidak tepat dan tidak sama dari waktu
ke waktu. Jadi, disesuaikan dengan kebutuhan bayi saat itu.
 Komposisi ASI dari satu ibu pun berbeda-beda dari hari ke
hari, bahkan dari menit ke menit.9

2.3.5 Masalah-masalah Dalam Menyusui


Beberapa masalah yang sering terjadi dalam menyusui antara lain :

1. Putting susu nyeri atau lecet, yang kebanyakan disebabkan


oleh kesalahan dalam tekhnik menyusui, yaitu bayi tidak
menyusu sampai ke areola dan hanya pada putting susu. Rasa
nyeri juga dapat timbul apabila ibu menghentikan menyusu
kurang hati-hati. Adapun cara mengatasinya yaitu : mulai
menyusu pada payudara yang tidak nyeri, susui sebelum bayi
merasa sangat lapar agar menghisapnya tidak terlalu kuat, cara
melepaskan mulut bayi dari putting susu setelah selesai
menyusui yaitu dengan meletakkan jari kelingking di sudut
mulut bayi dan keluarkan ASI sedikit lalu oleskan pada putting,
angan membersihkan putting dengan sabun atau alkohol.
2. Payudara bengkak, sekitar hari ke 3-4 setelah persalinan,
payudara sering terasa lebih penuh atau tegang disertai rasa
nyeri. Hal ini terjadi karena ASI tidak disusukan dengan
adekuat, sehingga ASI terkumpul dan menyebabkan
pembekakan. Cara mengatasinya yaitu susui bayi lebih sering

12
dan lebih lama pada payudara yang bengkak dan untuk
mengurangi rasa sakit, kompres payudara dengan air hangat.
3. Mastitis, dengan tanda-tanda kulit payudara tampak lebih
merah, mengeras, nyeri, dan berbenjol-benjol. Adapun cara
mengatasinya yaitu dengan tetap menyusui, beri kompres air
hangat, pakai bra yang longgar, istirahat yang cukup dan
makan makanan yang bergizi, banyak minum sekitar 2 liter per
hari.
4. Abses payudara, yang merupakan kelanjutan dari Mastitis
yang disebabkan meluasnya peradangan payudara tersebut.
Payudara lebih merah dan mengkilat serta terdapat benjolan
yang lebih lunak karena berisi nanh. Untuk sementara payudara
yang abses tidak disusukan dahulu, segera berobat, setelah
sembuh bayi dapat disusukan kembali.10

2.3.6 Tanda Bayi Mendapat Cukup ASI


Ada beberapa kriteria yang dapat menjadi petunjuk kecukupan ASI/PASI
pada bayi :

 Sesudah menyusu atau minum bayi tampak puas, tidak menangis


dan dapat tidur nyenyak.
 PASI yang diberikan tidak tersisa
 Selambat-lambatnya sesudah 2 minggu lahir, berat badan waktu
lahir tercapai kembali. Penurunan berat badan faali selama 2
minggu sesudah lahir tidak melebihi 10% berat badan waktu lahir.
 Bayi tumbuh dengan baik, pada umur 5-6 bulan berat badan
mencapai dua kali berat badan waktu lahir. Pada umur 1 tahun
berat badan mencapai tiga kali berat badan waktu lahir. Dapat
dilihat pada daftar baku berat badan berdasarkan umur di bawah.10

13
BAB III
METODE

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Ditinjau dari tempat


penelitian, penelitian ini termasuk penelitian lapangan, karena dalam
mendapatkan data dilakukan wawancara dan kuisioner di tempat penelitian.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di posyandu Desa Pakis Taji kecamatan
Wonoasih wilayah kerja puskesmas Wonoasih pada bulan Oktober - Desember
tahun 2017.

No Kegiatan Oktober November Desember


I II III IV I II III IV I II III IV
Mengumpulkandata
1.
puskesmas
2. Merumuskan masalah
3. Penyusunan proposal
4. Konsultasi
5. Penyusunan kuisioner
6. Pembagian kuisioner
7. Pengolahan data
8. Menarik kesimpulan

Tabel 3.1.waktu dan jadwal kegiatan Penelitian

14
3.3 Desain Penelitian
Jenis peneilitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan desain Cross
Sectional yaitu untuk mengetahui “ gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang
pentingnya pemberian asi eksklusif serta praktik pemberian asi eksklusif di desa
pakis taji wilayah kerja puskesmas kecamatan wonoasih kota probolinggo tahun
2017” dengan alat bantu kuesioner.

3.4 Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah sama dengan jumlah
populasi yaitu semua ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 2 tahun di Kecamatan
wonoasih dalam wilayah kerja Puskesmas Wonoasih pada bulan november 2017.
yang dihitung menggunakan rumus Lemeshow sebagai berikut:

2 ∝2 PQ
n= 2 d
d

2
2 ∝ P(1−P)
n= 2
d

2
1,96 .0,912(1−0,912)
n= 2
0,1

n=31

Jadi total sampel yang akan diambil adalah 31 sampel

3.5 Metode Pengumpulan Data

3.5.1. Data Primer

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi : pengetahuan


dan sikap ibu tentang ASI eksklusif serta praktek pemberian ASI yang di peroleh

15
melalui wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan kuisioner
yang diberikan kepada responden.

3.5.2 Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari puskesmas wonoasih, yaitu data mengenai


demografi penduduk, persebaran, profil wilayah, gambaran umum mengenai
kecamatan wonoasih dan jumlah ibu menyusui dan ASI Eksklusif baik di wilayah
kecamatan wonoasih desa pakistaji pada khususnya dan di kota probolinggo pada
umumnya.

3.6. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang di gunakan adalah kuesioner.

3.7. Desain Penelitian

Sampel
Peserta Posyandu desa Pakis Taji wonoasih
yang memiliki bayi usia 0 – 2 tahun.
Diambil secara Acak.

Tingkat Pengetahuan Ibu Praktek Pemberian ASI


Tentang ASI Eksklusif Eksklusif Pada Bayi Usia 0-
6 Bulan

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu


Tentang ASI Eksklusif serta Praktik
16
Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia
0-6 Bulan
3.8. Definisi Operasional Penelitian
1. Tingkat pengetahuan Ibu tentang ASI eksklusif

Adalah segala hal yang diketahui ibu tentang ASI, baik pengertian,
jenis, manfaat, komposisi dan cara pemberian dengan baik dan benar,di
ukur dengan menggunakan kuisioner dengan 9 soal tertutup dan 2 soal
pilihan ganda yang diberi alternatif jawaban dan jika jawaban benar maka
nilai 1 dan sebaliknya jika jawaban salah maka nilai 0. Poin maksimal
yang bisa diraih adaah 16 poin. Tingkat pengetahuan digolongkan dengan
kategori :

a. Baik apabila 75-100% pertanyaan di jawab dengan benar


(mendapat 12-16 poin)
b. Cukup baik apabila 60-75% pertanyaan di jawab dengan benar
(mendapat 11-10 poin)
c. Kurang baik apabila 40-59% pertanyaan di jawab dengan benar
(mendapat 7-9 poin)
d. Tidak baik apabila <39% pertanyaan di jawab dengan benar
(mendapat<7poin)

2. Praktek Pemberian ASI Eksklusif


Praktek yang dilakukan ibu untuk memberikan ASI saja pada bayi
sejak umur 0-6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan lain, diukur
dengan kuisioner pertanyaan tertutup sebanyak 4 pertanyaan yang diberi
alternatif jawaban, jika jawaban benar maka nilai 1 dan jika jawaban salah
maka nilai 0, dengan menggunakan skala nominal dengan kategori :

17
a. Diberi MP-ASI berupa pisang, nasi atau bubur dan susu formula.

b. Tidak diberi MP-ASI

3.8.1 Pelaksanaan Intervensi.


A. Penyuluhan : Memberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif,
manfaat ASI bagi bayi, ibu dan keluarga serta cara menangani
masalah yang mungkin terjadi saat menyusui.
B. Pemberian Leaflet mengenai pengetahuan tentang ASI dan cara
pemberian ASI dengan benar.

3.8.2 Evaluasi
- Input :
a. Jumlah warga yang hadir dalam posyandu
b. Antusiasme warga saat wawancara, dilihat dari jumlah dan macam
pertanyaan yang diajukan oleh peserta pada sesi tanya-jawab.
c. Ketersediaan lembar pretest-post test dan alat tulis.

- Output
a. Meningkatnya pengetahuan warga berkaitan dengan materi yang
disampaian dalam penyuluhan, dilihat dari hasil post-test yang
meningkat.

- Outcome
a. Meningkatnya pencapaian ibu yang memberikan ASI Eksklusif
sehingga mencapai target yakni 80%

18
BAB IV
HASIL DAN ANALISA DATA

4.1 Profil Komunitas Umum

Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten /

Kota, yang merupakan ujung tombak penyelenggaraan kesehatan dasar termasuk

dalam upaya pencapaian Visi Indonesia Sehat bagi masyarakat di wilayah kerjanya.

Sehingga untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan kegiatan Puskesmas

maka perlu disusun sebuah Laporan Tahunan yang memuat tentang hasil / evaluasi

kegiatan tahun sebelumnya untuk kemudian dijadikan sebagai bahan acuan untuk

perbaikan di tahun-tahun yang akan datang.

Berikut ini kami paparkan gambaran mengenai Laporan Tahunan Puskesmas

Wonoasih Tahun 2014 memuat berbagai data tentang kondisi umum wilayah

puskesmas, data kesehatan yang meliputi derajat kesehatan, upaya kesehatan dan

sumber daya kesehatan selama satu tahun.

4.1.1 Identitas Puskesmas Wonoasih

Nama Puskesmas : Puskesmas Wonoasih


Alamat : Jl Anggur no 70 Probolinggo
Telepon : 0335 - 425734
Lokasi : Kelurahan Wonoasih, Kecamatan Wonoasih Kota
Probolinggo

4.1.2. Keadaan Umum Wilayah


Wilayah kecamatan, di wilayah Kecamatan Wonaosih terdiri dari 6 wilayah,
terdiri dari :
1. Kelurahan Wonoasih
2. Kelurahan Jrebeng Kidul
3. Kelurahan Pakistaji
4. Kelurahan Kedung Galeng

19
5. Kelurahan Kedung Asem
6. KelurahanSumber Taman

Gambar 1.Peta Wilayah PuskesmasWonoasih

4.1.3.Batas Wilayah

o Utara : Kec. KedopokKota Probolinggo


o Selatan : Kec. Wonomerto Kab. Probolinggo
o Barat : Kec. Kedopok Kota Probolinggo
o Timur : Kec. Dringu Kab . Probolinggo

4.1.4. LuasWilayah
Luas Wilayah kecamatan Wonoasih adalah 10891 km2, Secara umum
wilayah puskesmas Wonoasih merupakan dataran rendah, dengan kondisi daerah
bervariasi antara persawahan dan pekarangan.

20
Masyarakat Wonoasih masih mengandalkan dari kehidupan agraris (bertani
atau berladang ).

4.1.5. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Wonoasih adalah 32.409 jiwa,


dengan 7168 KK , 39 RW, dan 180 RT. Jumlah penduduk miskin yang memiliki
jamkesmas 6322 jiwa dan jamkesda 5624 jiwa.

4.1.6 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

Pendidikan penduduk diwilayah Puskesmas Wonoasih sebagian besar


adalah tidak sekolah 18%, tidak lulus SD 13 %, lulus sekolah SD sebesar 20 %,
lulus SMP 25 %, lulus SMA 23%, lulus Perguruan Tinggi 1%.

30

25

20
PROSENTASE ( % )

15

10

0
P i
ah tS
D SD A gg
kol a SM SM iT n
Se Ta
m n
ak k r ua
Tid a u
Tid rg
Pe

Grafik 1. Presentase Penduduk Berdasarkan Pendidikan tahun 2012

21
4.1.7 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaaan

Pekerjaan penduduk diwilayah Puskesmas Wonoasih adalah bertani 23%,


swasta 23%, wiraswata 23 %, PNS 11%, ABRI 9% dan lain-lain 25%.

30

25
PROSENTASE ( % )

20

15

10

0
Petani Swasta Wiraswasta PNS ABRI Lain-lain

Grafik 2. Presentase Penduduk Berdasarkan Pekerjaan tahun 2012

4.1.8. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Sebagian besar penduduk adalah berjenis kelamin wanita , sebesar 16.374,


sedangkan laki laki sebesar 16.271.

22
16400
16380
16360
16340
16320
Jumlah

16300
16280
16260
16240
16220
16200
Wanita Laki-laki

Grafik Jumlah Penduduk Berdasar Jenis Kelamin di


Wilayah Puskesmas Wonoasih tahun 2014

Grafik 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin tahun 2014

4.1.9. Jumlah Penduduk Menurut Umur

Jumlah penduduk di Kecamatan Wonoasih sebanyak 32.645 jiwa, dimana


terdiri dari berbagai macam tingkatan usia seperti pada tabel di bawah ini :

Umur Jumlah
0-4 th 1942 jiwa
5-9 th 2645 jiwa
10-19 th 5569 jiwa
20 – 29 th 5126 jiwa
30 – 39 th 5282 jiwa
40 – 49 th 5188 jiwa

50 – 59 th 3534 jiwa
>60 th 3359 jiwa

Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Umur

4.2 Hasil Kuisioner

23
Kuisioner dibagikan pada peserta posyandu di desa Pakis Taji Wonoasih
yang memiliki bayi usia 0 – 2 tahun pada tanggal 7 november 2017, 9 november
2017, 15 november 2017 dan 17 november 2017.

4.2.1 Umur Responden

Umur Responden
13% 26%

<20thn
20-35thn
>35thn

61%

Diagram 1 : Persentase Umur Responden

Dari hasil survey terlihat bahwa usia responden <20 tahun sebanyak 26 % , 20-35
tahun sebanyak 61%, >35 tahun sebanyak 13%. Hal ini menunjukkan ibu yang
berkunjung ke posyandu balita terbanyak pada usia 20-35 thn.

Umur (thn) Jumlah %


<20 8 13%
20-35 19 61%
>35 4 26%
Total 31 100%
Tabel 2. Karakteristik umur responden

4.2.2. Pendidikan Responden

24
Pendidikan Responden
32%
39%

SD
SMP
SMA
PT

29%

Diagram 2 : Persentase pendidikan Responden

Dari hasil survey terlihat bahwa tingkat pendidikan responden tamatan SD


sebanyak 39%, tamatan SMP sebanyak 29 %, tamatan SMA sebanyak 32%, dan tamatan
PT sebanyak 0%. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan ibu yang berkunjung ke
posyandu balita tergolong rendah.

Pendidikan Jumlah %
SD 12 39%
SMP 9 29%
SMA 10 32%
Total 31 100

Tabel 3. Karakteristik pendidikan responden

4.2.3. Tingkat Kesibukan Ibu

25
Tingkat Kesibukan Ibu

10%

bekerja
tidak bekerja

90%

Diagram 3 : Presentase Tingkat Kesibukan Ibu

Dari hasil survey terlihat bahwa tingkat kesibukan responden yang bekerja
sebanyak 10% dan yang tidak bekerja sebanyak 90%. Hal ini menunjukkan tingkat
kesibukan responden yang berkunjung keposyandu balita tergolong tidak bekerja.

kesibukan Jumlah %
bekerja 3 10%
Tidak bekarja 28 90%
Total 31 100
Tabel 4. Karakteristik tingkat kesibukan responden

4.2.4. Tingkat Jumlah Anak

26
Jumlah Anak
16%

1 s/d 2
3 s/d 4
>5

84%

Diagram 4 : Presentase Tingkat Jumlah anak ibu

Dari hasil survey terlihat bahwa responden yang berkunjung ke posyandu yang
memiliki anak 1-2 adalah 84%, yang memiliki anak 3-4 adalah 16% dan yang memilki
jumlah anak >5 adalah 0%. Hal ini menunjukkan tingkat responden yang berkunjung ke
posyandu sebagian besar adalah yang memiliki anak 1-2.

Jumlah Anak Jumlah %


1-2 5 16%
3-4 26 84%
5 0 0%
Total 31 100%

Tabel 5. Karakteristik tingkat jumlah anak yang dimiliki ibu

4.2.5. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif saat pre test

27
Pengetahuan Ibu saat PreTest

29% 13%

baik
cukup baik
26% kurang baik
tidak baik

32%

Diagram 5 : Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif saat pretest

Dari hasil survey terlihat bahwa tingkat pengetahuan responden yang tergolong
baik sebanyak 13 %, dan yang tergolong cukup baik sebanyak 26 %. Yang tegolong
kurang baik sebanyak 32% dan yang tergolong tidak baik sebanyak 29% . Hal ini
menunjukkan tingkat pengetahuan responden terhadap ASI eksklusif yang berkunjung ke
posyandu balita masih kurang.

Tingkat Pengetahuan total %


Baik 4 13%
Cukup baik 8 26%
Kurang baik 10 32%
Tidak baik 9 29%
Total 31 100
Tabel 6. Karakteristik tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif saat pretest

4.2.6. Praktek pemberian ASI Eksklusif

28
Praktek pemberian ASI Ekslusif

45%
ASI Ekslusif
Non ASI Ekslusif
55%

Diagram 6 : Presentase Praktek pemberian ASI Ekslusif

Dari hasil survey terlihat bahwa responden yang memberikan ASI ekslusif adalah
45%, dan yang tidak memberikan ASI Ekslusif adalah 55 %. Hal ini menunjukkan
sebagian besar responden tidak memberikan ASI Ekslusif.

Pemberian ASI Eksklusif jumlah %


ASI Eksklusif 14 45%
Non ASI Eklusif 17 55%
Total 31 100%
Tabel 7. Karakteristik praktek pemberian ASI Ekslusif

4.2.7. Jenis makanan selain Asi yang diberikan pada bayi 0-6 bulan

29
Jenis makanan yang diberikan selain
ASI
18%

Pisang
47% Nasi atau Bubur
Susu Formula

35%

Diagram 7 : Presentase Jenis makanan selain Asi yang diberikan pada bayi 0-6
bulan.

Dari hasil survey terlihat bahwa responden yang memberikan makanan pisang
pada saat usia 0-6 bulan adalah 18%, yang memberikan nasi atau bubur adalah 35 %, dan
yang memberikan susu formula adalah 47%. Hal ini menunjukkan sebagian besar
pemberian makanan selain ASI ekslusif adalah susu formula.

Jenis Makanan Jumlah %


Pisang 3 18%
Nasi/Bubur 6 35%
Susu Formula 8 47%
Total 17 100%
Tabel 8. Karakteristik Jenis makanan selain Asi yang diberikan pada bayi 0-6
bulan.

4.2.8 Faktor penyebab responden tidak memberikan ASI Eksklusif

30
Penyebab responden tidak memberikan ASI

6%
12%
ASI tidak keluar
Mengikuti tradisi
12% 47% Mengikuti saran ibu lain
Puting ibu lecet
Ibu bekerja

24%

Diagram 8 : Presentase faktor penyebab responden tidak memberikan ASI


Ekslusif

Dari hasil survey terlihat bahwa responden yang tidak memberikan ASI ekslusif
karena ASI tidak keluar atau sedikit adalah 47%, yang mengikuti tradisi orang tua 23%,
mengikuti saran ibu lain 12%, puting ibu lecet 12%, dan karena ibu bekerja 6%.

Penyebab Jumlah %
ASI tidak keluar atau keluar sedikit 8 47%
Mengikuti tradisi orang tua 4 23%
Mengikuti saran ibu lain 2 12%

Puting ibu lecet atau bengkak 2 12%

Ibu bekerja 1 6%
Total 17 100%

Tabel 9. Karakteristik faktor penyebab responden tidak memberikan ASI Ekslusif

4.2.9. Tingkat pengetahuan responden tentang ASI Eksklusif saat post test

31
Pengetahuan responden saat post test
3%
19%
31%

baik
cukup baik
kurang baik
tidak baik

47%

Diagram 9 : Presentase pengetahuan responden tentang ASI Ekslusif saat post


test.

Dari hasil survey terlihat bahwa tingkat pengetahuan responden saat post test
yang tergolong baik sebanyak 31 %, dan yang tergolong cukup baik sebanyak 47 %.
Yang tegolong kurang baik sebanyak 19% dan yang tergolong tidak baik sebanyak 3% .
Hal ini menunjukkan tingkat pengetahuan responden terhadap ASI eksklusif saat post test
meningkat menjadi cukup baik.

Tingkat Pengetahuan total %


Baik 10 31%
Cukup baik 15 47%
Kurang baik 6 19%
Tidak baik 1 3%
Total 31 100
Tabel 10. Tabel pengetahuan responden tentang ASI Ekslusif saat post

BAB V

32
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 31 responden yang mengikuti


posyandu didapatkan bahwa sebagian besar responden yaitu 17 orang (55%) tidak
memberikan ASI Eksklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang
memiliki tingkat pengetahuan baik lebih cenderung untuk melakukan praktek
pemberian ASI Eksklusif. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan sedang
dan rendah juga ada yang memberikan ASI Eksklusif namun dengan jumlah yang
sedikit.
Meskipun faktor pengetahuan merupakan faktor yang memiliki hubungan
yang kuat dengan praktek pemberian ASI Eksklusif namun ada juga faktor lain
yang turut mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif. Berdasarkan hasil kuesioner
dan tanya jawab dengan responden ditemukan bahwa faktor utama yang
menyebabkan responden tidak memberikan ASI eksklusif karena ASI tidak keluar
atau keluar sedikit. Hal ini disebabkan responden tidak mengetahui tentang
manajemen laktasi yang merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pemberian ASI Eksklusif. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan beberepa
responden yang menyatakan bahwa pada saat pasca persalinan mereka tidak
memberikan ASI kepada bayi karena payudaranya tidak menghasilkan air susu.
Hal ini bisa diakibatkan karena pada masa kehamilan responden tidak
memperhatikan kecukupan zat gizi dalam makanan yang dikonsumsinya dan
responden juga tidak tahu cara-cara yang harus dilakukan agar payudaranya bisa
menghasilkan ASI pasca persalinan. cara merangsang keluarnya ASI supaya
lancar yaitu dengan pemijatan payudara mulai usia kehamilan tri semester 3. Oleh
sebab itu dalam penyuluhan penulis juga menayangkan video cara pemijatan
payudara untuk memperlancar ASI. Dengan demikian diharapkan masalah ini bisa
teratasi.
Sosial budaya juga turut mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif. Hal ini
dikuatkan dengan pernyataan sebagian responden yang menyatakan bahwa
mereka memberikan makanan selain ASI pada bayi mereka usia 0-6 bulan karena
mengikuti tradisi orang tua atau mengikuti nasihat ibu lain yang sudah punya

33
anak. Mereka memberikan makanan berupa susu formula, pisang, nasi ataupun
bubur pada bayi mereka. Selain itu, ada juga yang beranggapan bahwa bayi
mereka tidak akan kenyang jika hanya diberikan ASI saja.
Responden lainnya menyatakan bahwa mereka harus menghentikan
pemberian ASI karena puting susu yang luka/lecet dan mereka kurang tahu cara
untuk menanganinya. Sedangkan untuk responden yang bekerja, mereka
menyatakan bahwa mereka tidak tahu cara memerah dan menyimpan ASI yang
baik untuk ditinggalkan di rumah. Hal ini mengakibatkan mereka terpaksa
memberikan susu formula kepada bayi karena mereka takut jika ASI yang diperah
dan disimpan akan menjadi basi.
Bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif akan rentan terkena penyakit
terutama penyakit infeksi. Terutama bayi yang mendapat makanan tambahan
selain ASI pada usia sangat dini dimana sistem pencernaan bayi belum siap
dengan makanan tersebut. Sehingga rendahnya angka bayi usia 0-6 bulan yang
mendapat ASI eksklusif juga berkorelasi dengan meningkatnya angka kejadian
infeksi pada bayi dan angka kematian bayi akibat infeksi.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa praktek pemberian
ASI Eksklusif sangat dipengaruhi oleh baik atau tidaknya pengetahuan responden.
Hal ini didukung dengan teori Lawrence Green (dalam Notoatmodjo) yang
menyatakan bahwa perilaku atau kecenderungan orang untuk melakukan sesuatu
dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu faktor predisposisi dalam hal ini
pengetahuan seseorang.
Berdasarkan nilai-nilai tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi atau hubungan signifikan dengan tingkat kekuatan/keeratan yang
kuat antara tingkat pengetahuan dengan praktek pemberian ASI Eksklusif. Selain
itu, berdasarkan hasil penelitian juga dapat dilihat bahwa praktek pembeian ASI
Eksklusif di wilayah Kecamatan Wonoasih khususnya desa Pakis Taji, masih
cukup rendah. Dengan diadakan penelitian ini dan penyuluhan tentang manfaat
ASI eksklusif didapatkan pengetahuan responden tentang ASI eksklusif
meningkat dari awalnya sebagian kurang baik menjadi cukup baik. Semoga

34
peningkatan pengetahuan ini juga diikuti oleh peningkatan praktek pemberian ASI
eksklusif.

35
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan tingkat pengetahuan ibu tentang
ASI Eksklusif adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan responden sebelum dilakukan penyuluhan sebagian besar
kurang baik yakni sebanyak 32% dan setelah penyuluhan tingkat
pengetahuan ibu sebagian besar meningkat menjadi cukup baik yakni
sebanyak 47% dan baik sebanyak 31%.
2. Praktek pemberian ASI Eksklusif masih cukup rendah yaitu sebesar 14
orang (45%) dari 31 responden
3. Penyebab responden tidak memberikan ASI Ekslusif yang paling banyak
karena Asi tidak keluar atau keluar sedikit
4. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang ASI Eksklusif
yang baik lebih cenderung untuk melakukan praktek pemberian ASI
Eksklusif.

6.2 Saran
Pengetahuan tentang ASI eksklusif sangat dibutuhkan oleh ibu yang
memiliki bayi usia 0-6 bulan dan bayi setelah usia 6 bulan – 2 tahun untuk
mengetahui praktek pemberian asi ekslusif. Oleh sebab itu perlu diadakan follow
up berupa pelaksanaan kelas ASI bagi mereka secara berkala. Dengan demikian
diharapkan tingkat pengetahuan ibu meningkat dan diikuti oleh peningkatan
praktek pemberian ASI Eksklusif.

36
DAFTAR PUSTAKA

1. Aprillia, Yesie, 2009. ASI eksklusif, artinya ASI, tanpa tambahan apapun.
http://www.unicef.org/indonesia/id/reallives_19398.htm. Diakses tanggal
20 november 2017
2. Depkes RI, 2004. Ibu Berikan ASI Eksklusif Baru Dua
Persen.http://asuh.wikia.com.wiki/ASIeksklusif. Diakses tanggal 18
November 2017
3. Kodrat, Laksono. 2010. Dahsyatnya ASI dan Laktasi Untuk Kecerdasan
Buah Hati Anda. Yogyakarta: Media Baca
4. Notoatmodjo, 2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta.
5. Roesli, U., 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Pustaka Perkembangan

Swadaya Nusantara. Jakarta.

6. Soetjiningsih, 2005. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Penerbit


Buku Kedokteran ECG. Jakarta.
7. Suhardjo, 2000. Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak.Kanisius.
Yogyakarta.
8. Suherni., 2014. Kenapa harus ASI Eksklusif
http://www.eramuslim.com/akhwat/muslimah/kenapa-harus-asi-ekslusif-6-
bulan.htm. Diakses tanggal 18 november 2017
9. Wahyuningrum, 2007. ASI Eksklusif. http://aimi-asi.org/tag/asi-eksklusif.
Diakses tanggal 18 November 2017
10. Welford, Hearther. 2001. Menyusui Bayi Anda, Jakarta: PT Dian Rakyat.

37
LAMPIRAN

KUESIONER

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG


PENTINGNYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SERTA PRAKTIK
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA PAKIS TAJI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KECAMATAN WONOASIH KOTA PROBOLINGGO

IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur :
a. <20 tahun
b. 20-35 tahun
c. >35 tahun
4. Pendidikan terakhir :
a. SD : tamat/tidak tamat
b. SMP : tamat/tidak tamat
c. SMA : tamat/tidak tamat
d. PT : tamat/tidak tamat
5. Apakah anda bekerja :
a. Ya
b. Tidak
6. Jumlah anak :
a. 1-2
b. 3-4
c. >5

38
Centanglah pada kolom benar atau salah yang menurut anda paling tepat

No Pernyataan Benar Salah

1 Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berarti hanya memberikan ASI


saja pada bayi usia 0-6 bulan
2 ASI saja tidak cukup untuk bayi usia hingga 6 bulan jadi
harus ditambah Makanan Pendamping lain atau susu formula

3 ASI yang keluar pertama kali disebut kolostrum

4 ASI esklusif membantu melindungi bayi dari penyakit diare


dan penyakit infeksi lain serta alergi
5 Pemberian susu formula atau makanan pendamping lain
untuk bayi usia kurang dari 6 bulan dapat membuat bayi
lebih gemuk dan sehat

6 Jika ibu sakit sebaiknya tidak menyusui bayinya agar tidak


tertular

7 Konsumsi daun katuk dapat membuat ibu menghasilkan ASI


lebih banyak

8 Pemijatan payudara secara teratur perlu dilakukan mulai ibu


hamil agar ASI keluar dengan lancar

9 Kondisi ibu stres dan cemas membuat ASI yang dihasilkan


lebih sedikit

10 Saya hanya memberi ASI saja pada bayi saya saat usia 0-6
bullan

11 Saya memberi pisang pada bayi saya saat usia 0-6 bulan

12 Saya memberi nasi atau bubur pada bayi saya saat usia 0-6
bulan
13 Saya memberi susu formula pada bayi saya saat usia 0-6
bulan

Pilihlah jawaban yang menurut anda benar (Jawaban boleh lebih dari
satu)

39
14. Menurut Ibu apakah keuntungan memberikan ASI eksklusif ?
a. Ibu secara tidak langsung dapat menunda kehamilan
b. Lebih mendekatkan hubungan ibu dan anak
c. Bayi menjadi lebih sehat dibandingkan bayi yang diberi susu formula
d. Biaya hidup lebih murah karena tidak perlu beli susu formula

15. Menurut Ibu apakah manfaat memberikan ASI yang keluar pertama kali
keluar pada bayi?
a. Mengandung zat-zat yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi
b. Memperlancar bayi buang air besar
c. Membantu memperlancar produksi ASI
d. Sama saja dengan diberi susu formula

16. Ibu memberi makanan tambahan lain selain ASI saat usia bayi 0-6 bulan
dengan alasan:
a. ASI tidak keluar atau keluar sedikit
b. Mengikuti tradisi dari orang tua atau nenek
c. Mengikuti saran ibu lain yang sudah punya anak
d. Puting ibu lecet atau bengkak
e. Ibu bekerja

LAMPIRAN

40
Jawaban Tingkat Pengetahuan:

1. Benar

2. Salah

3. Benar

4. Benar

5. Salah

6. Salah

7. Benar

8. Benar

9. Benar

14. a,b,c,d (maksimal poin 4)

15. a,b,c ( maksimal poin 3)

Tingkat pengetahuan digolongkan dengan kategori :

1. Baik apabila 75-100% pertanyaan di jawab dengan benar ( mendapat 12-16


poin)
2. Cukup baik apabila 60-75% pertanyaan di jawab dengan benar (mendapat 11-
10 poin)
3. Kurang baik apabila 40-59% pertanyaan di jawab dengan benar (mendapat 7-
9 poin)
4. Tidak baik apabila <39% pertanyaan di jawab dengan benar
(mendapat<7poin)

41

Anda mungkin juga menyukai