Anda di halaman 1dari 12

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN

REFERAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Juli 2015

Diagnosis dan Penatalaksanaan


Melasma

OLEH :
Arsyil Ardiman Mirwan
C 111 11 144

PEMBIMBING :
dr. Asvina Anis Anwar
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :

Nama

: Arsyil Ardiman Mirwan

NIM

: C111 11 144

Referat

: Diagnosis dan Penatalaksanaan Melasma

Universitas

: Hasanuddin

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar.

Makassar, 23 Juli 2015

COASS

(Arsyil Ardiman Mirwan)

PEMBIMBING

( dr.Asvina Anis Anwar )

A. Pendahuluan
Melasma

adalah

kelainan

kulit

dalam

bentuk

hipermelanosis yang bersifat kronik dan erat kaitannya


dengan hormon. Sesuai dengan asal kata melasma yang
berarti hitam dalam bahasa Yunani, melasma ditandai
dengan adanya hiperpigmentasi dan hipermelanosis pada
kulit, utamanya pada bagian wajah yang sering terpapar
sinar ultraviolet (UV) yang terjadi terutama akibat induksi
hormon dan genetik[1][2].
B. Definisi
Melasma ini memiliki batas yang tegas dan sampai
saat ini, memiliki tiga pola klinis yaitu: (1) centrofacial,
yang berarti terletak di daerah tengah wajah seperti dahi
dan pipi; (2) malar, yang berarti terletak di daerah sekitar
lipatan-lipatan malar seperti lipatan nasolabial dan leher;
dan (3) mandibular, yang berarti terletak di daerah sekitar
mandibula. Ketiga pola ini merupakan predileksi utama
pada melasma[2].
Melasma sampai saat ini dikaitkan dengan hormonal,
oleh karenanya, melasma lebih banyak didapatkan pada
perempuan dalam usia subur, sedang mengkonsumsi
kontrasespsi

hormonal,

atau

sedang

Hormone-Replacement

Therapy

pemakaian

hormonal

melasma,

kontrasepsi
namun

penghentian

dalam

(HRT).
dapat

konsumsi

terapi

Walaupun
menginduksi
kontrasepsi

hormonal tidak serta-merta memengaruhi atau memerbaiki


kondisi

hiperpigmentasi.

kehamilan

biasanya

Akan

dapat

tetapi,

membaik

melasma

pada

beberapa

bulan

setelah melahirkan. Selain teori hormonal ini, melasma


juga sering dikaitkan dengan gen dan paparan sinar UV[2][3].

Kondisi hipermelanosis pada melasma ini jika diamati


di

bawah

Lampu

epidermal-dermal,

Wood,
sehingga

akan

memberi

gambaran

pada

penatalaksanaannya,

obat-obatan hipopigmentasi terbukti efektif[2].

C. Diagnosis
a. Anamnesis
Pada anamnesis, baik ditanyakan mengenai
riwayat konsumsi obat hormonal seperti konsumsi
kontrasepsi hormonal maupun sedang dalam terapi
HRT. Hal ini disebabkan oleh karena adanya teori
yang mengatakan bahwa peningkatan hormon dapat
menginduksi terjadinya melasma. Riwayat lain yang
penting untuk digali adalah adanya riwayat serupa
dalam keluarga, karena beberapa teori mengatakan
bahwa melasma merupakan kelainan kulit yang
terpaut

gen,

tersebut,

dan

apakah

mengenai
pekerjaan

pekerjaan
pasien

pasien

merupakan

pekerjaan outdoor yang menyebabkan paparan sinar


UV menjadi sering atau tidak?[2][3]
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, dapat kita lakukan
pemeriksaan efloresensi kulit pada daerah predileksi.
Efloresensi

yang

hiperpigmentasi
fungsi

baik

didapatkan

yang

sensoris,

tidak

berupa

makula

mengalami

kelainan

motoris,

maupun

otonom.

Makula berbatas tegas dan memiliki tepi ireguler.[2][3]


c. Pemeriksaan Penunjang
Tidak banyak pemeriksaan penunjang yang
dilakukan pada melasma. Data klinis dan anamnesis

sudah cukup memberi informasi untuk menegakkan


diagnosis. Pemeriksaan penunjang bisa dilakukan
dengan 2 cara yaitu : Pemeriksaan histopatologi dan
Pemeriksaan

Lampu

Wood.

Pemeriksaan

histopatologi diperlukan pemeriksaan secara patologi


anatomi dengan sampel biopsi kulit. Pemeriksaan
dengan Lampu Wood bertujuan menspesifikkan suatu
keadaan melasma yang akan menentukan seperti
apa bentuk penatalaksanaannya. Hasil pemeriksaan
akan dibagi menjadi 3 tipe yaitu tipe Epidermal, tipe
Dermal, dan tipe Campuran.[2][3]
D. Diferensial Diagnosis
Diagnosis banding dari melasma meliputi kelainankelainan pada pigmen.[2][4]
a. Riehls Melanosis
Memiliki gambaran histopatologi infiltrat inflamasi
pada

bagian

perivaskuler

epidermis-dermis
limfositik

yang

dan

infiltrat

disertai

dengan

gangguan inflamasi. Pigmentasi bercak berwarna


coklat muda sampai coklat tua terutama di dahi dan
malar. Dapat meluas hingga dada, leher, dan kulit
kepala, serta tempat-tempat yang sering terkena
sinar matahari seperti tangan dan lengan.
b. Horis Nevus
Memperlihatkan pigmen dermal seperti bintik-bintik
atau

pigmentasi

kebiruan

atau

wajah

yang

keabu-abuan

berwarna
yang

coklat-

ditemukan

umumnya pada wanita Asia. Bilateral nevus Ota yang


berhubungan dengan onset yang lama, mengenai
bilateral pada daerah zygoma dan tidak melibatkan
mukosal melanosit.
c. Post-Inflammatory Hyperpigmentation (PIH)

Pada umumnya pasien datang dengan keluhan utama


berupa bercak hitam, bintik hitam, perubahan warna
kulit, dan noda. Pasien dengan PIH mempunyai
riwayat klinikal atau subklinikal atau riwayat trauma
kutaneus

inflamasi. PIH ialah hasil dari respon

patofisiologi dari inflamasi kutaneus seperti akne,


dermatitis atopik, liken planus, dan psoriasis.
d. Erythema Dyschromicum Pertans (Ashy Dermatosis)
Dermatosis yang berwarna abu-abu mulai muncul
pada dekade pertama dan kedua, terjadi juga pada
area yang terlindungi maupun yang tak terlindungi.
Pertama kali ditemukan di El Savador kemudian
meluas ke Venezuela dan menyebar ke beberapa
negara. Asal nama ashy dermatosis ini karena
dermatosis yang berwarna ke abu-abuan ini oleh
warga El Savador disebut los cenicientos ( yang
berwarna keabu-abuan).
e. Minocycline Pigmentation
Pigmentasi terjadi dalam jangka lama dan jarang
terjadi, biasanya disertai dengan riwayat penggunaan
minocycline sebagai terapi pada acne vulgaris. Pada
pemeriksaan
berwarna

histopatologik
coklat

ditemukan

kehitaman

yang

granula
diduga

mengandung besi dan kalsium.


f. Ephelid
Sering juga disebut freckles, biasanya diturunkan
secara autosomal dominan. Makula hiperpigmentasi
berwarna coklat terang yang timbul pada kulit yang
sering terkena sinar matahari. Pada musim panas
jumlahnya akan bertambah lebih besar dan gelap,
sedangkan pada musim dingin akan berkurang.
g. Lentigo Senilis

Makula hiperpigmentasi pada daerah yang terbuka,


biasanya pada orang tua. Sering bersama makula
depigmentasi,

ekimosis

senilis,

dan

degenerasi

aktinik yang kronik. Kadang terlihat pada punggung


tangan. Pemeriksaan histopatologik
terpisahnya

geligi

epidermal

berbentuk

seperti

menunjukkan

dan

pemukul

lapisan

basal

baseball

dan

hiperpigmentasi adanya peningkatan melanosit.


Beberapa jurnal juga menambahkan beberapa diagnosis
banding lainnya untuk melasma, antara lain Addisons
Disease,

Drug-induced

Photosensitivity,

Mastocytosis,

Poikiloderma of Civatte.
E. Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan melasma adalah menghambat
melanogenesis, dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu Mengurangi jumlah sinar UV yang mengenai kulit,
Mengurangi

aktivitas

enzim

tirosinase,

Mengurangi

aktivitas melanosit seperti hidroquinon - asam azaleat dan


Menggunakan antioksidan reaktif seperti asam askorbat. [4]
[5]

Pengobatan bisa dilakukan melalui 3 cara yaitu :


a. Pengobatan secara Topikal
Hidroquinon
Hidroquinon dipakai dengan konsentrasi 2-5% untuk
terapi melasma. Hidroquinon menghambat konversi
dari DOPA (Dihidroksi Phenil Alanin) terhadap melanin
dengan menghambat aktivitas dari enzim tirosinase.
Cara pemakaian yang dianjurkan adalah pengolesan
1 kali sehari pada malam hari selama bebrapa jam
pada minggu pertama, kemudian ditingkatkan dan
digunakan sepanjang malam. Pada pagi dan siang
hari dianjurkan menggunakan tabir surya. Agar

efektif,

hidroquinon

harus

digunakan

setidaknya

selama 2 bulan, karena biasanya respon awal berupa


depigmentasi nampak dalam waktu 6-8 minggu dan
dapat diteruskan sampai 4 bulan. Efek sampingnya
adalah

dermatitis

kontak

iritan

atau

alergik.

Penggunaan yang lebih lama dapat menimbulkan


efek samping yang tidak diinginkan, terutama pada
konsentrasi tinggi, berupa Okronosis yaitu pigmentasi
berbentuk jala pada wajah, yang biasanya mengenai
pipi, dahi, dan daerah periorbita.
Asam Retinoat
Mekanisme kerjanya belum jelas, namun diduga
menghambat induksi tirosinase. Asam retinoat 0,1%
terutama digunakan sebagai terapi tambahan atau
terapi kombinasi. Krim tersebut juga dipakai pada
malam hari karena pada siang hari dapat terjadi

fotodegradasi.
Asam Azeleat
Pengobatan dengan asam azeleat 20% selama 6
bulan memberikan hasil yang baik. Efek sampingnya

berupa rasa panas, gatal dan eritema ringan.


Asam Kojik (Kojic Acid)
Asam kojik diproduksi oleh jamur Aspergiline oryzae
dan berperan sebagai inhibitor tirosinase. Doubleblind

study

membandingkan

penggunaan

Asam

Glikolik 5% dan Hidroquinon 4% dengan penggunaan


Asam Kojik 4% selama 3 bulan. Baik kedua kombinasi
membuktikan efektifitas yang hampir sama dalam
mengurangi sebanyak 51% pigmentasi dari pasien.
Penelitian lain, membuktikan bahwa perbaikan pada
melasma mulai tampak setelah 1 bulan pengobatan
berdasarkan skor MASI (Melasma Area Severity

Index) dan efek samping yang terjadi relatif ringan


berupa kemerahan pada kelompok Asam kojik 4%
Pada kelompok HIdroquinon 4% dilaporkan timbulnya
rasa panas dan kemerahan pada hari ke 14 dan kulit
kering yang disertai sedikit pengelupasan kulit, yang
kesemuanya menghilang dalam waktu 1-14 minggu.
b. Pengobatan secara Sistemik
Asam Askorbat / Vitamin C
Vitamin C memiliki efek mengubah melanin bentuk
oksidasi

menjadi

melanin

bentuk

reduksi

yang

berwarna lebih cerah dan mencegah pembentukan


melanin dengan mengubah DOPA kinon menjadi
DOPA.
c. Tindakan Khusus
Pengelupasan Kimiawi (Chemical Peels)
Pengelupasan kimiawi dapat membantu pengobatan
kelainan

hiperpigmentasi.

Pengelupasan

kimiawi

dilakukan dengan mengoleskan asam glikolat topikal


dan krim asam salisilat.
Bedah Laser
Bedah laser dengan menggunakan laser Q-switched
pigment-spesific lasers dan laser ablasi, akan tetapi
penggunaan terapi ini masih menjadi perdebatan
para ahli. Metode laser ini sedang berada dalam
masa perkembangan, dengan munculnya jenis-jenis
laser yang dipakai untuk melakukan pembedahan
pada melasma, antara lain adalah Q-Switched Ruby
Frictional Laser dengan panjang gelombang 694nm
dan Low-fluenced Q-Switched Nd-YAG Laser dengan
panjang gelombang 1064nm. Pada awalnya teknik
bedah laser ini tidak begitu efektif, karena beberapa
kasus kembali terjadi hipermelanosis, namun kini

telah banyak studi-studi mengenai teknik bedah laser


ini.[6][7]
Mikrodermabrasi
Merupakan prosedur yang aman dan efektif dalam
mencerahkan melasma pada tipe kulit orang Asia,
dapat selesai dalam 6 kali perawatan dengan interval
1-2 minggu. Akan tetapi harus dilakukan dengan hatihati karena dapat merusak melanosit yang dimana
dapat

meningkatkan

produksi

pigmen

dan

menggelapkan melasma.
F. Prognosis
Pengobatan melasma memiliki respon yang cukup
lama dan pada mereka yang mendapatkan hasil yang baik
dari pengobatan, pigmentasi mungkin muncul kembali
pada paparan sinar matahari musim panas dan atau
karena

faktor

hormonal,

kontrol

yang

teratur

serta

kerjasama yang baik antara penderita dan dokter yang


menanganinya akan mengurangi nilai kekambuhan.
G. Kesimpulan
Melasma merupakan suatu kelainan hipermelanosis
pada kulit yang bersifat kronik. Sesuai dengan asal kata
melasma yang berarti hitam dalam bahasa Yunani,
melasma ditandai dengan adanya hiperpigmentasi pada
kulit, utamanya bagian wajah yang sering terpapar sinar
ultraviolet (UV). Melasma sampai saat ini dikaitkan dengan
hormonal,

oleh

karenanya,

melasma

lebih

banyak

didapatkan pada perempuan dalam usia subur, sedang


mengkonsumsi kontrasespsi hormonal, atau sedang dalam
terapi Hormone-Replacement Therapy (HRT). Walaupun
pemakaian
melasma,

kontrasepsi
namun

hormonal

penghentian

dapat

konsumsi

menginduksi
kontrasepsi

hormonal tidak serta-merta memengaruhi atau memerbaiki


kondisi

hiperpigmentasi.

kehamilan

biasanya

Akan

dapat

tetapi,

membaik

melasma

pada

beberapa

bulan

setelah melahirkan. Selain teori hormonal ini, melasma


juga sering dikaitkan dengan gen dan paparan sinar UV.
Pengobatan melasma memiliki respon yang cukup lama
dan pada mereka yang mendapatkan hasil yang baik dari
pengobatan, pigmentasi mungkin muncul kembali pada
paparan sinar matahari musim panas dan atau karena
faktor hormonal, kontrol yang teratur serta kerjasama yang
baik antara penderita dan dokter yang menanganinya akan
mengurangi nilai kekambuhan.

Daftar Pustaka
1. Reddy AJ, Kumar P, Sawant SR, Jain SK. Endocrinological
Evaluation of Melasma in Females of WesternUttar Pradesh
Region. Int J Sci Stud 2014;2(6):59-61.

2. Rook's Textbook of Dermatology. 8 ed: Wiley-Blackwell.


p.58.34; 73.26-8.
3. Andrews Desieases of the Skin:Clinical Dermatology. 10
ed. Saunders. P.854-5.
4. Chen et al. Quality of Randomized Controlled Trials
Reporting in the Treatment of Melasma Conducted in China.
Trials 2015;16(156):1-6
5. Altaei: The treatment of melasma by silymarin cream. BMC
Dermatology 2012 12:18.
6. Ji Hoon Sim YLP, Jong Suk Lee, Sung Yul Lee, Won Bok Choi,
Hyun Jo Kim, Jung Hoon Lee. Treatment of Melasma by Lowfluenced 1064 nm Q-Switched Nd:YAG Laser. Journal of
Dermatology Treatment. 2014;25:212-7.
7. Hilton et al.: Treatment of melasma in Caucasian patients
using a novel 694-nm Q-switched ruby fractional laser.
European Journal of Medical Research 2013 18:43

Anda mungkin juga menyukai