PENDAHULUAN
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI saja tanpa makanan tambahan
lain pada bayi berumur 0-6 bulan, karena ASI adalah makanan terbaik dan paling
sempurna untuk bayi. Dengan kandungan gizi yang tinggi membuat ASI tidak bisa
tergantikan oleh susu formula termahal sekalipun. ASI juga tidak pernah basi selama
masih dalam tempatnya. Komposisi ASI yang sesuai untuk kebutuhan bayi dan
mengandung zat pelindung dengan kandungan terbanyak ada pada kolostrum.
Kolostrum adalah ASI yang berwarna kekuningan yang dihasilkan tiga hari pertama
setelah bayi lahir. Bayi yang tidak mendapat ASI beresiko terhadap infeksi saluran
pernafasan (seperti batuk, pilek) diare dan alergi. [1]
Manfaat ASI memanglah sangat penting baik bagi ibu maupun bagi bayinya.
Namun, sangat disayangkan saat ini terlebih di Indonesia, rata-rata ibu memberikan
ASI eksklusif hanya dua bulan. Pada saat yang bersamaan, pemberian susu formula
meningkat tiga kali lipat. Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010
meumjukkan pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan, presentase bayi
yang memperoleh ASI eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%, sedangkan
menurut Dirjen Gizi dan KIA masalah utama masih rendahnya pemberian ASI
eksklusif di Indonesia adalah faktor sosial budaya, kurangnya pengetahuan ibu
hamil, keluarga, dan masyarakat tentang manfaat dan pentingnya ASI eksklusif.[1]
Dari faktor-faktor rendahnya pemberian ASI eksklusif di Indonesia tersebut,
yang menarik perhatian peneliti adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil. Dari
sinilah peneliti ingin meneliti tentang gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku ibu
terhadap pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Bula. Ada dua alasan
penting peneliti ingin meneliti di wilayah kerja puskesmas bula. Alasan yang
pertama adalah belum adanya data tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu
tentang manfaat pemberian asi eksklusif. Kedua angka kesakitan kasus-kasus seperti
infeksi saluran pernafasan, diare dan alergi pada anak yang nota bene merupakan
dampak dari bayi yang tidak diberikan asi eksklusif masih tinggi.[2]
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dam perilaku ibu mengenai manfaat
pemberian asi eksklusif.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo,
2003).
a.Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Yang termasuk pengetahuan ini adalah bahan yang dipelajari/rangsang
yang diterima.
b.Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang
obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan suatu materi tersebut secara
benar.
c.Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (riil). Aplikasi disini dapat diartikan
penggunaanhukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks
lain.
d.Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam kaitannya suatu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja.
e.Sintesis (Synthesis)
Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk menjelaskan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Bisa diartikan juga
sebagai kemampuan untuk menyusun formasi baru dari formasi-formasi yang ada.
4
f.Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan penelitian terhadap
suatu obyek. Penelitian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
b.Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan
mempunyai pengetahuan lebih luas.
c.Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang
meliputi sikap dan kepercayaan.
d.Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang
sesuatu yang bersifat informal.
2.2 SIKAP
Sikap menurut Notoatmodjo (2003) adalah merupakan reaksi atau respon
seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap menurut
Sunaryo (2004) adalah kecenderungan bertindak dari individu, berupa respon
tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu. Jadi, sikap merupakan reaksi atau
respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi
terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap
objek.Dalam hal sikap, dapat dibagi dalam berbagai tingkatan, antara lain:
5
a.Menerima (receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
b.Faktor eksternal
Faktor yang berasal dari luar individu, berupa stimulus untuk mengubah dan
membentuk sikap. Stimulus tersebut dapat bersifat langsung dan tidak langsung.
Faktor eksterna terdiri dari: faktor pengalaman, situasi, norma, hambatan dan
pendorong.
2.3 PERILAKU
2.3.1 PENGERTIAN
Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak
luar. Menurut Robert kwick (1974) perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu
organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Menurut Ensiklopedia
Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme
6
terhadaplingkungannya. Skiner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa
perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan
dari luar).
Namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau
faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan
respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan
perilaku dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan
yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional,
jenis kelamin, dan sebagainya.
b.Faktor dari luar individu atau faktor eksogen, faktor ini juga berpengaruh dalam
terbentuknya perilaku individu antara lain:
1) Faktor lingkungan, merupakan lahan untuk perkembangan perilaku.
2) Pendidikan, proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan
8
perilaku individu maupun kelompok.
3) Agama, merupakan keyakinan hidup yang masuk ke dalam kontruksi
kepribadian seseorang yang berpengaruh dalam perilaku individu.
4) Sosial ekonomi, salah satu yang berpengaruh terhadap perilaku adalah
lingkungan sosial ekonomi yang merupakan sarana untuk terpenuhinya fasilitas.
5) Kebudayaan, hasil dari kebudayaan yaitu kesenian, adat istiadat atau peradaban
manusia mempunyai peranan pada terbentuknya perilaku.
ASI (Air Susu Ibu) adalah istilah untuk cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar
payudara wanita melalui proses laktasi. ASI terdiri dari berbagai komponen gizi dan non
gizi. Komposisi ASI tidak sama selama periode menyusui, pada akhir menyusui kadar
lemak 4–5 kali dan kadar protein 1,5 kali lebih tinggi daripada awal menyusui dan juga
terjadi variasi dari hari ke hari selama periode laktasi.
Keberhasilan laktasi dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan saat kehamilan. Kondisi
sebelum kehamilan ditentukan oleh perkembangan payudara saat lahir dan saat pubertas.
Pada saat kehamilan yaitu trimester II payudara mengalami pembesaran karena
petumbuhan dan diferensiasi dari lobulo alveolar dan sel epitel payudara (Proverawati,
2009).
Pada saat pembesaran payudara ini hormon prolaktin dan laktogen plasenta aktif
bekerja yang berperan dalam produksi ASI. Sekresi ASI diatur oleh hormon prolaktin dan
oksitosin. Prolaktin menghasilkan ASI dalam alveolar dan bekerjanya prolaktin ini
dipengaruhi oleh lama dan frekuensi pengisapan (suckling). Hormon oksitosin disekresi
oleh kelenjar pituitari sebagai respon adanya suckling yang akan menstimulasi sel-sel
mioepitel untuk mengeluarkan ASI (ejection). Hal ini dikenal dengan milk ejection reflex
atau let down reflex yaitu mengalirnya ASI dari simpanan alveoli ke lacteal sinuses
sehingga dapat dihisap bayi melalui puting susu. Produksi ASI dapat meningkat atau
menurun tergantung pada stimulasi pada kelenjar payudara terutama pada minggu
pertama laktasi (Proverawati, 2009).
9
2.4.2 Proses Terbemtuknya ASI
10
2.4.3 Persiapan ASI
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada
kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta
berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit.
Persiapan untuk memberikan ASI berlangsung setelah terjadi kehamilan maka
korpus luteum berkembang terus dan mengeluarkan estrogen dan progesteron
untuk mempersiapkan payudara, agar pada waktunya dapat memberikan ASI.
Estrogen akan mempersiapkan kelenjar dan saluran ASI dalam bentuk proliferasi,
deposit lemak, air, dan elektrolit, jaringan ikat makin banyak dan mioepitel
disekitar kelenjar mamae semakin membesar, sedangkan progesteron
meningkatkan kematangan kelenjar mamae bersama dengan hormon lainnya
(Manuaba, 1998).
Hormon prolaktin yang sangat penting dalam pembentukan dan
pengeluaran ASI makin bertambah, tetapi fungsinya belum mampu mengeluarkan
ASI karena dihalangi oleh hormon estrogen, progesteron, dan human placental
lactogen hormone. Oksitosin meningkat dari hipofisis posterior, tetapi juga belum
berfungsi mengeluarkan ASI karena dihalangi hormon estrogen dan progesteron.
Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk
memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin
menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan areola mamae makin menghitam.
Setelah persalinan hormon-hormon yang dikeluarkan plasenta (estrogen,
progesteron, dan human plasental lactogen hormone) yang berfungsi menghalangi
peranan prolaktin dan oksitosin menurun. Untuk mempercepat pengeluaran ASI,
setelah persalinan bahkan saat tali pusat belum dipotong, bayi langsung diisapkan
pada puting susu ibunya sehingga terjadi refleks pengeluaran prolaktin dan
oksitosin. Isapan bayi sangat menguntungkan karena dapat mempercepat
pelepasan plasenta, serta perdarahan postpartum dapat dihindari (Manuaba, 1998).
Setelah plasenta lahir dengan menurunnya hormon estrogen, progesteron,
dan human placental lactogen hormone, maka prolaktin dapat berfungsi
membentuk ASI dan mengeluarkannya ke dalam alveoli bahkan sampai duktus
kelenjar ASI. Isapan langsung pada puting susu ibu menyebabkan refleks yang
dapat mengeluarkan oksitosin dari hipofisis, sehingga mioepitel yang terdapat di
sekitar alveoli dan duktus kelenjar ASI berkontraksi dan mengeluakan ASI ke
dalam sinus : let down reflex.
11
2.4.4 Komposisi ASI
ASI bersifat khas untuk bayi karena susunan kimianya, memunyai nilai
biologis tertentu, dan memunyai substansi yang spesifik. Ketiga sifat itulah yang
membedakan ASI dengan susu formula (Manuaba, 1998).
Pengeluaran ASI dapat dibedakan atas :
1) Kolostrum.
a) Berwarna kuning jernih dengan protein berkadar tinggi.
b) Mengandung: imunoglobulin, laktoferin, ion-ion (Na, Ca, K, Zn,
Fe), vitamin (A, E, K, dan D), lemak dan rendah laktosa.
c) Pengeluaran kolostrum berlangsung sekitar dua tiga hari dan
diikuti ASI yang berwarna putih.
3) ASI sempurna.
1) ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi anda. Dengan
komposisi nutrisi yang sesuai untuk perkembangan bayi sehat.
4) Nutrisi yang terkandung pada ASI sangat mudah diserap oleh bayi.
5) ASI kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) yang membantu tubuh
bayi untuk melawan infeksi dan penyakit lainnya.
9) ASI juga menurunkan resiko diare, infeksi saluran nafas bagian bawah,
infeksi saluran kencing, dan juga menurunkan resiko kematian bayi
mendadak.
14
10) Memberikan ASI juga membina ikatan kasih sayang antara ibu dan
bayi.
5) ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan
botol susu, dot, dan sebagainya.
6) ASI tidak akan basi. ASI selalu diproduksi payudara bila ASI telah
kosong ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu.
Jadi, ASI dalam payudara tidak pernah basi dan ibu tidak perlu memerah
dan membuang ASInya setiap kali akan menyusui.
5) ASI adalah sumber daya yang terus menerus diproduksi dan baru
16
BAB III
METODE
17
3.3.4 Estimasi Besar Sampel
Untuk menentukan jumlah sampel yang dibutuhkan, maka digunakan rumus
perhitungan sampel berdasarkan Slovin:
𝑛= N
1 + 𝑁𝑒 2
𝑛= 540
1 + (540 x 0,052)
𝑛 = 229,78 orang
𝑛 230 orang
𝑛 = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan (0,05)
Kriteria Eksklusi
o Ibu yang tidak bersedia menjadi responden
o Memiliki gangguan mental
18
• Bagian pertama merupakan isian untuk mengetahui demografi responden.
Bagian ini terdiri atas lima isian yaitu nama, usia, alamat, pendidikan terakhir,
dan pekerjaan responden.
• Bagian kedua berisi 15 buah pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan
responden tentang asi eksklusif. Diberikan skor masing-masing pertanyaan
dengan skala Guttman: 1-untuk jawaban benar, 0-untuk jawaban salah.
20
Pada mini project ini seluruh data-data yang telah diperoleh akan diolah dengan
metode analisis univariat. Untuk memudahkan dalam memahami hasil laporan ini,
maka data-data tersebut direkapitulisasi serta disajikan dalam bentuk uraian, tabel,
dan grafik.
21
BAB IV
HASIL MINI PROJECT
22
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Bula
Puskesmas Bula berlokasi di Jl.Pancasila No.5, Bula. Batas wilayah Puskesmas Bula
adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Seram
Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Banggoi
Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Werinama
Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Waru.
23
Gorom yaitu sebanyak 293 jiwa. Jumlah distribusi penduduk menurut jenis kelamin dapat
dilihat pada table di bawah ini :
Jumlah Penduduk
No. Desa Total Jumlah KK
Laki-laki Perempuan
1. Bula 4.822 7.233 12.055 1.749
2. Tansi Ambon 144 218 362 140
3. Fattolo 312 468 780 115
4. Bula Air 172 258 430 86
5. Wailola 193 290 483 141
6. Lemumir 184 277 461 165
7. Kampung Gorom 117 176 293 91
8. Sesar 263 395 574 115
9. Engglas 229 345 574 120
10. Salas 204 307 511 120
Total 6.643 9.964 16.607
1 Medis :
1. Dokter Umum 2 PNS
2. Dokter Gigi 1 PNS
2 Tenaga Keperawatan :
1. S1 Keperawatan 2 PTT
2. D3 Keperawatan 17 PNS
5 PTT
2 Relawan
3. D3 Kebidanan 10 PNS
24
3 PTT
2 Relawan
3 Tenaga Kesehatan lainnya :
1. S1 Kesehatan Masyarakat 3 2 PNS 1 PTT
2. Apoteker 1 PNS
3. D3 Gizi 3 2 PNS 1 Relawan
4. D3 Kesehatan Lingkungan 2 PNS
5. D3 Analis Kesehatan 1 PTT
6. SPK 5 PNS
7. SPRG 1 PNS
8. Cleaning Service 1 Honorer
9. Fisioterapis -
Jumlah 61
Tabel 4.2 Data Ketenagaan Puskesmas Bula Tahun 2017
4.1.5. Sarana Pelayanan Kesehatan
Distribusi pelayanan kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Bula dapat dilihat
pada Tabel 4.3, yaitu:
N
Jenis Fasilitas Pelayanan JUMLAH
O
1 Puskesmas Pembantu (PUSTU) 3
2 Pos Bersalin Desa (Polindes) 1
3 Posyandu 14
4 Rumah Sakit Umum 1
5 Puskesmas Non Perawatan 1
Tabel 4.3. Distribusi Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Bula
Usia Responden
1%
7%
14%
≤ 20 tahun
21-35 tahun
36-50 tahun
> 50 tahun
78%
26
Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase %
Tidak sekolah 0 0%
SD 15 15,15%
SMP 15 15,15%
SMA 46 46,5%
Perguruan Tinggi 23 23,2%
Total 99 responden 100%
Pendidikan Terakhir
15%
23%
Tidak sekolah
SD
SMP
15%
SMA
Perguruan tinggi
47%
Pekerjaan
10%
Tidak bekerja
Bekerja
90%
Tabel 4.7 Gambaran Pengetahuan Masyarakat di Puskesmas Bula Mengenai pemberian ASI
eksklusif
28
Kategori Pengetahuan
7%
15%
Pengetahuan Baik
Pengetahuan Cukup
Pengetahuan Kurang
78%
4.3.2 Gambaran Sikap ibu terhadap pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja
puskesmas Bula
Sebelum penyuluhan dilakukan, peserta diminta untuk mengisi pre-test. Mayoritas
peserta mendapatkan 1 jawaban benar, yaitu sebesar 29,2% peserta, diikuti dengan 2
jawaban benar (sebesar 26,2%), tidak ada jawaban benar (20,2%), 3 jawaban benar (17,1%),
4 jawaban benar (sebanyak 7,1%), dan 5 jawaban benar (sebanyak 0%).
0 20 20,2%
1 29 29,2%
2 26 26,2%
3 17 17,2 %
4 7 7,2%
5 0 0%
Total 99 peserta 100%
Tabel 4.9 Gambaran Jawaban yang Benar Saat Pre-test
30
Jumlah Jawaban Benar
7%
20%
17% 0
1
2
3
4
5
29%
26%
0 0 0%
1 0 0%
2 7 7,1%
3 11 11,1%
4 30 30,3%
5 51 51,5%
31
Jumlah Jawaban Benar
7%
11%
0
1
2
3
52% 4
5
30%
Pengetahuan masyarakat pada seluruh aspek meningkat, antara lain pada aspek definisi,
faktor risiko, penularan, manifestasi klinis dan penanganan dermatofitosis. (Grafik 4.9)
100
90
80
70
60
50 Pretest
40 Postest
30
20
10
0
Definisi Faktor risiko Penularan Manifestasi Penanganan
klinis
Grafik 4.9. Distribusi Frekuensi Peserta dengan Jawaban Benar Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan
32
Gambaran Perilaku ibu terhadap pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja
puskesmas Bula
33
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku ibu terhadap pemberian ASI eksklusif
di wilayah kerja puskesmas Bula
Berdasarkan hasil dari mini project, didapatkan bahwa sebagian besar responden
memiliki pengetahuan kurang mengenai dermatofitosis, yaitu sebanyak 77,7% responden.
Sementara itu, terdapat 15,1% memiliki pengetahun cukup mengenai dermatofitosis. Hanya
terdapat 7% responden yang memiliki pengetahuan baik mengenai dermatofitosis.
Berbagai tingkat pengetahuan masyarakat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
usia, pendidikan, dan pekerjaan. Budiman dan Riyanto (2013) menyatakan bahwa usia
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap seseorang. Usia
sangat mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang dalam memperoleh
informasi. Budiman dan Riyanto (2013) juga menyatakan adanya pengaruh pendidikan
terhadap pengetahuan. Semakin tinggi pendidikan responden, semakin mudah pula
responden dalam menerima informasi. Adanya informasi kesehatan tentang dermatofitosis
dapat mempengaruhi opini dan kepercayaan responden, informasi yang diperoleh tersebut
dapat mempermudah responden untuk mempersepsikannya, sehingga dapat dinilai secara
langsung yang pada akhirnya dapat mempengaruhi pengetahuan dan terwujudnya sikap
hidup bersih dan sehat dalam mencegah dermatofitosis. Pekerjaan juga berpengaruh dalam
pengetahuan responden mengenai dermatofitosis. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan
seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara
tidak langsung.13
Tingkat pengetahuan masyarakat yang kurang merupakan salah satu faktor yang
berperan dalam banyaknya kasus dermatofitosis di wilayah kerja Puskesmas Bula.
Menurut Notoatmodjo, pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Notoatmodjo lebih jauh menyatakan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang
mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang.7,14
35
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui pengisian kuesioner, telah diperoleh
gambaran pengetahuan sikap dan perilaku ibu terhadap pemberian asi eksklusif di wilayah
kerja puskesmas bula
• Pengetahuan ibu mengenai pemberian ASI eksklusif dapat dibedakan dalam tiga tingkat,
yaitu ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 7% (7 responden), berpengetahuan
cukup sebanyak 15,1% (15 responden), dan berpengetahuan kurang sebanyak 77,7%
(77 responden).
• Pengetahuan Ibu kurang dalam hal (29 responden menjawab benar) dan penanganan (11
responden menjawab benar).
• Sikap ibu mengenai pemberian ASI eksklusif dapat dibedakan dalam tiga tingkat, yaitu
ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 7% (7 responden), berpengetahuan cukup
sebanyak 15,1% (15 responden), dan berpengetahuan kurang sebanyak 77,7% (77
responden).
• Perilaku ibu mengenai pemberian ASI eksklusif dapat dibedakan dalam tiga tingkat, yaitu
ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 7% (7 responden), berpengetahuan cukup
sebanyak 15,1% (15 responden), dan berpengetahuan kurang sebanyak 77,7% (77
responden).
6.2 Saran
Berdasarkan hasil mini project ini, didapatkan berbagai saran untuk peneliti,
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bula untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai pemberian ASI eksklusif.
• Bagi peneliti
o Sebaiknya mini project dilakukan dalam batasan cakupan yang lebih luas
(mengambil sampel dari berbagai wilayah), agar pengetahuan seluruh
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bula mengenai pemberian ASI
eksklusif dapat ditingkatkan
37
Daftar Pustaka
1. Adhi Djuanda dkk. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2017.
12. Arti kata - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online [Internet]. [cited
2018 Apr 20]. Available from: https://www.kbbi.web.id/
38
LAMPIRAN 1
LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN
Dengan bertandatangan dibawah ini, saya secara sadar bersedia untuk menjadi responden
mini project “Gambaran Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Ibu Tentang
Manfaat Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Bula ”.
Sekiranya informasi yang saya berikan dapat digunakan sebaik-baiknya sesuai dengan
keperluan.
Tertanda,
Peserta
39
KUESIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU
TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BULA KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
IDENTITAS RESPONDEN
1. No responden :
2. Nama responden :
3.Alamat responden :
4. Umur responden :
a. < 18 tahun
b. 18-25 tahun
c. 26-30 tahun
d. > 30 tahun
5. Pendidikan terakhir :
a. Tidak tamat sekolah atau tidak tamat SD
b. SD
c. SLTP
d. SLTA
e. Perguruan tinggi
6. Pekerjaan responden :
a. Ibu rumah tangga
b. Wiraswasta
c. Buruh
d. Pegawai swasta
e. Pegawai negeri/TNI/POLRI
7. Jumlah anak :
a. 1-2
b. 3-4
c. >5
40
8. Berapa jumlah orang anak yang tergolong bayi
a. 1
b. 2
c. >2
9. Berapa bulan usia anak terakhir :
a. 0-6 bulan
b. 7 bulan-1 tahun
c. >1 tahun
10. Penghasilan per bulan :
a. Rp.100.000-500.000
b. Rp.600.000-1.000.000
c. Rp.1.000.000-3.000.0000
d. >Rp.3.000.000
PENGETAHUAN
1.Apakah Ibu tahu apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif ?
a. Ya
b. Tidak
2. Bila jawaban ya, apa pengertian ASI eksklusif menurut ibu ?
a. Makanan alamiah bagi bayi sampai usia 2 tahun
b. Pemberian ASI ditambah susu formula sampai usia 6 bulan
c. Pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain atau makanan padat
sampai usia 6 bulan
d. Pemberian ASI ditambah susu formula dan makanan padat sampai usia 2
tahun
3. Menurut ibu kapan kah seorang bayi harus segera diberikan ASI pertamanya?
a. Segera setelah bayi lahir atau maksimal 1 jam setelah lahir
b. Menunggu ibu untuk benar-benar siap memberikan ASI
c. Setelah bayi diberikan susu formula untuk latihan menghisap, barulah
diberikan ASI pertama
41
d. Menunggu bayi menangis terus karena kelaparan
4. Menurut ibu, apakah pemberian ASI penting bagi bayi ?
a. Ya
b. Tidak
5. Bila jawaban ya, manfaat apa saja yang didapat dari pemberian ASI ?
a. Memberi nutrisi
b. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak
c. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi
d. Semua jawaban benar
6. Menurut ibu apa saja kandungan yang terdapat dalam ASI ?
a. Kolostrum
b. Antibodi
c. Protein susu, taurin, karbohidrat ,lemak
d. Semua benar
7 . Menurut ibu apa keunggulan bayi yang diberikan ASI ekslusif dibandingkan
dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif?
a. ASI eksklusif bikin anak cerdas dan mandiri
b. ASI eksklusif menekan angka kematian bayi dan angka kesakitan bayi
c. A dan B benar
d. Semua salah
8. Apakah memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan memberikan manfaat bagi
ibu ?
a. Ya
b. Tidak
9. Bila jawaban ya, manfaat apa yang didapatkan oleh ibu ?
a. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan
b. Menunda kehamilan berikutnya
c. Lebih cepat langsing
d. Semua jawaban benar
42
10. Menurut ibu apakah ASI dapat diganti dengan makanan lain pegganti ASI
(PASI) ?
a. Ya
b. Tidak
11. Menurut ibu mana yang lebih baik, ASI atau PASI ?
a. ASI
b. PASI
12. Bila jawaban ASI, apakah kelebihan ASI daripada PASI ?
a. Kandungan nutrisi ASI lebih baik
b. ASI praktis dan tidak memerlukan biaya
c. ASI dapat mempererat tali kasih sayang ibu dan anak
d. Semua jawaban benar
13. Menurut ibu berapa usia bayi yang tepat untuk diberikan makanan pengganti
ASI ?
a. 1 bulan
b. 3 bulan
c. 5 bulan
d. 6 bulan
14. Menurut ibu frekuensi yang tepat dalam menyusui berapa kali ?
a. 1 kali
b. Sesering mungkin
c. 3-5 kali
d. setiap kali bayi menangis
15. Menurut ibu setelah bayi diberikan ASI eksklusif, sampai usia berapa bayi
dilanjutkan diberikan ASI ?
a. ASI dihentikan setelah pemberian ASI eksklusif
b. 8 bulan
c. 1 tahun
d. 2 tahun
43
SIKAP
1.Apakah ibu setuju bila bayi diberikan ASI eksklusif ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
2. Apakah ibu setuju bahwa susu formula yang ada sekarang sudah cukup baik
untuk menggantikan ASI ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
3. Apakah ibu setuju bahwa pemberian ASI diperlukan keahlian atau perlakuan
khusus dan benar dalam menyusui ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
4. Apakah ibu setuju dengan anjuran pemerintah untuk menyusui bayi sampai usia
2 tahun ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
5. Bila jawaban no. 4 setuju apakah alasan nya ?
a. Sangat banyak manfaat nya untuk bayi
b. Tanggung jawab seorang ibu
PERILAKU
1.Apakah ibu memberikan ASI eksklusif pada bayi ibu selama 6 bulan ?
a. Ya
b. Tidak
2. Apabila jawaban no. 1 tidak, apakah alasan ibu tidak memberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan ?
a. Karena bekerja
b. Produksi ASI sedikit atau tidak ada sama sekali
c. Gaya hidup
d. Lain-lain.....
44
3. Apakah semua anak ibu diberikan ASI eksklusif ?
a. Ya
b. Tidak
4. Bila ibu bekerja, bagaimana cara ibu memberikan ASI ?
a. Sebelum dan sepulang kerja
b. Membawa bayi ke tempat kerjakan
c. Memompa ASI dan menyimpan nya dalam botol
d. Tidak memberikan ASI
5. Apakah setelah memberikan ASI eksklusif, ibu melanjutkan memberikan ASI
sampai usia bayi 2 tahun ?
a. Ya
b. Tidak
6. Apabila jawaban no. 5 tidak, apakah alasan ibu tidak melanjutkan memberikan
ASI sampai usia bayi 2 tahun ?
a. Kurang waktu karena sibuk bekerja
b. Produksi ASI sedikit atau tidak ada sama sekali
c. Susu formula sudah dapat menggantikan ASI
d. Lain-lain.....
7. Apakah produksi ASI ibu banyak atau sedikit ?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah ibu melakukan perawatan khusus pada payudara ibu untuk
memperlancar ASI ?
a. Ya
b. Tidak
9. Bila jawaban no. 8 ya, dengan cara apa ibu melakukannya ?
a. Pemijatan payudara
b. Perawatan tradisional
c. Obat-obatan, suplemen
d. Teknik akupuntur
45
10. Darimana ibu mengetahui informasi mengenai ASI eksklusif ?
a. Keluarga
b. Televisi, surat kabar dan majalah
c. Dokter, bidan atau tenaga kesehatan lain nya
d. Penyuluhan
TERIMAKASIH
46