VESTIBULITIS
Oleh :
Pembimbing:
dr. Ariman Syukri, Sp.THT-KL
I. DEFINISI
II. ANATOMI
1
nasofaring.5 Bagian dari kavum nasi yang ditutupi kulit dan letaknya
tepat dibelakang nares anterior disebut vestibulum. Bagian kavum nasi
yang ditutupi mukosa, mempunyai 4 buah dinding (dinding medial,
lateral, superior dan inferior).4,5
2
III. EPIDEMIOLOGI
3
V. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING
4
hebat pada hidung. Lesi yang tampak berukuran kecil, biasanya dapat
dijumpai pada nares anterior. Lesi dapat menyebar ke nasal tip dan
kolumela dengan klinis kemerahan dan pembengkakan.2 Erisipelas
adalah kelainan kulit akibat infeksi bakteri yang bersifat akut terutama
disebabkan oleh Strepotococcus beta hemolyticus group A. Erisipelas
juga dikelompokkan sebagai bentuk selulitis kutaneus superfisial akut.12
Selulitis merupakan kelainan kulit akibat infeksi bakteri Staphylococcus
aureus dan atau Streptococcus sp. yang biasanya bersifat akut.3
Manifestasi klinis erisipelas dan selulitis memiliki kesamaan berupa
eritema, edema dan rasa panas pada perabaan. Perbedaan antara
erisipelas dan selulitis adalah berdasarkan adanya keterlibatan lapisan
dermis bagian atas dan limfatik superfisial. Berdasarkan epidemiologi,
selulitis lebih sering ditemukan pada kelompok usia pertengahan dan
usia tua, sedangkan erisipelas lebih sering ditemukan pada anak-anak
dan usia tua.12
VI. PENATALAKSANAAN
5
terutama pada area yang mengalami infeksi sementara waktu ini.13
VII. KOMPLIKASI
Gambar 7. Periorbital Selulitis (kiri) dan Parese Nervus III (kanan) yang
merupakan manifestasi klinis Trombosis Sinus Kavernosus15
6
VIII. PROGNOSIS
7
DAFTAR PUSTAKA
3. Bull P, Clarke R. Chapter 18: Acute nose and sinus infections. Diseases of the
ear, nose and throat. 11th edition. UK: Willey-Blackwell publish. 2014: p.
100-101.
6. Netter FH. Head and neck: nasal region. Atlas of human anatomy. 7th edition.
Philadelphia: Elsevier Saunders co. 2017: p. 42-64.
10. Bansal M. Chapter 27: Disease of external nose and epistaxis: disease of
external nose. Disease of ear, nose and throat. 1st edition. India: Jaypee
Brothers Medical Publishers (P) Ltd. 2013: p 290-291.
11. Dahle KW, Sontheimer RD. The Rudolph sign of nasal vestibular
furunculosis: Questions raised by this common but under-recognized nasal
mucocutaneous disorder. Dermatology Online Journal. 2012; 18(3): 6-7.
8
12. Sawitri, Listiawan MY, Rosita C. Selulitis. Dalam: Pedoman Diagnosis Dan
Terapi Departemen/SMF Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin FK UNAIR/RSU
Dr. Soetomo Surabaya. Surabaya: Airlangga University Press. 2005. hal. 39-
40.
14. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta: PB IDI. 2017. hal.
278-279.
15. Budiman BJ, Irfandy D, Huriyati E, Lestari DY. Trombosis Sinus Kavernosus
Akibat Komplikasi Furunkulosis Hidung. Jurnal Kesehatan Andalas. 2017;
6(1): 231-3.